Kelompok 2 :
Febrianto Kurnia Harmas
2. Fenti Sinaga
3. Fresi Novita Sari
4. Juliantori
5. Miratika
6. Oka Sri Nur Wahyuni
7. Okti Rhama Saputri
8. Rani Annisa
9. Rani Fitria
10. Rendy Saputra
1.
Pengertian
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut
sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya.
Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk
dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic,
cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan
penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum
dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal (Saifudin,
2010).
Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu penyakit tidak menular
yang merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan
penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), disertai sisa
metabolisme (ureum dan kreatinin).
Gagal ginjal akut dikenal dengan Acute Renal Fallure (ARF)
adalah sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi
ginjal secara mendadak (Nursalam, 2006).
Etiologi
a. Pra renal
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperpusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glomeruls. Gagal ginjal akut Pre renal
merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik atau
morfologik pada nefron. Namun bila hipoperfusi ginjal tidak segera
diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA).
Kondisi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Hipovolemik (perdarahan postpartum, luka bakar, kehilangan cairan
dari gastrointestinal pankreatitis, pemakaian diuretik yang berlebih)
2) Fasodilatasi (sepsis atau anafilaksis)
3)Penurunan curah jantung (disaritmia, infark miokard, gagal jantung,
syok kardioenik dn emboli paru)
4)Obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral (emboli, trombosis)
b. Renal
Pada tipe ini Gagal Ginjal Akut timbul akibat kerusakan jaringan ginjal. Kerusakan
dapat terjadi pada glomeruli atau tubuli sehingga faal ginjal langsung terganggu.
Dapat pula terjadi karena hipoperfusi prarenal yang tak teratasi sehingga
mengakibatkan iskemia, serta nekrosis jaringan ginjal Prosesnya dapat
berlangsung cepat dan mendadak, atau dapat juga berlangsung perlahanlahan
dan akhirnya mencapai stadium uremia. Kelainan di ginjal ini dapat merupakan
kelanjutan dari hipoperfusi prarenal dan iskemia kemudian menyebabkan nekrosis
jaringan ginjal. Beberapa penyebab kelainan ini adalah :
1) Koagulasi intravaskuler, seperti pada sindrom hemolitik uremik, renjatan sepsis
dan renjatan hemoragik.
2) Glomerulopati (akut) seperti glomerulonefritis akut pasca sreptococcus, lupus
nefritis, penolakan akut atau krisis donor ginjal.
3) Penyakit neoplastik akut seperti leukemia, limfoma, dan tumor lain yang
langsung menginfiltrasi ginjal dan menimbulkan kerusakan.
4)Nekrosis ginjal akut misal nekrosis tubulus akut akibat renjatan dan iskemia
lama, nefrotoksin (kloroform, sublimat, insektisida organik), hemoglobinuria dan
mioglobinuria.
5)Pielonefritis akut (jarang menyebabkan gagal ginjal akut) tapi umumnya
pielonefritis kronik berulang baik sebagai penyakit primer maupun sebagai
komplikasi kelainan struktural menyebabkan kehilangan faal ginjal secara
progresif.
c. Pascarenal / Postrenal
GGA pascarenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin
cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Etiologi
pascarenal terutama obstruksi aliran urine pada bagian distal
ginjal, ciri unik ginjal pasca renal adalah terjadinya anuria, yang
tidak terjadi pada gagal renal atau pre-renal. Kondisi yang umum
adalah sebagai berikut :
1) Obstruksi muara vesika urinaria: hipertropi prostat< karsinoma
2) Obstruksi ureter bilateral oleh obstruksi batu saluran kemih,
bekuan darah atau sumbatan dari tumor (Tambayong, 2000).
Klasifikasi
Patofisiologi
Patofisiologi
AKI
Renal
Pada AKI renal, terjadi kelainan vaskular yang sering
menyebabkan nekrosis tubular akut (NTA), dimana pada NTA
terjadi kelainan vaskular dan tubular
AKI
Post Renal
Merupakan 10% dari kejadian keseluruhan AKI. AKI post renal
disebabkan oleh obstruksi intrarenal dan ekstra renal.
