Anda di halaman 1dari 19

TEMA KURIKULUM

SMK
DEWI PUJI ASTUTIK
14050404007
IDA AYU KUSUMANINGTYAS
14050404029

Sejarah Perkembangan
Kurikulum di Indonesia
tujuan pendidikan nasional Indonesia pada
awalnya telah mengalami lima kali perubahan,
mengikuti perubahan dalam suasana kehidupan
kebangsaan.
tujuan pendidikan nasional pada masa awal
kemerdekaan
menanamkan penananman jiwa patriotisme .
karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja
lepas dari penjajahan yang berlangsung ratusan
tahun, dan masih ada gelagat bahwa Belanda
ingin kembali menjajah Indonesia

Dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang


Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah, Bab II pasal 3 dinyatakan,
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah
membentuk manusia susila yang cakup dan
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
Menurut UU No.2 Tahun 1989, kurikulum
yaitu seperangkat rencana dan peraturan,
mengenai isi dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar (Rohman, 2012: 3).

Rencana Pelajaran 1947


Kurikulum ini pada saat itu
meneruskan kurikulum yang sudah
digunakan oleh Belanda karena pada
saat itu masih dalam proses
perjuangan merebut kemerdekaan
ciri utama kurikulum ini adalah lebih
menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan
sejajar dengan bangsa lain.

Rencana Pelajaran
Terurai 1952
Silabus mata pelajarannya jelas sekali.
seorang guru mengajar satu mata
pelajaran, kata Djauzak Ahmad, Direktur
Pendidikan Dasar Depdiknas periode
1991-1995.
Di penghujung era Presiden Soekarno,
muncul Rencana Pendidikan 1964 atau
Kurikulum 1964. Fokusnya pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Pancawardhana).

menjelang tahun 1964 pemerintah


kembali menyempurnakan sistem
kurikulum pendidikan di indonesia
yang diberi nama dengan Rentjana
Pendidikan 1964.
Ciri dari kurikulum ini pembelajaran
dipusatkan pada program
pancawardhana yaitu
pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani.

Kurikulum 1968
bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama.
Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik
yang sehat dan kuat

Kurikulum 1975
tujuan agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. Yang melatarbelakangi
adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang
terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito,
Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan
SD Depdiknas.

Kurikulum 1984
mengutamakan pendekatan proses, tapi
faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut Kurikulum 1975 yang
disempurnakan.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL).

Kurikulum 1994 dan Suplemen


Kurikulum 1999
Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan
Kurikulum 1984, antara pendekatan proses, kata Mudjito
menjelaskan. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari
pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
catur wulan
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan
satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran
sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar

Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan


menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan
pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal
yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke
hal yang kompleks
Pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman

Kurikulum 2004
setiap pelajaran diurai berdasar
kompetensi apakah yang mesti
dicapai siswa.
alat ukur kompetensi siswa, yakni
ujian.

KTSP 2006
Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan
dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga
teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004.
Perbedaan adalah guru lebih diberikan
kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan
dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada

Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek
penilaian, yaitu
aspek pengetahuan
aspek keterampilan
aspek sikap dan perilaku

Pengembangan Kurikulum Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK)
Kurikulum merupakan suatu
rancangan pendidikan yang mana
menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan.
Salah satu tujuan dari pendidikan
adalah untuk mempersiapkan
generasi yang siap terjun ke
lingkungan masyarakat, khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Prinsip Umum
sebagai relevansi ke dalam dan ke
luar.
Fleksibilitas
Kontinuitas
Praktis
Efektivitas

Prinsip Khusus
Prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
media dan alat penagajaran

Komponen Pengembangan
Kurikulum

Tujuan Kurikulum
Materi Kurikulum
Metode
Organisasi Kurikulum
Evaluasi

Penerapan Kurikulum yang Tepat Untuk Sekolah Menengah


Kejuruan (SMK)

Anda mungkin juga menyukai