IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. E
Umur
: 50 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Alamat
: Sukamulya
Tgl Masuk RS
: 30/09/16
Dokter yang merawat : dr. Tety Suratika, Sp.PD
ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis pada tanggal 8 Oktober
2016
Sumber informasi : pasien dan keluarga pasien
Keluhan
Utama
Nyeri pinggang
Sejak
Riwayat Psikososial
Pasien sebelumnya suka mengkonsumsi obat rheumacyl sejak 2 tahun yang
lalu, apabila tidak diminum pasien merasa badan pegal-pegal.
Pasien jarang minum air putih kira-kira hanya 1 gelas /hari, setiap harinya pasien
selalu minum air teh.
Riwayat merokok (+) dan sudah berhanti sejak 2 tahun yang lalu. Alkohol (-),
jarang berolahraga.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal, rambut ikal,
distribusi rata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik
(-/-), reflex cahaya (+/+), pupil isokor
Hidung : Normonasi, sekret (-), epistaksis (-),
septum deviasi (-)
Telinga : Normotia, sekret (-), serumen(-),
nyeri tekan(-)
Mulut : mukosa bibir kering, mukosa faring
hiperemis(-), karies dentis (-), coated tongue
(-), tonsil T1|T1
massa (-)
Auskultasi
:
bising
usus
meningkat
Perkusi
:
timpani
di
keempat
kuadran
abdomen,
CVA
(+/+)
Palpasi : nyeri
tekan
epigastrium (+),
Ekstremitas
pembesaran
hepar
atas
: (-),
akral
pembesaran lien
hangat shifting
(+), CRT
(-),
< 2 detik (+/+),
dullness
(-),
edema
ballotement
(+) (-/-),
sianosis (-/-)
Ekstremitas
Bawah : akral
hangat (+), CRT
< 2 detik (+/+),
edema
(-/-),
sianosis (-/-)
ICS
IV
linea
midclavicula
sinistra
Auskultasi : Bunyi
jantung I dan II
murni
reguler,
FOLLOW UP
Tanggal
4
Oktober
2016
Sulit dinilai.
Sesak (+)
Kesadaran :
Delirium
TD = 110/86
N = 103
R = 20
S = Afebris
GCS = E4 M4 V3
Mata : CA-/- SI-/Thorak : rh +/+ wz
+/+
Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
Warna Urin : Keruh
-Bronkospas
me dd/
pneumonia,
Asma adult
onset
-Bed rest,
head up 45
-02 3-4L/m
-Kcl 25 mEq
dlm Rl 500 cc
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
-Pasang NGT
-Nebu
Combivent /
6jam
-Vascont dan
dobu dititrasi
turunkan s/d
of target
map 65
-Dexamethaso
n 4x1 amp
-Meropenem
3x1g
-Ciprofloxacin
2x400
FOLLOW UP
Tanggal
5
Oktober
2016
Panas badan
(-)
Perdarahan
(-), warna
urin keruh.
TD = 110/70
N = 98
R = 20
S = Afebris
GCS = E4 M4 V3
Mata : CA-/- SI-/Thorak : rh +/+ wh
+/+
Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Anemia e.c
inflamasi
-Trombositop
enia e.c obat
-Bed rest,
head up 45
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
target
balance 0->
500 cc dalam
24 jam
-Transfusi
PRC 2 unit/
hari target
HT 30%
-Dexamethaso
n 3x1 amp
-Meropenem
3x1g
-Omz 1x40
mg
-Nebu
combivent /
8jam
FOLLOW UP
Tanggal
6
Oktober
2016
Panas badan
(-)
Perdarahan
(-), warna
urin keruh.
TD = 110/70
N = 100
R = 20
S = -Afebris
GCS = E4 M4 V3
Mata : CA-/- SI-/Thorak : rh +/+ wz
+/+
Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Anemia e.c
inflamasi
-Trombositop
enia e.c obat
-Bed rest,
head up 45
-NGT
Terpasang
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
target
balance 0->
500 cc dalam
24 jam
-Transfusi
PRC 2 unit/
hari target
HT 30%
-Dexamethaso
n 3x1 amp
-Meropenem
3x1g
-Omz 1x40
mg
-Nebu
combivent /
FOLLOW UP
Tanggal
7
Oktober
2016
Sesak nafas
(+), warna
urin keruh.
TD = 110/86
N = 103
R = 26
S = Afebris
KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
Mata : CA-/- SI-/Thorak : rh -/- wz
+/+
Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Anemia e.c
inflamasi
-Trombositop
enia e.c obat
-Bed rest,
head up 45
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
-Nebu
Combivent +
flexotide /
6jam
-Dexamethaso
n 3x1 amp ->
stop
-MP 2 X 125
mg drip
dalam D5%
100 cc habis
dalam 1 jam.
-Meropenem
3x1g
-Omz 1x40
mg
FOLLOW UP
Tanggal
8
Oktober
2016
Sesak nafas
berkurang
TD = 139/77
N = 92
R = 24
S = Afebris
KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
Mata : CA-/- SI-/Thoraks : rh -/- wh
+/+
Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Anemia e.c
inflamasi
-Trombositop
enia e.c obat
-Bed rest,
head up 45
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
-Nebu
Combivent +
flexotide /
6jamMP 2 X
125 mg drip
dalam D5%
100 cc.
-Meropenem
3x1g
-Omz 1x40
mg
FOLLOW UP
Tanggal
9
Oktober
2016
Sesak (-),
warna urin
keruh.
TD = 130/90
mmHg
N = 73x/menit
R = 18x/menit
S=Mata : CA-/- SI-/Thorak : rh +/+ wz
-/Abdomen : BU (+),
balotemen +/Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Anemia e.c
inflamasi
-Trombositop
enia e.c obat
-Bed rest,
head up 45
-Nacl 0,9%
2000cc/24jam
-Nebu
Combivent +
flexotide /
6jamMP 2 X
125 mg drip
dalam D5%
100 cc.
-Meropenem
3x1g
-Omz 1x40
mg
FOLLOW UP
Tanggal
10
Oktober
2016
Badan lemas,
pipi
bengkak,
Nyeri gigi,
nyeri
menelan,
warna urin
kemerahan.
