Anda di halaman 1dari 42

CLINICAL REVIEW:

RADIOLOGICAL
REVIEW OF
PNEUMOTHORAX
Alliffabri Oktano dan Rudi Milwan (Journal Reading)

DEFINISI PNEUMOTHORAX

udara bebas di dalam rongga pleura


Dalam keadaan N udara (-)

JENIS PNEUMOTHORAX
Proses
Kejadian
Berdasark
an Fistel

Derajatny
a

Pneumotho
rax

Pneumothorax Berdasarkan
Fistel

Pneumotorak tertutup

Setelah terjadi pneumotorak vistel tertutup secara spontan

Pneumotorak terbuka
Ada hub antara pleura dengan brokus
Ada hub antara pleura dengan dinding dada
Pneumotorak ventil
Berbahaya oleh karena termasuk kegawatan paru
Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar
Gejala mendadak dan makin lama makin berat
Segera pasang wsd atau mini wsd ( kontra ventil )

Berdasarkan Proses
Terjadinya
n

n
n
n
n

P. spontan
n Primer ( idio patik )
n Sekunder ( disertai py dasar )
P. traumatik
P. iatrogenik ( oleh karena efek
samping tindakan )
P. katamenial
Terapeutik

Pneumotoraks Spontan
Primer (PSP)
Pneumotorak yang tidak diketahui penyebabnya sering
terjadi pada ;
n
n

n
n
n

Laki-laki muda
Tinggi dan kurus ( Astenik )
n setiap kelebihan tinggi 2 inchi dan penurunan BB
lebih dari 25 pound tekanan intra pleura akan
turun sekitar 0,2 cm H2o keadaan ini akan
meningkatkan distensi/ reegangan dari alveoli
Perokok / bekas perokok
Kanan (55%) > kiri (45%)
Bilateral 2%

Pneumotorak Spontan Sekunder


pneumotorak yang terjadi akibat dari
suatu penyakit paru Seperti, asma ,
ppok, tb paru, bekas tb paru dll

PNEUMOTORAK KATAMENIAL

Pneumotorak yg terjadi pada wanita saat menstruasi


oleh karena adanya jaringan endometrium di pleura.

Pneumotoraknya sering berulang sesuai dengan siklus


menstruasi .
Petalakasanaan ndikasikan untuk dilakukan pleurodesis

Berdasarkan Derajatnya
Menurut British Toracic Society :
Derajat Ringan

Bila jarak antara pelura viseral dengan


dinding dada pada foto dada < 2 cm

Derajat Berat

Bila jarak antara pelura viseral dengan


dinding dada pada foto dada > 2 cm

PATOFISIOLOGI
Udar
a
Ruptur/kebocoran
dinding alveol
Intersisial
paru
Perif
er
Bleb
Disten
si
Peca
h
Pneumoth

Septa
Lobular

Sent
ral
Pneumomediasti
num

DIAGNOSIS
PNEUMOTHORAX
Anamnesa :

Gejala penyakit dasar


Sesak napas mendadak
Nyeri dada
Tanpa atau dg penyakit paru
sebelumnya

DIAGNOSIS
PNEUMOTHORAX
Pemeriksaan Fisik:
Umum: Takipneu, takikardi
Khusus paru:
Inspeksi
Tertinggal

pada pergerakan napas, Lebih cembung ,


sela iga melebar
Palpasi
Fremitus melemah, deviasi trakea
Perkusi
Hipersonor, tanda pendorongan organ
Auskultasi
Suara nafas melemah/ tidak terdengar

DIAGNOSIS
PNEUMOTHORAX
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Radiologi (foto thorax)

Paru kolaps
Pleural line
Daerah avascular
Hiper radio lusen
Sela iga melebar
tanda-tanda pendorongan

Note: Bila pada rontgen kurang jelas terlihat, dapat


dianjurkan pemeriksaan CT.

AGD (Analisa Gas Darah)

Tidak khas untuk pneumothorax

PNEUMOTORAKS

WSD

HIDROPNEUMOTORAKS

Air fluid level

KIRCHER & SWARTEL

A.Ba.b
A.B

X 100% = LUAS PNEUMOTORAK

PENATALAKSANAAN
Operatif

Fistulorapi

Non Operatif

Observasi
Aspirasi
Water Sealed Drainage (WSD)
Pleurodesis

Observasi
Dengan Indikasi :

Tanpa keluhan / ringan

luas pneumotorak < 15%

Alasannya ; Dalam keadaan normal absorbsi


pneumotorak 1,25 %/ hari

Terapi dengan oksigen


Ro ulang beberapa hari
Hati-hati pneumotoraks tension

Aspirasi

Venocath 14
Infus set / blood set
Spuit 50 ml

Keberhasilan :
PSP : 65%
PSS : 35%

Aspirasi

Operatif

Indikasi Water sealed drainage (WSD)

PSP luas pneumotorak > 15%


Pneumotoraks ventil
PSS luas pneumotorak > 15%
PSS luas pneumotorak < 15%
Disertai keluhan sesak berat
Disertai kelainan paru kontra lateral

