Anda di halaman 1dari 72

PENDAHULUAN

A. ARTI,
FUNGSI,
TRANSPORTASI

DAN

MANFAAT

1. Pengertian Transportasi
Pengangkutan merupakan salah satu kunci
perkembangan. Peranan
pengangkutan
sungguh
sangat
penting untuk saling
menghubungkan daerah sumber bahan baku,
daerah produksi, daerah pemasaran, dan daerah
pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen.
Jadi,
transportasi
diartikan
sebagai
pemindahan barang -dan manusia dari tempat
asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini
terlihat
bahwa
unsur-unsur
pengangkutan
meliputi atas: (a) ada muatan yang diangkut, (b)

Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat


asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat
tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.
Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di
tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini
lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk
pengangkutannya. Nilai atau kegunaan yang diberikan
oleh pengangkutan adalah berupa kegunaan tempat
(place utility) dan kegunaan waktu (time utility). Kedua
kegunaan diperoleh jika barang telah diangkut ke
tempat di mana nilainya lebih tlnggi dan dapat
dimanfaatkan tepat pada waktunya.

2. Fungsi Transportasi
Peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan arus
barang dan mobilitas manusia. Transportasi juga membantu
tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara
optimal. Untuk itu, jasa angkutan harus cukup tersedia
secara merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Pengangkutan berfungsi sebagai faktor penunjang dan
perangsang pembangunan (the promoting sector) dan
pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi. Fasilitas pengangkutan harus dibangun mendahului
proyek-proyek pembangunan lainnya. Jalan harus dibangun
mendahului pembangunan

3. Manfaat Transportasi
Manfaat pengangkutan dapat dilihat dari berbagai segi
kehidupan masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam
manfaat ekonomi, sosial, politik, dan kewilayahan.
a. Manfaat ekonomi
Bumi pada saat ini sering dinyatakan sebagai dunia yang
makin mengecil. Salah satu faktor penyebabnya karena
angkutan telah mencapai tingkat teknologi yang begitu
canggih sehingga dengan cepat barang maupun orang dapat
bergerak atau berpindah dari satu negara ke negara lain.
Selanjutnya, menunjukkan sejumlah indikasi penyusutan
dunia yang mempengaruhi pengangkutan, yakni:
(a) pola perdagangan antarnegara yang semakin rumit,
(b) perkembangan penduduk,
(c) peningkatan kemakmuran bangsa,

(d)
berkurangnya
permesraan
(interferensi)
strategis transportasi
(e) peningkatan
efisiensi
pencarian
atau
penelitian yang terusmenerus tentang skala ekonomi dalam kegiatan
pengangkutan,
(f) peningkatan berbagai masalah lingkungan
hidup.
Sementara itu, pertukaran barang menimbulkan
berbagai pengaruh, vaitu sebagai berikut:
1) Pertukaran barang pada umumnya merupakan
transaksi dagang antara dua kelompok penjual
dan pembeli. lanpa pengangkutan, kedua
kelompok masyarakat tersebut bersama-sama
berada hanya dalam satu kelompok kecil

3)

4)

5)

6)

7)

Begitu wilayah persediaan meluas, persaingan


antar penjual meningkat dan harga cenderung
akan bertahan pada suatu iingkatan yang wajar.
Kemampuan memindahkan barang dari satu
tempat yang mempunyai persediaan banyak ke
tempat yang langka akan barang tersebut
cenderung menyamakan harga barang yang
bersangkutan.
Spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dimudahkan
dan didukung.
Pertukaran barang antarkeiompok masyarakat
menimbulkan komunikasi antar orang yang terlibat
dalam hubungan dagang.
Harga suatu barang di berbagai tempat dapat
diseragamkan.

b. Manfaat Sosial
Manusia pada umumnya hidup bermasyarakat dan
berusaha hidup selaras satu sama lain dan setiap orang
harus menyisihkan waktu untuk kegiatan sosial. Bentuk
kemasyarakatan ini dapat bersifat resmi, seperti hubungan
dengan lembaga pemerintah maupun swasta, dan dapat
pula bersifat tidak resmi, seperti hubungan dengan
keluarga, handai taulan, dan lain-lain. Untuk kepentingan
hubungan sosial ini, pengangkutan sangat membantu
dalam menyediakan berbagai kemudahan, antara lain (a)
pelayanan untuk perorangan maupun kelompok, (b)
pertukaran atau penyampaian informasi, (c) perjalanan
untuk rekreasi, (d) perluasan jangkauan perjaianan sosial,
(e) pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja, dan
(f) bantuan daiam memperluas kota atau memancarkan
pendudukan menjadi kelompok yang lebih kecil.

c. Manfaat Politis
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 13.600 pulau
besar dan kecil dengan luas wilayah ribuan km2, serta merupakan
negara kesatuan. Keadaan demikian mengakibatkan pengangkutan
menduduki tempat yang teramat penting dilihat dari kacamata
politik. Ada beberapa manfaat politis transportasi yang dapat berlaku
bagi negara manapun yaitu sebagai berikut:
1) Transportasi menciptakan persatuan dan kesatuan nasional yang
semakin kuat dengan meniadakan isolasi.
2) Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat
dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap
bagian wilayah suatu negara.
3) Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak
dikehendaki mungkin sekali bergantung pada pengangkutan yang
efisien yang memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan dan
ketahanan) nasionalserta memungkinkan perpindahan pasukan
perang selama masa perang.
4) Sistem
pengangkutan yang efisien memungkinkan negara
memindahkan dan mengangkut penduduk dari daerah bencana.

d.

Manfaat Kewilayahan

Sistem transportasi dan komunikasi diciptakan atau


dikembangkan setelah ada permintaan untuk memenuhi
kebutuhan pengangkutan dan komunikasi tersebut.
Seperti juga telah dikemukakan, permintaan akan jasa
transportasi maupun komunikasi adalah permintaan
turunan, tetapi setelah jasa turunan ini terwujud menjadi
kenyataan, misalnya dalam bentuk bangunan berupa
jalandengan
segala
kelengkapannya,
terjadilah
perkembangan ikutan.
Dilihat dari kacamata ekonomi, kebutuhan pengangkutan
dari satu tempat ke tempat lain adalah karena ada unsur
persediaan di A dan unsur permintaan di B. Pada tempat
yang satu terdapat persediaan barang berlebih
sementara tempat lain membutuhkan barang itu. Sifat
kebutuhan tersebut adalah pemenuhan,yaitu mernenuhi
kebutuhan di tempat B.

C. JENIS ALAT TRANSPORTASI


Sifat jasa, operasi, dan biaya membedakan alat transportasi
dalam lima kelompok sebagai berikut: angkutan kereta api (rail
road
railway),
angkutan
bermotor
dan
jalan
raya
(motor/road/highway transportation), angkutan laut (water/sea
transportation), angkutan udara (air transportation), dan
angkutan pipa (pipelene).
Di samping kelima jenis alat itu, berbagai gabungan alat
transportasi yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas
(container). Dengan peti kemas, barang dapat dipindahkan
antar berbagai jenis alat transportasi. Sistem ini membentuk
jenis gabungan alat angkutan sebagai berikut; piggyback, yang
merupakan bentuk gabungan antara kereta api dan angkutan
laut. Bentuk gabungan kereta api dan kapal dinamakan
trainship. Antara angkutan motor dengan angkutan laut
tercipta bentuk angkutan yang bernama fishyback. Bentuk
gabungan juga terjadi antara angkutan laut, motor dan kereta
api dengan angkutan udara. Airtruck ialah gabungan kereta api
dan angktuan udara; skyrail antara kereta api dan angkutan
udara; airbarge antara angkutan udara dan angkutan laut.

C.

UNSUR TRANSPORTASI, PEMBIAYAAN, ORGANISASI


1. Unsur Transportasi

Transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak


terdapat
di sembarang tempat. Selain itu, sumber yang berupa
bahan baku tersebut
harus melalui tahapan produksi yang
lokasinya juga tidak selalu di lokasi
manusia sebagai konsumen.
Kesenjangan jarak antara lokasi sumber daya
alam, lokasi
produksi, dan lokasi konsumen yang melahirkan transportasi
(Gambar 1.1.)
Lokasi
Pengangkut
Pengangkut
Konsume
Sumbe Pengangkut
Pasar an
Produk an
an
n
r Daya
si
Pengangkut
an

Gambar 1.1.
Bagan Transportasi

Dari bagan di atas tampak bahwa dalam


pengangkutan mencakup lima unsur pokok, yakni
(1) manusia yang membutuhkan, (2) barang yang
dibutuhkan, (3) kendaraan sebagai alat sarana
transportasi, (4) jalan dan terminal sebagai
prasarana transportasi, (5) organisasi (pengelola
transportasi) dan tenaga kerja. Kelima unsur ini
masing-masing
memiliki
ciri
yang
perlu
dipertimbangkan dalam menelaah masalah. Pada
dasarnya, dalam mengadakan dan melangsungkan
transportasi harus ada jaminan bahwa penumpang
dan/atau barang yang diangkut akan sampai di
tempat tujuan dalam keadaan baik seperti
keadaannya pada saat awal diangkut. Jaminan ini
tak mungkin dapat terpenuhi tanpa diketahui lebih
dahulu ciri penumpang dan barang serta kondisi

2. Pembiayaan Pengangkutan
Pembiayaan pengadaan, pemeliharaan, dan
pengoperasian peralatan operasi dilakukan
sendiri oleh perusahaan angkutan. Perusahaan
pelayaran membiayai, mengoperasikan, dan
merawat sendiri kapal-kapalnya; perusahaan
bus membeli, mengoperasikan, dan merawat
armada busnya; perusahaan penerbangan
membeli, mengoperasikan, dan merawat
pesawat
udara
yang
dimilikinya.
Sifat
pembiayaan
peralatan
operasi
pada
perusahaan angkutan yang demikian itu adalah
sama di semua alat angkutan.

3. Organisasi
Kegiatan transportasi selalu melibatkan banyak
lembaga karena fungsi dan peranan masingmasing tidak mungkin seluruhnya ditangani oleh
satu lembaga saja. Di Indonesia, pada tingkat
nasional,
masalah
transportasi
menyangkut
beberapa
departemen,
seperti
Departemen
Pekerjaan lJmum, Departemen Perhubungan,
Departemen
Dalam
Negeri,
Departemen
Pertahanan dan Keamanan, serta Departemen
Keuangan. Di bawahnya, di tingkat pelaksanaan,
berbagai pihak akan bersentuhan langsung,
seperti Bina Marga, Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan Raya, polisi lalu lintas, dan lain-lain, termasuk
perusahaan transportasi. Karena demikian banyak
pihak dan lembaga yang bersangkut-paut, maka
diperlukan suatu sistem untuk menangani masalah
transportasi. Di sinilah organisasi transportasi itu

INDUSTRI DAN DISTRIBUSI


A.Lokasi Industri
Salah satu faktor yang memegang peranan
utama dalam penetapan lokasi industri atau
kegiatan ekonomi lainnya adalah besarnya biaya
transportasi. Hal tersebut disebabkan karena
biaya transportasi
merupakan saiah
satu
komponen
biaya
produksi.
Apabila
biaya
transportasi lebih murah akan mengakibatkan
biaya produksi lebih rendah dan harga produk
lebih rendah, sehingga menambah daya saling
produk
dan
memperluas
lokasi
daerah
pemasaran. Hubungan antara biaya produksi di
dalam negeri dengan harga Penawaran ke luar
negeri ditambah dengan biaya transportasi, akan

B.Distribusi Fisik
Gambar 1.1 di atas menunjukkan adanya kaitan
antarkegiatan di mana kegiatan transportasi berperan
sebagai mata rantainya. Dengan demikian, transportasi
berfungsi sebagai "jembatan" yang menghubungkan
produsen dengan konsumen, meniadakan jarak di
antara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan
sebagai jarak waktu maupun jarak geografi. Jarak
waktu timbul karena barang yang dihasilkan hari ini
mungkin belum digunakan sampai besok, atau bulan
depan, atau tahun depan. Jarak atau keseimbangan ini
dijembatani melalui pergudangan dengan teknik
tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang
bersangkutan.
Distribusi fisik merupakan sambungan kunci (key
link)antara produksi dan pemasaran yang akan
meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan. Secara
lebih jelas, distribusi fisik adalah istilah yang umumnya

Gambar 2.1
Kegiatan Roda Gigi dalam Suatu Sistem
Distribusi

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kegiatan dalarn


distribusi fisik (Gambar 2.1 di atas).
1. Perencanaan dan administrasi distribusi
Perencanaan dan administrasi distribusi melibatkan:
a. Pelaksanan jangka pendek (bulanan atau mingguan)
untuk perencanaan operasional bagi pemindahan
barang secara efisien melalui suatu sistem.
b. Perencanaan jangka yang lebih panjang untuk
merumuskan sistem distribusi optimal. Melalui rencana
jangka panjang ini bisa diadakan perubahan jangka
pendek.
c. Administrasi distribusi untuk mengetahui biaya aktual
dibandingkan rencana semula.
2. Pengolahan order atau pesanan
Pengolahan pesanan menyajikan masukan dasar pada
sistem distribusi dalam bentuk pesanan langganan.
Penerimaan pesanan dapat dikatakan merupakan tahap
yang paling kritis dalam pengolahan pesanan, karena pada
titik ini terjadi keterikatan sistem distribusi untuk

3. Manajemen persediaan
Manajemen persediaan merupakan kegiatan kunci
dalam sistem, karena distribusi fisik hanya mengurusi
masalah logistik dari bisnis. Banyak perusahaan
memasukkan manajemen persediaan dalam tanggung
jawab manajemen distribusi fisik. Namun, ketentuan
ini tidaklah merupakan suatu yang mutlak karena
tergantung pada operasi bisnis itu sendiri.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan pengurusan awal dari bahan
baku pada saat masuknya bahan baku tersebut di
perusahaan untuk diproduksi.
5. Pengangkutan ke dalam
Pengangktuan ke dalam (inbound) merupakan
pengangkutan yang diperlukan untuk semua bahan
baku, suplai yang dibeli dari luar.

6. Pengemasan
Pengemasan (packaging) melibatkan pengemasan
volume besar (bulk packing), mempalet, kontainerisasi
(containerization) dan segala macam pengemasan
untuk distribusi yang aman dan ekonomis. Jenis
pengemasan tergantung pada penggunaan alat
transportasi.
7. Pergudangan dalam pabrik
Pergudangan
dalam
pabrik
(in-plant
warehousing)
tergantung pada sifat sistem distribusi yang digunakan.
Pergudangan tidak selalu ada dalam distribusi fisik, apalagi
kalau barang jadinya langsung dikirim ke pusat distribusi di
pasar melalui saluran distribusi.
8. Pengiriman
Pengiriman merupakan pengurusan tahap akhir atas
barang/produk sebelum produk itu meninggalkan pabrik.

9. Pengangkutan ke luar (outbound transportation)


Pengangkutan ke luar rnelibatkan pemindahan barang jadi
dari pabrik atau penjual ke pusat distribusi, atau dari pusat
distribusi kepada langganan.penjual ke pusat distribusi, atau
dari pusat distribusi kepada langganan.
10.Pergudangan
Di lapangan, pergudangan dipergunakan untuk memberi
kemudahan bagi:
a. penggabungan produk-produk (unitisasi) untuk
keperluan pelanggan
b. penyimpanan persediaan harus di lokasi yang strategis,
karena apabila pesanan atau perintah pengiriman atas
pesanan mendadak dapat segera terpenuhi.
11.Pelayanan pelanggan
Pelayanan pelanggan merupakan fungsi yang bertanggung
jawab dalam menangani kontak dengan pelanggan.
Tugasnya adalah melayani pelanggan dalam menjawab
pertanyaan atau perubahan pesanan. Tanggung jawabnya

C.

PEMILIHAN JENIS ALAT TRANSPORTASI


Dari segi pemasaran, pemasar (marketer) sangat
berkepentingan
dalam
kepuasan
mengenai
transportasi
pada
perusahaannya.
Pemilihan
perusahaan
jasa
transportasi
akan
sangat
mempengaruhi kebijakan harga produk, ketetapan
waktu penyebaran dan kondisi barang di kala tiba,
yang kesemuanya itu mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Dalam prakteknya, ada lima alat
angkutanyang
dapat
dipilih
oleh
perusahaan
sehubungan dengan transportasi barang ke gudang
dealer dan pelanggannya, yaitu:
a) pengangkutan dengan kereta api,
b) melalui perairan/kapal,
c) dengan truk,
d) dengan pesawat udara,
e) melalui pipa.

Karakteristik masing-masing moda transportasi dilihat dari


jenis barang yang diangkut dapat diketahui pada tabel berikut
ini.
Tabel 2.1
Karakteristik Moda Tiansportasi

MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI


TRANSPORTASI
A. FUNGSI MANAJEMEN TRANSPORTASI
Pada umumnya, manajemen transportsi menghadapi
tiga tugas utama:
a. menyusun rencana dan program untuk mencapai
tujuan dan misi organisasi secara keseluruhan;
b. meningkatkan
produktivitas
dan
kinerja
perusahaan;
c. dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam
mengoperasikan angkutan.
Dapat dikatakan bahwa fungsi manajemen transportasi
dalam industri manufaktur pada umumnya adalah:
1. merencanakan, mengatur, dan mengkoordinasikan
operasi serta administrasi segala bentuk angkutan
di seluruh perusahaan hingga dapat terselenggara
seefisien mungkin, baik untuk angkutan barang

2. menetapkan standar operasi dan perawatan


semua bengkel (kalau ada) kendaraan bermotor,
dan menentukan persediaan bensin, bahan-bahan
dan suku cadang kendaraan;
3. menetapkan
standar
biaya
operasional,
penyusunan staf dan jasa-jasa penunjang;
4. menentukan kendaraan mana yang paling cocok
untuk semua kebutuhan perusahaan dengan
mempertimbangkan harga dan manfaat ekonomis;
5. membuat rencana penggantian dan penambahan
kendaraan dengan menganalisis secara cermat
biaya pengoperasian, kapasitas dan umur
kendaraan;
6. menjamin
bahwa
standar
perawatan,
pemeliharaan, perbaikan dan jadwal ditaati
sehingga kendaraan perusahaan selalu dalam
kondisi efektif dilihat dari segi perbaikan
mekanisnya;
7. dalam hal menyewa atau mencarter kendaraan

8. mengadakan hubungan erat dengan manajer


perusahaan asuransi kendaraan tentang premi,
klaim kecelakaan, dan sebagainya;
9. menjalin kerja sama dengan perusahaan ekspedisi
muatan kapal lautdan perusahaan pelayaran atau
penerbangan.
Bagi perusahaan-perusahaan transportasi umum yang
menghasilkan jasa pelayanan transportasi kepada
masyarakat pemakai jasa angkutan (users), maka pada
prinsipnya terdapat empat fungsi produk jasa transportasi
yaitu aman (safety), tertib dan teratur (regularity),
nyaman (comfort), dan ekonomis. Untuk mewujudkan
keempat fungsi produk jasa transportasi tersebut, fungsi
manajemen transportasi bagi perusahaan transportasi
pada umumnya adalah:
a. merencanakan kapasitas dan jumlah armada,
b. merencanakan jaringan trayek /hntas/rrte serta

c. mengatur pelaksanaan operasi armada dan


awak kendaraan,
d. memelihara dan memperbaiki armada,
e. Memberikan pelayanan kepada penumpang dan
barang,
f. melaksanakan promosi dan penjualan tiket,
g. merencanakan dan mengendalikan keuangan,
h. mengatur pembelian suku cadang dan logistik,
i. merencanakan sistem dan prosedur untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan,
j. melaksanakan penelitian dan pengembangan
perusahaan,
k. menjalin hubungan yang erat dengan instansiinstansi pemerintah maupun instansi lainnya
yang terkait.

B. Tugas dan Sasaran Manajemen Transportasi


Dalam kaitannya dengan kegiatan distribusi fisik
dan untuk melaksanakan manajemen transportasi
sebagaimana diuraikan sebelumnya maka tugastugas bagian transportasi dalam perusahaan
industri adalah:
1. menyediakan kendaraan untuk mengangkut
barang hasil produksi kepada pelanggan,
2. merawat dan memperbaiki semua kendaraan,
3. memberi saran dan usulan mengenai jadwal
penggantian kendaraan, termasuk pembelian,
4. mengendalikan persediaan suku cadang, bahan
bakar, dan oli,
5. menyediakan jasa pengemudi.

Sasaran manajemen transportasi daiam industri


atau perusahaan adalah memberikan pelayanan
intern yang memuaskan pelanggan dan biaya yang
terlihat dibebankan "at cost" pada pelanggan
menurut proporsi yang wajar. Ini berarti bahwa
sasaran
pertama
dari
manajemen
adalah
"memperkecil biaya atau harga tambahan" dengan
menggunakan keahlian dalam usaha pengadaan
alat transportasi yang tepat jenisnya.
Dengan pemahaman akan pengertian di atas ini
maka sasaran-sasaran manajemen transportasi
dalam suatu perusahaan manufaktur adalah:
a. mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi,
b. mencapai standar perawatan dan "layak jalan",
c. mencapai organisasi yang sehat.

C. Struktur Organisasi dalam Industri


Manufaktur
Organisasi adalah pengelompokan tenaga kerja
untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan. Tanpa
memandang
ukuran
dan
bentuknya,
setiap
organisasi harus tunduk pada suatu pengendalian
menyeluruh dan tanggung jawab pengambilan
keputusan pada setiap tingkat manajemen.
Gbr. Bagan Organisasi Jasa Transportasi

ANGKUTAN BERMOTOR DAN JALAN RAYA


A.

Sifat Pengusahaan Angkutan Bermotor


Pengaruh struktur biaya dicerminkan pada perhitungan
tarif angkutan. Tarif angkutan cenderung mengarah ke
tingkat yang wajar sebab semua perusahaan mempunyai
kedudukan yang hampir sama kuat di pasar. Jika tarif
lebih besar dari tingkat yang wajar maka perusahaan
akan menambah kendaraan dan timbulnya perusahaan
yang baru mengakibatkan suplai akan naik sehingga tarif
akan turun ke tingkat yang wajar. Sebaliknya, jika tarif
terlalu
rendah,
banyak
perusahaan
menurunkan
penawarannya atau beralih ke usaha lain, mengakibatkan
suplai akan turun sehingga tarif meningkat ke batas yang
wajar. Keadaan tersebut memudahkan tumbuh atau
tenggelamnya perusahaan angkutan, di mana tidak ada
perusahaan yang merebut kedudukanmonopolistis.

B. Jalan Raya
Menurut peranannya klasifikasi jalan dikelompokkan
atas 5 golongan dengan karakteristik masing-masing,
yaitu sebagai berikut:
a. Jalan arteri
Melayani angkutan utama yang menghubungkan di
antara
pusat-pusat
kegiatan
dengan
ciri-ciri:
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk sangat dibatasi secara efisien.
b. Jalan kolektor
Melayani
angkutan
penumpang
cabang
dari
pedalaman ke pusat kegiatan dengan ciri-ciri:
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang,
dan jumlah jalan masuk dibatasi.
c. Jalan lokal
Melayani angkutan setempat, dengan ciri-ciri:
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
dan jalan masuk tidak dibatasi.

Dilihat dari yang membina jalan raya, maka


pengelompokan jalan dibedakan sebagai berikut.
a. Jalan umum
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan
pada kepentingan lalulintas umum. Jalan yang
dibina oleh Pusat merupakan jalan negara, jalan
yang dibina oleh Pemda Tingkat I disebut jalan
propinsi, oleh Pemda Tingkat II adalah jalan
kabupaten, dan lurah adalah jalan desa.
b. Jalan khusus
Jalan khusus adalah jalan untuk kepentingan
tertentu, dibina oleh badan hukum/instansi
tertentu,
seperti
jalan
pengairan,
jalan
perkebunan, jalan kehutanan, jalan kompleks,
jalan pelabuhan, dan lain-lainnya

PERUSAHAAN ANGKUTAN KERETA API


Sistem angkutan kereta api (rel atau baja) meliputi
atas alat angkut (vehicles) yaitu lokomotif, kereta
penumpang, gerbong barang dan gerbong peti kemas,
jalan (ways) yaitu jalan/rel, bantalan/track, jembatan,
signals, navigasi, telekomunikasi, rulang kontrol dan
palang pintu, terminal yaitu stasiun, gudang dan depo
(bengkel).
A. Pengusahaan Angkutan Kereta Api
Keunggulan-keunggulan
yang
terdapat
pada
angkutan rel adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang
besar.
Lokomotif sebagai tenaga penggerak mampu menarik
serangkaian gerbong, di mana setiap gerbong
berkapasitas 15 ton. Jika dalam satu rangkaian

2. Mampu menempuh jarak yang jauh.


Bertambah jauh jarak menjadi makin efisien dan
biaya makin rendah.
3. Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat
dilaksanakan.
4. Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas
dimiliki oieh satu perusahaan sehingga penyediaan
jasa lebih terjamin kelancarannya.
5. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik
dibanding dengan bis.
Perusahaan angkutan rel umumnya berbentuk
monopoli yang dikuasai oleh Pemerintah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
6. Bersifat public utility, yaitu jasa angkutan ini
dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan merupakan
angkutan massal.

2. Bersifat strategis karena mengangkut barangbarang kebutuhan pokok masyarakat, seperti,


beras, pupuk, semen, dan sebagainya.
3. Membutuhkan modal/investasi yang sangat
besar, di mana seluruh peralatan basis (reI,
bantalan, jembatan, sinyal dan lain-lain) dan
seluruh peralatan operasi (lokomotif, gerbong
dan peralatan penunjang) dimiliki, dipelihara,
dan dioperasikan sendiri oleh perusahaan kereta
api.
Investasi tersebut bersifat fixed dan specialized.
Bersifat fixed karena trayeknya terikat hanya pada
jalan/rel kereta api yang ada dan sulit untuk
dipindahkan ke lokasi yang lain. Bersifat specialized
yaitu semua asset/fasilitas yang dimiliki hanya
dapat dimanfaatkan oleh angkutan kereta api saja

ANGKUTAN SUNGAI, DANAU,


DAN PENYEBERANGAN (ASDP)
Sungai, danau, dan selat adalah prasarana yang
penting bagi lalu lintas dan perkembangan angkutan di
Indonesia di mana selama beberapa ratus tahun yang
lalu tumbuh dan berkembang secara alamiah tanpa
dibina.
Jasa angkutan ini terutama dapat dijumpai pada
daerah-daerah tertentu, di mana prasarana jalan raya
belum berkembang dengan baik, maka jasa angkutan
sungai ini mempunyai peranan yang sangat penting.
Sistem angkutan sungai, danau, dan penyeberangan
meliputi atas alat angkut (vehicles) yaitu kapal sungai
dan kapal feri, alur pelayaran (ways) yaitu rambu-rambu
sungai/danau/feri,
pengerukan
alur
sungai,
telekomunikasi, navigasi dan kapal inspeksi, dan
terminal (pelabuhan) yaitu kade, terminal, gudang,

Perum ASDP adalah unit Badan Usaha Milik


Negara yang menyelenggarakan angkutan sungai,
danau, dan penyeberangan. Struktur organisasi
perum
ASDP
yang
dibentuk
berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM.
128/OT.002/Phb -1986.
Untuk melaksanakan misi perusahaan dengan
memperhatikan prinsip prinsip ekonomi dan
terjaminnya
kekayaan
negara
dalam
penyelenggaraan pelayanan angkutan sungai,
danau, dan penyeberangan serta jasa pelabuhan
penyeberangan, perusahaan menyelenggarakan
usaha-usaha di bidang:
a. jasa angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan;
b. penyediaan dan pengusahaan jasa terminal,
dermaga, dan fasilitas lainnya untuk kegiatan

c. penyediaan dan pengusahaan kolam-kolam


pelabuhan, perairan pelabuhan untuk menunjang
kelancaran lalu lintas dan berlabuhnya kapalkapal penyeberangan;
d. penyediaan tenaga listrik, air bersih, bahan akar
minyak (BBM), instalasi limbah dan fasilitas
lainnya untuk menunjang keperluan operasional
kapal;
e. penyediaan fasilitas untuk perbaikan dan
pemeliharaan/perawatan kapal dan alat bantu
lainnya baik untuk keperluan sendiri maupun
pihak lain;
f. jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang
berkaitan dengan jasa angkutan.

Model Operasi Kapal Penyeberangan


Berdasarkan kondisi perairan di Indonesia, JICA
(1993) mengklasifiaksikan kapal penyeberangan
menjadi 5 (lima) kelompok sebagai berikut.

ANGKUTAN LAUT
Sistem transportasi Laut meliputi atas alat angkut
(vehicles) yaitu kapal, sea train dan log carrier; alur
pelayaran (ways), yaitu pengerukan, perambuan dan
penerangan pantai, telekomunikasi dan navigasi;
terminal, yaitu kade, terminal penumpang, gudang,
peralatan bongkar-muat, air dan listrik, pemecah
gelombang, bangunan, fire fighting equipment, port
health centre, dock, dan kapal tunda.

A. Perkembangan Angkutan Laut


Hasil
monitoring
perkembangan
perusahaan
pelayaran
menunjukkan
jumlah
perusahaan
pelayaran yang telah memiliki SIU sejumlah 1.057
perusahaan, meningkat 94,65% dari tahun 1992.
Perusahaan
pelayaran
rakyat
sejumlah
583
perusahaan dan perusahaan nonpelayaran yang
memiliki SIOPN sebanyak 399 perusahaan. Di

1. Perusahaan bongkar muat (PBM) meningkat dari


432 perusahaan pada tahun 1988 menjadi 844
pada tahun 1993 atat naik 95%;
2. Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL)
meningkat dari 395 perusahaan pada tahun 1989
menjadi 826 perusahaan pada tahun 1993 atau
naik 103,8%;
3. Perusahaan jasa pengurusan transportasi (JPT)
meningkat dari 386 perusahaan pada tahun 1989
menjadi 916 perusahaan pada tahun 1993 atau
naik 109,5%;
4. Pembentukan koperasi tenaga kerja bongkar
muat (TKBM) per Desember 1993 tercatat
sebanyak 161 koperasi TKBM dengan jumiah
tenaga kerja bongkar muat (TKBM) sebanyak
49.124 orang.

Perkembangan setiap jenis perusahaan angkutan laut


dari tahun 1988-1993 terlihat pada tabel berikut.

B. Klasifikasi Kapal dan Perkembangannya


Ciri-ciri pengangkutan laut adalah sebagai berikut.
1. Muatan barang maupun penumpang yang
diangkut dalam jumlah yang besar dan jarak
yang jauh.
2. Biaya angkutan reiatif lebih murah atau rendah.
3. Kecepatan berlayar rendah atau lambat, hanya
mencapai 7s - 20 mil laut/jam.
4. Banyaknya handling cargo yang mengalami
beberapa kali pengalihan pada waktu dimuat ke
kapal dan di pelabuhan tujuan.
Kapal sebagai fasilitas operasi/sarana angkutan,
dilihat dari penggunaannya dibedakan atas kapal
penumpang dan kapal barang.

Berbagai jenis kapal barang dapat dibedakan


sebagai berikut.
a. Kapal general cargo, yang terdiri atas:
1) kapal container;
2) kapal Ro-Ro (Roll on and Roll of);
3) kapal Lash (linghter abroad ship) atau kapal
tongkang
4) kapal dry bulk cargo.
b. Kapal tanker.
c. Kapal bulk cargo (barang-barang curah)
d. Kapal serba guna (multi purpose vessel).

Satuan ukuran kapasitas kapal dinyatakan dalam tonase


kapal. Ukuran tonase kapal dipakai sebagai penentuan
besarnya sewa/charter kapal. Tonase kapal dapat dibedakan
sebagai berikut.
a. Gross Registered Tonnage (GRT) adalah ukuran kapasitas
kapal yang dinyatakan dalam 700 cubic feet yang terletak
di bawah dek kapal yang merupakan ruang yang selalu
tertutup.
b. Net Registered Tonnage (NRT) yang merupakan ukuran
dari the real learning capacity dari kapal sebagai bagian
dari GRT yang tersedia untuk muatan.
c. Displacement Tonnage (DT) adaiah berat kapal yang sama
dengan banyaknya air yang dipindahkan oleh kapal jika
berada di laut. Jika kapal dalam keadaan kosong disebut
light displacement dan bila kapal dalam keadaan penuh
muatan disebut load displacement.
d. Deat Weight Tonnage (DWT) yaitu jumlah ton yang dapat
diangkut kapal termasuk BBM, air, awak kapal dan
peralatan lainnya sampai mencapai batas maksimum
permitted draight. sering juga ukuran ini disebut total
deadweight capacity yang sama dengan selisih antara

C. Biaya Operasi
Kapasitas angkutan merupakan kemampuan
suatu alat angkutan untuk memindahkan muatan
atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
dalam waktu tertentu. Unsur-unsur kapasitas
angkutan terdiri atas: berat muatan, jarak yang
ditempuh, dan waktu yang dibutuhkan untuk
angkutan tersebut.
Besarnya angkutan tergantung pada sifat
barang yang diangkut, jenis alat angkut, jarak
yang ditempuh, dan kecepatan rata-rata.

a. Sifat barang yang diangkut


Sifat barang yang diangkut mencakup sifat fisik,
berat, isi dan bentuk, menguap, mencair, dan
sebagainya serta nilainya diukur dalam satuan
mata uang.
b. Jenis alat angkutan
Jenis alat-alat angkutan mencakup sifat fisik dari
alat angkutan yang bersangkutan, apakah alat
tersebut bergerak di daratan, di laut, atau di udara.
c. Jarak yang ditempuh
Jarak yang ditempuh mencakup kondisi fisik yang
menunjukkan, apakah pada waktu tertentu jarak A
- B dapat ditempuh melalui darat, laut, udara, atau
kombinasi.
d. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata secara normal menunjukkan
kemampuan alat angkut untuk mengangkut
muatan sesuai dengan jenisnya dalam waktu rata-

Struktur
biaya
suatu
perusahaan
jasa
angkutan tergantung pada kapasitas angkutan
dan kecepatan alat angkutan yang digunakan,
serta penyesuaian terhadap besarnya arus
angkutan yang dilayani, termasuk manajemen
perusahaan
untuk
mengatur
jalannya
penggunaan kapasitas kapal.
Jumlah biaya jasa angkutan tergantung pada:
1. jarak dalam ukuran ton - kilometer;
2. tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam
ukuran waktu.
3. sifat khusus muatan.

Kapal merupakan unit operasi yang mempunyai


kapasitas angkut yang besar yang sebagian besar
biaya operasinya merupakan biaya variabel. Kapal
yang besar dapat melayari jarak yang jauh, lebih
ekonomis daripada kapal berukuran kecil yang
beroperasi dalam jarak yang terbatas. Jenis kapal
mempengaruhi biaya operasi. Kapal barang dan kapal
penumpang memerlukan waktu yang lama di dermaga
untuk melakukan bongkar muat sehingga biaya
operasinya tinggi, dibandingkan dengan kapal tanker
atau container.
Jenis kapal yang efisien penggunaannya adalah
sebagai berikut:
1. Kapal yang mengangkut barang terurai (bulk
cargo), yaitu barang angkutan yang besar dan
volumenya besar, tetapi mudah bongkar muatnya.
2. Kapal yang mengangkut barang-barang yang tidak
begitu tinggi nilainya dengan jarak yang iauh.

D. Peramalan Lalu Lintas Barang dan Jumlah


Kapal
Data arus lalu lintas barang antarpelabuhan dari tahuntahun yang lalu merupakan informasi untuk meramalkan
arus lalu lintas antar pelabuhan pada tahun yang akan
datang. Dalam meramalkan besarnya lalu lintas perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
1. Pertumbuhan penduduk di daerah tersebut.
2. Pertumbuhan ekonomi.
Model peramalan merupakan hubungan yang dinyatakan
dalam bentuk Y = f (X1, X2, , Xn). Dalam hal ini X X2 ,
adalah variabel bebas yang mempengaruhinya merupakan
bentuk umum dari multiple regresion, dinyatakan sebagai
berikut.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 ..+ bn Xn
di mana:
Y = variabel yang diramalkan (dependent variabel)
a, b1, b2, ..., bn = parameter atau koefisien regresi

E. Unitisasi dalam Angkutan Laut


Tujuan
dari
unitization
adalah
untuk
menyederhanakan proses bongkar/muat dengan
menghilangkan pengerjaan bongkar/muat koli-koli
yang kecil dan secara demikian dapat mereduksi
biaya transpor secara menyeluruh (over-all cost).
Metode yang digunakan dalam penerapan
sistem unitization adalah:
1. pengikatan (pre-slinging) muatan;
2. penggunaan pallets (palletization);
3. containerization;
4. penggunaan kapal-kapal yang mengangkut
tongkang;
5. penggunaan kapal-kapal roll-on/roll-of (Ro-Ro).

Untuk mendapatkan gambaran mengenai


economics of unitization di bawah ini diberikan
perbandingan
biaya
angkutan
dengan
menggunakan kapal konvensional dan kapal-kapal
untuk unitized cargo.
Angka-angka perbandingan didasarkan atas
laporan dari Sekretariat UNCTACD, dengan
menggunakan
model
kapal-kapal
hipotesis,
sebagai berikut:
1. Model kapal konvensional dari 11.000 dwt dan
15 knot.
2. Model kapal pallet dari 11.000 dwt 16 knots.
3. Model'kapal container dari 15.000 dwt dan 22
knots.

Asumsi-asumsi lain
adalah sebagai berikut:

dalam

kalkulasi

biaya

a. Jarak satu perjalanan p.p (round voyage)


adalah 10.000 mil bagi semua jenis kapal.
b. Broken stowage factor, yaitu perbandingan
antara ukuran ton dari ruang muat kapal penuh
dan ukuran ton keseluruhan dari muatan yang
diangkut.
c. Kapal
konvensional
dan
kapal
pallets
menyinggahi enam pelabuhan dalam satu
round-voyage, sedangkan kapal container dan
kapal LASH singgah di empat pelabuhan.

G. Pelayanan Pelabuhan
Pelabuhan sebagai tempat bersandarnya kapal
di dermaga dan sebagai tempat bongkar/muat
barang, memberikan pelayanan terhadap kapal,
barang, dan penumpang.
Klasifikasi jenis pelayanan yang diberikan
pelabuhan pada kapal adalah sebagai berikut.
a. Jasa labuh
Jasa labuh adalah pelayanan pelabuhan yang
diberikan terhadap kapal untuk berlabuh
dengan aman sambil menunggu pelayanan
berikutnya untuk bertambat di pelabuhan, atau
bongkar muat (midstream, loading atau
unloading) atau melaksanakan kegiatan lainnya
(docking, pengurusan dokumen, dan lain-lain).

b. Pelayanan jasa pandu


Pelayanan jasa pandu terdiri atas pemanduan
kapal dan penundaan kapal.
c. Jasa tambat
Jasa yang diberikan untuk kapal bertambat
yang secara teknis dalam kondisi aman, untuk
dapat melakukan kegiatan bongkar muat
dengan lancar dan tertib.
d. Jasa pelayanan air
Jasa pelayaran air adalah jasa yang diberikan
untuk menyalurkan air tawar dari darat ke
kapal untuk keperluan kapal dan ABK.

Pemberian pelayanan barang diperlukan suatu


koordinasi terpadu guna menjamin kelancaran
dan
performansi
pelabuhan
yang
baik.
Sebagaimana diketahui bahwa masing-masing
instansi tersebut mempunyai prosedur yang
berbeda-beda, Sedangkan pelayanan barang
yang
diberikan
oleh
pelabuhan
adalah
penyediaan
fasilitas
gudang/lapangan
penumpukan, dermaga, dan bongkar muat.
Yang dimaksud dengan pelayanan barang ialah
penyediaan fasilitas yang diperlukan untuk
melayani kepentingan penanganan barangbarang melalui pelabuhan, baik untuk barang
ekspor-impor maupun perdagangan antarpulau.

Pelayanan penumpukan dilayani dengan


pengisian form B, baik untuk pelayanan gudang
maupun lapangan. Penyediaan pelayanan ini
adalah untuk kelancaran kerja bongkar muat dari
kapal, agar tidak terlalu lama berada di
pelabuhan atau dijadikan gudang sementara
oleh para pemilik barang untuk menyimpan
barangnya.
Pelayanan penumpukan diberikan sejak saat
penumpukan barang di gudang sampai dengan
dikeluarkan dari tempat penumpukan untuk
dimuat atau diserahkan kepada pemiliknya.

Di dalam pelayanan penumpukan ada


kewajiban dan tanggung jawab yang harus
disepakati, yaitu sebagai berikut.
a. Pembuatan berita acara penerimaan dan
penyerahan.
b. Bertanggung jawab atas keselamatan barang
selama
barang
berada
di
tempat
penumpukan.
c. Tanggung jawab penerimaan barang dimulai
sejak selesainya kegiatan penumpukan
sesuai jumlah koli dalam berita acara serah
terima barang.
d. Keselamatan
penumpukan
yang
mengakibatkan kerusakan barang atau force
majuer tidak menjadi tanggung jawab

Di samping itu, pelabuhan mempunyai wewenang


sebagai berikut.
1) Menetapkan ruang tempat penumpukan.
2) Mengatur penggunaan dan ketertiban ruang
penumpukan.
3) Meneliti kebenaran jumlah koli/ukuran ke dan dari
tempat penumpukan serta ukuran barang yang
dibongkar muat.
4) Memungut dan menerima sewa penumpukan dan
uang dermaga sesuai ketentuan yang berlaku.
Dokumen yang digunakan dalam pelayanan jasa
penumpukan terdiri
atas sebagai berikut.
1) Model 1B : Permintaan jasa dermaga/penumpukan.
2) Model 2B : Bukti pemakaian ruang penumpukan
barang.

MANAJEMEN ANGKUTAN UDARA


Pada prinsipnya terdapat beberapa fungsi produk
jasa angkutan udara yang harus tercapai:
1. melaksanakan penerbangan yang aman (safety),
2. melaksanakan penerbangan yang tertib dan teratur
(regularity),
3. melaksanakan
penerbangan
yang
nyaman
(comfortable),
4. melaksanakan penerbangan yang ekonomis.
a. Safety
Perusahaan penerbangan harus mengutamakan
faktor keselamatan di atas segala-galanya dalam
pengoperasian pesawat dari suatu rute tertentu ke
rute tertentu. Seluruh penumpang, awak pesawat,
dan barang-barang selama penerbangan harus
benar-benar diperhatikan akan keselamatannya.

b. Comfortability
Dalam
hal
ini
perusahaan
berusaha
semaksimal
mungkin
agar
penumpang
mendapat kenyamanan selama penerbangan
berlangsung. Dengan demikian, penumpang
harus mendapat pelayanan yang sebaik
mungkin dari petugas perusahaan yang
bersangkutan.
c. Regularity
Dalam mengoperasikan pesawat udara harus
dilaksanakan
sesuai
dengan
jadwal
penerbangan yang telah ditentukan secara
tepat dan teratur serta sesuai dengan waktu
yang diinginkan oleh penumpang. Hal
tersebut sangat diperlukan untuk menjamin

d. Economy for company


Bilamana safety dan passenger comforf
telah berjalan dengan baik, maka tibalah
saatnya bagi perusahaan untuk menikmati
hasil dari pengoperasian pesawat terbang.
Di samping mengadakan penghematanpenghematan biaya di segala bidang, serta
adanya pegawai-pegawai yang cakap dan
terampil, dan penjualan yang tinggi, maka
perbandingan antara revenue dan costs
akan lebih menonjol. Profit semaksimal
mungkin akan tercapai dan efisiensi
perusahaan akan selalu meningkat terusmenerus
sehingga
asas
kontinuitas
perusahaan dapat dipertahankan.