-Poliuri
CM, sakit sedang
-Submandibul
TD = 137/98
N = 89
ar abses
R = 18
S=Mata : CA-/- SI-/Mulut : bengkak (-)
Thorak : rh -/- wz -/Abdomen : BU (+),
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
-Bed rest,
head up 45
-IVFD Nacl
0,9%
4000cc/24jam
-Nebulasi
combivent /
8jam
-MP 1x125mg
-Vit k 3x1
Th/ lain lanjut
Konsul BM
DC (+) urin
kemerahan
Px analyzer /
24jam,
elektrolit
FOLLOW UP
Tanggal
11
Oktober
2016
Badan
lemah, Nyeri
gigi, nyeri
pada mulut,
mulut
bengkak,
warna urin
kemerahan
-Poliuri
-IVFD 2 line :
-Submandibul line 1 RL +
ar abses
KCL 25 mEq /
8jam ->
siklus II ->
dilanjutkan
s/d siklus III
Mata : CA-/- SI-/Line 2 IVFD
Mulut : bengkak
Nacl 0,9%
(+)
3000-3500
Thorak : rh -/- wz -/target
Abdomen : BU (+),
balance
Ekstremitas : akral
500cc/24jam
- Meropene
hangat, CRT < 2
dtk, Edema (-)
m 3x1gr
- Metronidaz
DC (+) urin
ole
kemerahan
3x500mg
- MP 1x125
Th/ lain lanjut
Analyzer /
24jam
FOLLOW UP
Tanggal
12
Oktober
2016
Warna urin
merah
berkurang.
-Poliuri
-Submandibul
ar abses
-Susp TB
ginjal
-Bed rest,
head up 45
-IVFD Nacl
0,9%
3500cc/24jam
balance
500cc/24jam
DC (+)
-Th/ lain
lanjut
-Konsul
bedah mulut
-Px LED
FOLLOW UP
Tanggal
13
Oktober
2016
Demam (-).
Warna urin
keruh.
-Poliuri
-Submandibul
ar abses
-Susp TB
ginjal
-Rawat ruang
biasa
-IVFD Nacl
0,9%
3500cc/24jam
-Meropenem
3x1gr
-Metronidazol
e 3x500
-Vit k 3x1
-Omz 1x40
DC (+)
-Px LED
Kata Kunci
1. Nyeri pinggang
2. Sesak
3. Penurunan
kesadaran
4. Mual dan
muntah
5. Chest pain
6.
Anemia
7.
Abses submandibular
8.
Trombositopenia
9.
Krisis adrenal
10.
Asidosis metabolic
Pielonefritis
Ikrom Mullah (2011730041)
Definisi
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim
ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh
mikroorganisme.
Anatomi Ginjal
Klasifikasi
Pielonefritis
Uncompliclated
Merupakan pielonefritis sederhana yang terjadi pada penderita dengan
pyelum dan parenkim ginjal baik anatomik maupun fungsi dalam
keadaan normal.
Pielonefritis
Compliclated
pielonefritis yang sering menimbulkan masalah karena kuman
penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten
terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia,
sepsis dan syok dan sering menyebabkan insufisiensi ginjal
kronik yang berakhir dengan gagal ginjal terminal.
Etiologi
Patofisiologi
Saluran Kemih
Uretra-Ginjal
Bakteri Mencapai
Kandung kemih trans
Uretra
Naiknya Bakteri ke
parenkim Ginjal
Refluks Vesikouretral
Diagnosis
Anamnesis
Manifestasi Klinik
- Demam jarang melebihi 39,4oC
- Nyeri sudut kostovertebral
- Mual dan/atau muntah
Gejala Lain
- Gross Hematuria 30-40% pada kasus wanita
- Nyeri panggul (Flank pain) dapat terjadi unilateral atau
kadang-kadang bilateral.
- Kekakuan, dan menggigil, bisa ada tanpa adanya
demam
- Malaise & lemah;
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan suprapubis, ringan sampai sedang tanpa
rebound;
Suara usus aktif (normal)
Nyeri sudut kostovertebral, biasanya unilateral, tergantung
pada ginjal yang terinfeksi
Pada wanita, seharusnya tidak didapatkan nyeri tekan
pada serviks, uterus maupun adnexa
Pemeriksaan Lab
Pada urinalysis, didapatkan:
Leukositosis, didominasi oleh neutrofil
Biasanya jg terdapat bakteri-bakteri batang ataupun
bakteri bulat
Penatalaksanaan
Pada infeksi yang disebabkan patogen E. Coli:
First-line: fluoroquinolones:
Ciprofloxacin:
Dosis: 500mg 2 kali sehari selama 14 hari;
Levofloxacin:
Dosis: 250mg 1 kali sehari selama 10 hari;
++
ENSEFALOPATI
SEPSIS
Algoritme Manajemen
Kesadaran
Ganggujan
Kesadaran
menurun
DEFINISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suspected infection*
Patofisiologi Sepsis
Sepsis merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai dengan
rangsangan endo atau eksotoksin terhadap sistem imunologi, sehingga terjadi aktivasi
makrofag, sekresi berbagai sitokin dan mediator,
aktivasi komplemen dan netrofil, sehingga terjadi disfungsi dan kerusakan endotel,
aktivasi sistem koagulasi dan trombosit yang menyebabkan gangguan perfusi ke
berbagai jaringan dan disfungsi/kegagalan organ multipel
Severe Sepsis
Shok sepsis
Definisi
Apabila ADO turun lebih rendah lagi, maka akan terjadi penurunan
konsumsi oksigen secara proporsional
Patofisiologi
Jika terjadi kelainan pada kedua sistem ini, baik yang melibatkan sistem
anatomi maupun fungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan
kesadaran dengan berbagai tingkatan.
merupakan suatu rangkaian atau network system yang dari kaudal berasal dari
medulla spinalis menuju rostral yaitu diensefalon melalui brain stem sehingga kelainan
yang mengenai lintasan ARAS tersebut berada diantara medulla, pons,
mesencephalon menuju ke subthalamus, hipothalamus, thalamus dan akan
menimbulkan penurunan derajat kesadaran
Penyebab
metabolik
atau Keterangan
sistemik
1
Elektrolit imbalans
Endokrin
Vaskular
Ensefalopati hipertensif
Toksik
Nutrisi
Gangguan metabolik
Asidosis laktat
Gagal organ
Sepsis
SIRS
Respon inflamasi terhadap infeksi atau non infeksi yang ditandai gejala:
Derajat Sepsis
Epidemiologi
Diagnosis
Diagnosis
Laboratorium
Penatalaksanaan
1. Resusitasi cairan
Cairan kristaloid atau koloid.
Tahap pertama 1000 ml cairan kristaloid atau 500 ml
cairan koloid dalam 20 30 menit.
Pemantauan tekanan vena sentral (CVP).
Tujuan :
a.Tekanan A. Pulmonalis : 12 15 mm Hg
b.Tekanan Osmotik Koloid : 15 mmHg.
c. Do2
: > 600/ml/m
ARDS PEEP (Positive End Expiratory Pressure) untuk mencegah kolaps alveoli.
3. Antibiotik
Antibiotika spektrum luas tanpa menunggu hasil kultur.
Obat yang dianjurka :
-
500 mm3
4. Transfusi
Pd Hb < 8,0 g/dl dipertahankan antara 8,0 10,0 g/dl.
5. Obat vasoaktif dan inotropik
Nama
Epinefrin
Norepinefrin
Dosis
5 20 /mn
5 20 g/mnt
Dopamin
2-20g/KgBB/mnt
Dobutamin
5-15g/KgBB/mnt
Fenilefrin
2 20 g/mnt
6. Gangguan koagulasi
-Disebabkan defisiensi protein faktor pembekuan (protein C,
AT III, inhibitor faktor jaringan dan sistim kinin.
Pemberian faktor-faktor mengatasi defisiensi yg terjadi
saat ini masih dalam penelitian
7. Antiinflamasi
-Antibodi TNF,
-Interleukin I Ra,
-Antagonis PAF,
-Antiendotoksin Ig M (E 5)
8. Nutrisi
Keuntungan nutrisi enteral
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk mendapatkan efek samping OAINS
Terbukti sebagai faktor risiko
Usia lanjut >60 tahun
Riwayat pernah menderita tukak
Digunakan bersama-sama dengan steroid
Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis OAINS
Menderita penyakit sistemik yang berat
Meminum alkohol
Klasifikasi
Gastritis akut
Peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan
perdarahan mukosa lambung akibat terpapar pada zat iritan. Erosi tidak
mengenai lapisan otot lambung.
Biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna.
Gastritis kronik
Peradangan bagian mukosa lambung yang menahun.
Biasanya mengenai pada orang yang mempunyai penyakit gastritis yang
tidak disembuhkan.
Tukak Peptikum
Merupakan luka terbuka dengan pinggir edema
disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi debris.
Faktor penyebab
Perusak endogen (HCl, pepsinogen/pepsin, dan
empedu)
Perusak eksogen (obat-obatan, alkohol dan bakteri).
garam
Gejala klinis
Gastritis Kronik
Tukak Peptikum
Nyeri ulu hati
Rasa kembung
Mual sampai rasa nyeri pada
daerah lambung dan ulu hati
dengan derajat yang sangat
variatif
sampai
pada
yang
terberat misalnya perdarahan
lambung.
Muntah
Sistemik
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi
Lesi kecil diameter < 0.5 cm dapat dilihat, dilakukan
pembuatan foto dokumentasi adanya tukak.
Lesi yang ditutupi oleh gumpalan darah dengan
penyemprotan air dapat dilihat
Biopsi
Diambil dari pinggiran dan dasar tukak minimal 4 sampel.
Untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan kearah
keganasan.
Penatalaksanaan Medikamentosa
NYERI DADA
A. M. F. Faidzin Akbar
2011730121
DEFINISI
ETIOLOGI
CARDIAC
Kardiovaskular
NON CARDIAC
Pulmonary
Gastrointestinal tract
Other : muskuloskeletal (trauma, overuse,
dimana
bagian
depan,
saja
pada
lengan
dada
kiri/bahu
Sangat jarang: pada dada kanan bagian dengan bernafas dan jika nyeri berkurang
depan.
coronary pain
Penyebab: anginal pain, hampir selalu Coronary pain tidak pernah timbul dari batuk.
timbul dengan latihan fisik, mengangkat Jika pasien mengatakan terasa nyeri saat
beban berat setinggi diatas kepala.
Prizemetal
angina:
hubungannya
tidak
dengan
batuk
ada
exercise,
infarction:
sering
terjadi
berat
yang
tiba2,
terutama
maka
coronary pain.
nyeri
bukan
berasal
dari
Deskripsi
nyeri:
menerus,
benda
nyeri
seperti
berat,
Jika
ketidaknyamanan
akibat
pergerakan
gelisah
dan
nyeri koroner.
cemas.
Perasaan discomfort yg tidak Tusuk pain tidak pernah singkat/
sering terjadi: tiba-tiba, sesak menusuk. Jika pasien mengatakan
hebat,
pada
kepala,
dan
kemudian
hilang,
atau dada.
Peraaan
ketakutan.
Penyebaran:
tertekan
lengan
rahang, punggung
dan
kiri, Lengan kanan atau setempat
ini
Sifat nyerinya
Jantung
Non jantung
Tajam
Tertekan
Seperti pisau
Berat
Ditusuk
Mengencangkan /
diperas
Nyeri / pegal
Dijahit
Ditimbulkan
tekanan/posisi
Menekan /
Terus-menerus
menghancurkan
seharian
KARDIOVASKULAR
Angina pectoris
MCI
Sifat
nyeri
dada
Menjalar, tidak
terlokalisr, berhubungan
dengan aktivitas.
Lama nyeri 5-20 menit
Diagn
osis
esens
ial
KARDIOVASKULAR
Angina pectoris
MCI
Mekanisme
Key points
PARU
PNEUMOTORAKS
PLEURITIS
TROMBOEMBOLI
PARU
Sifat
nyeri
dada
Tajam, terlokalisir,
bertambah nerat pada
saat nafas dalam,
bergerak, batuk atau
bersin.
Tajam, terlokalisir,
bertambah nerat
pada saat nafas
dalam, bergerak,
batuk atau bersin.
Pleuritik
Diag
nosis
esens
ial
-Bisa asimptomatik,
nyeri dada sering
pada pleuritis,
trauma, infeksi.
Dyspnea pada efusi
yang berat
- redup pada perkusi,
suara nafas menurun
- foto rontgen
ditemukan efusi
pleura
- diagnosa
didapatkan dengan
thoracocentesis
-Predisposisi untuk
trombosis vena,
biasanya pada
extremitas bawah
-Disertai satu atau
lebih: dyspnea,
nyeri dada,
hemoptysis,
syncope
-Takipnea dan
perbedaan PO2
alveolar-arterial
yang lebar
PNEUMOTORAKS
PLEURITIS
TROMBOEMBO
LI PARU
Meka
nism
e
Iritasi pada
pleura parietal
menyebabkan
nyeri
Emboli
gangguan
pefusi iskemi
nyeri dada
Key
point
Sifat
nyeri
dada
Diagnosi
s
esensial
Pneumonia
Mekanisme
Key point
(anamnesis)
Pneumonia
Key
points
(PF)
GIT
Sifat nyeri
dada
GERD
ULKUS PEPTIKUM
Anxietas
Penyebab
Psikogeni
k
Depresi
Cardiac
neurosis
Definisi Nyeri
Mekanisme proteksi tubuh yang
bertujuan untuk memberikan
peringatan akan adanya
penyakit , luka atau kerusakan
jaringan sehingga dapat segera
di identifikasi penyebabnya dan
dilakukan pengobatan.
Lokasi
Jenis gangguan
Depresi
Sifat
Jenis Gangguan
Seperti di tikam, di
tusuk, atau tumpul ,
sakit
Anxietas
Depresi
Durasi
Jenis gangguan
Bervariasi
Depresi
Gejala Lain
Jenis Gangguan
Depresi
Nyeri
nosiseptif
Terjadi bila
ujung saraf
sensorik pada
kulit atau organ
menerima
rangsangan yg
ditimbulkan oleh
kerusakan
jaringan akibat
stimulus
mekanis, termal,
kekurangan
oksigen, dan
bahan kima
Nyeri
neuropatik
Nyeri akibat
kerusakan
jaringan saraf
dpt karena:
operasi, trauma,
keganasan,
peny. metabolik
(mis. diabetic
neuropathy)
Nyeri
psikogenik
Karena
gangguan
psikologis
Diaforesis / keringat
dingin
Sesak nafas
Takikardi
Kulit pucat
Sulit tidur
(insomnia)
Mual, Muntah,
Anoreksia
Cemas, gelisah,
fokus pada diri
sendiri
Perubahan
kesadaran
Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang
biasa menyertai nyeri
dada adalah :
Nyeri ulu hati
Sakit kepala
Nyeri yang
diproyeksikan ke
lengan, leher,
punggung
Kelemahan
Wajah tegang,
merintih, menangis
Pemeriksaan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
EKG
Laboratorium
Foto thorax
Ekokardiografi
Analisa gas darah
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Bentuk dada, pergerakan dinding dada
Trauma
Lesi di kulit
Retraksi
Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Pengembangan dinding dada
Nyeri tekan
Krepitasi
Vokal fremitus
Perkusi
Perkusi paru mulai dari supraklavikular
Batas pengembangan paru
Batas jantung
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi
Auskultasi paru secara supraklavikula
Suara dasar paru (vesikuler, bronkhial,
bronkhovesikuler)
Suara tambahan paru (Fine crackles, Coarse
crackles, Ronchi, Wheezing)
Suara jantung (S1 dan S2, regularitas, splitting,
suara tambahan)
Suara katup jantung (katup pulmoner, katup
aorta, katup trikuspid, katup bicuspid)
Penatalaksanaan
Nonfarmakologis
Mengontrol emosi
Mengurangikerja yang berat dimana
Farmakologis
ANEMIA
Pada kasus :
1. 30-09-2016 (IGD) Hb: 8.6 g/dL, Ht: 24,2%, MCV: 80,9 fL, MCH:28,8 pg
2. 04-10-2016 (Follow up 1 di ICU) Hb: 5,4 g/dL, Ht: 15,2% , MCV 80,2 fL,
MCH: 28,4 pg
3. 06-10-2016 (Follow up 3 di ICU) Hb: 8,3 g/dL (post transfusi), Ht: 24,1%,
MCV: 76,3 fL, MCH: 26,3 pg
4. 07-10-2016 ( Follow up 4 di ICU) Hb: 10,8 g/dL (post transfusi), Ht: 31, 6% ,
MCV: 79,3 fL, MCH: 27,1 pg
NEMIA Wanita Hb: 12g/dL, Ht: 36%, MCV <80 fl, MCH <27pg
DEFINISI
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai
penurunan jumlah eritrosit (red cell mass) sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
(penurunan oxygen carrying capacity).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan
volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian anemia bukan suatu
diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui
anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan konfirmasi laboratorium. (Sylvia A.Price, 2005).
1.
2.
Laki-laki dewasa
Wanita dewasa tidak
2001)
< 13 g/dl
< 12 g/dl
3.
hamil
Wanita hamil
< 11 g/dl
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Gejala klinis anemia berhubungan
dengan gangguan oksigennasi organ
akibat hemoglobin yang rendah da
kompensasi
tubuh
terhadap
kekurangan oksigen tsb.
Kebutuhan
oksigen
tubuh
dipertahankan
melaui
mekanisme
kompensasi
berupa
peningkatan
volume sekuncup, peningkatan denyut
GEJALA ANEMIA
DIBEDAKAN MENJADI
BEBERAPA KELOMPOK,
YAITU
:
Gejala umum
glositis,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penyaring
Meliputi pemeriksaan kadar Hb, Ht, leukosit, dan
trombosit, nilai absolut <MCV, MCH, MCHC>, hitung
retikulosit dan eritrosit.
