Anda di halaman 1dari 51

KONSEP PERENCANAAN

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

ASAP
1. Asap dikenal sebagai pembunuh utama dalam semua
situasi kebakaran.
2. Perjalanan asap dan gas dalam bangunan yang
terbakar melalui cara Konveksi dan atau melalui
saluran (ducting) udara yang ada.
3. Tangga terbuka (tanpa pintu) adalah sarana penyalur
penyebaran asap utama.
4. Penyebaran asap dan gas secara vertikal melalui
seluruh shaft vertikal yang ada

Konsentrasi Berbahaya

Konsentrasi CO2
(dalam PPM)

3.200

Menyebabkan Gejala Tak


Menyenangkan Setelah 1 jam

2.400
1.600
1.500
1.000
800

Kayu (pembakaran tidak


Sempurna menghasilkan CO2)
4

8
12
Waktu dalam detik

16

Vinyl-Urethane
(Pembakaran Menghasilkan HCl)

3.200

Konsentrasi Berbahaya
(Jika terkena kurang dari jam)

Konsentrasi HCl
(dalam PPM)

2.400
1.600
1.500

Menyebabkan:
-Iritasi Tenggorokan & Paru-Paru)
-Bergerak menjadi lambat

1.000
800
50
0

8
12
Waktu dalam menit

16

Konduksi, konveksi dan radiasi:


Konduksi adalah moda pemindahan
panas dalam benda padat (solids),
meskipun konduksi juga terjadi dalam
benda cair dan gas hal tsb dilihat
sebagai konveksi.
Konveksi melibatkan pergerakan dari
mediumnya, karenanya dibatasi pada
benda cair dan gas.
Radiasi
adalah
sebuah
bentuk
perpindahan
panas
yang
tidak
mempersyaratkan
sebuah
medium
perantara antara sumber panas dan
penerima.

Kurva pertumbuhan kebakaran

Dasar pentahapan kebakaran

PERTUMBUHAN API KEBAKARAN

Pada tahap awal, pertumbuhan api kebakaran pada gedung tinggi tidak
berbeda dengan gedung rendah.

Timbulnya kebakaran lebih dikarenakan building occupancy daripada


tinggi gedung

Dalam pertumbuhannya api kebakaran akan berhadapan dengan


barriers

Pertumbuhan api kebakaran terbagi dalam dua rezim yaitu Periode Pre
dan Post Flashover.

Faktor kritis umumnya berupa bahan pelapis, isi/peralatan dan geometry


ruang.

Flash Over
A-B : Growth Period (Pre-Flash Over)
At C: Burning Period ends,
temperature begin to fall

Flash Over

1.600

1.200
800

Fully Developed
Period

400

Decay
Period

Growth
Period

10

20

40

60

80

Pergerakan Manusia (Linier)


C2

ma
u
H

Distance

o
M
n

ent
m
ve

C1
A

Time

Pertumbuhan Api (Eksponensial)


Critical

D2

Damage

re
i
F

th
w
o
Gr

D1
A

Time

Pendahuluan
1.

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan


administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung (ayat (1) Pasal 7 Undang Undang No. 28 th
2002 tentang Bangunan Gedung).

2.

Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) Pasal 7 meliputi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan kehandalan bangunan gedung (ayat (3) Pasal 7
Undang Undang No. 28 th 2002 tentang Bangunan Gedung).

3.

Persyaratan kehandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (3) meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan (ayat (1) Pasal 16
Undang Undang No. 28 th 2002 tentang Bangunan Gedung).

4.

Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan kemanpuan bangunan
gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan
bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya
kebakaran dan bahaya petir (ayat (1) Pasal 17 Undang Undang No.
28 th 2002 tentang Bangunan Gedung)

5.

Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan


menanggulangi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 ayat (1) merupakan kemampuan kemampuan bangunan
gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaran
melalui sistem proteksi pasif dan atau proteksi aktif (ayat (3)
Pasal 17 Undang Undang No. 28 th 2002 tentang Bangunan
Gedung)

FIRE PROTECTION
Umumnya mempunyai 4 tujuan yang
saling melengkapi, yaitu:
1. Keselamatan Jiwa
Umum, Karyawan, Pemadam Kebakaran
2. Perlindungan Harta Benda & Warisan Sejarah
Mencakup struktur, peralatan dan isi bangunan
3. Kesinambungan Operasi
Melindungi misi organisasi, produksi, & atau kemampuan operasi
4. Membatasi Dampak Terhadap Lingkungan
Akibat dari kebakaran dan upaya proteksi kebakaran

ESSENTIAL ELEMENTS OF FIRE


SAFETY IN BUILDING

Site Planning for fire safety


Building Materials
Structural Fire Protection
Means of Escape
Detection & Alarm systems
Water-based Suppression
Chemical-based Suppression
Systems
Fire Safety management

Ilmu Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Perancangan


Identification of
Fire Hazard

Identification of
Fire Protection Strategies

Identification of
Cost-Effective Solution

Need to know:

Need to know:

Need to know:

-Heat

-Fire

-Fire

Transfer
-Property of materials
-FireChemistry
-Fire Dynamics
-Compartment Fire
Dynamics
-Building Construction
-People/Fire Interactions

Prevention
-Fire Detection
-Fire Communications
-Escape Route Design
-Fire Suppression
-Fire Control
-Fire Resistance

Modelling
-QRA
-Cost-benefit analisys
-Presentation Skills

Essentials Elements For Fire Safety Planning


Interior
Life Safety

PROSES
SAFETY

Fire
Zoning

Material Fire Property


Detection & Alarm System

Room
Design

Property
Protection

Structural Fire Safety

Fire Suppression System


Smoke Control

Escape
Planning

Fire Safety Management

Exterior
Fire Brigade
Operation

Site
Planning

Yard
Hydrant

Open
Space

Building
Envelope

FIRE SAFETY DESIGN


Fire Safety

Objectives

Tactics

Components

Life
Safety

Property
Protection

Prevention, Communication, Escape, Extinguishment, Containment

Building

Furniture

Fittings

Occupants

FIRE SAFETY TACTICS


Succes
Life Safety

Escape

Failure
Death

Succes
Succes

Prevention

Failure
Failure

Communication

Succes
Failure

Containment

Succes
Succes

Property
Protection

Failure

Succes

Succes

Extinguishment

Failure

Destruction

TUJUAN KESELAMATAN
KEBAKARAN
Keselamatan jiwa manusia
(life-safety)
Perlindungan harta benda
(property-safety)
Kelangsungan proses dan kerja
(process-safety)
Keselamatan lingkungan
(environmental-safety)

PERENCANAAN TAPAK UNTUK


PROTEKSI KEBAKARAN
Yang diatur dalam KEPMEN 10
(1) LINGKUNGAN BANGUNAN

Lingkungan perumahan, perdagangan, industri


Jalan lingkungan
Jarak
bangunanBang
No.antar Tinggi
Jarak Min. Antar

(m).

Bang. Gedung (m)

1.

s/d 8

2.

> 8 s/d 14

> 3 s/d 6

3.

> 14 s/d 40

> 6 s/d 8

4.

