Trauma Okuli
Trauma Okuli
TRAUMA MATA
o Terjadi saat bekerja atau kecelakaan lalu lintas
o Ringan / berat / kematian
o WHO 55 juta/ tahun
o Anamnesis pemeriksaan fisik pentalaksanaan
menetukan prognosis
Anamnesis
kapan terjadinya / waktunya mempengaruhi prognosis
Dimana terjadinya
Obyek penyebab trauma macam/ jenis, adakah
kemungkinan benda asing tersebut tertinggal dalam
rongga orbita atau dalam bola mata
Anamnesis
apakah telah mendapatkan pertolongan pertama
keadaan visus sebelum terjadi trauma ; riwayat
kacamata, riwayat penyakit mata sebelumnya, riwayat
trauma, riwayat operasi mata
Pemeriksaan Fisik
o Anastesi topikal nyaman
o pemeriksaan visus harus dilakukan
Perhatikan secara seksama , adakah
o ruptur palpebra atau konjungtiva / kemosis
o Keadaan kornea : erosi / vulnus / perforasi
o Bilik mata depan : dalam/ dangkal / hifema/ benda asing/
prolapsus iris/ bentuk pupil/ TIO
o benda asing intraokkular trauma tembus
Penatalaksanaan
Prinsip penanganan trauma adalah : mengurangi
meluasnya kerusakan jaringan, menghindari infeksi, bila
perlu melakukan rujukan ke pusat pelayanan yang
memiliki peralatan fasilitas yang lebih lengkap.
Pertolongan pertama segera
Pencegahan infeksi : ATS / antibiotik top/ IV
Prognosis
semakin besar gaya, semakin berat trauma
semakin kompleks kerusakan, semakin buruk prognosis
semakin cepat pertolongan diberikan akan mengurangi
komplikasi yang mungkin terjadi terutama terjadinya infeksi
sekunder (uveitis/ endoftalmitis)
Tindakan yang kurang tepat mengakibatkan kerusakan
semakin parah
Retinopati solaris :
penyebabnya adalah sinar ultra violet matahari/ infra
merah. Terjadi proses fotokimia karena gelombang
pendek
- pengamat gerhana matahari
- pelaut / pemancing
- tukang las
- pekerja indutri gelas
- industri logam
analgetik
antibiotik lokal
sikloplegik
steroid sistemik
Retinopati Radiasi
Pada radioterapi retinoblastoma atau melanoma koroid
karena sinar merusak endotel kapiler, sehingga dapat
terjadi perdarahan retina (kalau endotelnya rusak), edem
makula (kalau permeabilitasnya meningkat).
Hal ini terjadi setelah 18 - 36 bulan proses radiasi.
Trauma Kimia
Disebabkan oleh bahan kimia, bisa berupa cairan, padat
maupun gas.
Terbagi menjadi : trauma kimia asam
trauma kimia basa
Akibatnya terjadi :
kekeruhan kornea dalam beberapa menit.
simblefaron sehingga gerakan mata terbatas.
jaringan parut pada palpebra dan kelenjar air mata.
TIO meningkat karena adanya prostaglandin yang
merangsang terjadinya uveitis
lensa dapat menjadi keruh
Penanganan :
- Pantocain
- Irigasi ( 30 menit )
pH netral
- Corpal
- EDTA ( basa )
- antibiotik topikal
- steroid oral/ topikal (bila tidak ada kontra indikasi)
- vitamin C
- analgetik
Klasifikasi Hughes
Grade I:
Iskemia limbus minimal atau tidak ada
Grade II:
Iskemia limbus kurang dari 2 kuadran limbus
Grade III:
Iskemia limbus lebih dari 3 kuadran limbus
Grade IV:
Iskemia pada seluruh limbus, seluruh
permukaan epitel konjungtiva dan bilik mata
depan
TRAUMA MATA
Trauma Mata :
a. Tumpul
b. Tajam
Lokasi Trauma :
1. Palpebra dan konjungtiva
2. Kornea
3. Retina
4. Orbita
Trauma Palpebra :
Riwayat :
Waktu
Mekanisme
Objek ( Logam, kayu, kaca )
Benda asing
Vaksinasi tetanus
Klinis :
- Kedalaman lesi
- Edem
- Edeimosis
Pemeriksaan :
Tempat luka : Margo, Kanalis
Septum
Visus
Reflex pupil
Ruptur bulbi : COA dangkal
TIO
Gerak bola mata
Diplopia
Ptosis
Benda asing
CT axial / Coronal
Palpebra Inferior :
a. Defek kecil ( < 33 % )
- Langsung dijahit
b. Defek sedang ( 33% - 50 % )
- Flap rotasi ( Tenzel )
- Tarsokonjungtiva autograft
c. Defek besar ( > 50 )
- Tarsokonjungtiva flap dari palpebra
superior
- Graft retroauricular
( Hughes procedure )
Trauma Kornea :
Abrasi Kornea
Riwayat :
Klinis
Trauma tumpul
Nyeri waktu menutup mata
Erosi
: - Nyeri, Fotopobia
- Edem palpebra
- Blefaropasmus
- Test flurescein : Defek epitel
- Infiltrat cornea ( - )
- Slidel test ( - )
- pericornea injection
- Flare
Pemeriksaan :
- Anestesi topikal
- Visus
- Refleksi pupil
- Slit lamp
- Test flurescein
- Korpus alienum di fornik
palp sup./ inf
Pengobatan :
- AB topikal
- SA 1 %
- Bebat
- NSAID topikal
LACERASI KORNEA :
- Riwayat : * Benda penyebab
* Corpus alienum
* Tetanus
- Klinis : * Edem konjungtiva
* Ruptur sklera
* Test Flourescein
- Lacerasi tidak tembus : * Defex epitel
* COA dalam
* Scidel test ( - )
* Hifema
* TIO : N
Klinis :
- Mekanisme
- Benda asing
- Di keluarkan / belum
- Kaca mata
- Corpal kornea
- Defek epitel
- Infiltrat kornea / flare
- Cincin besi
- Edem palpebra
- Bleparospasmus
- Hipopion
Pemeriksaan : - Visus
- Pupil
- Scidel test
- Corpal di formix palpebra sup/inf
HIFEMA :
Riwayat : - Jenis trauma
- Penyakit sickle cell
- Gangguan di athesis bleeding
- Riwayat Aspirin
Klinis : Visus
- Hifema
- Reflex pupil lambat
TIO / TIO
- Subluksasi lensa
- Ruptur bulbi
- Ablasi retina
- Perdarahan vitreous
Pemeriksaan :
- Visus
- Pupil
- TIO
- Fundus
- Laboratorium : PTT/ APTT/ CBC
Therapy :
- Bed rest , 45 derajat
- Perhatikan : - TIO, PTT / APTT
- SA 1 %, azetasolamid
- Steroid topikal
- Analgenik
- Parasentese : - Hifema penuh, TIO
- Koagulatia
Subluksasi lensa :
- Riwayat : - Trauma tumpul
-
Visus
- Riwayat trauma ( - ) :
- Marfan syndrom
- Marcesani syndrom
- Homosistinuria
Fraktur Orbita
Tulang orbita
Jaringan orbita
Sinus
Jaringan intra cranial
Fraktur Mid facial / LE. FORT Fracture
Le fort 1 :
Fr Maxilla
Orbita intak
Le fort 2 :
Os nasal
Os Lacrimale
Os Maxilla s/d dasar orbita medial
Le fort 3 :
Dasar tengkorak
Dasar orbita
Dinding orbita medial dan lateral
Fraktur Zygoma :
- Tripod fraktur :
Rima orbita lateral
Rima orbita inferior
Area zygomaticus
Dinding lateral sinus maxillaris
Blow-out Fracture
Fraktur pada tulang penyusun dasar orbita.
Penyebab: adanya obyek yang membentur orbita
menimbulkan kompresi pada bagian inferior tepian
orbita, yang kemudian menyebabkan dasar orbita
melengkung dan patah
Pemeriksaan :
Visus
Pupil
Palpasi (crepitus)
COA, Lensa
Gerak bola mata
Diplopia
CT Scan : - Axial
- Coronal
Gambaran klinis
Odem palpebra
Diplopia vertikal
Keterbatasan gerak bola mata keatas dan kebawah (m.
rektus inferior terjepit
Nyeri gerak bola mata
Proptosis (jika odem berat dan perdarahan)
Pencitraan :
Ct-scan koronal medial
Foto kepala posisi waters
Penanganan :
Nasal decongestan 2 minggu
Antibiotik
Kompres es
Elevasi kepala
Analgetik
Steroid oral 1 mg / kg BB
2 hari
Reposisi fraktur :
Setelah 7 14 hari
Silikon
Reposisi m. rectus inferior
Pemeriksaan :
o
o
o
o
o
Riwayat trauma
Visus
Lapang pandang
Funduskopi
CT-scan
Endoftalmitis
Biasanya dikaitkan dengan inflamasi bola mata yang
melibatkan vitreus dan segmen depan namun
kenyataannya dapat melibatkan retina dan koroid
Dibagi 2 : endoftalmitis eksogen dan endogen
Tanda klinis ;
nyeri
Visus turun mendadak
Hipopion
Vitritis
Hiperemia & kemosis konjungtiva
Odem palpebra
Odem kornea
Endoftalmitis eksogen
Endoftalmitis infeksi paska bedah
Post trauma 30%
Katarak 0,07-0,33%
P.keratoplasty 0,11%
Virektomi 0,05%
Bleb 0,2-9,6%
Penyebab : stafilokokus, corynebacterium, actynomyces,
streptokokus
Endoftalmitis endogen
Penyebaran bakteri lewat aliran darah. Sumber infeksi
bisa dari organ yang jauh misalnya endokarditis,
pielonefritis , meningitis,osteomielitis, infeksi kronis dll
Penyebab : stafilokokus, streptokokus, neisseria
meningitidis, h.influenza, e.coli
Penatalaksanaan :
Berdasarkan temuan organisme penyebab dari hasil lab.
(Gram, giemsa, koh, kultur) dari cairan akuos maupun
vitreus.
Pada kasus yang belum diketahui, penatalaksanaan
menggunakan antibiotik spektrum luas
Antibiotik dapat diberikan secara topikal, subkonjungtiva,
intraokular atau intravena contoh : vancomycin,
cephazolin, amikacin
Simpatetik oftalmia
Merupakan panuveitis granulomatosa bilateral.
Dapat terjadi karena trauma tembus atau setelah operasi
intraokular
Mata yang mengalami trauma disebut exciting eye, mata
yang satunya disebut sympathizing eye.
Manifestasi klinis
Mata merah
Fotofobia
Lakrimasi
Penglihatan kabur
Nyeri
Odem palpebra
Kemosis & PCI
KP (mutton fat)
Flare , sel, hipopion
Sinekia posterior
Pupil miosis , reflek lambat/negatif
katarak
Terapi
Kortikosteroid tetes mata 6ddgtt1
Kortikosteroid subkonjungtiva 4-5mg dalam 0,5ml, 23x/minggu
Prednison oral 40-60mg/hari
Sikloplegik (atropin 1% 4ddgtt1)