PERUNGGASAN DI
INDONESIA
Tataniaga Perunggasan
Sektor Hulu
Sektor Farm
Sektor Hilir
Sektor Hulu
Sektor Farm
Peternakan
Peternakan
Peternakan
Peternakan
Sektor Hilir
2007
2008
2009
Ayam
broiler
(ton)
942786
1018734 1101767
Ayam
petelur
(ton)
58,162
57,274
59,073
Ayam
kampung
(ton)
294889
273548
itik (ton)
44105
30980
Puyuh &
Merpati
(ton)
Tdk
terpatau
2010
2011
2012
2013
2014
57712
62146
66050
77134
80946
247725
267636
25783
26002
28184
33610
36154
36889
2008
2012
2013
2014
Industri Perunggasan
menghadapi MEA 2015
Kelemahan :
a.Daya saing masih rendah terutama jika harus
berhadapan dengan produk sejenis
b.Biaya pakan unggas di Indonesia 10 20% lebih
mahal daripada di Malaysia dan Thailand,
padahal mereka tidak memiliki bahan baku
semuanya didatangkan dari negara lain.
c.Masih banyak yang berkecimpung di sisi hulu
d.industri penunjang perunggasan, sebagian
besar berbentuk Penanaman Modal Asing
(PMA).
Kekuatan
Indonesia memiliki industri penunjang
peternakan ayam ras : adanya
perusahaan pembibitan ayam,
perusahaan pakan ternak, industri
obat hewan, dan perusahaan
peralatan peternakan (farm facilities)
yang tersebar di berbagai daerah.
Sumber daya alam dan manusia yang
mencukupi
Peluang
Terjun pada sektor hilir lewat pengelolaan
makanan menjadi hal yang paling
memungkinkan. Peluang bagi pengusaha
ternak bermodal besar dan peternak kemitraan,
tapi juga peternak mandiri
Industri perunggasan di Indonesia harus dapat
meningkatan efisiensi produksi dan
pembenahan distribusi atau pemasarannya.
dapat membuka lapangan kerja baru bagi
seluruh lapisan masyarakat (skilled dan
unskilled labour di pedesaan
Industri perunggasan
topang investasi
peternakan nasional
Namun,peran masyarakat di
peternakan mulai pulih pada 2014
lalu, realisasi investasi sudah
tercatat Rp 928 miliar.
Kontras dengan investasi pemerintah
di sektor peternakan yang tercermin
dalam APBN selama periode yang
sama yang berkisar antara Rp 1,1
tiliun-Rp 2,7 triliun
Tahun 2015
ekspor daging dan telur
1. Indonesia telah berhasil swasembada
daging ayam agar tidak over supply
2. Konsumsi dalam negeri masih sedikit,
konsumsi nasional daging ayam 2014
sebesar 8 kg per kapita per tahun.
Sementara produksi daging ayam dapat
mencukupi hingga 15 kg per kapita per
tahun. Konsumsi ayam di negara ASEAN
mencapai 12 kg-15 kg per kapita per
tahun
2.GPS
3.PS
Breeding Pedaging
1.Pure line
2.GPS
3.PS
16)
Budidaya
1.Petelur: 2,243
2.Pedaging
: 1,944
3.Unggas lain
: 53
GPS 5
4
6
7
PS 38
45
59
60
Budidaya
106 108
118 106
Jumlah
151 159
184 176
Kartel ayam itu disinyalir dikuasai oleh empat perusahan yang
menguasai bisnis ayam di Indonesia yakni Japfa Comfeed
Indonesia, Charoen Pokphand Indonesia, Sierad Produce dan
Cargill Indonesia. Mereka menguasai bisnis hulu dan hilir.
4
3
9
11
GPS
PS
15
24
36
42
Budidaya
122 164
157
154
Jumlah
145 191
202
209
Tahun 2009
Breeder petelur
Breeder pedaging
Budidaya petelur
: 122
Budidaya pedaging : 94
Status permodalan: 2009
2010
2011
2012
2013
PMA
11
28
36
119
108
PMDN
83
89
112
85
167
Lainnya
: 189
216
203
197
124
Jenis
komoditi
2010
2011
2012
2.726
Hasil ternak
unggas(kg)
E: 26.021
I: 704.169
E: 900
I : 586.219
E: 1.266.209
I : 5.426.414
E : 1.344.087
I : 6.722.640
E: 236.880
I : 704.128
Jenis komoditi
Ekspor
Bahan pangan
Ayam (ton)
Telur konsumsi
(ton)
2006
2007
2008
25
3,0
38,9
0,05
8,7
1.182,2
0
0
23
0
3,4
90,2
0,1
Final Stock yaitu jenis ayam yang tidak untuk dikembang biakkan lagi, hanya
dipelihara dalam satu siklus produksi.
Untuk DOC broiler (ayam niaga pedaging) selama maksimal 8 minggu (sekarang
hari, sedangkan untuk DOC layer (ayam niaga petelur) selama 73-80 minggu.
Ayam ras komersial merupakan hasil kemajuan teknologi pemuliaan ternak (animal
breeding), baik melalui persilangan beberapa bangsa ayam atau galur murni (pre
bred/line). Ayam jenis ini memiliki karakteristik yaitu produktivitas tingi, tahan penyakit
dan memiliki sifat-siaft unggul.
Dengan tumbuh pesatnya industri perunggasan, maka tumbuh spesialisasi industri
yaitu pembibitan (animal breeder), penetasan (hatchery), pemotongan/pemrosesan
ayam pedaging, telur tetas, telur konsumsi, pakan ternak, obat-obatan hewan, sarana
produksi dan sebagainya.
dan
Peternakan rakyat yang jumlahnya lebih banyak dari pabrikan besar tersebut kini
mulai tersingkir. Padahal sebelumnya peternakan rakyat inilah yang sebelumnya
menguasai pasar, namun kini menjadi terpinggirkan. Hal ini disebabkan karena
peternakan rakyat belum menggunakan teknologi modern yang membutuhkan
investasi besar
Sejumlah produsen besar seperti Sierad Produce, Charoen Pokphand Indonesia,
Japfa Comfeed Indonesia, telah mengembangkan pola kemitraan dengan
menjalin kerjasama dengan perternakan rakyat. Perusahaan besar tesebut
menyiapkan dana awal untuk membuka usaha peternakan rakyat, produsen
memberi fasilitas pemeliharaan dan sapronak (sarana produksi peternakan)
seperti bibit DOC, pakan, obatan-obatan, vitamin. Sedangkan. tugas sebagai
peternak hanyalah mengusahakan agar anak ayam (DOC) tetap sehat dan
panen tepat waktu ( peternak sebagai buruh dikandang sendiri).
Sistem Kemitraan
1.Penetapan harga kontrak
2.Skala usaha
3.Agunan
4.Adanya insentif bila feed convertion ratio (FCR) memenuhi standar perusahaan
umumnya sekitar 1% atau akan mendapatkan 30% dari selisih harga kontrak
dengan harga pasar.
Jenis pola kemitraan:
Kemitraan di Indonesia memiliki konsep contract farming antara produsen pakan
ternak besar dengan para peternakan rakyat. Konsep kemitraan secara umum
yaitu seorang peternak memelihara ayam untuk sebuah perusahaan yang
terintegrasi secara vertikal. Ada dua pihak yang terlibat dalam kemitraan, yakni
peternak dan perusahaan. Biasanya peternak menyediakan tanah, kandang,
peralatan dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan menyediakan bibit berupa
DOC (day old chicken), pakan, obat-obatan dan pengarahan manajemen.
2. Japfa Comfeed
Japfa Comfeed (JC) berdiri pada 1971 dan bergerak dalam bidang industri
pakan ternak. Pemegang
saham
JC
terdiri
dari
Pacific Focus
4. Malindo Feedmill
5. Sierad Produce Tbk (salah satu produsen pakan ternak terbesar di Asia
Tenggara
6. PT. Super Unggas jaya
dll