> 40

>8

(2) AKSES PETUGAS PEMADAM KE LINGKUNGAN


(3) AKSES PETUGAS PEMADAM KE BANGUNAN

PERENCANAAN TAPAK (lanjutan)


Akses petugas pemadam
kebakaran

Tinggi < 10 m

lapis

perkerasan
jalur akses masuk
Penandaan jalur akses masuk
hidran halaman

Lebar jalan min. 4 m

Maks. 45 m

Volume bangunan untuk penentuan


akses:
Volume bangunan

Keterangan

> 7.100 m

Min 1/6 keliling bangunan

> 28.00 m

Min keliling bangunan

>56.800 m

Min keliling bangunan

> 85.200 m

Min keliling bangunan

>113.600 m

Hrs sekeliling bangunan

Jalan masuk mobil


pemadam kebakaran

SARANA JALAN MASUK DAN KELUAR

FUNGSI DAN PERSYARATAN KINERJA


KETENTUAN JALAN KELUAR
KONSTRUKSI JALAN KELUAR
AKSES BAGI PENYANDANG CACAT

PERENCANAAN AKSES BAGI MOBIL


PEMADAM KEBAKARAN

HAMBATAN BAGI AKSES PEMADAM


KEBAKARAN

AKSES PEMADAM KEBAKARAN


AKSES PEMADAM KEBAKARAN KE GEDUNG
(1)

(1)

(1)

BANGUNAN-BANGUNAN YANG MEMERLUKAN SAF UNTUK


PEMADAMAN KEBAKARAN, YANG MEMPERLIHATKAN TINGKAT
ATAU LANTAI-LANTAI MANA YANG PERLU DILAYANI

Akses petugas pemadam ke dalam bangunan


(bukaan di dinding luar)
Akses petugas pemadam di dalam bangunan
(lif kebakaran, lobi dlm saf terlindung, sarana lain)
Penyediaan saf untuk petugas pemadam kebakaran
(persyaratan, jumlah dan lokasi, desain dan
konstruksi saf termasuk sarana proteksi seperti
landing valve )

Lantai-lantai atas di
tiap bangunan yang
berada 20 m di atas
level akses masuk

Lantai-lantai atas yang


luasnya 600 m 2 atau
lebih yang jaraknya
dari level akses masuk
minimum 7,5 m

Lantai bismen 2 lantai


atau lebih yang luasnya
tiap lantainya lebih dari
500 m2
Level akses
masuk
7,5 m

Level
akses

Lantai-lantai
bismen di tiap
bangunan yang
berada 10 m atau
lebih dari level
akses masuk

B&C
Saf pemadam kebakaran tidak
perlu memuat lif kebakaran

A
kebakaran

Saf pemadam kebakaran harus memuat lif

SAF UNTUK PETUGAS PEMADAM


KEBAKARAN

Saf pemadam kebakaran


Lobi utk
pemadaman
kebakaran
Pintu yg
Menutup
sendiri

Tangga
untuk
pemadaman
kebakaran

Jumlah minimum saf pada


bangunan bersprinkler
Luas lantai
maks (m2)

Jumlah min saf pemadam kebakaran

< 900

900 - 2000
> 2000

Lif untuk
pemada
m
kebakara
n dlm saf

2
2 ditambah 1 utk tiap
penambahan luas
1500m2

Bila bangunan tidak bersprinkler harus


disediakan satu saf untuk setiap 900m 2 luas
lantai terbesar yang letaknya > 20m diatas
permukaan tanah

PERSYARATAN KINERJA UNTUK PENYEDIAAN


SARANA PENYELAMATAN

Sarana ke luar memperhitungkan

Jarak tempuh
Jumlah, mobilitas & karakter penghuni
Fungsi atau penggunaan bangunan
Tinggi bangunan dan arah sarana ke luar

Jalan ke luar ditempatkan terpisah

Jumlah lantai bangunan yg dihubungkan


Sistem proteksi kebakaran terpasang
Fungsi / penggunan bangunan
Jumlah lantai yang dilalui
Tindakan pemadam kebakaran

Memenuhi persyaratan dimensi

Jumlah, mobilitas & karakter penghuni lain-nya


Fungsi atau pemakaian bangunan

PERSYARATAN JALAN KE LUAR


1. Kebutuhan jalan ke luar (eksit)

Sekurang-kurangnya 1 eksit
Ditentukan berdasarkan beban penghunian
Jumlah eksit sebagai berikut :
Beban penghunian

Jumlah eksit

< 500

> 500

1000

2. Jarak antar eksit


Tidak lebih dari setengah diagonal

3. Konstruksi pelindung eksit


Harus memiliki TKA minimal 60/60/60

4. Tidak terdapat koridor buntu > 13m

PERSYARATAN JALAN KE LUAR (lanj)

Sistem evakuasi kebakaran ditentukan oleh jenis penggunaan


bangunan (jml. eksit, jarak tempuh dll)
Pada bangunan rumah sakit perlu diperhatikan kondisi
pasien (ICU, bed-ridden, ambulatory yg memerlukan sarana
dan treatment berbeda
(TKA, eksit horisontal dan ramp)
Pintu kebakaran harus dilengkapi dengan kelengkapan
penutup pintu otomatis, bertanda dan membuka ke arah luar.
Bisa dilengkapi pula dgn kaca berkawat (wired-glass).
Dimensi atau ukuran eksit ditentukan berdasarkan beban
penghunian (occupant load factor), namun minimal 1 meter
Pada bangunan residential ( klas 1, 2 dan 3) perlu
memperhatikan faktor keselamatan terhadap kebakaran disamping faktor keamanan lainnya (misalnya penggunaan
teralis dsb)
Sirkulasi untuk evakuasi tidak boleh terhalangi

JALUR EVAKUASI
A : titik terjauh dlm kamar
B : Pintu ke koridor
C : Pintu tangga kebakaran
D : Pintu ke luar dari tangga
E : Pintu ke halaman luar
(exit discharge)
Jarak tempuh = A C
(apabila tangga
dilindungi struktur tahan
api (fire rated), dari titik
terjauh ke eksit

PERSYARATAN JALAN
KE LUAR (lanjutan)

Beban Penghunian = Luas lantai / Faktor BebanPenghunian


Faktor Beban Penghunian sbb :

Jarak tempuh ke eksit


Jenis
Penggunaan

Tanpa
sprinkler

Bersprinkler

Perkantoran
Pertemuan umum
Pendidikan
Rumah sakit
Industri / gudang
Bahaya tinggi
Hotel / motel
Flat / rmh susun
Rumah tinggal

45m
45m
45m
30m
30m
20m
30m
30m
TD

60m
60m
60m
45m
45m
35m
45m
50m
TD

TD = tidak dibatasi

Penggunaan bangunan
Tempat berkumpul
-Tersebar tanpa tempat duduk tetap
-Terkonsentrasi tanpa tempat duduk
Perdagangan
-Lantai dasar dan bismen
-Tempat penyimpanan/pengepakan
Pendidikan
-Ruang-ruang kelas
-Ruang toko dan kerja praktek
Perkantoran/bisnis
Hotel dan apartemen
Perawatan kesehatan / rmh sakit
-Bangsal tempat tidur
-Bagian perawatan pasien
Institusional

m2
bersih
1,5
0,7
36
30
2
5
10
20
12
24
12

KONSTRUKSI EKSIT

Konstruksi pelindung tangga atau ramp


harus dari bahan yang tidak mudah
terbakar
Ruang tangga kebakaran harus kedap
asap melalui sistem kontrol asap (smoke
vent system atau pressurizer system)
Tangga spiral dilarang diguna- kan
sebagai tangga kebakaran
Maksimum jumlah tanjakan 18 dan
minimum jumlah tanjakan 2
Tekanan membuka pintu tangga
maksimum 50 lb (25 kg)
Jalur tangga tidak boleh terputus
Penempatan rambu-rambu pada pintu
kebakaran

Dimensi

Maks

Min

Tanjakan
tangga

190 mm

115 mm

Injakan tangga

355 mm

250 mm

TANDA-TANDA ARAH KE LUAR

1. TRANSPORTASI
Lif:
DALAM BAN
Kapasitas Lif;
GUNAN
GEDUNG
Lif Kebakaran;

Peringatan tehadap Pengguna Lif pada saat Kebakaran;


Lif untuk Rumah Sakit;
Sangkar Lif;
Saf Lif;
Mesin dan Ruang Mesin Lif;
Instalasi Lif;
Pemeriksaan, Pengujian, dan Pemeliharaan.

