Oleh:
Anggun puspita
N 111 13 061
Pembimbing Klinik : dr.Muh.Ardi Munir.,M.Kes.,Sp.OT.,FICS.,M.H
Etika Klinik
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan
buruk dalam hubungan dengan orang lain.
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik
serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang.
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada pasien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang
kurang bermanfaat (sia-sia).
Dalam
penanganan
pasien-pasien
diklinik,
perlu
yang
perkembangannya
berkembang
teknologi
dan
sesuai
situasi
serta
dengan
kondisi
B. Pilihan Pasien
Prinsip menghormati otonomi pasien
1. Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten? Adakah bukti-bukti tidak
mampu?
2. Kalau mampu apa kata pasien tentang pengobatan yang dipilihnya?
3. Apakah kepada pasien telah dijelaskan manfaat dan risiko, dan memahami penjelasan
tesebut dan apakah telah mengerti tentang penjelasan ini dan telah memberikan
persetujuan tindakan mediknya (PTM)?
4. Kalau tidak mampu siapa yang layak mewakilinya? Apakah wakilnya menggunakan
standar yang tepat untuk mengambil keputusan?
5. Apakah pasien sebelumnya telah mengemukakan pilihannya dan ke arah mana
penanganannya?
6. Apakah pasien tidak mau atau tidak mampu menerima pengobatan? Kalau ya, kenapa?
7. Sebagai simpulan, apakah dari segi etik dan hukum hak pasien memilih telah
dihormati?
C. Kualitas Hidup
Prinsip-prinsip yang terbaik, tidak merugikan, dan menghormati otonomi
pasien
1. Bagaimana prospeknya dengan atau tanpa pengobatan untuk kembali ke
kehidupan normal?
2. Apa kekurangan fisik, mental dan sosial yang mungkin dialami pasien kalau
pengobatan berhasil?
3. Adakah bias terhadap penilaian yang diberikan penyelenggara pelayanan
kesehatan terhadap kualitas hidup pasien?
4. Apakah kondisi pasien sekarang dan yang akan datang sebegitu rupa sehingga
kehidupan selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi?
5. Apakah rasional untuk merencanakan pengobatan selanjutnya?
6. Adakah rencana untuk membuat hidupnya pasien nyaman dan apakah perlu
diberikan asuhan paliatif?