MCV
dapat
menentukan
klasifikasi
anemia
berdasarkan morfologi sel eritrositnya yaitu :
a. Anemia mikrositik MCV < 80 pg
b. Anemia normositik MCV 80 100 pg
c. Anemia makrositik MCV > 100 pg
by
more
than
3-to-5
fold.
This
an
appropriate
erythropoietin
response.
important.
The
patient
with
anemia
patients
have
an
folic
acid
twice
day
by
mouth).
TATALAKSANA ANEMIA
DEF.BESI
Tujuan terapi :
-Mencapai Hb normal
-Mencapai MCV normal
-Memenuhi cadangan besi tubuh
Pilihan jenis terapi zakt besi bergantung pada :
-Beratnya keadaan yang disebabkan oleh anemia
-Kemampuan toleransi pasien terhadap terapi oral
TERAPI FE ORAL
Rentang dosis dewasa 5- mg/hari elemental iron
Ferrous sulfat 3 x 325mg (tiap 325 mg kemasan mengandung 65
mg besi elemental)
Pemberian bersama 250 mg vit C akan meningkatkan absorbsi
Beberapa obat yang mempengaruhi absorbsi Fe antibiotik
<kuinolon dan tetrasiklin>, Hdua bloker, PPI, suplemen calsium
TERAPI FE PARENTERAL
Kemampuan
absorbsi
usus
maksimal
25mg
zat
besi/hari,
INDIKASI TRANSFUSI
PENYAKIT KRONIS
Tidak diperlukan perawatan dan manajemen utama mengatasi
kondisi anemia e.c penyakit kronis
Jika anemia parah , mempengaruhi kualitas hidup transfusi sel
darah merah atau erythropoetin rekombinasi parenteral (epoitin
alfa atau darbepotein) (menjaga hb 10 g/dL-12 g/dL), beresiko
tromboemboli vena
indikasi erytrhropoetin hb < 10 g/dL, anemia e.c RA, penyakit
radang usus, HCV, HIV, penyakit ginjal kronik ( CFR : < 60
mL/menit)
Penyakit ginjal kronik efektif diperbaiki dengan menambah
pirosfofat besi larut ke dialisat daripada suplementasi Fe IV
SUBMANDIBULA ABSES
Putri Rafika Zahra
2011730080
DEFINISI
ETIOLOGI
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar limfe
submandibula. Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam lain.
Sebanyak 61% kasus abses submandibula disebabkan oleh infeksi gigi.
Infeksi pada ruang ini berasal dari gigi molar kedua dan ketiga dari mandibula.
infeksi dari gigi dapat menyebar ke ruang submandibula melalui beberapa jalan
yaitu secara langsung melalui pinggir myolohioid, posterior dari ruang sublingual,
periostitis dan melalui ruang mastikor.
Penyebab kuman aerob (Stafilokokus, Streptococcus sp, Haemofilus influenza,
Streptococcus Pneumonia, Moraxtella catarrhalis, Klebsiell sp, Neisseria sp. ),
anaerob (Bacteroides, Prevotella, maupun Fusobacterium ), maupun fakultatif
anaerob.
Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang, tahun 2010 22 pasien abses leher dalam
dilakukan kultur kuman penyebab 73% spesimen tumbuh kuman aerob dan 9%
tumbuh jamur yaitu Candida sp.
DIAGNOSA
Pasien umumnya akan mengeluh nyeri di rongga mulut,
produksi air liur banyak, Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pembengkakan di daerah submandibula,
fluktuatif, lidah terangkat ke atas dan terdorong ke
belakang,angulus mandibula dapat diraba.
Biasanya akan mengenai kedua sisi submandibula,
air liur yang banyak, trismus, nyeri, disfagia, massa di
submandibula, sesak nafas akibat sumbatan jalan nafas
oleh lidah yang terangkat ke atas dan terdorong ke
belakang. Pada insisi didapatkan material yang bernanah
atau purulent (merupakan tanda khas).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin, didapatkan leukositosis. Aspirasi material yang bernanah (purulent) dapat dikirim untuk dibiakkan
guna uji resistensi antibiotik.
2.Pemeriksaan Bakteriologi
. Desinfeksi , aspirasi memakai jarum aspirasi atau dilakukan insisi untuk pengambilan pus.
. sebaiknya tidak terkontaminasi dengan flora normal yang ada di daerah saluran nafas atas atau rongga mulut.
.Aspirasi dilakukan dari daerah yang sehat dan dilakukan lebih dalam Masukkan ke dalam media transfortasi yang steril.
.Pembiakan kuman anaerob diperlukan media transfortasi yang suasana anaerob.
.Biakan cair yang dianjurkan untuk kuman aerob dan anerob adalah thioglukonat. Formulasi ini berisi substansi reduksi yang akan
menciptakan lingkungan anaerob.
.Biakan kuman aerob dan fakultatif dapat dilakukan dengan menggunakan agar darah, agar
coklat, eosin-methilene blue
(EMB).
.Tempat pembiakan ini diinkubasi pada suhu 37 0C, 5% CO2 dan dinilai 48-72 jam
3. Radiologis
a. Rontgen servikal lateral
b. Rontgen panoramik
c. Rontgen thoraks
d. CT-Scan
CT-scan
pasien
dengan
keluhan
trismus,
pembengkakan
submandibula yang nyeri dan berwarna kemerahan selama 12 hari.
CT-scan axial menunjukkan pembesaran musculus pterygoid medial
(tanda panah), peningkatan intensitas ruang submandibular dan
batas yang jelas dari musculus platysmal (ujung panah).
Axial CT-scan menunjukan infeksi pada ruang submandibula. Tampak abses multifok
PENATALAKSANAAN
1. Antibiotik (parenteral)
Berdasarkan uji kepekaaan, kuman aerob memiliki angka
sensitifitas tinggi terhadap terhadap ceforazone sulbactam,
moxyfloxacine, ceforazone, ceftriaxone, yaitu lebih dari
70%. Metronidazole dan klindamisin angka sensitifitasnya
masih tinggi terutama untuk kuman anaerob gram negatif.
2. Bila abses telah terbentuk, maka evakuasi abses dapat
dilakukan.
3. Mengingat adanya kemungkinan sumbatan jalan nafas,
maka tindakan trakeostomi perlu dipertimbangkan.
4. Pasien dirawat inap 1-2 hari hingga gejala dan tanda
infeksi membaik.
KOMPLIKASI
Proses peradangan dapat menjalar secara hematogen, limfogen atau langsung (perkontinuitatum) ke daerah sekitarnya.
Infeksi dari submandibula paling sering meluas ke ruang parafaring karena pembatas antara ruangan ini cukup tipis sekitarnya.
A. Komplikasi infeksi:
Perdarahan pada arteri karotis
Trombosis pada sinus kavernosus
Defisit neurologi yang terdiri dari: Horner Syndrome, pada nervus kranial IX dan XII
Edema paru
Mediastinitis
Perikarditis
Aspirasi
Sepsis
B. Komplikasi pembedahan:
Kerusakan dari struktur neurovascular
Infeksi pada luka
Luka parut
Aspirasi
PROGNOSIS
Baik apabila dapat didiagnosis secara dini dengan
penanganan yang tepat dan komplikasi tidak terjadi.
Pada fase awal dimana abses masih kecil maka
tindakan insisi dan pemberian antibiotika yang tepat
dan adekuat menghasilkan penyembuhan yang
sempurna.
Apabila telah terjadi mediastinitis, angka mortalitas
mencapai 40-50% walaupun dengan pemberian
antibiotik, Ruptur arteri karotis 20-40% sedangkan
trombosis vena jugularis 60%.
Tanggal 6 okto 16 tr : 14
Tanggal 8 okto 16 tr : 20
Tanggal 10 okto 16 tr : 94
DIC
Disseminated intravascular coagulation ( DIC )
adalah gangguan serius yang terjadi pada
mekanisme pembekuan darah pada tubuh.
Normalnya tubuh membentuk bekuan darah
sebagai reaksi terhadap trauma. Dengan DIC,
tubuh membentuk bekuan darah kecil secara
berlebihan, mengurangi jumlah factor
pembekuan dan trombosit dalam tubuh.
Bekuan-bekuan darah kecil ini berbahaya, dan
dapat mempengaruhi suplai darah ke organ
tubuh, menyebabkan disfungsi dan kerusakan
organ. Perdarahan secara besar-besaran
dapat terjadi karena kurangnya factor
pembekuan dan trombosit pada tubuh
PATOGENESIS
Awal nya
masuknya
aktivitas
prokoagulan ke
dalam sirkulasi
darah
Sirkulasi
Tanda dari
perdarahan
spontan
dan
perdarahan
yang
menganca
m nyawa.
Tanda dari
perdarahan
subakut.
Tanda dari
trombosis
yang difus
atau
bersifat
lokal.
Susunan
saraf pusat
Perubahan
kesadaran
yang tidak
spesifik/st
upor.
Defisit
fokal
biasanya
tidak
ditemukan
.
Kardiovaskular
Hipotensi
Takikardi
Kolaps
sirkulasi
Respirasi
Pergesera
n pleura.
Tanda dari
distress
sindrom
pernapasa
n pada
orang
dewasa.
GI
Genitourinaria
Hemat
emesis
Hemat
ochezia
Tanda dari
azotemia
dan gagal
ginjal.
Acidosis
Hematuria
Oliguria
Metrorrhagi
a
Perdarahan
uterus
Dermatologi
Petechiae
Purpura
Bulla
hemorrha
gic
Sianosis
akral
Nekrosis
kulit pada
organ
bawah
(purpura
fulminan)
Infark
lokal dan
gangrene
Perdarah
an luka
dan
hematom
subkutan
Trombosis
DIAGNOSIS
Laboratorium : sangat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh penyakit yang
mendasari
-Leukositosis
-Granulositopenia akibat ketidakmampuan sumsum tulang untuk
mengimbangi kerusakan neutrofil yang cepat
Trombositopenia sering ditemukan yang dapat disebabkan oleh :
1)
Kerusakan trombosit yang meningkat
2)
Perlekatan trombosit pada endotel mikrovaskular dan pembentukan
mikroagreget yang menyumbat kapiler
3)
Produksi sumsum tulang yang kurang
4)
Pooling yang berlebihan pada limpa
- Anemia perdarahan, pemendekan umur eritrosit pada keadaan sepsis,
gangguan hematopoiesis dan hemodilusi pasca resusitasi cairan
Pemeriksaan koagulasi serial berkurang nya jumlah trombosit atau memanjang nya
PT (prothrombin time) dan APTT (active partial thromboplastin time) merupakan
petanda DIC yang sensitive
PENATALAKSANAAN
TROMBOSITOPENIA = DRUGS
Penyebab trombositopenia:
Sumsum tulang menghasilkan sedikit trombosit
- Leukemia
- Anemia aplastik
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Pemakaian alkohol yang berlebihan
- Anemia megaloblastik
- Kelainan sumsum tulang
Trombosit terperangkap di dalam limpa yang membesar
- Sirosis disertai splenomegali kongestif
- Mielofibrosis
- Penyakit Gaucher
Trombosit menjadi terlarut
- Penggantian darah yang masif atau transfusi ganti (karena platelet tidak dapat bertahan di dalam darah yang ditransfusikan)
- Pembedahanbypasskardiopulmoner
Meningkatnya penggunaan atau penghancuran trombosit
- Purpura trombositopenik idiopatik (ITP)
- Infeksi HIV
- Purpura setelah transfusi darah
- Obat-obatan, misalnya heparin, kuinidin, kuinin, antibiotik yang mengandung sulfa, beberapa obat diabetes per-oral, garam emas, rifampin
- Leukemia kronik pada bayi baru lahir
- Limfoma
- Lupus eritematosus sistemik
- Keadaan-keadaan yang melibatkan pembekuan dalam pembuluh darah, misalnya komplikasi kebidanan, kanker, keracunan darah (septikemia) akibat bakteri gram negatif,
kerusakan otak traumatik
- Purpura trombositopenik trombotik
- Sindroma hemolitik-uremik
- Sindroma gawat pernafasan dewasa
- Infeksi berat disertai septikemia.
CIPROFLOXACIN
Menghambat
pertumbuhan sel darah
merah di sumsum
tulang trombosit
lansia
KRISIS
ADRENAL
BUDISUKMAWIJAYA
(2011730016)
INSUFISIENSI
ADRENAL
Insufisiensi adrenal adalah sekresi yang
inadekwat dari adrenokortikosteroid, dapat
terjadi sebagai hasil dari sekresi ACTH yang
tidak cukup atau karena kerusakan dari
kelenjar
adrenal
dapat
sebagian
atau
seluruhnya. Manifestasi yang terjadi dapat
bermacam macam, dapat terjadi tiba tiba dan
mengancam jiwa atau dapat juga berkembang
secara bertahap dan perlahan-lahan.
KLASIFIKASI
Chronic primary adrenal insufiiciency
(Addison disease)
Chronic secondary adrenal insufficiency
Acute adrenal insufficiency (Adrenal
Crisis)
ETIOLOGI
Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar
adrenal bilateral, trombosis atau nekrosis selama
terjadi sepsis atau ketika mendapat antikoagulan
Penyebab sekunder adalah peripartum pituitary
infark (Sheehan`s syndrom), Pituitary apoplexy
(perdarahan pada kelenjar pituitary), trauma
kepala dengan gangguan batang kelenjar
pitutari, tetapi biasanya tidak seberat pada
keadaan adrenal insuficiency primer karena
sekresi aldosteron tidak dipengaruhi
GEJALA KLINIS
Syok yang sulit dijelaskan etiologinya biasanya tidak ada
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Data laboratorium memperlihatkan kadar glukosa
darah yang rendah. Biasanya kadar natrium
plasma juga rendah tetapi jarang dibawah 120
meq/L dan kadar kalium meningkat, tetapi jarang
diatas 7 meq.L. Penderita biasanya mengalami
asidosis dengan kadar bikarbonat plasma antara
15-20 meq /L. Kadar ureum juga meningkat
Diagnosa paling spesifik yaitu dengan memeriksa
kadar ACTH dan kortisol, biasanya kadarnya
kurang dari 20 mcg/dl
TATALAKSANA
Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah
KESEIMBANGA
N ASAM BASA
BUDI SUKMAWIJAYA
(2011730016)
PENDAHULUAN
Asam adalah senyawa yang terdiri dari
hidrogen dan bereaksi dengan air untuh
menghasilkan ion hidrogen
Basa adalah komponen yang
menghasilkan ion hidroksida dari air
DERAJAT KEASAMAN
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0);
sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas
14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa
darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat
kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ
MEKANISME
PENGENDALIAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer),
Bikarbonat (suatu komponen basa) dan
karbondioksida (suatu komponen asam)
Pembuangan karbondioksida
KELAINAN UTAMA
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat
darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
sering menyebabkan menurunnya pH darah
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat
darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah
GANGGUAN KLINIS
Disorder
Respiratory
Acidosis
PaCO2
HCO3
Alkalosis
PaCO2
HCO3
Acidosis
HCO3
PaCO2
Alkalosis
HCO3
PaCO2
Metabolic
ASIDOSIS METABOLIK
keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah
menjadi asam
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk
membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Kelainan
fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR)
atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam
PENYEBAB UTAMA
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
melalui
saluran
pencernaan
karena diare, ileostomy atau
kolostomi
PENDAHULUAN
Definisi asma ternyata tidak mempermudah membuat
diagnosis asma, sehingga secara praktis para ahli
berpendapat asma adalah penyakit paru dengan
karakteristik :
Obstruksi saluran napas yang reversible (tetapi tidak
lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan
maupun dengan pengobatan.
Inflamasi saluran napas.
Peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai
rangsangan (hipereaktifitas)
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Asma merupakan masalah yang mendunia dan mengenai
kira kira 300 juta individu dengan prevalensi global
sebanyak 1 18 % yang menurun pada Amerika Utara
dan Eropa Barat serta meningkat pada Afrika, Amerika
Latin, dan sebagian Asia. WHO memperkirakan 15 juta
disability-adjusted life years (DALYs) hilang setiap tahun
karena asma, sebanyak 1% dari total tanggungan
penyakit global. Kematian pada penderita asma sekitar
250.000.
ETIOLOGI
Atopi
Faktor Resiko
Hiperreaktivitas bronkus
Jenis Kelamin
Ras/etnik
Obesitas
Faktor Lingkungan
Faktor Pencetus
- Alergen dalam rumah
- Alergen luar rumah
Faktor lain : alergi makanan, obat-obatan,
bahan yang mengiritasi, emosi, asap
rokok, polusi di luar dan dalam ruangan,
aktivitas, perubahan cuaca dan pekerjaan
PATOFISIOLOGI
Penyempitan saluran napas yang
merupakan proses akhir yang
menimbulkan gejala-gejala dan
perubahan fisiologis pada asma.
Beberapa faktor yang berperan dalam
terjadinya penyempitan saluran napas
pada asma.
Mekanisme Khusus
Eksasebasi akut: Perburukan sesaat pada asma dapat terjadi
karena adanya paparan terhadap faktor risiko atau dicetuskan
oleh olahraga, polutan udara, dan kondisi cuaca tertentu.
Perburukan yang lebih lama dapat disebabkan oleh infeksi virus
saluran pernapasan atas atau paparan alergen meningkatkan
inflamasi pada saluran pernapasan bawah akan menetap
selama beberapa hari atau minggu.
- Asma nokturnal: Mekanisme terjadinya perburukan asma saat
malam hari yang mekanismenya belum dimengerti, namun
mungkin dapat disebabkan oleh ritme sirkardian dari hormonhormon yang bersirkulasi seperti epinefrin, kortisol, dan melatonin,
serta mekanisme neural seperti tonus kolinergik. Selain itu
mungkin juga disebabkan karena adanya peningkatan inflamasi
saluran napas yang disebabkan karena penurunan mekanisme
anti-inflamasi endogen.
cont...