2. Tangga Berjalan dan Lantai Berjalan

Beberapa Peraturan yang berkaitan dengan


keselamatan kebakaran

Permen PU No.26/PRT/2008 tentang Ketentuan persyaratan teknis


pengamanan thd bahaya kebakaran pd bangunan gedung dan
lingkungan
Kepmenneg PU No.11/KPTS/2000 tentang Ketentuan persyaratan
teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan
Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Dep.
Kimpraswil No. 58/KPTS/DM/2002, Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung
SNI-SNI tentang proteksi kebakaran

Sistem Proteksi Pasif


Sistem proteksi pasif adalah suatu
sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung yang berbasis
pada disain struktur dan
arsitektur sehingga bangunan
gedung itu sendiri secara
struktural stabil dalam waktu
tertentu dan dapat menghambat
penjalaran api serta panas bila
terjadi kebakaran.

Sistem Proteksi Pasif


Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
dilakukan dengan sistem proteksi pasif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (3) meliputi kemampuan stabilitas
struktur dan elemennya, konstruksi
tahan api, kompartemenisasi dan
pemisahan, serta proteksi pada bukaan
yang ada untuk menahan dan membatasi
kecepatan menjalarnya api dan
asapkebakaran.

UNSUR TINGKAT KETAHANAN API


(TKA)
DINYATAKAN DALAM MENIT / JAM

Ketahanan memikul beban ( kelayakan struktur).


(kemampuan untuk memelihara stabilitas dan kelayakan kapasitas
beban sesuai dengan standar yang dibutuhkan)

Ketahanan terhadap penjalaran api (integritas).


(kemampuan untuk menahan penjalaran api dan udara panas
sebagaimana ditentukan pada standar).

Ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi).


(kemampuan untuk memelihara temperatur pada permukaan yang
tidak terkena panas langsung dari tungku kebakaran pada temperatur
di bawah 1400C sesuai standar uji ketahanan api.

FIRE SAFETY COMPONENTS


a. Staf

k. Travel Distance

b. Patients and Visitors

l.

c. Factor Afecting Smoke


Movement

m. Lifts

d. Protected Areas

Stairways

n. Corridors

e. Ducts, Shafts and Cavities

o. Communication
Systems

f.

p. Signs and Fire Notices

Hazard Protection

g. Interior Finishes
h. Furnishings
i.

Access to Protected Areas

j.

Direct External Egress

q. Manual Fire Fighting


Equipment
r.

Escape Lighting

s. Auto Suppression
t.

Fire Brigade

Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP)


Tujuan FEP

a. Panduan siapa melakukan apa pada saat


terjadi
kebakaran
pada
bangunan,
termasuk tindakan evakuasi yang aman,
tertib dan teratur.
b. Menjamin keamanan jiwa penghuni/
pemakai
bangunan
saat
terjadi
kebakaran dan meminimasi kerugian /
kerusakan.
c. Menjamin
berfungsinya
sistem
peringatan awal lewat alarm dan
peralatan pemadam kebakaran lainnya.
d. Sebagai
panduan
dalam
latihan
kebakaran
terutama
dalam
rangka
meningkatkan
keterampilan
dan
efektifitas upaya pemadaman kebakaran

