DISUSUN OLEH :
USMAN MAULANA
12030115410034
12030115410073
Rr. CAHYANING12030115410080
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 23 Tahun 2014 memberikan amanah
kepada pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya secara mandiri. Untuk
mendukung penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, diperlukan suatu
anggaran atau dana daerah yang memadai. Untuk memperoleh anggaran
daerah yang memadai tersebut, daerah melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerahnya, khususnya Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Dalam pengelolaan PAD perlu adanya pemeriksaan agar pengelolaan berjalan
secara optimal. Pemeriksaan atas Pendapatan Asli Daerah bertujuan untuk
mengetahui, menguji, dan menilai apakah informasi keuangan atas pendapatan
daerah telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atas
pendapatan yang menjadi hak daerah yang bersangkutan, telah diterima tepat
waktu, tepat jumlah, dicatat dan dipertanggungjawabkan dan untuk mengetahui
apakah pengelolaan pendapatan daerah telah mematuhi persyaratan kepatuhan
terhadap peraturan perundangan yang berlaku
PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas PAD kota X TA 2015 terdapat permasalahanpermasalahan yang salah satunya adalah pengelolaan penerimaan pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan kurang memadai dan terdapat peraturan walikota
yang belum diterbitkan dalam pengelolaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
dengan uraian sebagai berikut :
1. Proses penetapan
Terdapat ketetapan SPPT PBB yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan
Terdapat persetujuan angsuran pembayaran tidak sesuai ketentuan
Terdapat penyimpanan uang secara tunai atas angsuran pembayaran PBB dan
uang pokok tunggakan pajak WP yagn mengajukan penghapusan sanksi
administrasi
2. Proses penagihan
3. Peraturan walikota belum diterbitkan
BAB III
LANDASAN TEORI
Pendapatan Daerah
Definisi
Semua
penerimaan
uang
melalui rekening kas umum
daerah
yang
menambah
ekuitas dana lancar yang
merupakan hak pemerintah
daerah dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah.
(UU Nomor 33 Tahun 2004)
Sumber-Sumber
Pendapatan Daerah
yang diterima
oleh pemerintah daerah atas
segala sumber-sumber atau
potensi yang ada pada daerah
yang
harus
diolah
oleh
pemerintah daerah dalam
memperoleh
pendapatan
daerah
yang
dipungut
berdasarkan peraturan daerah
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan.
(UU Nomor 33 Tahun 2004)
Sumber-Sumber
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Sumber-Sumber
Pajak Daerah
Definisi
Kontribusi
wajib
kepada
Daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk
keperluan
Daerah
bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(UU Nomor 28 Tahun 2009)
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Mineral bukan Logam
dan Batuan
Pajak Parkir
Pajak Air Tanah
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan, dan
Pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan
Retribusi Daerah
Sumber-Sumber
Retribusi Daerah
Definisi
Jenis pemeriksaan
1. Pemeriksaan
Keuangan
2. Pemeriksaan
Kinerja
3. Pemeriksaan
Dengan Tujuan
Tertentu
konsep dasar
audit
(konsepsi
auditing)
Proses audit :
1.Perencana
an
2.Pelaksana
an
3.Pelaporan
Tanggungjawab
managemen
entitas, auditor,
organisasi auditor
1
Pemeriksaan
pendahuluan
Pengujian terbatas
Organisasi
Kebijaksanaan
Perencanaan
Prosedur Kerja
Pencatatan/pelapo
ran
Pemeriksaan APIP
Pengujian terinci
Analisa dan evaluasi
kelemahan dan
permasalahan sistem
pengelolaan PAD yang telah
diidentifikasi
Memperoleh bukti-bukti
pendukung secara lengkap
dan akurat
Mendiskusikan secara tuntas
hal-hal penting bermasalah
Menyusun Lembaran
Temuan Pemeriksaan
BAB IV
PEMBAHASAN
Uraian
Tujuan
Audit
Entitas
Pemerintah Kabupaten X
Lingkup
Audit
Sasaran
dan
Cakupan
Audit
Metode
Audit
Lingkungan Pengendalian
Pemda X belum sepenuhnya menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian
yang mendukung penerapan SPI yang memadai dalam lingkungan kerjanya,
Kondisi :
Integritas dan Nilai Estetika belum memiliki kode etik yang spesifik dan tertulis
yang dituangkan dalam Perkada
penegakan disiplin PNS mengacu pada PP Nomor 3 Tahun 2004 tentang Disiplin
PNS, Perkada Nomor 3/2014 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penegakan
Disiplin PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten X
Perubahan Perda SOTK belum diikuti dengan Perubahan Perkada tentang Uraian
Tugas sehingga menyulitkan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya
Komitmen Terhadap Kompetensi Keterbatasan jumlah pegawai yang berkompeten
dalam bidang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja
Gaya Operasi dan Filosofi Manajemen belum sepenuhnya menerapkan prinsip
kehati-hatian. terlihat dari tidak adanya monitoring terhadap isian SPTPD oleh WP
dan adanya WP yang tidak menyampaikan laporan omzet sebagai dasar pengisian
SPTPD.
