Letysiana
Lutfi lupita
M.Ridwan Anugerah
Novianty Diah N
Putri kurniawati
Sabhan Ramadhan
HAKEKAT KETUHAN
Filsafat Ketuhananadalah pemikiran tentangTuhan
dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa
yang disebut sebagai pendekatan filosofis. Bagi
orang yang menganut agama tertentu (terutama
agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan
pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para
manusia dengan pendekatan akal budi tentang
Tuhan.
Menurut Descartes, filsaafat ketuhanan adalah
berawal dari fungsi iman, yang pada akhirnya
berguna untuk menemukan Allah. Tanpa iman
manusia cenderung menolak Allah.
b. Malik
Dalam Al-Qur'an, kata Malik di pakai untuk
menunjukan pada Tuhan yang berkuasa
mempunyai, memiliki atau merajai sesuatu.
Alquran surat Al-fatihah(1) ayat 4 menyebutkan:
artinya: "Yang Menguasai Hari Pembalasan".
Sedangkan didalam surat An-Nas (114) ayat 2
menyebutkan:
artinya:"Raja Manusia". secara kronologis, kata
Malik menduduki jabatan kedua setelah Rabb,
artinya apabila Rabb itu menunjuk pada yang
menguasai semua apa yang telah diperbuat-nya
tadi .karena kedua kata itu ditujukan kepada
Allah SWT,maka berarti bahwa Allah SWT itu
pencipta alam dan Dia pula yang menguasainya.
c. Ilaah
Secara etimologis ''llaah'' mempuyai arti
sebagai yang disembah dengan sebenarnya
atau tidak sebenarnya. Apa saja yang disembah
manusia, Dia itu llaah namanya. Ini yang
membedakan seseorang apakah muslim atau
bukan. Sesorang bisa memiliki sesembahan
berhala (kaum peganis), atau api (zoraster)
atau matahari dan banyak lagi.
Apabila manusia menyembah hawa nafsu itulah
llahnya atau Tuhannya yang disembah. AlQur'an surat Al-Furqon(25) ayat 44
menyebutkan:
Artinya:''Terangkanlah Kepada-Ku Tentang
Orang Yang Menjadikan Hawa Nafsunya
Fenomena Mukjizat
Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai
tanda-tanda adanya Allah secara inderawi yang
disebut mukjizat. Mukjizat ini dapat disaksikan atau
didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas
tentang wujud Yang Mengurus para nabi tersebut,
yaitu Allah swt. Karena hal-hal itu berada di luar
kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai
pemerkuat dan penolong bagi para rasul. Ketika
Allah memerintahkan Nabi Musa as. Agar memukul
laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya,
lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur
yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu
menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung.