Anda di halaman 1dari 18

Islam Masalah Harta dan Jabatan

Disusun oleh:
Lutfhi lupita
Novianty diah nursyafitri
Siti nurjanah

Pengertian
Harta atau al maal menurut Wahbah Zuhaili,
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
mendatangkan ketenangan dan dapat dimiliki
manusia dengan sebuah upaya baik itu berupa
zat maupun manfaat
Di dalam islam harta terbagi atas 2 jenis, yaitu:
Harta haram
Harta halal

Harta dapat membuat orang punya jabatan,


sebaliknya jabatan kadang-kadang dikejar
orang untuk memperoleh harta. Sebagai
diin Allah yang nenjadi rahmat bagi
semesta alam sudah barang tentu Islam
memiliki perhatian yang sangat serius dan
mempunyai tata aturan yang jelas mengenai
harta dan jabatan. Harta dan jabatan dapat
mengantarkan seseorang kepada kemuliaan,
tetapi dapat pula membuat seseorang
menjadi hina. Tergantung bagaimana
manusia itu memandang dan menyikapinya.

Next...

Jabatan Menurut bahasa, jabatan artinya


sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang
diemban. Semua orang yang punya tugas
tertentu, kedukan tertentu atau terhormat
dalam setiap lembaga atau institusi lazim
disebut orang yang punya jabatan.

Harta dan Jabatan Sebagai Amanah


dan Karunia Allah
Hakikat harta dan dan jabatan adalah
merupakan amanah dan karunia Allah. Disebut
sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan
tersebut didapat bukan semata-mata karena
kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan
karunia dari Allah, juga sejatinya bukan
dimaksud untuk kesenangan pribadi
pemiliknya, tetapi juga buat kemaslahatan
orang lain.

Karena harta dan jabatan adalah amanah, maka harus


dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan
dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Al-Quran dan hadis selalu mengingatkan bahwa
harta itu juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti
Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:



Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu
itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di
sisi Allah-lah pahala yang besar.

Harta dan jabatan yang halal serta digunakan dengan


baik akan membawa manfaat dan barokah, sedangkan
harta dan jabatan yang disalah gunakan atau diperoleh
dengan tidak halal akan menjadi fitnah bahkan musibah.
Sehubungan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:





( "17763) " "
. "
Rasul bersabda :Sebaik baik harta yang soleh adalah
yang dimiliki oleh orang yang soleh. HR Ahmad dan
IbnuHibban. (Musnah Ahmad 29/16 hadits 17763 dan
sohihIbnuHibban 8/6) Dijelaskan bahwa hadits ini
adalah sohih

Kewajiban Mencari Harta

harta sangat berguna buat manusia, bahkan bukan hanya


untuk kehidupannya di dunia, tetapi juga untuk
kepentingan di akhirat. Kepentingan di dunia
maksudnya seperti untuk makan, minum, pakaian,
rumah tempat tinggal, biaya pengobatan, pendidikan
dan sebagainya. Sedangkan kepentingan akhirat
maksudnya seperti untuk bisa kita berinfak, berzakat,
berwakaf, menunaikan ibadah haji dan sebagainya.Oleh
sebab itu manusia diperintahkan untuk bekerja keras
atau berusaha dalam rangka mencari harta buat
kebahagiaannya dunia akhirat. Hal ini antara lain
difahami dari Firman Allah yang artinya

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan


Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamumelupakan bahagian mudari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (Al-Qashash ayat 77)

Sikap terhadap Harta dan Jabatan


Disebabkan harta dan jabatan itu adalah
merupakan Amanah dari allah SWT, maka kita
harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila
terhadap harta kita wajib berupaya dan berusaha
mencarinya karena harta merupakan kebutuhan
kita sebagai bahagian dari modal hidup, namun
bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan
itu merupakan amanah, oleh karena itu kita
tidak harus ambisus untuk memperolehnya.

Bagi yang mempunyai kompetensi atau keahlian dan


mempunyai visi misi yang maslahat kelak dalam
jabatannya, maka boleh meminta jabatan, dengan
ketentuan bahwa ia juga tidak boleh terlalu percaya akan
keahliannya, sebaliknya jabatan atau menjaga amanah
bagi yabg tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh
Allah disebut sebagai perilaku zhalim dan bodoh,
sebagaimana Firman allah Surat Al-Ahzab ayat 72 :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat
itu oleh manusia. SesungguhnyamanusiaituAmatzalim
dan Amatbodoh.

Pendayagunaan Harta dan Jabatan


di Jalan Allah

maka harta dan jabatan hendaklah digunakan


bahkan didayagunakan di Jalan alah, yakni dengan
sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan sesuai
dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya. Harta
misalnya hendaklah digunakan selain untuk
kemaslahatan kehidupan duniawi, juga harus
digunakan sebagai infak atau belanja untuk
akhirat. Jabatan juga harus digunakan secara baik
dan penuh amanah, sebab di hari akhirat kelak
jabatan itu akan dipertanggung-jawabkan

Sebagaimana Firman Allah pada Surat Al-Munafiqun


ayat 10 :
dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?.
(Al-Munafiqun ayat 10).

Pandangan Islam Mengenai Harta


Pandangan Islam mengenai harta dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pemiliki Mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka
bumi ini adalah ALLAH SWT. Kepemilikan oleh manusia
bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah
mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuanNya
(QS al_Hadiid: 7).
2. Status harta yang dimiliki manusia adalah sebagai berikut :
. harta sebagai amanah (titipan) dari Allah SWT.
. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan
manusia bisa menikmatinya dengan baik dan tidak berlebihlebihan ( Ali Imran: 14).
.Harta sebagai ujian keimanan.
.Harta sebagai bekal ibadah,

3. Pemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha


(amal) ataua mata pencaharian (Maisyah) yang
halal dan sesuai dengan aturanNya. (alBaqarah:267)
4. Dilarang mencari harta
5. Dilarang menempuh usaha yang haram,

Harta yang Halal dan Haram

A. Harta Halal
Harta yang diperoleh dari warisan
Harta yang diperoleh melalui zakat
Harta terpendam (Harta Karun)
Dan lain-lain seperti upah atau gaji
Setidaknya ada tiga aspek yang perlu dipenuhi dalam harta yang
halal.
Halal materinya
Halal cara memperoleh atau mendapatkannya
Halal dalam manfaatnya
Kesemua aspek ini harus terpenuhi dalam harta yang halal.

Harta haram terbagi atas 2 macam, yaitu :


Haram karena zatnya.
Haram karena cara mendapatkannya.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai