Anda di halaman 1dari 68

Topik Bahasan

Manajemen Bencana
Kesiapsiagaan
Perencanaan dalam
Penanganan Bencana

Bencana

(disaster)

Suatu kejadian, yang disebabkan


oleh alam atau karena ulah
manusia, terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan-lahan, sehingga
menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, harta benda dan
kerusakan lingkungan; kejadian ini
terjadi di luar kemampuan
masyarakat dengan segala
sumberdayanya.

KESIAPAN

Kajian Kilat/
RHA
RENCANA
KONTIJENSI

Peringatan
Dini

Peninjauan

TANGGAP DARURAT
RENCANA
OPERASIONAL

Pemulihan
Darurat

Update
Penilaian
Resiko

RENCANA
REHAB

RENCANA
KESIAPAN

MITIGASI

back to 3

REHABILITASI

Pengalaman
Pra Bencana :
kurang diperhatikan,
kesiapsiagaan kurang, Bencana terjadi pada waktu kita tidak siap
Pada saat kondisi darurat :
Panik berkepanjangan
Tidak tahu apa yang harus diperbuat
Koordinasi kacau, kewenanganan tidak jelas
Stress (diri, famili/Keluarga, tetangga menjadi korban)
Distribusi bantuan kacau
Ketidakpercayaan pada pemerintah
Tekanan Media
Isu yang menyesatkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab
Semua ingin membantu tapi tidak banyak yang bisa diperbuat
Keamanan terganggu
Kondisi Pasca Bencana:
Pemulihan Fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan berjalan lambat, dan
tidak menyeluruh
Bantuan hanya sebatas pada masa tanggap darurat
Bantuan tidak merata
Psikososial tidak tertangani secara tuntas, menyisakan depresi yang
mendalam

Terjadinya Bencana
Pemicu

Ancaman
Bahaya

RISIKO
BENCANA

Kerentanan

BENCANA

Jenis Bencana

Geologi

Teknologi

Gempabumi, tsunami, Kecelakaan


transportasi,
longsor, gerakan tanah
industri

Hidro-meteorologi

Banjir, topan, banjir


bandang,kekeringan

Kebakaran,kebakar
an hutan,
penggundulan
hutan.

Biologi
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan

Lingkungan

Sosial
Konflik, terrorisme

Sekumpulan kondisi dan atau


suatu akibat keadaan (faktor
fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh
buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan
penanggulangan bencana.

Kebijakan:
Adanya kebijakan pembangunan yang tidak
mempertimbangkan PRB, tidak ada kebijakan PRB
Fisik:
Prasarana dasar, konstruksi, bangunan
Ekonomi:
Kemiskinan, penghasilan, nutrisi,
Sosial:
Pendidikan,kesehatan, politik, hukum,
kelembagaan
Lingkungan:
tanah,air, tanaman, hutan, lautan

Bahaya merupakan fenomena atau


kondisi yang sulit untuk dirubah atau
diperbaiki.
Kerentanan merupakan situasi/sikap/
perilaku individu/masyarakat yang
relatif dapat dilakukan perubahan.
Oleh karena itu Pengurangan Risiko
Bencana dapat dilakukan dengan cara
memperkecil kerentanan.

BAHAYA DAN KERENTANAN

Bahaya

Kerentanan

Risiko = Hazard (bahaya) x Vulnerability (kerentanan)/


Capacity (kemampuan)

Bahaya

Bencana

Kerentanan

PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Bahaya

Kerentanan

KEBAKARAN DI INDUSTRI BAHAN BAKU PLASTIK, 2004

PULAU-2 DISEKITAR BATAM MENJADI PEMBUANGAN B3.

Hazard Mapping, Indonesia


NAD
2,3,4,5,6,7,13
,14

W. Kalimantan
1,3,8,4,6,10,9,5,11,
13,14

C. Kalimantan
6.10,8,9,3,11,7,
14

S. Kalimantan
3,10,5,13,14

E. Kalimantan
3,10, 8,9,5,14

Gorontalo
3,14

C. Sulawesi
2,3,6,9,7,13,14

N. Sumatra
3,4,7,14
W Sumatra
1,2,
3,4,8,11,14
Bangka Belitung
3,14

S. Sulawesi
3,4,6,7,13,14
S.E Sulawesi
3,6,14

S. Sumatra
3,4,14

N.Maluku
2,4,6,7,9,13,14

Riau
3,5,7,8,14

Papua
2,3,4,6,7,9,11,13,1
4

Kep Riau
14

3
Lampung
2,3,14

Maluku
2,3,6,7,9,11,13,14

Bengkulu
2,4,14

NTT
1,3,6,9,11,2,13,4,5,
14

Jambi
3,14
Banten
2,3,5,12,14

N. Sulawesi
1,3,8,2,4,11,13,14

Jakarta
3,4,6,7,9, 14

W, Java
2,3,4,5,6,7,11,
14

C. Java
1,2,3,4,5,9,11,
12,14

Jogyakarta
1,11,14

E. java
1,2, 3,5,6,7,9
,11,12,13,14,

Bali
2,3,4,6,7,9,14

NTB
3,6,2,9,4,5,11,7,14

Type of Emergency and Disaster


1.
2.
3.
4.

Volcano
Earthquake
Flood
Landslide

5. Hurricane
6. Conflict
7. Terrorism
8. Environment Pollution

9. Disease outbreak
10. storm
11. Drought
12. Industrial Accident

13. Tsunami
14. Transportation
Accident

Hi! How About Us ?

Bird Flu Pandemic

Manajemen Bencana
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan berkaitan dengan
bencana yang dilakukan pada
sebelum, pada saat dan setelah
bencana.

MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN

MANAJEMEN
KEDARURATAN

MANAJEMEN
PEMULIHAN

PRA BENCANA

SAAT BENCANA

PASCA BENCANA

Pra
Bencana

Tanggap Darurat

Pasca
Bencana

Siklus Penanganan Bencana


BENCANA

TANGGAP
DARURAT

KESIAPSIAGAAN

MITIGASI

PEMULIHAN

PENCEGAHAN

SIKLUS MANAJEMEN BENCANA


BENCANA

Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan

Pencegahan
dan Mitigasi

Pemulihan

Isu penting
Pergeseran paradigma dan
pendekatan penanggulangan
bencana dari:

Tanggap darurat ke Pengurangan


Risiko
Sektoral menjadi Terpadu
Sentralistis ke Desentralisasi
Tugas Pemerintah ke Berbasis
Komunitas
Konvensional ke Holistik

27

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TUJUAN
UMUM:
Terwujudnya komitment masyarakat dalam
menghadapi bencana.

KHUSUS :

Terwujudnya kesiapan dan kemampuan


masyarakat dalam upaya PB.
Terwujudnya kesadaran masyarakat
dalam melaksanakan upaya PRB
Terwujudnya masyarakat akrab bencana.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MERUPAKAN
UPAYA FASILITASI PROSES DI MANA INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT:

MENGAMBIL TG-JAWAB ATAS DIRI, KELUARGA


DAN MASY DALAM PRB
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTK BERPERAN
DLM UPAYA PRB BAGI DIRI SENDIRI DAN MASY,
SHG TERMOTIVASI UTK MENGENAL MASALAH,
MERENCANAKAN DAN MEMECAHKAN MASALAH
SESUAI POTENSI YANG DIMILIKI
MENJADI PELAKU/PERINTIS DALAM UPAYA PRB
DAN MENJADI PEMIMPIN PENGGERAKAN MASY YG
DILANDASI SEMANGAT GOTONG ROYONG,
KEBERSAMAAN, DAN KEMANDIRIAN

PENYELENGGARAAN UPAYA KESIAPSIAGAAN & PENANGGULANGAN

RAPID HEALTH ASSESSMENT


EVALUASI / NEED ASSESSMENT

Renops

BENCANA

X
KESIAPSIAGAAN

MEDICAL
RESPONSE

PASCA BENCANA

PUBLIC HEALTH RESPONSE :

CONTINGENCY
PLAN
PERENCANAAN
KEDARURATAN

AIR BERSIH DAN SANITASI


SURVAILANS.
PEMBERANTASAN PENYAKIT & IMMUNISASI
PELAYANAN KESEHATA N DASAR
GIZI, KESEHATAN REPRODUKSI,
KESEHATAN JIWA, DLL

Apa arti Kesiapsiagaan?

