Anda di halaman 1dari 26

Cost Effectiveness

& Sensitivity
Analysis

Cost Effectiveness
a)

b)

Cost Effectiveness bisa digunakan untuk


kegiatan-kegiatan yang memiliki ciri:
Benefit dari proyek/kegiatan tersebut sulit
diukur dengan uang (sulit dikuantifikasikan),
akan tetapi biasanya kegiatan tersebut memiliki
suatu acuan-acuan tertentu yang bisa dijadikan
target keberhasilan dari kegiatan tersebut
Jika ada dua atau lebih dari proyek yang
memiliki benefit yang sama. Oleh sebab itu kita
akan melakukan identifikasi terhadap berbagai
teknik pelaksanaan proyek yang akan dilakukan,
yang memiliki biaya yang terkecillah yang harus
dipilih dalam penentuan proyek tersebut.

Penjelasan A:

Peningkatan kesehatan masyarakat, output dari


kegiatan ini sulit untuk diukur dengan uang
(dikuantifikasikan). Akan tetapi dibidang
kesehatan ada beberapa acuan mengenai
keberhasilan kegiatan program misalkan saja :
Angka harapan hidup, Tingkat kematian bayi
dan lain sebagainya.
Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.
Output dari kegiatan pendidikan juga sulit untuk
diukur secara kuantitatif, akan tetapi dibidang
pendidikan kita memiliki beberapa kriteria
pencapaian keberhasilan, misalkan saja : Angka
melek huruf, Enrollment ratio, Education
attainment dan lain sebagainya.

Penjelasan B:

Untuk kegiatan yang memiliki ciri


mempunyai benefit yang sama, maka
metode Cross-Over Discount Rate
sering digunakan sebagai dasar
perhitungan pemilihan teknik yang paling
effisien.

Cross-Over Discount Rate

Cross-over discount rate adalah suatu metode


untuk menentukan tingkat opportunity cost yang
tepat bagi suatu kegiatan yang saling bersaing
(mutually exclusive), dimana kedua kegiatan
tersebut diyakini akan memiliki manfaat yang
sama.
Oleh karena kedua kegiatan tersebut memiliki
manfaat yang sama maka yang akan
dipertimbangkan hanyalah biaya yang
dikeluarkan oleh masing-masing kegiatan
tersebut, dengan ketentuan biaya yang paling
minimumlah yang akan dipilih.

Cross-Over Discount Rate


Secara grafis penjelasan mengenai cross-over discount rate
dapat digambarkan sebagai berikut:
PV Cost
Teknik 1
Teknik 2

Cross-Over Discount Rate

Discount Rate
r1

r*

Contoh, Proyek A dengan


Teknik I:

Contoh, Proyek A dengan


Teknik II:

Perhitungan Cross-Over
Discount Rate

Perhitungan Cross-Over
Discount Rate

Cross-Over Discount Rate = 10% + 5%


[6,091.98/(6,091.98+846.41)] = 14,4%

Ketentuan:

Jika OCC yang berlaku diatas 14,4% maka


harus dipilih cara I (karena cara I yang akan
memiliki cost yang lebih rendah)
Jika OCC yang berlaku dibawah 14,4% maka
hatus dipilih cara II (karena cara II yang akan
memiliki cost yang lebih rendah).

Sensitivity Analysis

Tujuan dari dilakukannya analisis sensitivitas


dalam analisis proyek adalah untuk melihat apa
yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek
jika ada sesuatu perubahan (atau terkadang
kesalahan yang menyebabkan harus diubah)
dalam dasar perhitungan analisis biaya dan
manfaat.
Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis
sensitivitas dapat digunakan dalam berbagai
tujuan seperti:

untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang


sedang dilaksanakan
untuk memperbaiki design dari proyek sehingga dapat
meningkatkan NPV
untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan
tindakan pencegahan yang harus dilakukan

Catatan Untuk Sensitivity


Analysis

Dalam melakukan analisis sensitivitas


setiap kemungkinan harus dicoba, dengan
kata lain setiap kemungkinan perubahan
yang terjadi harus dilakukan analisa
kembali.
Hal ini sangat diperlukan karena pada
dasarnya analisis proyek merupakan
kegiatan yang didasarkan pada proyeksiproyeksi, yang tentu saja mengandung
banyak ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang.

