Anda di halaman 1dari 83

TRAUMA OKULI

dr. Bragastio Sidharta SpM,MSc

TRAUMA MATA
o Terjadi saat bekerja atau kecelakaan lalu lintas
o Ringan / berat / kematian
o WHO 55 juta/ tahun
o Anamnesis pemeriksaan fisik pentalaksanaan
menetukan prognosis

Anamnesis
kapan terjadinya / waktunya mempengaruhi prognosis
Dimana terjadinya
Obyek penyebab trauma macam/ jenis, adakah
kemungkinan benda asing tersebut tertinggal dalam
rongga orbita atau dalam bola mata

Anamnesis
apakah telah mendapatkan pertolongan pertama
keadaan visus sebelum terjadi trauma ; riwayat
kacamata, riwayat penyakit mata sebelumnya, riwayat
trauma, riwayat operasi mata

Pemeriksaan Fisik
o Anastesi topikal nyaman
o pemeriksaan visus harus dilakukan
Perhatikan secara seksama , adakah
o ruptur palpebra atau konjungtiva / kemosis
o Keadaan kornea : erosi / vulnus / perforasi
o Bilik mata depan : dalam/ dangkal / hifema/ benda asing/
prolapsus iris/ bentuk pupil/ TIO
o benda asing intraokkular trauma tembus

Penatalaksanaan
Prinsip penanganan trauma adalah : mengurangi
meluasnya kerusakan jaringan, menghindari infeksi, bila
perlu melakukan rujukan ke pusat pelayanan yang
memiliki peralatan fasilitas yang lebih lengkap.
Pertolongan pertama segera
Pencegahan infeksi : ATS / antibiotik top/ IV

Prognosis
semakin besar gaya, semakin berat trauma
semakin kompleks kerusakan, semakin buruk prognosis
semakin cepat pertolongan diberikan akan mengurangi
komplikasi yang mungkin terjadi terutama terjadinya infeksi
sekunder (uveitis/ endoftalmitis)
Tindakan yang kurang tepat mengakibatkan kerusakan
semakin parah

Penyebab trauma mata :


Mekanik .
Tajam
Tumpul
Bahan kimia
Asam
Basa
Fisis/ radiasi..
Cahaya

Trauma Fisis/ radiasi


Trauma yang disebabkan karena adanya
paparan dari cahaya yang sangat terang yang
dapat menimbulkan kerusakan pada mata.

Retinopati solaris :
penyebabnya adalah sinar ultra violet matahari/ infra
merah. Terjadi proses fotokimia karena gelombang
pendek
- pengamat gerhana matahari
- pelaut / pemancing
- tukang las
- pekerja indutri gelas
- industri logam

sakit, seperti kelilipan, fotofobia, blefarospasme, kemosis


konjungtiva, iniltrat kornea, visus terganggu, skotoma
sentral, retinitis, makulopati
Jangka panjang dapat menyebabkan : katarak, skotoma
permanen
Tx:

analgetik
antibiotik lokal
sikloplegik
steroid sistemik

Retinopati Alat Optik :


disebabkan karena penggunaan oftalmoskop indirek,
pemeriksaan dengan lensa kontak dan lampu celah (slit
lamp) serta pemakaian mikroskop operasi.
Bila panjang gelombang sama atau kurang dari 400 nm,
maka terjadi reaksi fotokimia pada retina.
Sinar lebih dari 700 nm akan menimbulkan pemanasan
retina.
Sinar antara 400 700 nm aman

Retinopati Radiasi
Pada radioterapi retinoblastoma atau melanoma koroid
karena sinar merusak endotel kapiler, sehingga dapat
terjadi perdarahan retina (kalau endotelnya rusak), edem
makula (kalau permeabilitasnya meningkat).
Hal ini terjadi setelah 18 - 36 bulan proses radiasi.

Dosis radiasi aman adalah <1500 cGy

Trauma Kimia
Disebabkan oleh bahan kimia, bisa berupa cairan, padat
maupun gas.
Terbagi menjadi : trauma kimia asam
trauma kimia basa

Bahan bahan kimia :


- Basa :
NH3
Na OH
KOH
Ca(OH)2
- Asam :
H2SO4
As Acetat
HCL
- Organik / Gas :
Acetone
Benzen

Trauma Kimia Asam (ph < 7)


Asam merusak ikatan protein intramolekular dan
menyebabkan koagulasi. Terjadinya reaksi koagulasi ini
berfungsi sebagai barier penetrasi lebih lanjut sehingga
proses berhenti, sehingga bahan kimia tetap tertahan di
permukaan okular.

Gejala : nyeri, berair, kabur, silau, visus menurun, odem


palpebra, konjungtiva hiperemi, kemosis, kornea edema,
erosi kornea, kornea keruh
Penanganan :
irigasi dengan air / larutan fisiologis
pengontrolan PH
antibiotik topikal
steroid oral/ topikal (bila tidak ada kontra indikasi)
vitamin C

Trauma Kimia Basa (ph > 7)


Trauma basa berakibat buruk pada permukaan okular.
Pada Trauma basa terjadi reaksi penyabunan
(saponifikasi), sehingga sel dan jaringan menjadi rusak
atau nekrosis. Sel yang nekrosis ini menghasilkan enzim
kolagenase. Enzim ini menyebabkan kerusakan lebih
lanjut. Membran sel rusak sehingga terjadi penetrasi
melalui membran sel yang rusak.

Akibatnya terjadi :
kekeruhan kornea dalam beberapa menit.
simblefaron sehingga gerakan mata terbatas.
jaringan parut pada palpebra dan kelenjar air mata.
TIO meningkat karena adanya prostaglandin yang
merangsang terjadinya uveitis
lensa dapat menjadi keruh

Penanganan :
- Pantocain
- Irigasi ( 30 menit )

pH netral

- Corpal
- EDTA ( basa )
- antibiotik topikal
- steroid oral/ topikal (bila tidak ada kontra indikasi)
- vitamin C
- analgetik

Klasifikasi Hughes
Grade I:
Iskemia limbus minimal atau tidak ada
Grade II:
Iskemia limbus kurang dari 2 kuadran limbus
Grade III:
Iskemia limbus lebih dari 3 kuadran limbus
Grade IV:
Iskemia pada seluruh limbus, seluruh
permukaan epitel konjungtiva dan bilik mata
depan

TRAUMA MATA
Trauma Mata :
a. Tumpul
b. Tajam
Lokasi Trauma :
1. Palpebra dan konjungtiva
2. Kornea
3. Retina
4. Orbita

Trauma Palpebra :
Riwayat :
Waktu
Mekanisme
Objek ( Logam, kayu, kaca )
Benda asing
Vaksinasi tetanus
Klinis :
- Kedalaman lesi
- Edem
- Edeimosis

Pemeriksaan :
Tempat luka : Margo, Kanalis
Septum
Visus
Reflex pupil
Ruptur bulbi : COA dangkal
TIO
Gerak bola mata
Diplopia
Ptosis
Benda asing
CT axial / Coronal

Defek Margo Palpebra :


Palpebra Superior :
1. Defek kecil < 33 %
- Langsung dijahit
2. Defek sedang ( 33 % - 50 % )
- Pemanjangan segment lateral palpebra
- Flap semi-sirkuler
3. Defek besar ( > 50 % )
- Cutler-Beard procedure
(Tarso konjungtiva flap)

Palpebra Inferior :
a. Defek kecil ( < 33 % )
- Langsung dijahit
b. Defek sedang ( 33% - 50 % )
- Flap rotasi ( Tenzel )
- Tarsokonjungtiva autograft
c. Defek besar ( > 50 )
- Tarsokonjungtiva flap dari palpebra
superior
- Graft retroauricular
( Hughes procedure )

Trauma Kornea :
Abrasi Kornea
Riwayat :

Klinis

Trauma tumpul
Nyeri waktu menutup mata
Erosi
: - Nyeri, Fotopobia
- Edem palpebra
- Blefaropasmus
- Test flurescein : Defek epitel
- Infiltrat cornea ( - )
- Slidel test ( - )
- pericornea injection
- Flare

Pemeriksaan :

- Anestesi topikal
- Visus
- Refleksi pupil
- Slit lamp
- Test flurescein
- Korpus alienum di fornik
palp sup./ inf

Pengobatan :
- AB topikal
- SA 1 %
- Bebat
- NSAID topikal

LACERASI KORNEA :
- Riwayat : * Benda penyebab
* Corpus alienum
* Tetanus
- Klinis : * Edem konjungtiva
* Ruptur sklera
* Test Flourescein
- Lacerasi tidak tembus : * Defex epitel
* COA dalam
* Scidel test ( - )
* Hifema
* TIO : N

Lacerasi tembus : * Scidel test ( + )


* Pupil ireguler, iris prolap
* COA dangkal
* Hifema
* Katarak
* TIO
Penanganan :
- Jahit cornea / Toilet luka
- Antibiotik topikal, SA 1 %
- Steroid sistemik, Koagulansia

KORPUS ALIENUM KORNEA :


Riwayat :

Klinis :

- Mekanisme
- Benda asing
- Di keluarkan / belum
- Kaca mata
- Corpal kornea
- Defek epitel
- Infiltrat kornea / flare
- Cincin besi
- Edem palpebra
- Bleparospasmus
- Hipopion

Pemeriksaan : - Visus
- Pupil
- Scidel test
- Corpal di formix palpebra sup/inf

MACAM MACAM CORPAL


Semen, kapur
Logam
Kaca, pasir, keramik (inert)
Kayu (infeksi)
Peluru

HIFEMA :
Riwayat : - Jenis trauma
- Penyakit sickle cell
- Gangguan di athesis bleeding
- Riwayat Aspirin
Klinis : Visus
- Hifema
- Reflex pupil lambat
TIO / TIO
- Subluksasi lensa
- Ruptur bulbi
- Ablasi retina
- Perdarahan vitreous

Pemeriksaan :
- Visus
- Pupil
- TIO
- Fundus
- Laboratorium : PTT/ APTT/ CBC
Therapy :
- Bed rest , 45 derajat
- Perhatikan : - TIO, PTT / APTT
- SA 1 %, azetasolamid
- Steroid topikal
- Analgenik
- Parasentese : - Hifema penuh, TIO
- Koagulatia

Subluksasi lensa :
- Riwayat : - Trauma tumpul
-

Visus

- Riwayat trauma ( - ) :
- Marfan syndrom
- Marcesani syndrom
- Homosistinuria

- Klinis : - Spincter iris robek


- Vossius ring
- Katarak
- Iridodonesis
- Phacodonesis
- Prolap vitreus

Fraktur Orbita
Tulang orbita
Jaringan orbita
Sinus
Jaringan intra cranial
Fraktur Mid facial / LE. FORT Fracture
Le fort 1 :
Fr Maxilla
Orbita intak

Le fort 2 :
Os nasal
Os Lacrimale
Os Maxilla s/d dasar orbita medial
Le fort 3 :
Dasar tengkorak
Dasar orbita
Dinding orbita medial dan lateral

Fraktur Zygoma :
- Tripod fraktur :
Rima orbita lateral
Rima orbita inferior
Area zygomaticus
Dinding lateral sinus maxillaris

Blow-out Fracture
Fraktur pada tulang penyusun dasar orbita.
Penyebab: adanya obyek yang membentur orbita
menimbulkan kompresi pada bagian inferior tepian
orbita, yang kemudian menyebabkan dasar orbita
melengkung dan patah

Fraktur Blow Out :


Riwayat :
Trauma tumpul
Waktu
Klinis :
Enoftalmos
Gangguan gerak bola mata
Diplopia
Nyeri
Edem palpebra
Ptosis
Perdarahan hidung

Pemeriksaan :
Visus
Pupil
Palpasi (crepitus)
COA, Lensa
Gerak bola mata
Diplopia
CT Scan : - Axial
- Coronal

Gambaran klinis
Odem palpebra
Diplopia vertikal
Keterbatasan gerak bola mata keatas dan kebawah (m.
rektus inferior terjepit
Nyeri gerak bola mata
Proptosis (jika odem berat dan perdarahan)

Pencitraan :
Ct-scan koronal medial
Foto kepala posisi waters

Penanganan :
Nasal decongestan 2 minggu
Antibiotik
Kompres es
Elevasi kepala
Analgetik
Steroid oral 1 mg / kg BB
2 hari
Reposisi fraktur :
Setelah 7 14 hari
Silikon
Reposisi m. rectus inferior

Terapi : dibagi dua yaitu dini dan tunda


Terapi dini : tindakan operatif dilakukan pada waktu paling
lama 1 bulan setelah trauma
Pendekatan konjungtiva dengan kantolisis lateral
Pendekatan transkutaneus infrasiliaris melalui palpebra
inferior
Kombinasi dengan tehnik caldwel-luc
Terapi tunda ditujukan untuk menangani sekuele (gejala
sisa) yang terjadi akibat fraktur seta enoftalmos residual,
atau gerakan bola mata akibat operasi yang pertama

Neuropati optik traumatik


Ada 2 macam : direk & indirek
Trauma mengenai dahi sesisi atau tengah dahi
Secara anatomis dibagi 3 :
- Trauma diskus optikus (avulsi)
- Neuropati optik traumatik anterior
- Neuropati optik traumatik posterior

Pemeriksaan :
o
o
o
o
o

Riwayat trauma
Visus
Lapang pandang
Funduskopi
CT-scan

Gambaran oftalmoskopi khas :


perdarahan cincin parsial pada diskus optikus
Prognosa : buruk

Endoftalmitis
Biasanya dikaitkan dengan inflamasi bola mata yang
melibatkan vitreus dan segmen depan namun
kenyataannya dapat melibatkan retina dan koroid
Dibagi 2 : endoftalmitis eksogen dan endogen

Tanda klinis ;
nyeri
Visus turun mendadak
Hipopion
Vitritis
Hiperemia & kemosis konjungtiva
Odem palpebra
Odem kornea

Endoftalmitis eksogen
Endoftalmitis infeksi paska bedah
Post trauma 30%
Katarak 0,07-0,33%
P.keratoplasty 0,11%
Virektomi 0,05%
Bleb 0,2-9,6%
Penyebab : stafilokokus, corynebacterium, actynomyces,
streptokokus

Endoftalmitis endogen
Penyebaran bakteri lewat aliran darah. Sumber infeksi
bisa dari organ yang jauh misalnya endokarditis,
pielonefritis , meningitis,osteomielitis, infeksi kronis dll
Penyebab : stafilokokus, streptokokus, neisseria
meningitidis, h.influenza, e.coli

Penatalaksanaan :
Berdasarkan temuan organisme penyebab dari hasil lab.
(Gram, giemsa, koh, kultur) dari cairan akuos maupun
vitreus.
Pada kasus yang belum diketahui, penatalaksanaan
menggunakan antibiotik spektrum luas
Antibiotik dapat diberikan secara topikal, subkonjungtiva,
intraokular atau intravena contoh : vancomycin,
cephazolin, amikacin

Simpatetik oftalmia
Merupakan panuveitis granulomatosa bilateral.
Dapat terjadi karena trauma tembus atau setelah operasi
intraokular
Mata yang mengalami trauma disebut exciting eye, mata
yang satunya disebut sympathizing eye.

Patofisiologi masih menjadi perdebatan


Beberapa pendapat mengatakan merupakan proses
infeksi dan reaksi hipersensitivitas.
Teori yang lebih banyak dianut teori hipersensitivitas
atau reaksi imun terhadap pigmen uvea

Manifestasi klinis
Mata merah
Fotofobia
Lakrimasi
Penglihatan kabur
Nyeri
Odem palpebra
Kemosis & PCI
KP (mutton fat)
Flare , sel, hipopion
Sinekia posterior
Pupil miosis , reflek lambat/negatif
katarak

Terapi
Kortikosteroid tetes mata 6ddgtt1
Kortikosteroid subkonjungtiva 4-5mg dalam 0,5ml, 23x/minggu
Prednison oral 40-60mg/hari
Sikloplegik (atropin 1% 4ddgtt1)

Untuk mencegah terjadinya oftalmia simpatika dilakukan


enukleasi pada exciting eye

Eviscerasi : pengambilan isi bola mata (lensa, uvea,


retina, vitreus dan kornea
Enukleasi : pengambilan seluruh bola mata dengan
meninggalan jaringan orbita yang lain
Eksenterasi : pengambilan bola mata beserta sebagian
atau seluruh jaringan orbita

Anda mungkin juga menyukai