Mampu mengenali ancaman dan


memprediksi sebelum terjadinya bencana
Mampu mencegah bencana, jika
mungkin.
Jika tidak, mampu mengurangi
dampaknya
Jika terjadi bencana, mampu
menanggulangi secara efektif.
Setelah bencana terjadi, mampu pulih
kembali.

Tahap Kesiapsiagaan
Ada 9 kegiatan dalam tahap kesiapsiagaan:

Penilaian Risiko (risk assessment)


Perencanaan Siaga (contingency planning)
Mobilisasi Sumberdaya (resource mobilization)
Pendidikan dan Pelatihan (training &
education)
Koordinasi (coordination)
Mekanisme Respon (response mechanism)
Peringatan Dini (early warning)
Manajemen Informasi (information systems)
Gladi / Simulasi (drilling/simulation)

Penilaian Risiko

Identifikasi ancaman
(hazard),
kerentananan
(vulnerability)
Analisis Risiko
Bencana
Tentukan tingkat
Risiko
Buat Peta Risiko
Bencana

Contoh : pemetaan hazard


A N Y E R - C IL E G O N - M E R A K - P U L O A M P E L IN D U S T R IA L A R E A

S u r a la y a P o w e r
1,800 M W
+ 1,800 M W
S a n ta F e

A nye r

S U N D A S T R A IT S

R o d e a S B R (3 0 , 0 0 0 M T Y )
S ato m o M o n o m e r
S u l f i n d o A d i u s a h a N a O H ( 2 1 5 , 0 0 0 M T Y ),
E D C (2 6 5 , 0 0 0 M T Y )
C L2
( 2 0,000 M TY )
V C M (4 0 0 , 0 0 0 M T Y )
S t y r e n e M o n o m e r I n d . S M ( 1 0 0 ,0 0 0 M T Y t o 2 0 0 , 0 0 0 M T Y )
S a to m o P o l y m e r
R e d e c o / P o l y c h e m P S (3 2 , 0 0 0 M T Y )
P V C (1 0 5 , 0 0 0 M T Y )
M u l ti s i d i a
G T P e tr o M E G ( 2 1 6 , 0 0 0 M T Y ),
S h o w a E s te r i n d o
S B R ( 6 0 , 0 00 M T Y )
E t h y l A c e t a t e (5 0 , 0 0 0 M TY )
C o n t C a r b o n I n d C B (2 4 , 0 0 0 M T Y )
Tr an s B ak rie

P o rt

R i s ja d B r a s a li
E P S ( 1 5 , 0 0 0 M T Y ), S A N ( 1 5 , 0 0 0
M T Y ) , A B S (2 0 , 0 0 0 M T Y )

M e rak

P .P a n ja n g

G o ld e n K e y

P. M e rak

B u a n a S u lf i n d o
S ta to m e r P V C (8 2 , 0 0 0 M T Y )

P r o i n t a il
U n g g u l In d a h A B ( 2 1 0 , 0 0 0 M T Y )
P I P I /D O W
P S ( 4 8 , 0 0 0 M T Y ), S B L (3 0 , 0 0 0 M T Y )
M itsu b ish iC h em ical
Cilegon M etering
P T A (5 0 0 , 0 0 0 M T Y )
Station
P E N I P E (4 4 0 , 0 0 0 M T Y )
A M O C O M i ts u i P T A (3 5 0 , 0 0 0 M T Y )
N a O H ( D ry ) (2 8 5 , 0 0 0
C L2
( 2 2,000
ED C
( 8 0,000
VC M
(4 0 0 , 0 0 0
PVC
(2 8 5 , 0 0 0
H C L
( 4 2,000

M TY )
M TY )
M TY )
M TY )
M TY )
M TY )

K S P o rt
S u b a In d a h

L a u ta n

O t s u k a H y d r a z in

SP I J

T O L L R O AD ' 95

U AP
B H P

C ab o t
S iem e n s

KS

A ir L i q u i d

C il e g o n

D a i s ta r
B an ten P o rt

AR C O P P G (2 5 , 0 0 0 M T Y )
P o l y p r im a P T A (4 0 0 , 0 0 0 M T Y )
P o l y p e t P E T (1 0 0 , 0 0 0 M T Y )
As a h i m a s