Hal-hal yang harus


diperhatikan:
1.

kemungkinan terjadinya cost overrun, seperti


terjadinya kenaikan dalam komponen-komponen
biaya konstruksi
Analisis sensitivitas dalam kaitannya dengan
adanya cost overrun perlu segera dilakukan,
terutama sekali pada proyek-proyek yang
memerlukan biaya konstruksi yang besar sekali.
Suatu kesalahan yang sering dilakukan oleh para
analis adalah seringkali mereka menilai biaya
konstruksi terlalu rendah, dimana kemudian
pada saat pelaksanaan kegiatan konstruksi
tersebut ternyata biaya konstruksinya
membesar.

Hal-hal yang harus


diperhatikan:
2.

Adanya perubahan dalam perbandingan harga


terhadap tingkat harga umum (inflasi), sepeti
misalnya penurunan harga hasil produksi
Kemungkinan dari terjadinya perubahan harga
output suatu proyek perlu diperhitungkan
(dengan demikian perlu dilakukan analisis
sensitivitas terhadap kondisi ini), terutama sekali
bagi proyek-proyek yang memiliki umur
ekonomis yang panjang. Hal ini disebabkan
kemungkinan terjadinya kenaikan supply akibat
dari proyek tersebut sangat besar. Kejadian ini
akan berdampak pada adanya perubahan
terhadap harga relatif (dibandingkan dengan
tingkat harga umum).

Hal-hal yang harus


diperhatikan:
3.
4.

Keterlambatan dalam implementasi suatu


proyek
Adanya kesalahan dalam perhitungan
perkiraan hasil (seperti dalam banyak
kegiatan proyek pertanian, dimana hasil
per hektar di masa datang sering
berubah-ubah).

Alternatif Analisis untuk


Sensitivity Analysis:
1.

2.

Menurunkan NPV menjadi nol


Untuk analisis ini perhitungan analisis proyek
akan dibuat sedemikian rupa sehingga kita
dapat memperoleh besarnya persentase
perubahan dari setiap analisis variabel yang
akan kita ubah (misalnya harga dari komponen
biaya atau harga dari komponen manfaat)
sehingga akan didapatkan NPV menjadi sama
dengan nol
Menggunakan cara grafis
Di dalam analisis tersebut di atas kadangkadang dinyatakan secara grafis untuk
menunjukkan perubahan nilai IRR atau NPV jika
suatu parameter tersebut berubah.

Beberapa Kelemahan
Sensitivity Analysis:

Analisis ini tidak dapat dipakai untuk pemilihan


proyek, karena teknik ini hanya merupakan
analisis parsial dan hanya bisa merubah satu
paramater pada suatu saat tertentu (asumsi
cateris paribus). Oleh karenanya untuk menguji
perubahan beberapa parameter harus dilakukan
satu-satu sebanyak parameter yang diprediksi
bisa berubah dimasa yang akan datang
Analisis ini hanya mampu memberikan informasi
mengenai apa yang akan terjadi bila suatu
variabel berubah, dan bukan untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu proyek.

Contoh Sensitivity Analysis:


Suatu proyek saluran drainase (sewerage
system) dan saluran pembuangan
(disposal system) suatu daerah memilki
data-data biaya modal, biaya operasi dan
manfaat tahunan, setelah didiscount factor
dengan tingkat suku bunga sebesar 8%
adalah sebagai berikut:

Contoh Sensitivity Analysis


(Cons):

Perubahan Terhadap Biaya


Sewerage System

Dimisalkan jika biaya sewerage system berubah bervariasi


antara 10% dan 20%, maka perubahan ini akan
menyebabkan perubahan pada nilai NPV yang telah
dihitung sebelumnya (dengan asumsi tetap pada discount
rate sebesar 8%).
Misalkan terjadi kenaikan 10% pada biaya sewerage
system, maka perubahan tersebut akan membawa dampak
langsung (direct effect) maupun dampak tidak langsung
(indirect effect) sebagai berikut:

Direct effect

Indirect effect

Indirect effect

Perubahan Total

=
=
=
=
=
=

perubahan biaya sewerage system


-0,1 * 5.064 = -506,4
perubahan biaya contingencies
-0,05 * 506,4 = -25,3
perubahan depreciation charge
-0,12 * 531,7 = -63,9

= Direct + Indirect Effet = -595,5

Perubahan Terhadap Biaya


Sewerage System
Berdasarkan cara tersebut maka akan
didapatkan hasil bahwa terjadinya
kenaikan sebesar 10% pada biaya
sewerage system maka akan terjadi
peningkatan capital cost sebesar 595,5.
Dengan cara yang sama kita akan dapat
mengetahui berapa besar perubahan
capital cost (yang berarti pasti akan
terjadi perubahan pada NPV-nya) yang
berasal dari perubahan sewerage system
sebesar -10%, +20%, dan 20%

Perubahan Terhadap Biaya


Sewerage System

Berdasarkan tabel tersebut maka akan dapat diketahui bahwa


apabila terjadi kenaikan pada biaya konstruksi SS system
sebesar 10% maka akan terjadi penurunan NPV sebesar
441% (-595,5/135). Dengan demikian agar nilai NPV menjadi
nol (atau terjadi penurunan sebesar 135 atau 100%), maka
kenaikan biaya konstruksi SS system harus sebesar :

Perubahan Terhadap Biaya


Sewerage System
100
Analisis Sensitivitas
x10% 2.27%
441

Berdasarkan nilai sensitivitas tersebut, maka kita dapat


mengartikan bahwa kenaikan biaya konstruksi sebesar
2,27% saja dari perkiraan biaya modal (yaitu dari kenaikan
biaya konstruksi SS system) akan menyebabkan perubahan
nilai NPV menjadi sebesar 0. Oleh sebabnya kenaikan biaya
konstruksi SS system lebih besar dari 2,27% (cateris
paribus) akan menyebabkan perubahan keputusan proyek
dari GO menjadi NO GO.
Nilai sensitivitas analisis yang relatif kecil menginformasikan
bahwa proyek tersebut sangat sensitif terhadap perubahan
pada variabel yang dinilai (dalam contoh kasus ini pada
biaya konstruksi SS system).

Perubahan Terhadap
Benefit

Jika benefit dimasa yang akan datang


berubah antara 10% dan 20%, maka
apa yang terjadi dengan NPV-nya, dan
bagaimana dengan hasil analisis
sensitivitas benefit tersebut?
Dengan cara yang sama seperti waktu
menghitung analisis sensitivitas biaya,
maka akan diperoleh tabel perubahan NPV
sebagai berikut:

Perubahan Terhadap
Benefit

Perubahan Terhadap
Benefit
100
Analisis Sensitivitas
x10% 1.57%
636

Berdasarkan nilai sensitivitas tersebut, maka kita dapat


mengartikan bahwa penurunan benefit sebesar 1,57% saja dari
perkiraan benefit akan menyebabkan perubahan nilai NPV
menjadi sebesar 0. Oleh sebabnya penurunan benefit lebih besar
dari 1,57 % (cateris paribus) akan menyebabkan perubahan
keputusan proyek dari GO menjadi NO GO.
Dengan cara yang sama seperti di atas maka kita dapat
menghitung bagaimana dampak perubahan terhadap operating
cost disposal system, atau juga terhadap perubahan dari umur
proyek. Sehingga kita dapat menghitung analisis sensitivitas
untuk masing-masing variabel yang kita anggap bisa berubah
dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai