Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

TB MILIER
PADA ANAK
Pembimbing ;
dr. M. Muchson, Sp.A

Oleh ;
Nurvynda Pratiwi
G4A015054

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) pada anak
merupakan masalah khusus yang
berbeda dengan TB pada orang
dewasa. Perkembangan penyakit
TB pada anak saat ini sangat
pesat.
Sekurang-kurangnya
500.000 anak di dunia menderita
TB setiap tahun

TB milier merupakan salah satu bentuk TB


yang berat dan merupakan 3-7% dari seluruh
kasus TB dengan angka kematian yang tinggi
(dapat mencapai 25% pada bayi) yang bisa
timbul karena tidak terdiagnosisnya TB pada
anak sehingga menjadi berat, atau karena
pengobatan yang tidak adekuat (Kemenkes
RI, 2013).

Di Indonesia proporsi kasus TB Anak di


antara
semua
kasus
TB
yang
ternotifikasi dalam program TB berada
dalam batas normal yaitu 8-11 %,
tetapi apabila dilihat pada tingkat
provinsi sampai fasilitas pelayanan
kesehatan
menunjukkan
variasi
proporsi yang cukup lebar yaitu 1,8
15,9%.

Gejala TB pada anak tidak khas


penelitian
di
Rumah
Sakit
Cipto
Mangunkusumo Jakarta didapatkan bahwa
gejala pada pasien dengan TB milier adalah
demam (89.5%) berat badan tetap/turun
(89,5%), anoreksia (84,2%) dan batuk
(73,3%).
di RS. Dr. Soetomo Surabaya, didapatkan
pasien TB milier datang dengan keluhan
batuk dan sesak nafas 56%, kejang 19% dan
demam lama tanpa penyebab yang jelas
16%

Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar biasa
menyerang organ paru disebut TB paru, adapun yang
menyerang organ tubuh lain disebut dengan TB ekstra paru
(PPDPI, 2011).

TB anak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan


M.tuberkulosis pada anak berusia < 15 tahun (Garna, 2012).

TB
milier
merupakan
merupakan
penyakit
limfohematogensistemik
akibat
penyebaran
kumanMycobacterium
tuberculosis(M.Tuberculosis)dan
komplek primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2 6
bulan pertama setelah infeksi awal (IDAI, 2009).

Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi


kuman
(basil)
Mycobacterium
tuberculosis
Basil tuberkulosis berbentuk batang
ramping lurus, tapi kadang-kadang
agak melengkung, dengan ukuran
panjang 2 m-4 m dan lebar 0,2 m
0,5 m.
Dinding
M.tuberculosis
sangat
kompleks, terdiri dari lapisan lemak
cukup tinggi (60%).
Mycobacterium
tuberculosis
merupakan mikobakteria tahan asam
dan merupakan mikobakteria aerob
obligat yang mendapat energi dari
oksidasi berbagai senyawa karbon
sederhana.

PATOGENESIS

Penegakkan Diagnosis

Diagnosis
TANDA

DAN GEJALA

DiareDemam
persisten
BBlebih
turun
dari minggu
2 minggu
Lesu
atau
lebih
malaise
dari
Batuk
Anoreksia
lama
dan
lebih
gagal
dari2tumbuh
3 minggu

UJI TUBERKULIN

Indurasi 0 4 mm

Tuberkulin yang tersedia di


Indonesia saat ini adalah PPD RT23 2 TU dari Staten Serum
Institute Denmark produksi dari
Biofarma
Uji Tuberkulin dilakukan dengan
cara
Mantoux
;
yaitu
penyuntikan 0,1 ml Tuberkulin
PPD secara intra kutan di volar
lengan dengan arah suntikan
memanjang
lengan
(longitudinal), reaksi diukur 4872 jam setelah penyuntikan.
Indurasi transversal diukur dan
dilaporkan dalam mm berapapun
ukurannya,
termasuk
pencantuman 0 mm jika tidak
ada indurasi sama sekali

Indurasi 5 9 mm

Uji mantoux meragukan


Close contac dgn individu yang
diketahui/ suspek TB dalam
waktu 2 tahun.
Suspek TB aktif dengan bukti
dari klinis dan radiologis.
Individu dengan perubahan
radiologis berupa fibrotik, tanda
TB.

Indurasi 10 mm

Uji mantoux negative


Tidak ada infeksi M.tb

Uji mantoux positif


Datang dari daerah dengan
prevalensi tinggi TB.
Individu dengan kondisi klinis
yang merupakan resiko tinggi TB

Indurasi 15 mm

Bukan resiko tinggi tertular TB


Konversi uji tuberkulin menjadi >
15 mm setelah 2 tahun

RONTGEN THORAX

Pada TB milier ditemukan Lesi milier dapat terlihat pada foto


toraks dalam waktu 23 minggu setelah penyebaran kuman
secara hematogen. Gambarannya sangat khas, yaitu berupa
tuberkel halus (millii) yang tersebar merata di seluruh lapangan
paru, dengan bentuk yang khas dan ukuran yang hampir
seragam (13 mm) (Garna, 2012).

Funduskopi

choroidal tubercle yang merupakan ciri khas pada TB


milier.

PENATALAKSANAAN

Perbaikan TB milier biasanya berjalan lambat. Respon


keberhasilan terapi antara lain adalah menghilangnya
demam setelah 23 minggu pengobatan, peningkatan
nafsu makan, perbaikan kualitas hidup sehari-hari, dan
peningkatan berat badan

Beberapa hal yang harus diperhatikan


tatalaksana TB anak adalah sebagai berikut ;

dalam

Obat TB diberikan dalam panduan obat, tidak boleh


diberikan monoterapi
Pemberian gizi yang adekuat
Tatalaksana medikamentosa terdiri dari obat-obatan dan
profilaksis/ pencegahan. Terapi profilaksis diberikan pada
anak dengan kontak TB atau anak yang terinfeksi TB tanpa
sakit TB atau TB sekunder.

TATA LAKSANA
Nama obat

Dosis harian

Dosis maksimal

Efek samping

Isoniazid

10 / 7 - 15

300 mg

Hepatitis,
neuritis
hipersensitivitas

Rifampisisn

15/ 10-20

600 mg

Gangguan GIT, reaksi kulit,


hepatitis, peningkatan enzim
hati, cairan tubuh berwarna
kemerahan

Pirazinamid

35/ 30-40

Toksisitas
hepar,
gangguan GIT

Etambutol

20/ 15-25

Ketajaman mata berkurang,


buta warna merah hijau,
hipersensitivitas GIT

Streptomisin

15-40

1000

Ototoksik, nefrotoksik

perifer,

atralgia,

TATA LAKSANA
Jenis

Fase intensif

Fase lanjutan

Prednison

TB ringan

Waktu

2 HRZ

4 HR

2 mg dosis penuh
kemudian tap of

Efusi pleura TB

4 HR

6 bulan

TB BTA positif

2 HRZE

TB Milier

2 RHZ + E atau 7 10 hari

4 mg dosis penuh 9 12 bulan

kemudian tap of

TATA LAKSANA

Pada TB milier, selain terapi 2 fase OAT,


juga
ditambahkan
pemberian
kortikosteroid seperti prednisone dengan
dosis 1- 2 mg / kg BB/ hari dibagi dalam 3
dosis. Lama pemberian kortikosteroid
adalah 2 4 minggu dengan dosis penuh
dan prinsip tapering off dalam jangka
waktu yang sama (Depkes RI, 2008).

PROFILAKSIS

Imunisasi BCG(bacille Calmette-Guerin)diberikan pada


usia sebelum 2 tahun. Dosis untuk bayi sebesar 0,05 ml
dan untuk anak 0,10 ml, diberikan secara intrakutan di
daerah insersi M.deltoideus kanan.
Manfaat BCG telah dilaporkan oleh beberapa penelitian,
yaitu antara 0-80%. Imunisasi BCG efektif terutama untuk
mencegah TB milier, meningitis TB, dan spondilitis
Kontraindikasi imunisasi BCG adalah reaksi uji tuberculin
>5 mm, sedang menderita infeksi HIV atau dengan resiko
tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan
kortikosteroid, obat imunosupresif, mendapat pengobatan
radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum
tulang dan limfe, anak menderita gizi buruk, sedang
menderita demam tinggi, menderita infeksi kulit yang
luas, pernah sakit tuberculosis, dan kehamilan

KOMPLIKASI

Terjadi jika pengobatan tidak adekuat


Meningitis
Peritonitis TB

PROGNOSIS

Prognosis TB milier pada anak dipengaruhi oleh


banyak faktor seperti umur anak, berapa lama telah
mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan
sosial ekonomi keluarga, diagnosis dini,pengobatan
adekuat dan adanya infeksi lain seperti morbili,
pertusis, diare yangberulang dan lain-lain. Bila cepat
terdeteksi penyakit ini dapat dicegah untuk menjadi
TB yang berat. Pengobatan TB terlambat , maka
kematian karena TB milier akan meningkat hingga
100%. Jika dilakukan deteksi dini dan pengobatan,
kematian akan berkurang hingga 10%.

KESIMPULAN

TB milier merupakan merupakan penyakit limfohematogensistemik akibat


penyebaran
kumanMycobacterium
tuberculosis(M.Tuberculosis)dan
komplek primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2 6 bulan pertama
setelah infeksi awal
Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi kuman (basil) Mycobacterium
tuberculosis.
Penegakkan diagnosis TB berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang. TB anak didiagnosis menggunakan sistem skoring TB
Ciri khas pada pemeriksaan TB milier adalah ditemukannya tuberkel koroid
di funduskopi dan gambaran snowstorm appearance pada rontgen thorax
Penatalaksanaan TB anak terdiri dari 2 fase, yaitu intensif dan lanjutan
dengan pemberian obat setiap hari
Pada TB milier ditambahkan pemberian prednisone 4 mg dosis penuh
dengan prinsip tapering off
Komplikasi TB milier terdiri dari meningitis TB dan peritonitis TB
Prognosis tergantung dari berbagai faktor seperti umur anak, berapa lama
telah mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi
keluarga, diagnosis dini,pengobatan adekuat

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana


Tuberkulosis Pada Anak. Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
2013. Petunjuk Klinis Manajemen Tuberkulosis Anak. Jakarta ; Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Garna, H. 2012. Tuberkulosis. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. Bandung ; Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
Herchline,T.E.,2013.Tuberculosis.Availablefrom:
http://emedicine.medscape.com/article/230802 -overview [Accesed 10 Juli
2016]
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Tuberkulosis.
Indian Pediatrics. 2002. Standardization of Mantoux test ; 39:404-6
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis
dan Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Rahmi, M. 2014. Tuberkulosis Milier pada Anak. Medan ; Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Surjanto, E. 2011. Uji Tuberkulin. Bagian pulmonology dan kedokteran
respirasi FK UNS ; vol 3;2
Wong, P.C., 2008. Current Management of Pulmonary Tuberculosis. Medical
Buletin. 13 (12); 24-26.

20

TERIMA KASIH

11/4/16

Anda mungkin juga menyukai