Anda di halaman 1dari 34

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB.

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN


DENGAN SINDROM DISPEPSIA
FUNGSIONAL PADA REMAJA PUTRI
KELAS XII DI SMAN 1 TUNGKAL
JAYA MUSI BANYUASIN

SUCI RAHMAWATI
NPM.12310450

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Indonesia
- Praktik umum 30%
- Gastroenterologist
Profil kesehatan 60%
2010 /2011 di

Indonesia (WHO)
274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa
penduduk

Indonesia, dispepsia menempati urutan


ke-5 dari 10 besar penyakit terbanyak
dg pasien yg dirawat inap dg jumlah
30.154 kasus (4,9%)

Pola makan
- 44% menurunkan
BB
- 26% diet ketat

Reshetnikov 2001
- Remaja putri 26 %
- Remaja putra 16 %

RUMUSAN MASALAH
Adakah hubungan antara pola makan dengan terjadinya
sindrom dispepsia fungsional pada remaja putri kelas XII di
SMAN 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin?

Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI
Aktivitas fisik dan
Stres psikologis

Pola makan

Kebiasaan

Frekuensi makan

Minuman bersoda

Jeda waktu makan

Kafein

Tindakan diet

Rokok

Porsi makan
Jenis makanan
Dismotilitas
gastrointestinal
Infeksi Helicobacter
pylori
Penyakit sistemik

Sekresi HCL meningkat

Sindrom
Dispepsia

Manifestasi klinis

KERANGKA KONSEP
Variabel
Independent
POLA MAKAN

Variabel
Confounding

Variabel
Dependent
SINDROM
DISPEPSIA

BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Analitik

Waktu Penelitian

Maret 2016

Tempat Penelitian

SMAN 1 Tungkal Jaya, MUBA

Rancangan Penelitian

Cross Sectional

Populasi Penelitian

Seluruh remaja putri kelas XII

Sampel Penelitian

Remaja putri kelas XII di SMA


Negeri 1 Tungkal Jaya yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
Teknik total sampling dengan
jumlah estimasi rumus Slovin 40
sampel


Kriteri

Inklusi

Siswi di SMAN 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin


Siswi kelas XII IPA/IPS
Siswi dengan pola makan buruk
Siswi dengan pola makan buruk tanpa keluhan
Siswi dengan pola makan baik dengan keluhan
Siswi dengan keluhan seperti yang terpapar pada
kriteria diagnosa Rome Criteria III dan Konsensus
Asia-Pasifik (2012)

Kriteria
Siswi yang merokok dan mengkonsumsi minuman
Eksklus bersoda serta kafein rutin dalam 3 bulan terakhir
i
Siswi yg pernah menjalani pemeriksaan endoskopi dan
dinyatakan positif adanya kelainan struktural
Siswi dengan pola makan buruk yang disertai dengan
alarm symptoms dalam 3 bulan terakhir

Definisi Operasional
Variabel

Definisi
Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Pola
makan

Cara seseorang
dalam memilih
dan mengkonsumsi makanan
sebagai tanggapan pengaruh
psikologi, fisiologi, budaya dan
sosial meliputi
jenis makanan,
frekuensi, jeda
waktu makan,
porsi makan dan
tindakan diet.

Memberikan
pertanyaan

Kuesioner

Teratur
(10-20)
Sedang
(21-30)
Tidak
teratur
(31-40)

0: teratur
(baik)
1: sedang
tidak ter
atur
(buruk)

Skala Ukur

Skala ordinal
dengan
memberikan
skoring.
A= 4
B=3
C=2
D=1
Skor tertinggi
adalah 40 dan
skor terendah
adalah 10

Lanjutan...
Variabel

Sindrom
Dispepsia

Definisi
Operasional

Cara Ukur

Sindrom disMemberikan
pepsia merupertanyaan
pakan kumpul- .
an gejala yang
terdiri dari nyeri
ulu hati, mual,
kem-bung,
muntah, rasa
penuh, atau
cepat kenyang
dan sendawa

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

Kuesioner
sesuai
dengan
kriteria
diagnosa
Rome
Criteria III
dan
Konsensus
Asia-Pasifik
(2012)

0 : Positif
jika Ya
minimal 1
pada pertanyaan1-4
atau 2 dari
seluruh
pertanyaan.
1 : Negatif
jika tidak ada
Ya pada
perta-nyaan
1-4 dan
seluruh
pertanyaan

Nominal
dengan
memilih
jawaban
Ya
atau
Tidak

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 4.4 Distribusi Pola Makan Responden di
SMA 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Pola
Makan
Baik
Buruk
Total

Frekuensi

Persentase (%)

25
43
68

36,8 %
63,2 %
100 %

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Makan Responden di


SMA 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Frekuensi
Makan
(kali/hari)

Jumlah
(Orang)

Persentase (%)

3
2
1
Kalau lapar

25
13
3
27

36,8 %
19,1 %
4,4 %
39,7 %

Total

68

100 %

Tabel 4.6 Distribusi Pola Makan Pagi Responden di


SMA 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Makan Pagi
Rutin setiap hari
Kalau ke sekolah
Kalau lapar
Tidak pernah
Total

Frekuensi

Persentase (%)

20
15
24
9
68

29,4 %
22,1 %
35,3 %
13,2 %
100 %

Tabel 4.7 Distribusi Pola Makan Siang Responden di


SMA 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Makan Siang
Rutin setiap hari
Kalau ke sekolah
Kalau lapar
Tidak pernah
Total

Frekuensi

Persentase (%)

34
0
33
1
68

50,0 %
0 %
48,5 %
1,5 %
100 %

Tabel 4.8 Distribusi Pola Makan Malam Responden di


SMA 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Makan Malam
Rutin setiap hari
Kalau ke sekolah
Kalau lapar
Tidak pernah
Total

Frekuensi

Persentase (%)

19
0
46
3
68

27,9 %
0 %
67,6 %
4,4 %
100 %

Tabel 4.9 Distribusi Jeda Waktu Makan Responden di


SMA Negeri 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Jeda Waktu Makan
(jam)
Jeda 4-5 jam
Jeda 6-7 jam
Jeda 8-9 jam
Jeda >10 jam
Total

Frekuensi

Persentase (%)

35
20
11
2

51,5 %
29,4 %
16,2 %
2,9 %

68

100 %

Tabel 4.10 Distribusi Pola Konsumsi Makanan Tambahan


Responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya Musi
Banyuasin

Konsumsi Makanan
Tambahan
Rutin setiap hari
Kadang-kadang
Hanya bila ada kegiatan
Tidak pernah

Frekuensi

Persentase (%)

7
47
8
6

10,3 %
69,1 %
11,8 %
8,8 %

Total

68

100 %

Tabel 4.11 Distribusi Porsi Makan Responden di SMA


Negeri 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Porsi Makanan
Sedikit tapi sering
Secukupnya
Langsung banyak
Sangat sedikit/banyak
Total

Frekuensi

Persentase (%)

6
48
4
10
68

8,8 %
70,6 %
5,9 %
14,7 %
100 %

Tabel 4.12 Distribusi Pola Makan Secara Tergesa-gesa


Responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya
Makan Tergesa-gesa

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak pernah
Hanya jika ada kegiatan
Kadang-kadang
Setiap makan
Total

23
14
28
3
68

33,8 %
20,6 %
41,2 %
4,4 %
100 %

Tabel 4.13 Distribusi Jenis Makanan Yang Sering di Konsumsi


Oleh Responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya
Musi Banyuasin
Jenis Makanan
Manis
Pedas
Asam
Berlemak
Total

Frekuensi

Persentase (%)

18
37
5
8
68

26,5 %
54,4 %
7,4 %
11,8 %
100 %

Tabel 4.14 Distribusi Tindakan Diet Responden di SMA


Negeri 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin
Tindakan Diet
Tidak diet
Diet program kesehatan
Menghindari makan
Diet ketat
Total

Frekuensi

Persentase (%)

39
5
15
9
68

57,4 %
7,4 %
22,1 %
13,2 %
100 %

Tabel 4.15 Distribusi Kejadian Sindroma Dispepsia


Responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya
Musi Banyuasin
Sindrom Dispepsia

Frekuensi

Persentase (%)

Positif

40

58,8 %

Negatif
Total

28
68

41,2 %
100. %

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan


Dispepsia di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya
Keluhan
Nyeri epigastrium
Rasa terbakar epigastrium
Cepat kenyang
Perut begah
Kembung
Mual/Muntah
Sendawa

Frekuensi

Persentase (%)

30
21
27
21
23
23
24

44,1 %
30,9 %
39,7 %
30,9 %
33,8 %
33,8 %
35,3 %

2. Analisis Bivariat
Tabel 4.17 Hubungan Pola Makan dengan Sindrom
Dispepsia Fungsional
Pola

Sindrom Dispepsia
Positif

Makan

Negatif

Total
N

32,0

17

68,0 25

100,0

Buruk 32

74,4

11

25,6 43

100,0

Jumlah 40

58,8

28

41,2 68

100,0

Baik

OR

0,002

0,162

PEMBAHASAN
Berdasakan hasil penelitian yang diperoleh, analisa
menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki pola
makan yang buruk yaitu sebanyak 63,2% sedangkan
responden yang memiliki pola makan baik hanya 36,8%
dari 68 responden (tabel 4.4).
Buruknya pola makan diantaranya dinilai berdasarkan
frekuensi makan sehari-hari, dimana responden sebagian
besar menjawab mereka makan hanya jika merasa lapar
yaitu sebanyak 39,7% (tabel 4.5). Selain itu, jeda waktu
makan responden bervariasi (tabel 4.9), umumnya 4-5
jam (51,5%), bahkan ada yang diatas 10 jam (2,9%).

Dari hasil penelitian, didapatkan angka kejadian


sindrom dispepsia sebesar 58,8% dari 68
responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya Musi
Banyuasin (tabel 4.15) dengan variasi keluhan
yang dirasakan baik dari segi jumlah maupun
dari jenis keluhan, dengan keluhan terbanyak
adalah nyeri epigastrium sebanyak 44,1%.
(tabel 4.16).

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan pola makan dari 68 responden remaja putri di
SMA Negeri 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin didapatkan
bahwa 43 responden memiliki pola makan buruk (63,2%)

Berdasarkan tingkat kejadian sindrom dispepsia dari 68


responden di SMA Negeri 1 Tungkal Jaya didapatkan
sekitar 40 responden positif mengalami gejala sindrom
dispepsia (58,8%) dg keluhan terbanyak nyeri epigastrium
(44,1%).
Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
sindrom dispepsia fungsional pada remaja putri di SMA
Negeri 1 Tungkal Jaya Musi Banyuasin

SARAN
1. Bagi responden hendaknya lebih memperhatikan pola makannya
dan lebih disiplin dalam mengatur jadwal makan sehari-hari.
Bagi para responden yang ingin melakukan tindakan diet untuk
penurunan berat badan, peneliti merekomendasikan panduan diet
berdasarkan pedoman kesehatan.
2. Bagi masyarakat di wilayah kerja SMA Negeri 1 Tungkal Jaya
hendaknya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
sumber informasi tentang pola makan yang baik sehingga
masyarakat terhindar dari terjadinya sindrom dispepsia.
3. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan untuk memasukkan siswasiswi SMA sebagai salah satu target promosi kesehatannya.
Kegiatan yang dapat disarankan untuk dilakukan adalah
penyuluhan tentang pola makan dan penyuluhan tentang
dispepsia

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai