Anda di halaman 1dari 15

Novel ATHEIS

Karya achdiat K.Miharja


Kelompok 5
1.Budiansyah
2.Elita Yudhilda
Rahmadi
3.Purwati
4.Rahduta Safutri
5.Siti Arbayah

ATHEIS
Karya achdiatK.Miharja
Hasan adalan anak seorang pensiunan guru
bernama R.Wiradikarta. Ia dididik dalam
suasana Islam yang kuat. Apalagi orang
tuanya adalah penganut ajaran tarekat;dan
Hasan pun menjadi murid ajaran tarekat
yang dianut ayahnya.
Selepas sekolah di MULO,Hasan bekerja di
jawatan Kotapraja Bandung. Di Bandung
secara tak sengaja ia bertemu dengan teman
lamanya bernama Rusli. Rusli kemudian
datang bersama Kartini menemui Hasan.

Melihat begitu bebasnya hubungan antara


Rusli dan Kartini, Hasan berkeinginan
untuk menasihatinya. Namun justru Hasan
selalu terdesak dalam berargumentasi
dangan Rusli. Akhirnya,iman Hasan goyah.
Kedatangan Anwar yang anarkis lebih
memperkuat kemurtadan Hasan.
Hubungan Hasan dengan Rusli,Kartini,dan
Anwar makin akrab. Apalagi Hasan Jatuh
cinta pada Kartini,dan bertekad untuk
mengawininya
dengan
menentang
kehendak orang tuanya.

Kebahagiaan
perkawinan
Hasan
dan
Kartini tidak berlangsung lama,sebab
Anwar yang anarkis merasa tetap berhak
atas kartini. Demikian halnya Kartini,ia
tetap merasa bebas bergaul dengan siapa
saja. Akhirnya,Hasan memutuskan cerai
dengan kartini.
Keputusan
itu
ternyata
tidak
menyelesaikan masalah. Hasan terus
merasa tertekan. Hasan juga terusmenerus merasa dikejar dosa karena ia
telah melawan orang tuanya,dan telah
murtad dari agamanya. Apalagi setelah
orang tuanya meninggal Hasan makin
tersiksa.

Kondisi
Hasan
makin
memburuk.
Pikirannya pun tidak menentu. Namun ia
sampai pada kesimpulan bahwa Anwarlah
orang yang telah memisahkan dengan
orang tuanya,serta menjerumuskan ke
jalan yang sesat. Maka Hasan pun
bertekad untuk memburu Anwar. Ia pun
tidak memperhatikan sirine peringatan
dari tentara Jepang berbunyi, maka ia pun
ditembak. Sebelum menghembuskan nafas
terakhir,Hasan
sempat
mengucapkan
Allahuakbar,lalu tak bergerak lagi.

Menganalisis unsur Intrinsik


TEMA :Tergoyahnya keyakinan
ALUR : Campuran
Alur ceritanya adalah sebagai berikut :
Perkenalan
Perkenalan tokoh-tokoh serta latar tempat, waktu dalam novel
oleh tokoh aku sebagai Hasan.

Konflik
Melihat

cara bergaul Kartini dan Rusli yang menyimpang,


Hasan ingin menyadarkan mereka menuju jalan yang benar..

Hasan

sedikit terpengaruh oleh cara bergaul Kartini


dan Rusli.
benar-benar terjerumus ke dalam pergaulan atheis.
Klimaks
Hasan bertengkar hebat dengan Kartini hingga
Kartini dipukuli olehnya. Sampai akhirnya Kartini
berniat pergi ke kampung halamannya, namun ia
bertemu dengan Anwar. Lalu mereka pergi ke
sebuah penginapan.
Peleraian
Mengetahui ayahnya meninggal, Hasan mulai sadar
untuk kembali ke jalan yang benar. Pada saat itu ia
mengetahui bahwa Kartini pernah ke penginapan
bersama Anwar. Hasan pun mencari Anwar untuk
membuat perhitungan.
Penyelesaian
Hasan tertembak, lalu meninggal dunia.

PENOKOHAN
Setiap tokoh-tokoh dalam novel Atheis memiliki
watak atau penokohan yang berbeda-beda, antara
lain:
1) Hasan berwatak; Lugu, sederhana,keras
kepala,pencemburu,tidak berpendirian tetap dan
sempit pengetahuan,
2) Kartini ialah seorang wanita yang modern,
pergaulannya yang luas dan bebas,
3) Rusli adalah seorang pria yang pandai dalam
bergaul serta beridiologi marxisme.
4) Anwar ialah seorang pria kaya yang hidup dalam
pergaulan bebas, tetapi cerdas dan santun,
5) Raden Wiradikarta adalah pemeluk agama islam
yang taat saleh dan alim,
6) Bung parta ialah seorang laki-laki yang meiliki

GAYA BAHASA
Dalam novel ini pengarang banyak menggunakan majas
sebagai berikut :
1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Suaranya menggores tajam dalam hatiku seperti suara paku
diatas batu tulis. (hal 10)
Seperti kucing yang sabar menunggu-nunggu kesempatan
untuk menyergap tikus yang sedang diintainya, ......(hal 65)
Rupanya perkataan Ayah laksana jari yang melepaskan
cangkolan gramopon yang baru diputar. (hal 17)
2) Majas Hiperbola
Semuanya kelihatannya sangat lesu juga. Serupa onggokanonggokan daging juga yang tak berdaya apa-apa pula. (hal 7)
Aku agak malu , terasa darah membakar telinga lagi. Hidung
bergerak tak keruan. (hal 42)
3) Majas Metafora
Sungguh lokomotip yang rakus ia! (hal 65)

Latar Tempat
Di dalam novel Atheis banyak sekali latar yang dipergunakan
misalnya;
~Pada awalnya pengarang melukiskan tempat tinggal orang tua
Hasan di daerah Priangan, tepatnya di kampong Panyeredan
dilereng gunung Telaga Bodas,
~ Pada saat-saat terakhir, peristiwa-peristiwa yang
dialami Hasan terjadi di kota bandung,
Latar waktu
a) 12 Februari 1941 saat Hasan menikah dengan Kartini.
b) 1 Oktober setelah Hasan dan Kartini menikah kira-kira tiga tahun
setengah.
c) Empat tahun setelah Hasan dan Kartini menikah terjadi
perselisihan antara Hasan dan Kartini.
Latar Suasana
) Sedih ketika Hasan meninggal dunia.
) Menakutkan saat Hasan dan Anwar berjalan menyusuri
kuburan Garawangsa.
) Menegangkan saat Hasan memarahi dan memukuli Kartini.
) Romantis saat Hasan dan Kartini jatuh cinta

AMANAT :
1.Turutilah perintah ayah dan ibumu, kepada orang-orang tua
dan rajinlah bersembahyang dan mengaji.
2.Jangan suka menyiksa hewan dan mengumpat orang lain.
3.Sembayanglah seolah-olah besok kau akan mati.
4.Tetaplah setia pada pendirianmu sendiri.
5.Jangan sampai cinta membuatmu lupa akan akhirat.
Alangkah baiknya, cinta bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi
untuk Tuhan kita juga.
6.Dalam mengambil tindakan/ keputusan hendaknya dipikirkan
terlebih dahulu.
SUDUT PANDANG
Dalam novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang
pertama yaitu aku sebagai pencerita dan pengamat.

Unsur-unsur Ekstrinsik
Dalam Novel Atheis

1. Latar Belakang Sosial Budaya


Dalam segi sosial budaya novel Atheis menyuguhkan dua
macam anggota masyarakat yang memiliki latar belakang
lingkungan hidup yang berbeda, yaitu kelompok masyarakat
tertutup dan kelompok masyarakat terbuka.
2. Latar Belakang Agama
Dalam segi agama novel Atheis menyuguhkan dua macam
kelompok masyarakat yang berlainan kepercayaan; Kelompok
masyarakat yang pertama ialah kelompok masyarakat yang
mempercayai adanya Tuhan ( Theis ) dan sangat taat
beribadah dalam memeluk agama Islam, sedangkan kelompok
masyarakat yang kedua ialah kelompok masyarakat yang
tidak mempercayai adanya Tuhan ( Atheis ), melainkan
menganggap mesin atau teknologi sebagai Tuhan mereka.

3. Latar belakang pengarang


Achdiat

Karta Miharja lahir di desa


Cibatu, Garut, Jawa Barat, pada 6 Maret
1911. Novelis Angkatan 45 ini besar di
tengah keluarga keturunan bangsawan
yang sangat feodal. Ayahnya, Kosasih
Kartamihardja menjabat sebagai
pangreh praja (ambtenaar VB). Kala itu,
seorang pangreh praja di zaman
kolonial Belanda merupakan orang yang
menyandang predikat sebagai priyayi.

Hubungan

Cerita Dengan Kehidupan sehari-

hari

Banyak orang di lingkungan kita yang cara hidupnya


tidak seimbang antara keperluan dunia dan keperluan
akhirat contohnya:
~ Ada orang yang lebih mementingkan kehidupan
dunianya dibanding kehidupan akhiratnya dan
sebaliknya.
~ Ada orang yang lebih mementingkan kehidupan
akhiratnya dan tidak memikirkan kehidupan
duniawi.

SEKIAN.

Anda mungkin juga menyukai