TEMUAN AUDIT
Pengelolaan PBB P2 Kurang Memadai, terdapat ketidak sesuaian
kondisi dengan ketentuan pada proses Penetapan dan Penagihan
Terdapat ketetapan SPPT PBB yang tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Kondisi ini mengakibatkan nilai pajak yang seharusnya
dibayar tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya dibayar
Terdapat persetujuan angsuran pembayaran tidak sesuai ketentuan,
persetujuan angsuran diberikan oleh Kasi PBB dan BPHTB, Kondisi
ini bertentangan dengan Perda tentang PBB P2, bahwa pemberian
persetujuan angsuran dilakukan oleh Kepala Daerah
Terdapat penyimpanan uang secara tunai atas angsuran
pembayaran PBB dan uang pokok tunggakan pajak WP yang
mengajukan penghapusan sanksi administrasi,
Rekomendasi
Kesimpulan
Audit Pendapatan Asli Daerah bertujuan untuk mengetahui dan menilai serta
memberikan simpulan apakah pengelolaan PAD telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Serta
untuk menilai apakah potensi pendapatan yang ada telah dioptimalkan menjadi
PAD.
Proses audit atas PAD dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu pemeriksaan
pendahuluan, pengujian terbatas dan pengujian terinci.
Dari hasil audit yang dilaksanakan pada Kabupaten X telah dihasilkan temuan
audit dari proses perbandingan antara kriteria (praktek yang diharapkan)
dengan kondisi (fakta/keadaan sebenarnya), berikut penyebab terjadinya
perbedaan, dan akibat yang mungkin ditimbulkannya. Langkah terakhir yang
dapat diambil oleh auditor berkenaan dengan hal tersebut adalah menyusun
rekomendasi yang akan diberikan kepada manajemen (auditee) berdasarkan
temuan audit tersebut.
Rekomendasi tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi,
manajemen atau auditee mampu mengimplementasikan rekomendasi yang
diberikan oleh auditor, rekomendasi harus sesuai dengan sifat operasi auditee,
rekomendasi harus mempertimbangkan asas biaya-manfaat dan rekomendasi
harus merepresentasikan jangka waktu dalam menyelesaikan/mengatasi
masalah.
Terimakasih
DISKUSI
ROMLAN
Apakah menurunkan target PAD untuk mengejar insentif upah
pungut pada perubahan APBD dapat dilakukan audit?
Tanggapan : Muhsin, Respati, Ngasiran, Sodikin,
SUYAMTO
Terhadap temuan piutang yang dimungkinkan tak tertagih,
bagaimana langkah tindak lanjutnya?
Tanggapan : Tutik,
TUTIK
Apa titik krusial dalam audit PAD mempertimbangkan waktu yang
terbatas?
Tanggapan : Sodikin, Muhsin, Riki,