- Terbatasnya aliran udara yang irreversibel: Beberapa pasien
dengan asma yang parah akan mengalami pembatasan aliran
udara napas yang lebih progresif yang tidak dapat diperbaiki
dengan terapi yang ada saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh
perubahan struktural saluran napas pada asma yang kronis.
- Asma yang sulit diatasi: Hubungan yang paling umum dalam
konteks ini yaitu rendahnya respon terhadap penatalaksanaan
serta terdapat gangguan psikologis dan psikiatris. Pada pasien
dengan jenis asma yang seperti ini yaitu adanya penutupan
saluran napas sehingga terjebaknya udara dan hiperinflasi.Selain
itu, terdapat peningkatan neutrofil, saluran napas yang terkait lebih
kecil, dan terjadi perubahan struktural yang lebih banyak.
cont...
- Merokok dan asma: Merokok asma menjadi lebih sulit untuk
dikontrol sering terjadinya eksaserbasi, serta penurunan fungsi
paru yang lebih cepat dan meningkatnya risiko kematian. Pasien
asma yang merokok memiliki inflamasi yang neutrofilpredominan pada saluran napasnya dan respon terhadap
glukokortikoid
KLASIFIKASI
Derajat
Gejala
Gejala
Asma
I.
Intermiten
Bulanan
*
Gejala
<
1x/minggu
* Tanpa gejala di
luar
serangan
* Serangan singkat
II.
Persisten
Mingguan
Ringan
*
Gejala>
1x/minggu,
tetapi < 1x/ hari
* Serangan dapat
mengganggu
aktivitas
dan tidur
Faal paru
Malam
* 2
sebulan
APE 80%
kali * VEP1 80% nilai
prediksi
APE 80% nilai
terbaik
* Variabiliti APE <
20%
* > 2
sebulan
III.
Persisten
Sedang
IV.
Persisten
Berat
Harian
APE 60 80%
Kontinyu
*
Gejala
terus
menerus
* Sering kambuh
* Aktiviti
fisik
terbatas
APE 60%
* Sering
Saat serangan
DIAGNOSIS
Diagnosis asma didasarkan pada riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Pada riwayat penyakit akan dijumpai
keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat
di dada.
Tetapi kadang-kadang pasien hanya
mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya
timbul pada malam hari atau sewaktu
kegiatan jasmani.
Adanya penyakit alergi yang lain pada
pasien maupun keluarganya seperti rinitis
alergi, dermatitis atopik membantu diagnosis
asma.
Gejala asma sering timbul pada malam hari,
tetapi dapat pula muncul sembarang waktu.
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi mengi,
Pada asma berat
dengan eksaserbasi,
mengik dapat tidak
ditemukan,
Gejala fisik lainnya
seperti sianosis,
kesadaran menurun,
kesulitan berbicara,
takikardia.
Pemeriksaan Penunjang
Spiromet
ri
Pemeriks
aan
Eosinofil
Total
Foto
Dada
DIAGNOSA BANDING
Anak <5 tahun
Episode mengik yang frekuen
(>1bulan)
Periode batuk malam hari tanpa
infeksi virus
Tidak ada mengik sesuai
perubahan musim
Gejala yang tetap ada setelah
umur 3 tahun
http://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/ast
hma.aspx
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan asma bronkial terdiri
dari pengobatan non-medikamentosa dan
pengobatan medikamentosa :
Pengobatan non-medikamentosa
Penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pengendali emosi
Pemakaian oksigen
Dewasa
Dosis rendah
Dosis medium
Dosis tinggi
Beklometason dipropionat
200-500 ug
500-1000 ug
>1000 ug
Budesonid
200-400 ug
400-800 ug
>800 ug
Flunisolid
500-1000 ug
1000-2000 ug
>2000 ug
Flutikason
100-250 ug
250-500 ug
>500 ug
Triamsinolon asetonid
400-1000 ug
1000-2000 ug
>2000 ug
Anak
Dosis rendah
Dosis medium
Dosis tinggi
Beklometason dipropionat
100-400 ug
400-800 ug
>800 ug
Budesonid
100-200 ug
200-400 ug
>400 ug
Flunisolid
500-750 ug
1000-1250 ug
>1250 ug
Flutikason
100-200 ug
200-500 ug
>500 ug
Triamsinolon asetonid
400-800 ug
800-1200 ug
>1200 ug
Obat
Obat
Eksaserbasi Ringan
Eksaserbasi Sedang
Eksaserbasi Berat
= Esaserbasi Ringan +
menit
Glukokortikosteroid oral
hingga perbaikan
Glukokortikosteroid oral:
tanpa tappering.
pemberian
TINDAKAN
derajat asma.
Observasi di IGD
Oksigen
Glukokortikosteroid sistemik
Rawat ICU
Oksigen
Glukokortikosteroid intravena
PCO2 > 45 mm Hg
Pengobatan dirumah:
Teruskan inhalasi 2-agonis
Kriteria berobat jalan
Pertimbangkan glukokortikosteroid
inhalasi/oral
Pertimbangkan penambahan
oral/inhalasi
inhalasi kombinasi.
Edukasi Pasien: Gunakan obat
dengan tepat
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Pneumomediastinum dan emfisema
subkutis
Atelektasis
Aspergillosis bronkopulmoner alergik
Gagal napas
Bronkitis
Fraktur iga
PROGNOSIS
Mortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran
yang paling akhir menunjukkan kurang dari 5000
kematian setiap tahun dari populasi beresiko yang
berjumlah kira-kira 10 juta. Sebelum dipakai
kortikosteroid, secara umum angka kematian
penderita asma wanita dua kali lipat penderita asma
pria
Pada penderita yang mengalami serangan
intermitten angka kematiannya 2%, sedangkan
angka kematian pada penderita yang dengan
serangan terus menerus angka kematiannya 9%.
TERIMAKASIH
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.