Anda di halaman 1dari 19

PERPAJAKAN LANJUTAN

Pertemuan 1
Yang akan dipelajari :
a.Deskripsi singkat mata kuliah Perpajakan Lanjutan
b.Ruang Lingkup Perpajakan Lanjutan :
- PPh WP Badan
- PPh WP OP
- PPN dan PPnBM
c. Subjek PPh Badan dan Bukan Subjek PPh Badan
d. Objek PPh Badan dan Bukan Objek PPh Badan
e. Objek PPh Final
Sumber :
-Perpajakan, Edisi Revisi 2009, Prof. Dr. Mardiasmo, Mba., Ak.
-UU No. 28 th 2007 tentang KUP
-UU No. 36 th 2008 tentang Pajak Penghasilan

oleh: Wiwit Irawati, S.E.

SUBJEK PAJAK PENGHASILAN


Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan
badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh
selama satu tahun pajak.
Subjek PPh meliputi :
1.orang pribadi;
2.Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak;
3.Badan
4.Bentuk Usaha Tetap

Badan
Adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap; dan
Bentuk usaha tetap (BUT).
Adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
a. tempat kedudukan manajemen;
b. cabang perusahaan;
c. kantor perwakilan;
d. gedung kantor;

Lanjutan Bentuk Usaha Tetap :


e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

pabrik;
bengkel;
gudang;
ruang untuk promosi dan penjualan;
pertambangan dan penggalian sumber alam;
wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan;
orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya
tidak bebas;
agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi
asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan
komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki,
disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk
menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Subjek Pajak Dalam Negeri adalah:


1.Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di
Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2.Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk reksadana. Kecuali unit tertentu dari badan
pemerintah yang memenuhi kriteria:
a.pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan
b.pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD
c.penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah
d.pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
3.Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.

Subjek Pajak Luar Negeri adalah:


1.Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indonesia.
2.Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh panghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui BUT di Indonesia.

Tidak termasuk Subjek Pajak


1.Kantor perwakilan negara asing;
2.Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat
a.bukan warga Negara Indonesia;
b.dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut; serta
c. negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
3.Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan dengan syarat :
a.Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;
b.tidak menjalankan usaha; atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota;
4.Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat :
a.Bukan warga negara Indonesia; dan
b.Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri
Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN)
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN)
1. Dikenakan pajak atas penghasilan Dikenakan pajak hanya atas
yang diterima atau diperoleh dari
penghasilan yang berasal dari sumber
Indonesia maupun dari luar
penghasilan di Indonesia.
Indonesia (world wide income)
2. Penghasilan yang dikenakan pajak
adalah penghasilan netto dengan
tarif umum

Penghasilan yang dikenakan pajak


adalah penghasilan bruto dengan tarif
sepadan, kecuali WPLN tersebut
menjalankan usaha melalui Bentuk
Usaha tetap di Indonesia dimana BUT
memiliki kewajiban pajak yang sama
dengan WPDN.

3. Wajib menyampaikan SPT

Tidak wajib menyampaikan SPT karena


kewajiban pajaknya dipenuhi melalui
pemotongan pajak yang bersifat final.

Objek Pajak Penghasilan


Adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun. :
a. Penghasilan dari usaha kegiatan :
laba usaha;
hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
Premi asuransi.

b. Penghasilan dari modal :


1) keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
a)keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
b)keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena
pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota ;
c)keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha;
d)keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,
kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihakpihak yang bersangkutan;
e)keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan.

Lanjutan Penghasilan berupa modal


2.bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
3.dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi ;
4.royalty atau imbalan atas penggunaan hak;
5.sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

c. Penghasilan Lain-lain :
1)Hadiah undian
2)tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak;
3)penghasilan dari usaha berbasis syariah;
4)imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
5)surplus Bank Indonesia.
6)penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya;
7)penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
8)keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
9)keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
10)selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

Objek Pajak yang dikenakan PPh final


penghasilan berupa:

(Psl 4 ayat (2) ) atas

a.bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;bunga obligasi dan


surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
b.penghasilan berupa hadiah undian;
c.penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa
efek;
d.penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan, serta
e.penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Tidak Termasuk Objek Pajak (Pasal 4 ayat (3) uu ppH)


1.a. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha
mikro dan kecil yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
2. Warisan;

Lanjutan Penghasilan tidak termasuk obyek PPh badan :


3.Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
4.Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak
atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 UU
PPh;
5.Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan
syarat :
- dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
- bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;

Lanjutan Penghasilan tidak termasuk obyek PPh badan


7.Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun
pegawai;
8.Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidangbidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
9.Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif
10.Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
- merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan; dan
- sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

Lanjutan Penghasilan tidak termasuk obyek PPh badan


10.Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, yaitu:
- Diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi
beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal/ nonformal yang
terstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri;
- Tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direksi
atau pengurus dari wajib pajak pemberi beasiswa;
- Komponen beasiswa terdiri dari biaya pendidikan yang dibayarkan ke
sekolah, biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi
yang diambil, biaya untuk pembelian buku, dan/atau biaya hidup yang wajar
sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar;
11.Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, yang
telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana kegiatan bidang pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut;
12.Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Peenyelenggara jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

SOAL LATIHAN

1. Tuan Andi Saputra, melaporkan SPT Tahun 2015 miliknya pada tanggal 10
September 2016, dan sebelumnya membayar PPh kurang bayar sebesar
Rp2.000.000,00. Jelaskan dan hitung Sanksi administrasi yang harus
ditanggung oleh Tuan Andi Saputra.
2. PT Dunia Baru melaporkan SPT Tahun 2015 pada tanggal 05 September
2016, PPh Kurang bayar, sudah disetorkan pada tanggal 01 September 2016.
Jelaskan dan hitung Sanksi administrasi yang harus ditanggung oleh PT
Dunia Baru!
3. Lihat Ketentuan Umum dan Perpajakan UU nomor 16 tahun 2009, sebutkan
definisi dan jelaskan dengan bahasa Anda :
a. PKP dan syarat menjadi PKP
b. NPWP dan syarat mendapatkannya
c.
SPT dan jenis-jenisnya
d. Sanksi berkaitan dengan keterlambatan pelaporan masing-masing SPT

Anda mungkin juga menyukai