Anda di halaman 1dari 22

PRESENTATION

KONSEP
HIGIENE INDUSTRI
KELOMPO
K
1

Elisa Frashellia
Driya Paramarta
Ashri Rofita Hadi
Ivona Anggun K
Izzania Oktaviani
Swara Mega Hasanah

112110101158
142110101021
142110101059
142110101103
142110101125
142110101173

Pengertian
Higiene
Industri

Konsep
Higiene
Industri

Lingkunga
n Kerja

Prinsip
Higiene
Industri

Program
Higiene
Industri

Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) Nomor


: KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja

A. PENGERTIAN HIGIENE INDUSTRI

Higiene industri adalah ilmu dan seni yang mencakup antisipasi,


rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap bahaya kesehatan kerja/
faktor lingkungan kerja atau stress, yang timbul di atau dari tempat
kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan
kehidupan, atau ketidaknyamanan yang berarti dan ketidakefisienan
pada pekerja atau warga masyarakat.

B. KONSEP HIGIENE INDUSTRI

Higiene industri meliputi pengembangan langkah-langkah korektif untuk


pengendalian bahaya terhadap kesehatan dengan jalan menghilangkan atau
mengurangi paparan. Prosedur pengendalian ini dilakukan seperti dalam hirarki
pengendalian risiko yang dilakukan dengan mengganti atau mengurangi bahan
berbahaya di tempat kerja, melakukan rekayasa disain seperti dengan pemasangan
sistem ventilasi, pengendalian administrasi dengan peraturan atau prosedur kerja,
dan penyediaan alat pelindung diri yang tepat.

B. KONSEP HIGIENE INDUSTRI

RUANG LINGKUP HIGIENE INDUSTRI

Merupakan sekuen atau urutan langkah


atau metode dalam implementasi HI
Urutan tidak bisa dibolak-balik
Merupakan suatu siklus yang tidak
berakhir (selama aktivitas industri
berjalan)

Kegiatan memprediksi potensi bahaya

Mengidentifikasi bahaya-bahaya
yang mungkin dapat terjadi
permasalahan kerja serta resikonya
Menganalisa kondisi-kondisi yang
dapat diukur untuk mencari
permasalan yang timbul

Kegiatan untuk
mengendalikan bahaya

Serangkaian kegiatan
untuk mengenali suatu
bahaya lebih detil
(sistematis)
Mengembangkan strategi sampling
dan menggunakan peralatan
sampling untuk mengukur seberapa
besar sumber bahaya
Melakukan pengamatan terhadap
pengaruh kesehatan dari dampak
sumber bahaya kimia dan fisika.

HIRARKI K3
Melakukan evaluasi dan analisis
risiko thdp semua bahaya yang
ada dengan menggunakan
standar dan kriteria yg telah
ditetapkan
Membandingkan hasil sampling untuk menentukkan apakah pengontrolan khusus
diperlukan.
Melakukan evaluasi terhadap proses industri untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya.

C. LINGKUNGAN KERJA

Lingkungan Kerja adalah area/ruang yang dipergunakan untuk kegiatan kerja, antara
lain berupa ruang/tempat kerja, tempat poenyimpanan bahan baku, ruang/tempat
proses, hasil produksi dan benda-benda disekitarnya (Mesin/Peralatan).

C. LINGKUNGAN KERJA

1. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

Faktor Lingkungan Kerja ialah segala sesuatu yang bersifat


fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikologi yang timbul di/dari
lingkungan kerja yang bersumber dari bahan baku, hasil
produksi, limbah produksi ekses dari kegiatan proses &
peralatan/mesin industri. Faktor Lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan bahaya ditempat kerja (occupational health
hazards) bahaya faktor fisika, bahaya faktor kimia.

C. LINGKUNGAN KERJA

2. PENGENALAN TERHADAP BAHAYA FAKTOR-FAKTOR


LINGKUNGAN KERJA
Pengenalan terhadap bahaya faktor faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai
akibat penerapan teknologi proses produksi suatu industri yang dapat berpengaruh pada
gangguan kesehatan (sakit) dan akibat akibat yang dapat ditmbulkan kepada
kesehatan tenaga kerja.