POINT OF ENTRY (First)

Standard:
Mid Axillar Line
ICS 5, 6, 7 for
Pleural Effusion

ULASAN RADIOLOGI DARI PNEUMOTHRAX


Latar Belakang

Pneumotoraks spontan sering terjadi di lingkungan


masyarakat umum

kejadiannya semakin meningkat seiring dengan


seringnya penggunaan ventilasi mekanik (ventilator)
dan tindakan intervensi lainnya seperti biopsi paru
dan central line placement

Interpretasi yang benar dari radiografi dada dengan


klinis dan mengetahui waktu yang tepat untuk
melakukan
permintaan
pencitraan
yang
lebih
kompleks sangatlah penting

Sumber dan Kriteria Seleksi


Jurnal Dibuat dengan bersumber dari:
Buku mengenai variasi pencitraan dan
radiologi dada normal
Medline
untuk
artikel-artikel
yang
berkaitan tentang gambaran pencitraan
dan penanganan penumothorax secara
klinis.

Evaluasi Sebelum Terapi

Pnting
untuk
menentukan
ringannya pneumothotrax.

berat

Ringan : <2 cm
Berat : >2 cm
Note: Bila berat lakukan drainase

Pneumothorax yang mencapai 2 cm


menginformasikan bahwa udara telah
mengisi sekitar 50% hemithorax

Evaluasi Sebelum Terapi

gambaran
klasik
pneumothorax
dengan sisi kiri
tampak garis
pleura visceral

Evaluasi Sebelum Terapi

Pada pasien yang terlentang, udara di


dalam rongga pleura biasanya dapat
dengan mudah terlihat di dasar paru

Evaluasi Sebelum Terapi

Bila terjadi perlengketan pleura pneumothorax lobulated

Bila dipaksakan untuk dilakukan drainase kateter dapat


merusak parenkim paru dan timbul kebocoran udara baru
pendekatan radiologi terbaik yang dapat dilakukan adalah
fluoroskopi dan CT scan

Perluasan
fibrosis
paru
dan
pneumothorax kiri (p) yang dilakukan
drainase secara asal (tanpa bantuan
radiografi/pencitraan).
CT
aksial
menunjukkan bahwa drainase (panah)
telah melalui parenkim paru. Hal ini
menyebabkan
perburukan
kondisi

Evaluasi Sebelum Terapi


Sebelum terapi, penting untuk mencari adanya
penyabab
penyakit
parenkim
paru
yang
mendasarinya.

Ex: emfisema, fibrosis paru, cystic fibrosis, pneumonia


yang aktif dan disertai kavitas, dan penyakit paru-paru
interstitial yang kistik seperti histiocytosis sel Langerhans
dan lymphangiomyomatosis.

Tujuan mendeteksi adanya penyakit yang mendasari:

Untuk penentuan jenis terapi


Menentukan pilihan untuk dilakukannya observasi atau
tidak

Evaluasi Sebelum Terapi


Beberapa
gabaran
radiologi
menyerupai pneumothorax:
Lipatan kulit
Pakaian
Companion shadow
Skapula
Bekas operasi

yang

dapat

Riwayat
penyakit
fibrosis paru
(underlying
Pasien
ini sedang
menjalani
pleurektomi
karena
(kanan) Tonjolan atau bayangan
ulcerative pneumothorax
colitis), yang beresiko
menjadi
mengalami
berulang.
Bahan
penyerta
(companion
shadow)
di
lipatan
kulit
(panah)
melewati
hemithorax
pneumothorax
sekunder.
Meskipun
batas
jahitan
pada bagian
kanan apex
(panah)
lebih
inferior
dari
iga
keenam.
Garis
ini
kanan.
Tanda
paru-paru
mudah
medial
skapula
(panah)
mudahdistal
dikenali
tebal
daripada
garis
pleura bagian
visceral
dan
jangan
relatif
sejajar
dengan
rusuk
dan
terlihat.
Catatan
penting
lipatan
kulit
seperti pada
radiografi
ini,adalah
kadang-kadang
dibingungkan
dengan
kecurigaan
akan
adanya
tanda-tanda
bagian
distal
paru
relatif
tidak
seperti
pleura
visceral
yang
dapat lurus,
disalahartikan
sebagai
grais
pleura
kebocoran
udara
yang
berulang.
Bandingkan
terlihat jelas.

EVALUASI SETELAH TERAPI

Foto thorax setelah drainase (pengurasan) sangat


penting dilakukan, untuk:

mendokumentasikan perbaikan dari pneumotoraks


mendeteksi komplikasi
menentukan posisi yang tepat untuk melakukan
drainase lanjutan

Pasien dengan drainase (kateter) yang terpasang,


Penting
untuk
diperhatikan
agar
botol
pembuangan drainase tidak ditempatkan lebih
tinggi dari dada pasien selama perjalanan ke
ruang
radiologi

mencegah
timbulnya
hidropneumothorax

(kanan) rontgen dada menunjukkan gambaran biasa dari drainase


interkostal (panah), terlepas dari lokasi medialnya yang belum
diketahui. (kiri) CT axial menunjukkan saluran yang terletak pada
jaringan subkutan (panah). Gambar ini menunjukkan bahwa
selang/kateter dihentikan pada posisi yang dangkal.

(Kanan) dua lubang saluran drainase pada dada yang merubah


pneumothorax sekunder menjadi kavitas pneumonia. Selang/keteter
bagian bawah (panah putih) terlihat jelas, sedangkan kateter atas
(panah transparan) memilliki lubang yang menonjol ke jaringan
subkutan, yang menyebabkan kebocoran udara. (kiri) kateter pigtail
(kepang) yang kecil dimasukkan ke bagian basal pneumothorax (p).
Tarikan progresif pada kateter telah menyebabkan ekstrusi dari sisi
lubang ke dalam jaringan subkutan (panah transparan) dan melalui

(kanan) kateter drainase pada apek dada kiri (panah


transparan) dalam posisi baik setelah lobektomi. (kiri)
rontgen dada setelah pengangkatan kateter, pada hari
berikutnya menunjukkan garis radiopak yang samar
(panah), yang dikenal dengan drain track. Hal ini biasa
terlihat pada rontgen pada hari berikutnya.

CT PADA PNEUMOTHORAX

Indikasi utama untuk dilakukannya CT :

Bila
bula
emphysematous
dari
pneumotoraks sulit terlihat pada radiografi
standar.
Adanya keperluan untuk mencari penyakit
dasar parenkim paru yang dicurigai, bila
tidak ditemukan pada foto radiografi
standar.

DRAINASE DENGAN BANTUAN RADIOLOGI

Bila terjadi pneumothorax dengan lokulus


(pneumothorax loculated), pendeketan yang
paling baik adalah dengan melakukan tusukan
jarum langsung melalui bimbingan fluoroskopi.

Bila terjadi pneumothorax apikal (bagian apeks)


yang ringan pada pasien dengan penyakit paruparu kronis yang mungkin disertai adhesi
pleura dapat diperiksa melalui axila.

(kiri) pneumothorax ringan pasca pleurectomy di apeks kanan


(panah transparan). Tusukan jarum dengan fluoroskopi sedang
dilakukan (panah putih). Pendekatan ini melalui ruang interkostal
pertama yang bisa merusak pembuluh sublklavia, dimana harus
dihindari dengan pemeriksaan USG awal jalur yang dilewati jarum
(panah= jahitan). (tengah) kawat yang ditempatkan setelah
pengeluaran udara (panah). (kanan) kateter pigtail melingkar di
ruang pneumothorax dan terhubung ke underwater seal.

RANGKUMAN
Pneumothorax
berat
adalah
pneumothorax
dengan
jarak
pelura viseral dengan dinding
dada >2 cm; ini juga menjadi
indikasi
utama
untuk
dilakukannya
drainase
(pengurasan)
Pada
posisi
pasien
yang
terlentang, pneumothorax dapat
dengan sangat mudah terlihat di
dasar
paru
dan
berdekatan
dengan jantung
Lipatan kulit, companion shadow
(bayangan penyerta), skapula dan
bekas operasi paru atau riwayat
telah melakukan drainase dada
(chest drain placement) dapat
menyerupai
gambaran
pneumothorax.

Drainase dinding dada pada


pneumothorax
berlokulus
dapat
menyebabkan
kebocoran
udara
baru
akibat trauma langsung di
pleura dan memperburuk
kondisi klinis pasien.
Perlunya
pemeriksaan
radiologi
setelah
terapi
pengobatan
untuk
mendeteksi komplikasi yang
muncul
dan
melihat
perbaikan
dari
pneumothorax.

DAFTAR PUSTAKA

Melton LJ, Hepper NG, Offord KP. Incidence of spontaneous pneumothorax in


Olmsted County, Minnesota: 1950 to 1974. Am Rev Respir Dis 1979;120:1379-82.
Henry M, Arnold T, Harvey J. BTS guidelines for the management of spontaneous
pneumothorax. Thorax 2003;58(Suppl 2):ii39-52.
Glazer H, Anderson DJ, Wilson BS, Molin PL, Sagel SS. Pneumothorax:
appearances on lateral chest radiographs. Radiology 1989;173:707-11.
Seow A, Kazerooni EA, Pernicano PG, Neary M. Comparison of upright inspiratory
and expiratory chest radiographs for detecting pneumothoraces. Am J Roentgenol
1996;166:313-6.
Matsumoto J, Ishikawa T, Hirata K. The ribs: anatomic and radiologic
considerations. Radiographics 1999;19:105- 19;151-2. [Quiz.]
Meholic A, Ketai L, Lofgren R. Fundamentals of chest radiology. Philadelphia: WB
Saunders, 1996:29-31.
Laws D, Neville E, Duffy J. BTS guidelines for the insertion of a chest drain. Thorax
2003;58:53-9.
Baumann MH, Strange C, Heffner JE, Light R, Kirby TJ, Klein J, et al. Management
of spontaneous pneumothorax. An American College of Chest Physicians Delphi
consensus statement. Chest 2001;119:590-602

Anda mungkin juga menyukai