Anda di halaman 1dari 66

KONSEP DASAR

ENTREPRENEURSHIP
DAN
TECHNOPRENEURSHIP
Oleh:
M. Trihudiyatmanto, SE., MM

FASTIKOM UNSIQ

KONSEP DASAR
ENTREPRENEURSHIP

Pokok Bahasan:
Entrepreneurship
Latar Belakang Sejarah Teori
Entrepreneurship
Pengertian Ilmu Entrepreneurship
Hakikat Entrepreneurship
Dasar-dasar Entrepreneurship
Daya dorong pertumbuhan
Entrepreneurship

Karakteristik Entrepreneur
FASTIKOM UNSIQ

Orientasi Entrepreneur
Perbedaan entrepreneurship dan
Technopreneurship
Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan perkembangan teori
Entrepreneurship, konsep dasar
Entrepreneurship dan
Entrepreneur. Perbedaan
Entrepreneurship dan
Technopreneurship
FASTIKOM UNSIQ

Landasan Dasar Ilmu


Kewirausahaan (Entrepreneurship
dan Technopreneurship) diajarkan
di Perguruan Tinggi.
INPRES no:4 tahun 1995
tentang GerakanNasional
Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan
SKB Menteri Negara Koperasi
No:02/SKB/Meneg/VI/2000 dan
No: 4 /U/SKB/2000 tanggal 29
FASTIKOM UNSIQ

Konsep dan Wawasan


ENTREPRENEURSHIP
dan
TECHNOPRENEURSHIP

FASTIKOM UNSIQ

LATAR BELAKANG SEJARAH


TEORI ENTREPRENEURSIP
A.Definisi Entrepreneurship.
B.Sejarah perkembangan
Entrepreneurship.
C.Pandangan terhadap Entrepreneurship.

FASTIKOM UNSIQ

A.DEFINISI ENTREPRENEURSHIP

Entrepreneursip adalah
Suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan
hasil bisnis. (Ahmad Sanusi,1994)
Entrepreneurship adalah
Suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different)
(Drucker,1959).
FASTIKOM UNSIQ

Entrepreneurship adalah:

Suatu proses penerapan kreativitas dan


keinovasian dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer
1996)

Entrepreneurship adalah

Suatu nilai yang diperlukan untuk memulai


usaha (start up phase) dan perkembangan
usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro,1997)

FASTIKOM UNSIQ

Entrepreneurship adalah:

Suatu proses dalam mengerjakan sesuatu


yang baru (creative),dan sesuatu yang
berbeda (innovative) yang bermanfaat
memberikan nilai lebih.

Entrepreneurship adalah

Suatu usaha menciptakan nilai tambah


dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.

FASTIKOM UNSIQ

KESIMPULANNYA (6 Konsep)
Entrepreneurship adalah:

Sebagai suatu kemampuan kreatif dan


inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses,
dan perjuangan untuk menciptakan nilai
tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi
risiko.

FASTIKOM UNSIQ

10

Latar Belakang Sejarah Teori


Entrepreneurship
Abad Pertengahan

berarti aktor atau orang yang bertanggung


jawab dalam proyek produksi berskala besar.
bentuk entrepreneur clerical pekerjaan arsitek
bangunan istana

Abad ke 17:

Seseorang yang menanggung resiko untung


rugi dalam mengadakan kontrak pekerjaan
dengan pemerintah dengan menggunakan
fixed price.
FASTIKOM UNSIQ

11

ABAD ke:17.
Kontrak dengan pemerintah untuk memasok produk melalui penetapan
harga agar lebih jelas perolehan keuntungan ataupun rugi.

1725: Richard Cantilon.

Menyatakan entrepreneur sebagai orang


yang menanggung resiko yang berbeda
dengan orang yang memberi modal.

1797:Bedeau.

Menyatakan wirausaha sebagai orang yang


menanggung resiko,yang
merencanakan,supervisi,mengorganisasi dan
memiliki.
FASTIKOM UNSIQ

12

ABAD 18
1803:Jean Baptist Say.

Menyatakan adanya pemisahan antara


keuntungan untuk entrepreneur dan
keuntungan untuk pemilik modal.

1876:Francis Walker.

Membedakan antara orang menyediakan


modal dan menerima bunga,dengan orang
yang menerima keuntungan karena
keberhasilannya memimpin usaha.
FASTIKOM UNSIQ

13

ABAD 19
Bahwa seorang Entrepreneur adalah orang yang melihat peluang kemudian menciptakan
sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

1934:Joseph Schumpeter.

Seorang entrepreneur adalah seorang


inovator dan mengembangkan teknologi.

1961:David Mc lelland.

Entrepreneur adalah seorang yang energik


dan membatasi resiko.

1964:Peter Drucker.

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang


mampu memanfaatkan peluang.
FASTIKOM UNSIQ

14

Pada Abad 19.


Istilah entrepreneur

1975:Albert Shapero.

Seseorang yang memiliki


inisiatif,mengorganisir mekanis sosial dan
ekonomi,dan menerima resiko kegagalan.

1980:Karl Vesper.

Seorang entrepreneur berbeda dengan


seorang ahli ekonomi, psychologist, business
persons dan politicians.

FASTIKOM UNSIQ

15

1983:Gifford Pinchot.

Intrapreneur adalah seorang entrepreneur


dari dalam organisasi yang sudah
ada/organisasi yang sedang berjalan.

1985:Robert Hisrich.

Entrepreneur adalah proses penciptaan


sesuatu yang berbeda dalam nilai dengan
mencurahkan waktu dan
usahanya,menanggung penyertaan
keuangan,psychologis,resiko sosial dan
menerima hasil akhir berupa uang dan
kepuasan diri.
FASTIKOM UNSIQ

16

Sejak Abad 19
muncul banyak istilah entrepreneur,entrepreneurship

1992:David Osborne &Ted Gaebber

Bukunya Reinventing Government artinya


Mewirausahakan Birokrasi
Pemerintah dengan seluruh jajarannya harus
merubah orientasinya terhadap rakyat.
Pemerintah harus mengarahkan, bahwa perlu
ada persaingan kedalam pemberian layanan.
Pemerintah harus membiayai hasil.
Pemerintah harus berorientasi pelanggan
bukan birokrasi.
FASTIKOM UNSIQ

17

REINVENTING GOVERNMENT
targetnya Pemerintah Yang Bersih dan Berwibawa.

Pemerintah harus menghasilkan bukan membelanjakan.


Pemerintah harus mencegah dari pada mengobati.
Pemerintah harus berorientasi pasar dan mendongkrak
perubahan melalui pasar.
Targetnya RAKYAT harus memperoleh kepuasan dari
segala sektor pelayanan pemerintah.
Jika Rakyat Puas Pelayanan Pemerintah,maka rakyat
akantidak segan membayar pajak,retribusi ,kontribusi,dll
demi kepentingan pemerintahnya.

FASTIKOM UNSIQ

18

PENGERTIAN
ENTREPRENEURSHIP
( ILMU KEWIRAUSAHAAN )
ENTREPRENEURSHIP.

Adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari


tentang :
Nilai kemampuan (ability)
Perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai
resiko yang dihadapinya.
FASTIKOM UNSIQ

19

Entrepreneur menurut Thomas W


Zimmerer (1996)
Entrepreneurship is the result of a
disciplined,systematic process of
applying creativity and innovations to
need and opportunities in the
marketplace
Enterpreneursip adalah hasil dari suatu
disiplin, proses sistematis penerapan
kreativitas dan keinovasian dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di
pasar.
FASTIKOM UNSIQ

20

PERKEMBANGAN
ENTREPRENEURSHIP
Dahulu.

Entrepreneurship adalah urusan pengalaman


langsung di lapangan.
Entrepreneurship merupakan bakat bawaan
sejak lahir (entrepreneurship are born not
made).
Entrepreneurship kesannya tidak dapat
dipelajari dan diajarkan.
FASTIKOM UNSIQ

21

Sekarang.

Entrepreneurship merupakan disiplin ilmu


yang dapat dipelajari dan diajarkanserta
independen.
Entrepreneurship tidak hanya bakat bawaan
sejak lahir akan tetapi dapat dipelajari dan
diajarkan.(Entrepreneurship are not only born
but also made)

FASTIKOM UNSIQ

22

Perkembangan
Entrepreneurship
Awal abad ke:20.

Sejak awal abad 20 sudah diperkenalkan


dibeberapa negara.
Negara Belanda. Entrepreneurship dikenal
dengan ondernemer.
Negara Jerman, Entrepreneurship dikenal
dengan unternehmer.

FASTIKOM UNSIQ

23

1950.

Pendidikan Entrepreneurship dirintis dinegara


Eropa,Amerika dan Canada.

1970.

Sudah banyak universitas yang mengajarkan


ilmu entrepreneurship atau small business
management atau new venture
management

FASTIKOM UNSIQ

24

Di Indonesia terjadi perubahan paradigma pendidikan bahwa


kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri yang independen.

1980.

Hampir 500 sekolah di Amerika Serikat


memberikan pendidikan Entrepreneurship.
Di Indonesia Entrepreneurship dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi. Dilandasi dengan terbitnya
Inpres no:4 tahun 1995.

FASTIKOM UNSIQ

25

Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship)


menurut Soeharto Prawirokusumo (1997:4)
Dikarenakan :
Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh
dan nyata yaitu: ada teori,konsep,dan metode ilmiah
yang lengkap.
Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu: posisi
venture start up dan venture growth
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang
memiliki obyek tersendiri yaitu memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan
pemerataan berusaha dan pemerataan
pendapatan/kesejahteraaan masyarakat yang adil
dan makmur.
FASTIKOM UNSIQ

26

SIAPA ENTREUPRENEUR?
Mereka yang menjadi entrepreneur adalah

Orang-orang yang mengenal potensi (traits)


Orang-orang yang mau belajar
mengembangkan potensinya untuk
menangkap peluang (opportunity).
Orang-orang yang mau mengorganisir
usahanya dalam mewujudkan cita-citanya.
Memiliki bakat saja tidak cukup.
Yang harus dimiliki adalah pengetahuan
segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
FASTIKOM UNSIQ

27

PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur dalam bahasa Indonesia
adalah Wiraswasta.
Pengertian Entrepreneur.
Istilah wiraswasta sering dipakai wirausaha.
Menurut DR Suparman Sumahamijaya dosen
Fakultas Ekonomi UNPAD bahwa wiraswasta
merupakan
peluang
kelompok
kreatif
entrepreneur Indonesia untuk mengangkat
bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan.

FASTIKOM UNSIQ

28

Istilah Wiraswasta dalam bahasa Sansekerta


yaitu:
Wira adalah manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani,
pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki
keagungan watak.
Swa adalah sendiri
Sta adalah berdiri.
Istilah Saudagar (wirausaha) terdiri dari kata
Sau-dan dagar.(Taufik Rashid 1981:4)
Sau adalah seribu
Dagar adalah akal
FASTIKOM UNSIQ

29

WIRASWASTA menurut DR Daoed


Yoesoef (1981:78).
Seorang Wiraswasta adalah:
Memimpin Usaha baik secara teknis/atau ekonomis.
Dengan memperhatikan aspek fungsionil al
Memiliki modal (sebagai owner/secara bagian coowner).
Sebagai manager(mengurus dalam kapasitas
sebagai penanggung jawab)
Mau menerima tantangan ketidakpastian.
Siap menanggung resiko ekonomi yang sulit diukur
secara kuantitatif dan kualitatif.
Mempelopori usaha baru.(pionir menerapkan
kombinasi baru)
Inovator (penemu),peniru (imitator)
FASTIKOM UNSIQ

30

Memburu Keuntungan dan manfaat secara


maksimal.
Membawa usaha kearah
kemajuan,perluasan,perkembangan melalui
jalan kepemimpinan ekonomi demi:
Kenaikan prestise.
Kebebasan (independency),kekuasaan dan
kehormatan.
Kontinuitas usaha.

FASTIKOM UNSIQ

31

5 Tipe Pokok Enterpreneur.


Entrepreneur sebagai orang vak captain
of industry disuatu bidang tertentu.
Membuktikan prestasi teknik.
Mengadakan penemuan
Membuat peniruan.
Perhatian utamanya adalah aspek teknik dari
usaha yang dijalankan.
Pelanggan diperoleh dengan tidak sengaja
namun diperoleh melalui mutu barang/mutu
prestasi.
FASTIKOM UNSIQ

32

Enterpreneur sebagai orang bisnis.


Menganalisa terus menerus kebutuhan dan
selera masyarakat.
Menimbulkan kebutuhan baru melalui
reklame.
Perhatian dan keprihatinnya adalah angka
dan grafik penjualan
Memperhatikan barang yang mempunyai
masa depan cerah.

FASTIKOM UNSIQ

33

Entrepreneur sebagai orang uang.


Tugasnya adalah mengumpulkan dan
menyalurkan dana.
Mendirikan concern
Perhatian dan kegiatan dipasar uang dan
modal.
Entrepreneur sebagai Social engineer
Pengusaha berusaha mengikat pekerjanya
melalui berbagai karya sosial (welfareworks)
Baik pertimbangan moral ataupun
perhitungan.
FASTIKOM UNSIQ

34

Entrepreneur sebagai manajer


Orang yang mau memajukan usahanya
dengan menggunakan pengetahuan bisnis
modern
Memperhitungkan efisiensi.
Meraih keuntungan tidak sama mencapai
pendapatan tinggi bagi pengusaha.

FASTIKOM UNSIQ

35

Hasil survey Entrepreneur SUKSES.


Untuk menjadi seorang entrepreneur diperlukan
Sikap berani dengan perhitungan yang matang.
Pendidikan formal juga membantu
Hasil penelitian Charles Schrciber bahwa
keberhasilan seseorang ditentukan pendidikan formal
hanya 15%, 85% ditentukan oleh
Sikap mental
Kepribadian.
Pendidikan yang kurang memperhatikan aspek
pembinaan mental membawa generasinya menjadi
ke pengangguran.
Pembinaan aspek mental yaitu penegakkan
disiplin,jujur,menyelesaikan tugas,bertanggung
jawab,berani karena benar.
FASTIKOM UNSIQ

36

3 Pokok Penting Entrepreneur


Sikap mental entrepreneur
Kewaspadaan mental entrepreneur
Keahlian dan Ketrampilan entrepreneur.

FASTIKOM UNSIQ

37

CIRI MANUSIA WIRASWASTA


menurut DR Suparman
Tahu apa maunya.
Dengan merumuskan ,merencanakan
upayanya dan menentukan program batas
waktu untuk mencapainya.
Berpikir Teliti dan Berpandangan Kreatif dengan
imajinasi konstruktif.
Siap Mental untuk menyerap dan menciptakan
kesempatan serta siap mental dan kompetensi
untuk memenuhi persyaratan kemahiran
mengerjakan sesuatu yang positif.
FASTIKOM UNSIQ

38

Membiasakan diri bersikap mental positif maju


dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan.
Mempunyai daya penggerak diri yang selalu
menimbulkan inisiatif.
Tahu mensyukuri dirinya,waktu dan mensyukuri
lingkungannya.
Bersedia membayar harga kemajuan (mau
berjerih payah)

FASTIKOM UNSIQ

39

Memajukan lingkungan dengan menolong orang


lain agar orang lain dapat menolong dirinya.
Membiasakan membangun disiplin diri dan
bersedia menabung dan membuat anggaran
waktu dan uang.
Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan,
kesalahan dan pengalaman pahit serta
berprihatin selalu.
Menguasai kemampuan menjual (salesmanship)
dan memiliki kepemimpinan dan kemampuan
memperhitungkan resiko.
Mereka berwatak maju dan cerdik serta percaya
pada diri sendiri.

FASTIKOM UNSIQ

40

Mampu memusatkan perhatiannya pada setiap


tujuannya.
Berkepribadian yang menarik,memahami seni
berbicara dan seni bergaul.
Jujur,Bertanggung jawab,ulet,tekun terarah.
Memperhatikan kesehatan diri,Tidak suka
bergadang ,jangan perokok berat,tidak minum
alkohol dan narkotik.

FASTIKOM UNSIQ

41

Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki,


rakus, dendam dan takut disaingi,
khawatir dan ragu-ragu (hambatan diri).
Tunduk dan bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa untuk mendapat ridhonya
dan berkahnya.

FASTIKOM UNSIQ

42

Seorang Wiraswasta (entrepreneur) ialah


seorang yang memiliki pribadi hebat,
produktif, kreatif dan melaksanakan
kegiatan memiliki perencanaan dan
dimulai dengan ide sendiri kemudian
mengembangkan kegiatannya dengan
menggunakan tenaga orang lain serta
selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin
dan kejujuran tinggi.

FASTIKOM UNSIQ

43

HAKIKAT
ENTREPRENEURSHIP
Menurut Peter F Drucker (1994) bahwa:
Terminologi Entrepreneurship yang sama
tentang enterpreneurship sampai
sekarang belum ada.
Umumnya memiliki hakikat yang hampir
sama yaitu merujuk sifat, watak dan ciriciri yang melekat pada seseorang.

FASTIKOM UNSIQ

44

Ciri yang melekat adalah :


Mempunyai kemauan keras.
Memiliki keinginan mewujudkan
gagasan inovasi dalam usaha nyata.
Dapat mengembangkan usaha dengan
jiwa tangguh.

FASTIKOM UNSIQ

45

DASAR-DASAR
ENTREPRENEURSHIP
Rumusan entrepreneur yang
berkembang sekarang berasal dari
konsep Schumpeter (1934).
Menurut Schumpeter entrepreneur
merupakan pengusaha yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru
dalam bidang teknik dan komersial
kedalam bentuk praktik.
FASTIKOM UNSIQ

46

FUNGSI ENTREPRENEUR
(Schumpeter)
Memperkenalkan produk baru.
Dimana kualitas barang belum dikenal konsumen.
Melaksanakan metode produksi baru
Dari hasil penemuan ilmiah baru.
Cara baru untuk menangani suatu produk
Target keuntungan besar dengan produk baru.
Membuka pasar baru
Pasar yang belum pernah dimasuki cabang
industri.
Belum ada pasar sebelumnya.
FASTIKOM UNSIQ

47

Pembukaan sumber dasar baru, setengah


jadi, sumber yang masih harus
dikembangkan.
Pelaksanaan organisasi baru.

FASTIKOM UNSIQ

48

1.2. Karakteristik Entrepreneur


McClelland mengajukan konsep need
for achievement (selanjutnya disingkat
N-Ach) yang diartikan sebagai virus
kepribadian
yang
menyebabkan
seseorang ingin selalu berbuat lebih
baik dan terus maju, selalu berpikir
untuk berbuat yang lebih baik, dan
memiliki tujuan yang realistis dengan
mengambil tindakan berisiko yang
benar-benar telah perhitungkan.
FASTIKOM UNSIQ

49

McClelland memberikan gambaran tentang hal itu


sebagai berikut:
Agaknya mengherankan bila ditinjau dari sudut teori
ekonomi dan perniagaan Amerika tradisional bahwa
yang mendorong entrepreneur mengadakan kegiatan
bukanlah harapan untuk mernperoleh keuntungan, tetapi
orang yang memiliki keinginan kecil untuk berprestasi
yang membutuhkan perangsang berupa uang agar
dapat bekerja lebih keras. Orang yang keinginan
berprestasinya tinggi akan bekerja lebih keras dalam
keadaan seperti apa pun juga, asalkan ada kesempatan
untuk mencapai sesuatu. Dia tertarik kepada imbalan
uang atau keuntungan terutama karena imbalan tersebut
merupakan umpan-balik yang dapat mengukur
pencapaian hasil pekerjaannya. Uang bagi entrepreneur
yang sejati bukanlah sebagai perangsang berusaha,
tetapi lebih merupakan ukuran keberhasilan
(R. Purnomo, 1994: 11).
FASTIKOM UNSIQ

50

McClelland

merinci karakteristik mereka yang memiliki N Ach yang tinggi


sebagai berikut:

Lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistis.


Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan
kemampuan mental.
Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang.
Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh
pencapaian pribadi (personal achievement).
Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi
yang memberikan umpan-balik yang jelas dan positif.
Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki
pemikiran jangka panjang.

FASTIKOM UNSIQ

51

Ju I i a n B. Rotter mengemukakan konsep lain


tentang pengukuran N-Ach dengan istilah locus of
control internal. Mereka yang sukses dalam bisnis
adalah mereka yang merasa bahwa keberhasilan
lebih ditentukan oleh usaha-usaha pribadi, yakni
adanya
perjuangan/motivasi
internal
untuk
muncapai kemandirian. Locus of control internal
yang tinggi di tandai dengan adanya keyakinan
bahwa mereka memiliki kontrol /kendali atas
lingkungannya, sedangkan locus of control
eksternal kurang memiliki kontrol/kendali atas
lingkungannya (Iebih dipengaruhi oleh faktor nasib
atau keberuntungan).

FASTIKOM UNSIQ

52

John A. Hornaday dan John About meyatakan


bahwa para entrepreneur memiliki skor nilai yang
lebih tinggi dalam hal kemandirian (independence)
dan skor nilai yang lebih rendah dalam hal
kebutuhan akan dukungan (need of support).
Michael Palmer lebih menekankan faktor
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam
ketidakpastian dan persepsi seseorang dalam
menangani risiko.
Fadel Muhammad (2001) menyebutkan bahwa
entrepreneur adalah penentu risiko, yang aktif
berinovasi dan berusaha memperkecil risiko,
sehingga dia benar-benar paham dan sadar akan
risiko yang dihadapi (risiko yang terukur dan
dibatasi).
FASTIKOM UNSIQ

53

Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki


kemampuan kreatif, mampu menghasilkan ide-ide
serta menerapkannya sehingga menjadi sesuatu
yang bermanfaat dan menguntungkan.
)Joseph Shumpeter menyebutkan bahwa:
a) Entrepreneur is an innovator, carrying put new
combination (entrepreneur adalah seorang
inovator, pembawa kombinasi-kombinasi baru).
b) Entrepreneurship
is
the
prime
creative
socioeconomic force in society (entrepreneurship
adalah kekuatan sosial ekonomi utama dalam
masyarakat).

FASTIKOM UNSIQ

54

1.3.
Orientasi
Entrepreneur

Terdapat 3 pendekatan untuk mengukur


orientasi entrepreneurial (Lyon, Lumpkin, dan
Dess, 2000), yaitu persepsi manajerial,
perilaku perusahaan, dan alokasi sumber
daya.

Lyon,
Lumpkin,
dan
Dess
(2000)
memunculkan
5
dimensi
orientasi
entrepreneurial (dari kata Entrepreneurial
Orientation), yaitu otonomi, sikap inovatif,
pengambil risiko, sikap proaktif, dan sikap
bersaing secara agresif.
FASTIKOM UNSIQ

55

Orientasi
entrepreneurial
berbeda
dengan
entrepreneurship. Pengertian entrepreneurship
lebih merujuk kepada pendatang/ pemain baru
dalam bisnis, sedangkan orientasi entrepreneurial
lebih mengarah kepada proses, yaitu bagaimana
entrepreneurship
tersebut
dijalankan
yang
mencakup metode, praktek, dan gaya pengambilan
keputusan untuk bertindak secara entrepreneurial.
Orientasi entrepreneurial juga bisa ditemukan
dalam setiap individu, baik pada seorang manager,
karyawan, seorang tentara, seorang mahasiswa,
atau seseorang dengan profesi lainnya.
FASTIKOM UNSIQ

56

Penjelasan dari kelima dimensi orientasi entrepreneurial


serta kaitannya dengan budaya pada suatu negara dapat
dibahas secara singkat sebagai berikut:
1. Otonomi
Katalis yang dapat mendorong aktivitas entrepreneurial
adalah semangat dan kebebasan untuk mandiri dalam
mendirikan usaha-usaha baru sehingga dimensi otonomi
tursebut merupakan bagian sangat penting dari orientasi
entrepreneurial.
2. Kreatif Berinovasi
Budaya inovatif kreatif yang tinggi akan memberikan
peluang yang lebih besar dalam perkembangan teknologi
baru, produk baru, jasa baru, atau proses baru di dalam
masyarakat yang bersangkutan.
FASTIKOM UNSIQ

57

3. Pengambilan Risiko
Lingkungan budaya yang dapat memacu sikap berani
dalam menghadapi risiko akan lebih banyak lagi
melahirkan para entrepreneur baru yang terus
berkelanjutan.
4. Proaktif
Budaya yang mendukung sikap proaktif dicirikan oleh
adanya dukungan terhadap kegiatan entrepreneurial untuk
bertindak antisipatif terhadap segala peluang/ kesempatan
serta partisipasi dalam pasar yang lama atau baru.
5. Bersaing Agresif
Lingkungan budaya yang dapat menumbuhkan semangat
herprestasi dengan menyongsong setiap pesaing yang ada
dengan cara memperbaiki posisi mereka dalam peta
persaingan adalah bagian penting untuk menumbuhkan
sikap bersaing agresif.
FASTIKOM UNSIQ

58

Perbedaan Teknopreneur dan


Entrepreneur

Seseorang bisa disebut "Entrepreneur Sukses" apabila secara


ekonomi ia mampu memberikan nilai tambah ekonomis bagi
komoditas yang dijualnya sehingga mampu menciptakan
kesejahteraan bagi dirinya.
Dengan demikian, mereka yang digolongkan sebagai
entrepreneur sukses adalah termasuk pensuplai produk bagi
kebutuhan pasar pemerintah (suplier pemerintah), pensuplai
kebutuhan
pasar
masyarakat
(pedagang),
ataupun
pengusaha yang bergerak di sektor jasa dengan sifat
persaingan pasar yang cenderung monopolistik hingga ke
persaingan bebas (komoditi). Pendidikan dan keahlian bagi
mereka bukanlah hal yang utama dalam pengembangan
bisnisnya, tetapi unsur jaringan, lobi, dan pemilihan demografi
pasar sasaranlah yang lebih menentukan kesuksesannya.
FASTIKOM UNSIQ

59

Berbeda dengan entrepreneur di atas, terdapat


entrepreneur yang mendasarkan ke"entrepreneuran"nya
berdasarkan keahlian berbasis pendidikan dan pelatihan
yang didapatkannya dibangku perkuliahan ataupun dari
percobaan pribadi. Mereka menggunakan teknologi
sebagai unsur utama pengembangan produk suksesnya,
bukan sekedar jaringan, lobi, dan pemilihan pasar secara
demografis. Mereka disebut teknopreneur, yaitu
"entrepreneur modern" yang berbasis teknologi. Inovasi
dan kreativitas sangat mendominasi mereka untuk
menghasilkan
produk
unggulan
sebagai
dasar
pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan
(Knowledge Based Economic).

FASTIKOM UNSIQ

60

2.2. Peran Pemerintah dalam Pengembangan


Teknopreneur
Singapura adalah salah satu contoh negara yang berhasil membuat
kebijakan menumbuhkan basis teknopreneurnya. Empat puluh lima
tahun yang lalu (era 1960-an), Singapura adalah negara kecil yang
miskin di Asia. Dua puIuh tahun kemudian, pemerintah mulai
berkampanye untuk menarik perusahaan MNC berteknologi tinggi,
dengan insentif pajak, tenaga kerja terdidik, dan program infrastruktur
yang mengagumkan. Dimotori oleh kebijakan investasi besar-besran
oleh pemerintah yang diambil dari tabungan pension wajib, proyek
infrastruktur bernama "Singapore One" bernilai ratusan juta dollar
telah mengoneksikan setiap rumah, sekolah, dan kantor ke Internet
pada akhir 1999. Negara kecil Singapura juga telah berinvestasi di
bidang teknologi informasi di sekolah-sekolah dengan nilai yang lebih
besar daripada negara mana pun.
Contoh lain tentang pentingnya peran pemerintah dalam mendorong
teknopreneurship adalah sejarah negara kecil di Eropa, yaitu
Finlandia dalam membangun ekonominya yang berbasis pungetahuan
dan teknologi.
FASTIKOM UNSIQ

61

Perbedaan Teknopreneur dengan Entrepreneur


FAKTOR-FAKTOR

Motivasi

USAHA KECIL

Sumber hidup
Tingkat keamanan
Bekerja sendiri
Ide khusus
Personaliti pemilik

Kepemimpinan

R&D dan Inovasi

Mengikuti pengalaman
Profesionalisme
Risiko pada manajemen

Trial and error


Lebih personal
Orientasi local
Menghindari risiko
Arus kas stabil
Jalan hidup
Hubungan baik
Dengan contoh
Kolaborasi
Kemenangan kecil
Mempertahankan bisnis
Pemilik bertanggung jawab
Siklus waktu yang lama
Akumulasi teknologi sangat kecil

Outsourcing dan Jaringan Kerja

Siklus ekonomi
Stabil
Potensial Pertumbuhan

FASTIKOM UNSIQ

Motivasi mendominasi
Ide dan konsep
Eksploitasi kesempatan
Akumulasi kekayaan

Saham pengendali
Maksimalisasi keuntungan besar

Sederhana
Lobi bisnis langsung

Target Pasar

Pendiri/rekan bisnis
Kepemilikan

Gaya manajerial

ENTREPRENEUR
TRADISIONAL

Lokal
Kompetisi dengan produk di pasar
Penekanan biaya

Otoritas tinggi
Kekuatan lobi
Imbalan untuk Kontribusi
Manajemen baru

TEKNOPRENEUR

Pola pikir revolusioner


Kompetisi dan risiko
Sukses dengan teknologi baru
Finansial, nama harum

Penguasaan pasar
Saham kecil dari kue besar
Nilai perusahaan terus bertambah
Pengalaman terbatas
Fleksibel
Target strategi global
Inovasi produk berkelanjutan

Bukan Prioritas utama, kesulitan


mendapatkan peneliti
Mengandalkan franchise, lisensi

Penting tapi sulit mendapatkan


tenaga ahli
Kemampuan umum
Tidak selalu tersedia pada tingkat
global
Penetrasi nasional cepat, global
lambat
Pemimpin pasar dalam waktu
singkat dengan,proteksi,

Penguasaan pasar nasional


Penetrasi pasar memakan waktu
lama
Produk baru untuk pelanggan baru

62

Perjuangan kolektif
Sukses masa depan visioner
Membagi kemajuan bisnis
Menghargai kontribusi dan
pencapaian
Memimpin dalam riset dan inovasi,
IT, Biotek global
Akses ke sumber teknologi
Bakat sangat tinggi
Kecepatan peluncuran produk ke
pasar
Pengembangan bersama tim
outsourcing
Banyak penawaran
Science and techology park
Pasar berubah dengan teknologi
baru
Akuisisi teknologi
Aliansi global untuk monopoli,
oligopoli mempertahankan
pertumbuhan
Pasar global sejak awal
Jaringan science and tech. park
Penekanan time to market, presale,
dan postsale
Mendidik konsumen teknologi baru

Teknopreneur adalah pengusaha yang


membangun
bisnisnya
berdasarkan
keahliannya di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan menghasilkan produk
inovatif yang berguna tidak hanya bagi
dirinya, tetapi bagi kesejahteraan bangsa
dan negaranya.
Sedangkan
entrepreneur
adalah
seseorang yang secara ekonomi mampu
memberikan nilai tambah ekonomis bagi
komoditas yang dijualnya sehingga
mampu menciptakan kesejahteraan bagi
dirinya.
FASTIKOM UNSIQ

63

KESIMPULAN
Disiplin Ilmu Kewirausahaan (Entrepreneurship
dan Technopreneurship ) dalam
perkembangannya mengalami evolusi yang
pesat.
Berkembangnya bukan pada dunia usaha
semata melainkan dibidang industri,
perdagangan, pendidikan, kesehatan dan
instansi lainnya.
Entrepreneurship dan Technopreneurship dapat
dijadikan kiat bisnis
FASTIKOM UNSIQ

64

TERIMA KASIH

FASTIKOM UNSIQ

65

TERIMAKASIH

FASTIKOM UNSIQ

66

Anda mungkin juga menyukai