ANGKUTAN PIPA
Jaringan pipa di Indonesia kebanyakan dimiliki
oleh Pertamina dan kontraktor lainnya yang
terdapat di :
1. Prabumulih - Palembang
2. Arun
- Lhokseumawe
3. Cimalaya- Cilegon - Cibinong (236 km)
4. Jatibarang - Cikampek (102 km)
5. Cilacap - Bandung
Pipa yang biasa dipakai mempunyai diameter
berukuran 5 - 120 cm. Pipa yang berukuran kecil
adalah pipa pengumpul dan pipa yang
berukuran besar untuk pipa utama (trunk line).

Pada pipa minyak terdapat tiga sistem, yaitu:


a. Pipa pengumpul, yaitu pipa dari sumber minyak
ke tempat pengumpul dimana terdapat stasiun
pompa.
b. Pipa utama (trunk line) yang berfungsi sebagai
transmisi jarak jauh ke penyulingan.
c. Pipa distribusi, yaitu pipa yang menyalurkan ke
konsumen.
Proses angkutan pipa melibatkan 3 hal, yaitu:
d. banyaknya barang yang disalurkan;
e. diameter dari pipa;
f. daya pompa dari stasiun pompa.
Angkutan pipa merupakan suatu industri dengan
pasarnya yang sangat terkonsentrasi, di mana
pengusaha sekaligus menjadi pemilik barang yang

SISTEM ANGKUTAN GABUNGAN


(SISTEM KONTAINERISASI)
Adapun jenis-jenis angkutan gabungan adalah
sebagai berikut.
1. Gabungan Angkutan Darat dan Angkutan Laut
a. Kendaraan bermotor dengan kereta api disebut
piggy bach.
b. Kapal dengan kereta api disebut trainship.
c. Kapal dengan kendaraan bermotor disebut
fishybach.
2. Gabungan Angkutan Udara dengan Darat atau
Laut
a. Pesawat dengan kendaraan disebut airtruck.
b. Pesawat dengan kereta api disebut skyrail.
c. Pesawat dengan kapal disebut airbarge.
Dalam sistem kontainer (gabungan) alat angkutan

Sistem kontainerisasi memerlukan perpaduan


menyeluruh dari semua alat angkutan, yaitu
koordinasi fisik alat angkutan dengan penentuan
jenis dan ukuran kontainer yang standar. Dalam
hal ini diperlukan kesatuan ukuran kontainer
yang diakui oleh semua perusahaan angkutan
dan didukung dengan peraturan pada setiap
negara yang mengikuti sistem kontainerisasi
tersebut.
Pengaturan penggunaan peti kemas dilakukan
melalui
peraturan-peraturan
antara
lain
meliputi:
1. Pembagian
investasi
untuk
pembuatan
kontainer.
2. Penarifan yang layak terhadap semua pihak,
menemukan unit biaya angkutan yang tepat

Untuk mengenal operasi peti kemas perlu


dimengerti beberapa istilah yang ada kaitannya
dengan sistem bongkar muat (B/M) yang
menggunakan peti kemas.
a. Pelayanan peti kemas, yaitu sistem B/M
dengan menggunakan jasa/fasilitas peti
kemas.
b. Dwelling time, yaitu hari rata-rata tiap ton
atau meter kubik atau peti kemas barang
yang ditumpuk selama 1 (satu) bulan.
c. Kongesti, yaitu bertimbunnya barang di
pelabuhan
yang
melebihi
kapasitas
maksimum.
d. BOR (Berth Occupancy Ratio), yaitu tingkat
pemanfaatan dermaga yang tersedia dengan
jumlah waktu siap operasi selama 1 (satu)

e. TRT (Turn Round Time), vaitu jumlah waktu jam


kapal selama berada di pelabuhan yang dihitung
sejak kapal tiba pada lokasi lego jangkar (dalam
batas perairan).
f. Throughput (daya lalu), vaitu jumlah tonase
kapal/barang yang lewat persatuan fasilitas per
satuan waktu.
g. TEU (Twenty Feet Equipment Unit), yaitu standar
ukuran peti kemas 20feet, ukuran 40 feet berarti
2 (dua) teus.
h. Container, yaitu sistem pengangkutan barang
yang menggunakan peti kemas.
i. Container Yard, yaitu lapangan penumpukan peti
kemas.
j. FCL (Full Corttniner Load) adalah pengiriman
barang oleh beberapa eksportir dalam satu peti
kemas yang ditujukan kepada beberapa importir.
k. LCL (Less Container Load) adalah pengiriman
barang oleh beberapa eksportir ditujukan kepada

Jenis peti kemas dibedakan atas:


a. Tunnel type container/Dry, 20
Terbuat dari bahan alumunium untuk mengangkut/
menyimpan muatan barang kelontong, barangbarang kering termasuk barang-barang yangmahal
dan mudah pecah.
b. Open top steel container
Merupakan kontainer tanpa tutup pada dinding atau
sisi kontainer bagian atas yang digunakan untuk
mengangkut alat-alat berat dan ukuran tingginya
86. Penutup barang-barang pada kontainer ini
adalah terpal.
c. Last rach container
Mempunyai fungsi yang sama pada open top steel
container.
Perbedaannya,
kontainer
ini
tidak
berdinding hanya mempunyai lantai dan empat tiang
penyanggah serta pilar.
d. Reefer container
Reefer container adalah kontainer yang khusus
dipergunakan mengangkut muatan dingin.

Anda mungkin juga menyukai