P . S a n g h ia n g

K DL

NG Header
Pipeline 24"

K S R o ad '95
Ja w a M an is

S o u t h C il e g o n B y - P a s s ' 9 8

H y d ra te ( 4 , 0 0 0 M T Y )

D o n g j i n H y d r a z in H y d ra t e ( 7 , 0 0 0 M T Y )
T r i P o l y t a P P (3 5 0 , 0 0 0 M T Y )
S r iw i

C handra
A sri

N ip p o n Sh o k u b ai
A c ry l i c A c i d
E th y l A c r y l at e
N -B t h y l A c r y la t e
2 -E t h y l h e x y l A c ry la t e

(60,00 0 M TY )
( 20 , 0 0 0 M T Y )
(40,00 0 M TY )
(4 0 , 0 0 0 M T Y )

An ye r

E x is t in g R o a d
N e w T o ll R o a d
New Seco ndary Ro ads
P ip e L in e

14.05.2007

Utun Sutrisna

34

Risiko

Manajemen Risiko
Risiko
Kapasitas
Global
Warming
Climate
Changes

Hazard

Development
Vs
Developing
kerentanan

Risiko = Hazard x

Kerentanan/Kapasitas

Terjadinya Bencana
Pemicu

Ancaman
Bahaya

RISIKO
BENCANA

Kerentanan

BENCANA

MENGELOLA RISIKO ???

1. MENGURANGI BENCANA/HAZARD (upaya


pencegahan)
2. MENURUNKAN KERENTANAN (upaya
mitigasi)
3. MEMBANGUN KAPASITAS (upaya
kesiapsiagaan)

Rencana Kontinjensi

Tentukan satu jenis ancaman


Buat Skenario Kejadian
Susun Kebijakan
Penanganan
Kaji Kebutuhan
Inventarisasi Sumberdaya
Buat Perencanaan setiap
Sektor
Uji kaji dan mutakhirkan

Mobilisasi Sumberdaya

Inventarisasi semua
Sumberdaya yang
dimiliki oleh
Daerah / Sektor
Identifikasi
Sumberdaya yang
Tersedia dan Siap
Digunakan
Identifikasi
Sumberdaya dari
Luar yang dapat
dimobilisasi untuk
keperluan darurat

SOS
PU

KES

BMG

TNI
BNPB

HUB

POL

LSM

PMI
SAR

Pendidikan dan Pelatihan

Melakukan
pendidikan di
sekolah-sekolah dan
Melakukan pelatihan
secara kontinyu:
Manajerial
Teknis operasional

Koordinasi

siapa yang
komandan dan
mengkoordinasikan
????

Mengapa perlu koordinasi dalam situasi


krisis/bencana?
UN

INGOs
NGOs

Private
Sectror

Local
Groups

Media
Individual

We already have too


many challenges to
manage.
So many of them
coming now.
Who are they?
What can they help?
When can they do
it?
Where can they go?
Why they came?
How can I manage?

Mekanisme koordinasi
Pusat

Provinsi
BNPB/BPBD
Kab/Kota

Kecamatan

lingkaran
koordinasi
oleh berbagai lembaga

Koordinasi BNPB/BPBD dengan instansi


lain, dalam bentuk:

Penyusunan kebijakan dan strategi PB


Penyusunan perencanaan PB
Penentuan standar kebutuhan
minimum.
Pembuatan protap tanggap darurat
bencana.
Pengurangan risiko bencana.
Pembuatan peta rawan bencana.
Penyusunan anggaran PB
Penyediaan sumber daya/logistik PB.
Diklat, geladi / simulasi.

Koordinasi seperti di Orchestra

Koordinasi penyelenggaraan PB
dilakukan melalui kerjasama dengan
lembaga/organisasi dan pihak lain
terkait.
Rakor PB dilakukan minimal 1 x/th
atau sewaktu-waktu:
BPBD
BPBD
BPBD

Kab/Kota --- instansi lain.