Beberapa Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Pembuatan FEP;


a. Karakteristik Konstruksi Bangunan (Building Construction).
Klasifikasi Konstruksi memungkinkan untuk penyebaran
pembatasan asap (atrium, void, shaft, tangga dalam,
hubungannya dengan pembatasan penyebaran api dan
asap).
b. Karakteristik Penggunaan Bangunan (Building Occupancy).
Misal: Apartemen, hotel, sekolah, rumah sakit,
bioskop, pabrik gudang dan lain-lain.
c. Peralatan Pemadam Kebakaran Yang Tersedia.
APAR, Hidran dan lain-lain.
d. Perilaku Manusia (Human Behavior).
Kebutuhan ekspresi kecenderungan bawah sadar
(insting, kebutuhan / needs, pola tindak sebelumnya telah
terprogram) yang nampak pada tahap kedewasaan /
kematangan yang berbeda.

Substansi Dalam FEP;


a. Maksud dan Tujuan
b. Organisasi Peran Kebakaran
c. Personil Dalam Peran Kebakaran
d. Uraian Tugas Masing-Masing Peran Kebakaran
e. Pengaturan Tahap Alarm Kebakaran
f.

Jaringan Telepon Darurat

g. Tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi


kebakaran
h. Tindakan menghadapi kebakaran di luar jam kerja
i.

Wewenang dan tanggung jawab personil kunci

j.

Petunjuk bagi penghuni / pemakai bangunan

k. Tindakan pencegahan kebakaran

L. Lampiran-Lampiran
1. Daftar personil peran kebakaran gedung
2. Daftar nomor telepon / call sign penting
3. Diagram sistem pendeteksian / komunikasi
emergency
4. Gambar tapak bangunan & lokasi tempat
berkumpul
5. Standar teks pemberitahuan / peringatan tanda
bahaya
6. Daftar penghuni bangunan untuk status evakuasi

K e lo la
K e b a k a ra n

C a b a n g P o h o n K o n s e p K e s e la m a t a n K e b a k a r a n
K o m p o n e n P e n c e g a h a n T e r ja d in y a A p i

A ta u
K e n d a lik a n
p ro se s
p e m b ak ara n

Padam kan
K e b ak ara n

K e n d a lik a n
K e b a k a ra n
dg
K o n s tru k s i

A ta u

A ta u

Dan

K e n d a lik a n
bhn m udah
te r b a k a r

K e n d a lik a n
L in g k u n g a n

Padam kan
K e b a ka ran
d g O to m a tis

Padam kan
K eb a k aran
dg M anual

B e r ik a n
s ta b ilita s
s tr u k tu ra l

A ta u

A ta u

Dan

D an

K e n d a lik a n
g era k
api

K e n d a lik a n
s ifa t
bhn m dh
te rb a k a r
B a ta s i
jm lh b h n
m u d a h te rb a k a r
K e n d a lik a n
d is tr ib u s i
bhn m udah
te rb a k a r

K e n d a lik a n
s ifa t
fis ik
lin g k u n g a n

K e n d a lik a n
s ifa t
k im ia
lin g k u n g a n

D e te k s i
Api

D e te k s i
Api

K o m u n ik a s ik a n
a b a -a b a

G unakan
R acun Api
secukupnya

P u tu s k a n
T in d a k a n

R espon
k e la p a n g a n

G unakan
R acun Api
secukupnya

A ta u
A lir k a n
Api

K u ru n g /
B a ta s i
K e b a k a ra n

K e lo la
y g te re k s p o s
G b. 4

K
Y
C
K

A ta u
B a ta s i
jm lh y g
te re k s p o s

o
g
a
e

m p o n e n P e n g e lo la
T e re k s p o s
b a n g d a ri P o h o n K o n s e p
s e la m a ta n K e b a k a r a n

L in d u n g i
y g te r e k s p o s

A ta u
P e r ta h a n k a n
y g te re k s p o s
d ite m p a t

P in d a h k a n
y g te re k s p o s
A

D an
B a ta s i
g e ra k an
y g te r e k s p o s
P e r ta h a n k a n
te m p a tn y a

D an
P e r ta h a n k a n
lin g k u n g a n
y g e s e n s ia l

G e ra k k a n
y g te re k s p o s

B uat
c a r a -c a r a
b e rg e ra k

D an

D an

D e te k s i
k e b u tu h a n

D an

B e r ik a n
K a p a s ita s
M e n u ju A

P e r ta h a n k a n
te r h a d a p
p ro d u k -p ro d u k
k e b a k a ra n

B uat
s ta b ilita s
s tru k tu r

B e r ita h u k a n
k e b u tu h a n

B e r ik a n
p e r in ta h -p e r in ta h

B u a tk a n
ja lu r
y g te r lin d u n g i
M e n u ju A

B uat
tu ju a n
yg am an
M e n u ju A
B u a tk a n
ja lu r
y g le n g k a p
B u a tk a n
ja lu r
akses

D ic a p a i d e n g a n
K e g ia ta n A d m in is tr a tif

A ta u
D ic a p a i d e n g a n
K e g ia ta n P e r u n d a n g a n / p e r a tu r a n

D ic a p a i d e n g a n k e g ia ta n
S u k a r e la

A ta u

A ta u

D ic a p a i
dengan
J a la n D is a in

D ic a p a i
d e n g a n K e g ia ta n
M a n u s ia w i

D ic a p a i
dengan
J a la n D is a in

D ic a p a i
d e n g a n K e g ia ta n
M a n u s ia w i

D an

D an

D an

D an

Sesuai
P e ru n d an g a n

D id ik
Pengguna

In s p e k s i l a h
G e d u n g / ta n a h

Tegakkan
H ukum

M o tiv a s ik a n
Pengguna

M o tiv a s ik a n
Pengguna

Tegakkan
H ukum

In s p e k s ila h
G e d u n g / ta n a h

Sesuai
P e ru n d an g an

D id ik
Pengguna

D id ik la h
Pem akai

D id ik la h
Pem akai

P e r ik s a la h
H a rta , B e n d a

P e r ik s a la h
H a r ta , B e n d a

K o m p o n e n S e k s i A d m in is tr a tif
C a b a n g P o h o n K o n s e p K e s e la m a ta n K e b a k a r a n

10 LANGKAH KONSEPSI
1.Adakan FIRE SAFETY AUDIT; kenali seluruh
resiko kebakaran dan SDM.
2.Bentuk ORGANISASI EMERGENCY; tetapkan staf
dan tugas tanggung jawabnya serta angkat staf
pengawas.
3.Kembangkan PROSEDUR KEADAAN DARURAT;
tetapkan prosedur tentang apa yang harus
dilakukan - in case of fire (yang berbeda untuk
tiap gedung dan lokasi / lingkungan).

4. Laksanakan PROSEDUR FIRE DRILL dan pelatihan;


berlatih untuk adanya respon yang efektif.
5. Laksanakan PEMELIHARAAN FASILITAS bangunan
dan peralatan proteksi kebakaran; check, inspeksi,
test dan maintain.
6. RENCANAKAN TINDAKAN ALTERNATIF dalam hal
tidak bekerjanya suatu sistem proteksi kebakaran;
apa yang harus dilakukan bila sistem pemberitahuan
dan pemadaman kebakaran tidak bekerja.
7. KENDALIKAN FIRE HAZARD; hindarkan / pencegahan
/ pengurangan / pengendalian terhadap seluruh fire
hazard.

8. Sediakan AKSESIBILITAS bagi pemadam


kebakaran dan dapatkan informasi mengenai
pemadaman kebakaran; ketahui kebutuhan
pemadam kebakaran.
9. Siapkan diagram skematis dan site plan; PAHAMI
LINGKUNGAN SENDIRI dan bersiap-siaga.
10. TEMPATKAN PROSEDUR DARURAT TERMASUK
NOMOR TELPON DARURAT ; dalam tempat
strategis atau tempat kunci.

Anda mungkin juga menyukai