(Sudoyo dkk, 2007)
1)Obstruksi intrarenal
Terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide) dan
protein (mioglobin dan hemoglobin) (Sudoyo dkk, 2007)
2)Obstruksi ekstrarenal
Dapat terjadi pada pelvus ureter oleh obstruksi intrinsik
(tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik (keganasan
pada pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung
kemih (batu, tumor, hipertrofi/keganasan prostat) dan uretra
(striktura). (Sudoyo dkk, 2007)
WOC
Manifestasi Klinis
Pucat
(anemia)
Oliguria
Edema
Hipertensi
Muntah
Letargi
Decomp cordis
Edema paru
Aritmia
(akibat hiperkalemia)
Perdarahan GIT
Penurunan kesadaran
Kejang
Koma
Komplikasi
1. Hiperkalemia
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit gagal ginjal akut diantaranya meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terapi farmakologis
7.
Penatalaksanaan Keperawatan
Melakukanperawatankulit
Pengkajian
1. Anamnesis
Pada pengakajian anamnesis data yang diperoleh yakni identitas klien
dan identitas penanggung jawab, identitas klien yang meliputi nama, usia,
jenis
kelamin, pekerjaan, serta diagnosa medis. Penyakit Gagal Ginjal Akut
dapat
menyerang pria maupun wanita dari rentang usia manapun, khususnya
bagi
orang yang sedang menderita penyakit serius, terluka serta usia dewasa
dan
pada umumnya lanjut usia. Untuk pengkajian identitas penanggung jawab
data
yang didapatkan yakni meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan
si
penderita.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah miksi terasa sesak dan sedikit-sedikit.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada TTV
sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada fase oliguri sering
didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami
peningkatan dimana frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan suhu
tubuh dan denyut nadi. tekanan darah terjadi perubahan dari hipetensi
rinagan sampai berat.
b. Pemeriksaan Pola Fungsi
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
Urinalisis didapatkan warna kotor, sedimen kecoklatan menunjukkan
adanya
darah, Hb, dan myoglobin. Berat jenis <1.020 menunjukkan penyakit ginjal,
pH urine >7.00 menunjukkan ISK, NTA, dan GGK. Osmolalitas kurang dari
350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal dan rasio urine : serum sering
1 : 1.
b. Pemeriksaan BUN dan kadar kreatinin
c. Pemeriksaan elektrolit
d. Pemeriksan pH
5. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah
komplikasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dialisis
b. Koreksi hiperkalemi
c. Terapi cairan
d. Diet rendah protein, tinggi karbohidrat
e. Koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat dan dialisis.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
Intervensi
No
Dx Kep
Kelebihan
volume
cairan
berhubun
gan
dengan
kerusakan
fungsi
ginjal
Tujuan&KH
Intervensi
Rasional
a. Pengkajian
merupakan dasar
dan data dasar
berkelanjutan
untuk memantau
perubahan dan
mengevaluasi
intervensi
b. Perubahan ini
menunjukkan
kebutuhan dialisa
segera.
c. Pembatasan cairan
akan menentukan
berat badan ideal,
haluaran urinedan
respons terhadap
terapi.
d. Pemahaman
meningkatkan
kerjasama pasien
dan keluarga
Intoleran
si
aktivitas
berhubun
gan
dengan
anemi
dan nyeri
sendi
sekunder
terhadap
gagal
ginjal
Setelah
a. Kaji
dilakukan
kebutuhan
tindakan
pasien dalam
selama ..x24
beraktifitas
jam
dan penuhi
diharapakan
kebutuhan
berpartisipasi
ADL
dalamaktivita b. Kaji tingkat
syangdapat
kelelahan
ditoleransi
c. Identifikasi
factor
Kriteria hasil :
stess/psikolo
a.
gis yang
Berkurangnya
dapat
keluhan lela
memperbera
b.
t
Peningkatan
d. Ciptakan
keterlibatan
lingkungan
pada aktifitas
tengan dan
social
periode
istirahat
tanpa
gangguan
e. Bantu
aktifitas
3 Nutrisi
kurangdari
kebutuhant
ubuhberhu
bunganden
gananoreks
ia, mualdan
muntah,
pembatasan
diet,
danperubah
an
membran
mukosamul
ut.
Setelah
dilakukan
tindakan
selama ..x24
jam
diharapakan
mempertahan
kan masukan
nutrisiyanga
dekuat
a. Kaji / catat
pemasukan diet
b. Kaji pola diet
nutrisi pasien:
Riwayat diet,
Makanan
kesukaan,
Hitung kalori
c. Kaji faktor yang
berperan dalam
merubah
Kriteriahasil:
masukan nutrisi:
a.
Anoreksia, mual
Mempertahan
dan muntah,
kan/meningka
Diet yang tidak
tkan berat
menyenangkan
badanseperti
bagi pasien,
yangdiindikasi
Depresi, Kurang
kan oleh
memahami
situasi
pembatasan diet
individu.
d. Berikan makan
b. Bebas
sedikit tapi
oedema
sering
a. Membantu dalam
mengidentifikasi
defisiensi dan
kebutuhan diet.
Kondisifisik umum
gejala uremik dan
pembatasan diet
multiple
mempengaruhipem
asukan makanan.
b. Pola diet dahulu
dan sekarang dapat
dipertimbangkan
dalam
menyusunmenu.
c. Menyediakan
informasi mengenai
faktor lain yang
dapat diubah atau
dihilangkan untuk
meningkatkan
masukan diet.
d. Meminimalkan
anoreksia dan mual
sehubungan
e. Berikan pasien /
orang terdekat
daftar makanan /
cairan yang
diizinkan
dandorong
terlibat dalam
pilihan menu.
f. Tinggikan
masukan protein
yang
mengandung nilai
biologis tinggi :
telur,susu,
daging.
g. Timbang berat
badan harian
e. Memberikan
pasien
tindakan
kontrol dalam
pembatasan
diet.
Makanandan
rumah dapat
meningkatkan
nafsu makan.
f. Protein
lengkap
diberikan
untuk
mencapai
keseimbangan
nitrogen
yangdiperluka
n untuk
pertumbuhan
dan
penyembuhan
.
g. Untuk
membantu
Ansietas
berhubun
gan
dengan
kurangny
a
pengetah
uan
tentang
penyakit
nya
Setelah
a. Kaji tingkat
dilakukan
kecemasan
tindakan
klien
selama ..x24
b. Berikan
jam
penjelasan
diharapakan
yang akurat
ansietasberkur
tentang
angdenganada
penyakit.
nyapeningkata c. Bantu klien
npengetahuant
untuk
entang penykit
mengidentifik
dan
asi cara
pengobatan.
memahami
berbagai
Kriteria hasil:
perubahanaki
a.
bat
Mengungkapkan
penyakitnya
pemahaman
d. Biarkan klien
tentangkondisi,
dan keluarga
pemeriksaandia
mengekspresi
gnostic dan
kan perasaan
rencana
mereka.
tindakan.
e. Manfaatkan
b. Sedikit
waktu
melaporkan
kunjangan
a. Menentukan derajat
efek dan kecemasan.
b. Klien dapat belajar
tentang penyakitnya
serta penanganannya,
dalam rangka
memahami dan
menerima diagnosis
serta konsekuensi
mediknya.
c. Klien dapat memahami
bahwa kehidupannya
tidak harus
mengalamiperubahan
berarti akibat penyakit
yang diderita.
d. Mengurangi beban
pikiran sehingga dapat
menurunkan rasa
cemas dandapat
membina kbersamaan
sehingga perawat lebih
mudah
untukmelaksanakan
intervensi berikutnya.
Thanks You