Prop.
--- instansi lain.
Prop BPBD Kab/Kota

PERAN BNPB / BPBD


MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
KOORDINASI
KOMANDO
KOORDINASI

PENCEGAHAN
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN

EMERGENCY
RESPONSE
PEMULIHAN

PRA BENCANA

SAAT BENCANA

PASKA BENCANA

ORGANISASI BNPB
PRESIDEN RI
Kepala
BNPB

Unsur Pengarah
10 Pejabat Pemerintah
Eselon I/setingkat
9 Anggota
Masyarakat Profesional

Unsur Pelaksana

Terdiri atas personil yang


profesional dan ahli dibidangn

STRUKTUR ORGANISASI BNPB


KEPALA
BNPB
INSPEKTORAT
UTAMA

SEKRETARIAT
UTAMA

INSPEKTORAT I

INSPEKTORAT II

Kel. Jabatan
Fungsional

Kel. Jabatan
Fungsional

DEPUTI BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN

UPT
UNSUR
PENGARAH

BIRO
PERENCANAAN

PUSAT
DIKLAT PB

BIRO
KEUANGAN

BIRO
HUKUM DAN
KERJASAMA

BIRO
UMUM

PUSAT
DATA, INFORMASI
DAN HUMAS

DEPUTI BIDANG
PENANGANAN
DARURAT

DEPUTI BIDANG
REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI

DEPUTI BIDANG
LOGISTIK DAN
PERALATAN

DIREKTORAT
PENGURANGAN
RISIKO BENCANA

DIREKTORAT
TANGGAP
DARURAT

DIREKTORAT
PENILAIAN
KERUSAKAN

DIREKTORAT
LOGISTIK

DIREKTORAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

DIREKTORAT
BANTUAN
DARURAT

DIREKTORAT
PEMULIHAN &
PENINGKATAN FISIK

DIREKTORAT
PERALATAN

DIREKTORAT
KESIAPSIAGAAN

DIREKTORAT
PERBAIKAN
DARURAT

DIREKTORAT
PEMULIHAN &
PENINGKATAN
SOSIAL EKONOMI
DIREKTORAT
PENANGANAN
PENGUNGSI

UPT
UPT
UPT

B P B D
UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2007
Pasal 5 :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggungjawab
penyelenggaraan PB.
Pasal 18 :
Pemerintah Daerah membentuk BPBD.
- Tingkat Propinsi dipimpin seorang pejabat setingkat
di bawah Gubernur/setingkat eselon I.b.
- Tingkat Kabupaten/Kota dipimpin seorang pejabat
setingkat di bawah Bipati/Walikota/setingakt eselon II.a
Pasal 25 :
Pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi dan tata
kerja BPBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

SUSUNAN ORGANISASI UNSUR


PELAKSANA BPBD PROVINSI
KEPALA
Unsur Pengarah

Unsur Pelaksana

- INSTANSI (IIa) 6
org
- PROFESIONAL / AHLI
5 org

Kepala Pelaksana BPBD


(IIa)
Sekretaria
t (IIIa)
Subbag
(IVa)

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Bidang
Pencegahan &
Kesiapsiagaan
(IIIa)

Seksi
(IVa)

Bidang
Kedaruratan &
Logistik
(IIIa)

Subbag
(IVa)

Subbag
(IVa)

Bidang Rehabilitasi
& Rekonstruksi
(IIIa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

SUSUNAN ORGANISASI UNSUR


PELAKSANA BPBD KAB./KOTA
KEPALA

TIPE A

Unsur Pengarah

Unsur Pelaksana

- INSTANSI
- PROFESIONAL / AHLI

Kepala Pelaksana BPBD


(IIb)
Sekretaria
t (IIIb)
Subbag
(IVa)

Kelompok Jabatan
Fungsional

Bidang
Pencegahan &
Kesiapsiagaan
(IIIb)

Seksi
(IVa)

Bidang
Kedaruratan &
Logistik
(IIIb)

Subbag
(IVa)

Subbag
(IVa)

Bidang Rehabilitasi
& Rekonstruksi
(IIIb)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

Seksi
(IVa)

SUSUNAN ORGANISASI UNSUR


PELAKSANA BPBD KAB./KOTA
KEPALA

TIPE B

Unsur Pengarah

Unsur Pelaksana

- INSTANSI
- PROFESIONAL / AHLI

Kepala Pelaksana BPBD


(IIIa)
Sekretaria
t (IVa)

Kelompok Jabatan
Fungsional

Seksi Pencegahan
& Kesiapsiagaan
(IVa)

Seksi Kedaruratan
& Logistik
(IVa)

Seksi Rehabilitasi
& Rekonstruksi
(IVa)

Dapatkah kita bekerjasama ?


??Lintas
Unit/ LSM/
Lembaga
Lain.

KEPALA
UNIT
KERJA

Peringatan Dini
Penyampaian informasi
yang tepat waktu dan
efektif, melalui
kelembagaan yang
jelas, sehingga
memungkinkan setiap
individu yang terancam
bahaya dapat
mengambil langkah
untuk menghindari
atau mengurangi risiko
dan mempersiapkan
diri untuk melakukan
upaya tanggap darurat
yang efektif.

Mekanisme Respon

Menyiapkan Posko
Menyiapkan Tim
Reaksi Cepat
Mempunyai Prosedur
Tetap
Menentukan Incident
Commander
Melakukan upaya
penanganan di luar
prosedur rutin

Manajemen Informasi

Ciptakan sistem informasi yang


mudah diakses, dimengerti dan
disebarluaskan.
Informasi yang disampaikan harus:
Akurat (accurate)
Tepat waktu (timely)
Dapat dipercaya (reliable)
Mudah dikomunikasikan (communicable)

Gladi / Simulasi

Untuk menguji tingkat


kesiapsiagaan, perlu
dilakukan uji
lapangan berupa gladi
atau simulasi.
Gladi atau Simulasi
harus dilakukan
secara berkala, agar
masyarakat dapat
membiasakan diri.

Perencanaan dalam PB

Rencana Penanggulangan Bencana


(disaster management plan )
Rencana Kedaruratan
(emergency response plan)
Rencana Kontinjensi
(contingency plan)
Rencana Operasi Kedaruratan
(emergency operation plan)
Rencana Pemulihan
(recovery plan)

Perencanaan dalam Penanganan


Bencana

Rencana
Kontinjensi
Kesiapsiagaan

Rencana
Manajemen
Bencana

Pencegahan &
Mitigasi

Tanggap
Darurat

Pemulihan

Rencana
Operasi

Rencana
Pemulihan

Rencana Penanggulangan Bencana


(RPB)

Dilakukan pada tahap sebelum


bencana
Berisi tentang berbagai ancaman,
kerentanan, sumberdaya yang
dimiliki, pengorganisasian dan peran
fungsi masing-masing unit kerja.
Dapat berfungsi sebagai panduan
atau arahan bagi penyusunan
rencana sektoral.

Rencana Kontinjensi

Dibuat segera setelah diidentifikasi adanya


ancaman (hazard) tertentu di suatu
wilayah
Disusun berdasarkan suatu skenario
bencana yang diperkirakan akan terjadi
Dibuat asumsi dan perhitungan kebutuhan
Disusun jadwal berdasarkan skenario yang
disepakati
Harus selalu diperbarui / dimutakhirkan

Rencana Operasi

Merupakan penerapan dari rencana


kontinjensi yang diberlakukan pada
saat terjadi kedaruratan.
Rencana Operasi tidak selalu sesuai
dengan keadaan nyata di lapangan,
sehingga rencana kontijensi perlu
disesuaikan secara berkala.

Rencana Pemulihan

Pemulihan merupakan awal upaya


pembangunan kembali dan menjadi bagian
dari pembangunan pada umumnya. Oleh
karena itu perencanaannya merupakan
bagian dari perencanaan pembangunan.
Penyusunan rencana ini harus terintegrasi
dalam perencanaan pembangunan sektor.
Penyusunan rencana berdasarkan skala
prioritas

Ringkasan

Manajemen Bencana meliputi 4 tahap:

Perencanaan dalam penanganan bencana:

Pencegahan dan Mitigasi


Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat
Pemulihan
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Manajemen Bencana
Kedaruratan
Kontinjensi
Operasi
Pemulihan

Rencana Kontinjensi merupakan perencanaan


dalam tahap kesiapsiagaan

Anda mungkin juga menyukai