Anda di halaman 1dari 10

Bullwhip Effect

Atau Whiplash effect merupakan


suatu keadaan dimana permintaan
dari customer mengalami perubahan
baik semakin banyak maupun sedikit
sehingga menyebabkan (distorsi)
informasi permintaan antara anggota
rantai pasok.

Faktor Penyebab Bullwhip


Effect
Forecast error
Leadtime variability
Tidak ada komunikasi dan koordinasi
yang jelas antar anggota supply
chain
Batch ordering
Fluktuasi harga
Product promotion

Dampak Bullwhip Effect

Case 2 : Changing
Demand in
Periodic 10%
Increases and
Later in 10%
Decreases

Case 1 : Stable
Demand with a
Single 5% Change
in Demand

Two Cases with Models of Simple


Supply Chain

Case 1 : Stable Demand with a Single 5% Change in Demand

BAGIAN CHIKA

Case 2 : Changing Demand in


Periodic 10% Increases and Later
in 10% Decreases

Tabel-tabel berikut menampilan data


sebuah item dengan pertumbuhan
penjualan sebesar 10% tiap periode
untuk 4 periode dan mengalami
penyusutan 10% tiap periode untuk
4 periode berikutnya.

Kebijakan 1

Kedua tahap dalam rantai kerja memiliki prinsip untuk tetap


menyimpan stok satu periode permintaan.
Sebagai contoh pada periode 2, penjualan 110 unit menghasilkan
pemesanan dan pengiriman untuk dibawa pada stok permulaan
pada periode 3 untuk level yang diinginkan dari 110 units
tersebut.
Tabel tersebut jelas menunjukkan adanya bullwhip effect yaitu
penjualan yang meningkat 46% (100 ke 146) kemudian turun 35%
(146 ke 95). Pemesanan ke manufaktur mengalami kenaikan 59%
(100 ke 159)kemudian menurun 47% (159 ke 84). Sedangkan
pemesanan ke suppliler juga mengalami kenaikan 73% (100 ke
173) kemudian mengalami penurunan 58% (173 ke 73).

Kebijakan 2
Kedua tahap dalam rantai kerja memiliki prinsip untuk tetap
menyimpan stok dua periode permintaan.
Sebagai contoh pada periode 2, penjualan 110 unit
menghasilkan nilai stok akhir 90 unit, yang kemudian dikoreksi
oleh pemesanan dan pengiriman dari 130 unit utnuk dibawa ke
permulaan stok pada periode 3 pada level yang diinginkan dari
110 unit tersebut.
Tabel tersebut jelas menunjukkan adanya bullwhip effect yaitu
penjualan yang meningkat 46% (100 ke 146) kemudian turun
35% (146 ke 95). Pemesanan ke manufaktur mengalami
kenaikan 72% (100 ke 172)kemudian menurun 58% (172 ke
173). Sedangkan pemesanan ke suppliler juga mengalami
kenaikan sebesar 102% (100 ke 202) kemudian mengalami
penurunan 100% (202 ke 0). Namun mengalami kekosongan
pada periode 6.

Kedua skenario tersebut kemudian


menghasilkan variabilitas stok yang
beragam dan pesanan produksi

Retailer sering melakukan promosi produk secara


tiba-tiba pada periode yang sama. Walaupun
akhirnya dapat meningkatkan permintaan, namun
pada akhirnya customer akan melakukan
penurunan pembelian pada periode berikutnya dan
ketidakpastian pada supply chain akan meningkat.

Hal ini juga berdampak pada kegiatan produksi


(manufaktur). Terlihat dari contoh sebelumnya
bahwa supplier melakukan pemberhentian untuk
beberapa minggu ketika pemesanan di supply
chain paling akhir mengalami pengurangan.

Anda mungkin juga menyukai