TUJUAN
Mengetahui
kandungan,
Mengetahui
Mengetahui

karakteristik suatu bahaya secara detail (sifat,


efek, severity, pola pajanan, besaran).
sumber bahaya dan area yang berisiko.
pekerja yang berisiko.

BAHAYA FAKTOR
FISIKA

a. Kebisingan : suara yang memiliki potensi berbahaya terhadap keselamatan

dan kesehatan seseorang


b. Pencahayaan : suara yang memiliki potensi berbahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan seseorang
c. Iklim Kerja : Paparan terhadap kondisi iklim panas atau dingin yang
berlebihan diketahui dapat menghasilkan penyakit, kecelakaan, bahkan
kematian.
d. Vibrasi : getaran benda padat yang berasal dari sumber mekanis dan
melakukan kontak fisik dengan manusia (Groothoff 2012).

Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) Nomor


: KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja

BAHAYA FAKTOR KIMIA

a. Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada


permukaan tempat dimana terjadi kontak.
b. Iritasi : Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak.
Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis.
c. Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka
pada organ atau sistem tubuh.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) Nomor


: KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja

PRINSIP HIGIENE INDUSTRI


Penerapan
Penilaian
Pengendalian

Penerapan
Lingkungan Kerja
aplikasi
atau
penggunaan prosedur* Dimana @ pekerja
prosedur, termasuk APD
memiliki konsistensi
dalam suatu lingkungan
yang tinggi terhadap
kedisiplinan diri
kerja sbg upaya u/
utamanya. Tujuannya
menjamin keutuhan dan
untuk mendukung
kesempurnaan baik
tercapainya tingkat
jasmani maupun rohani
efisiensi serta
agar terhindar dari
produktivitas yang
tinggi
kecelakaan dan penyakit
akibat kerja

Penilaian Lingkungan
Kerja
dilaksanakan dengan
dimaksudkan
u/ mengetahui
secara kualitatif
dan kuantitatif
tingkat bahaya
dari suatu faktor
bahaya lingkungan
yang timbul.

pengukuran-pengukuran
dengan pengambilan sampel
dan analisis di laboratorium.
Faktor bahaya yang telah
dikenali secara kualitatif perlu
dinilai secara kuantitatif
dengan cara pengukuran.
Tujuannya yaitu untuk
mengetahui tingkat bahaya /
kadar faktor bahaya di
lingkungan, dan sebagai tolak

Pada tahap penilaian atau evaluasi lingkungan,


dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan
analisis di laboratorium. Melalui penilaian
lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan
kerja secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran dan standar
yang berlaku.

Tujuan dari pengukuran dalam penilaian, yaitu :


O Untuk mengetahui tingkat risiko.
O Untuk mengetahui pajanan pada pekerja.
O Untuk memenuhi peraturan (legal aspek).
O Untuk mengevaluasi program pengendalian

yang sudah dilaksanakan.


O Untuk memastikan apakah suatu area aman
untuk dimasuki pekerja.
O Mengetahui jenis dan besaran hazard secara
lebih spesifik.

Pengendalian terhadap bahaya


faktor-faktor lingkungan kerja
Bertujuan untuk menciptakan atau
memelihara lingkungan kerja agar tetap
sehat dan aman atau memenuhi
persyaratan kesehatan dan norma
keselamatan, sehingga tenaga kerja
terbebas dari ancaman gangguan
kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja
tidak menderita penyakit akibat kerja dan
tidak mendapat kecelakaan kerja.

Program Higiene Industri yang dapat


dilakukan di tempat kerja, yaitu :
O Eliminasi
O Substitusi
O Isolasi
O Engineering Control
Ventilasi Umum
Ventilasi Lokal
O Administrasi Control
O APD (Alat Pelindung Diri)

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai