Definisi:
Pengendalian lantai pabrik (production activity control/shop floor
control) merupakan bagian yang menjadi closed loop dari MRP II
yang memberikan umpan balik informasi progress implementasi
dari rencana yang telah dibuat.
Elemen dari PAC/SFC meliputi:
Untuk pengembangan perencanaan berbasis data dan
pengetahuan terkini yang mana akan
memastikan semua
kebutuhan produksi terpenuhi.
Untuk mengimplementasikan suatu perencanaan ke dalam
laporan status langsung dari sistem produksi
Untuk memonitor status komponen utama dalam sistem selama
aktivitas pengiriman (dispatching).
Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi didefinisikan sebagai proses
pengalokasian sumber atau mesin untuk melakukan
sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
1. Tujuan penjadwalan meliputi :
Meminimumkan rata-rata keterlambatan (average
lateness)
Meminimumkan maksimum keterlambatan (maksimum
lateness)
Meminimumkan flow time (manufacturing lead time)
Meminimumkan barang setengah jadi (work in process)
Memaksimumkan utilisasi work center yang bottleneck
2.Proses penjadwalan
Proses penjadwalan produksi membutuhkan tiga informasi
dasar untuk setiap order, yaitu :
Processing time (tt) atau waktu proses, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah pada order i.
Ready time (ri) atau saat siap, yaitu saat paling awal
order i dapat diproses oleh mesin
Due date (di) atau saat kirim, yaitu saat pengiriman
order kepada konsumen.
3.Kriteria evaluasi penjadwalan
Kriteria untuk mengevaluasi penjadwalan yang
dilakukan telah banyak dikembangkan. kriteria
evaluasi penjadwalan adalah sebagai berikut:
Completion time, Ci atau saat selesai, yaitu saat
penyelesaian operasi paling akhir suatu order i.
Flow time, Fi =Ci ri atau waktu tinggal, yaitu waktu yang
diperlukan oleh suatu order i berada dishop.
Waiting time, Wi = Ci ri - atau waktu tunggu, yaitu
waktu menunggu antara waktu suatu proses selesai
diproses sampai dimulai operasi berikutnya dari
pengerjaan setiap operasi pada order i.
Jawab:
Untuk menyelesaikan soal di atas lakukan terlebih
dahulu perhitungan untuk menentukan nilai ST dan CR
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
ST = (Due date) (Present date) (Processing time)
CR = (Due date Present date) / (Processing time)
Waktu Proses
Batas Waktu
Slack
10
(10-1) 5 = 4
Critical
Ratio
(10-1)/5 = 1.80
10
15
(15-1) 10 = 4
(15-1)/10 = 1.40
(5-1) 2 = 2
(5-1)/2 = 2.00
12
(12-1) 8 = 3
(12-1)/8 = 1.37
(8-1) 6 = 1
(8-1)/6 = 1.16
Waktu Mulai
Waktu Proses
Batas Waktu
Tardiness
Completion
Time
5
10
10
15
15
15
17
12
17
25
12
13
25
31
23
Rata-rata
18.60
9.6
Waktu Mulai
Waktu Proses
Batas Waktu
Tardiness
Completion
Time
2
10
13
13
21
12
21
10
31
15
16
Rata-rata
14.80
Waktu Mulai
Waktu Proses
Batas Waktu
Tardiness
Completion
Time
2
13
10
13
21
12
21
10
31
15
16
Rata-rata
18.60
5.6
Waktu Mulai
Waktu Proses
Batas Waktu
Tardiness
Completion
Time
6
16
12
16
21
10
11
21
10
31
15
16
Rata-rata
16.40
6.8
Waktu Mulai
Waktu Proses
Batas Waktu
Tardiness
Completion
Time
6
14
12
14
10
24
15
24
29
10
19
29
31
26
Rata-rata
20.8
11.2
2.Operation overlapping
Formulasinya adalah:
Q = Q1 + Q2
TAB + SB + Q1PB Q2PA + TAB
TAB + SB + Q1PB (Q-Q1)PA+TAB
Q1(PA+PB) QPA-SB
Q1 (QPA-SB)/(PA+PB)
Keterangan:
Q = total lot size
Q1 = ukuran minimum batch pertama
Q2 = ukuran maximum batch kedua
SB = setup time mesin B
PA = processing time per unit di mesin A
PB = processing time per unit di mesin B
TAB = transit antara mesin A dan B
Contoh soal:
Jika diketahui data sebagai berikut:
Q = 100 unit
SB = 40 menit
PA = 10 menit
PB = 5 menit
TAB = 30 menit
Hitunglah besarnya ukuran minimum batch pertama
dan ukuran maksimum batch kedua!
Jawab:
Q1 (100X10 - 40)/(10+5)
Q1 64 unit dan Q2 < 36 unit
Bila mesin B dapat disetup sebelum part datang:
Q1 (100X10)/(10+5)
Q1 66.7 dan Q2 67