Anda di halaman 1dari 10

AXEL JHON CALFARI

CATHABELLA G
DIFHA
FARHAN TULUS P
FERDIAN APRILIYANTO
FIDELLIA RAISA

HAKIKAT ILMU KIMIA


DAN METODE ILMIAH

& Tujuan

Latar Belakang

-Menyadari betapa pentingnya Kimia


yang berpengaruh besar di pendidikan
dan kehidupan sehari-hari
-Menyelesaikan tugas dari guru
-Membuka wawasan mengenai Kimia pada
Bab 1 terutama hakikat ilmu kimia dan
metode ilmu kimia
-Berbagi ilmu

HAKIKAT ILMU
KIMIA

A.Kimia sebagai Proses


Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Kimia sebagaisuatu proses (alat ataumetode) merupakan keterampilanketerampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan.Sebagai proses dapat diartikan semua kegiatan
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk menemukan pengetahuan
baru.

Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai
proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang
kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan
sains, misalnya:
A. Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
B. Menentukan apa yang diukur dan diamati,
C.Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera
penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,
mengklasifikasikan,
D. Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah
setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
E. Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam
mencari kesimpulan hasil pengamatan,
F.Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil
pengamatan, dan
G.Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu
adalah keterampilan dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru,
menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi,
maupun dalam menyusun hipotesis.

B. Kimia sebagai Produk


Kimia sebagai produk sains merupakanfakta-fakta,konsep-konsep, prinsipprinsip,hukum-hukum, konsep,dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu sistematika.Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai
hasil proses berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan.
Semuafakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip,hukum-hukum,dan teori-teori
dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui
bebagai macam proses sains.
Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan arus
lisrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan. Para ilmuan
mencari tahu kenapa larutan NaCl dapat menghasilkan arus listrik, setelah diselidiki
ternyata NaCl dapat terionisasi dalam air menjadi ion-ionnya, sehingga dapat
menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan massa
(Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan
perbandingan (Hukum Dalton), hukum perbandingan volume (HukumGay Lussac) dan
lain sebagainya.
Teori teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom
demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakanproduk yang lahir dari
proses berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori asam-basa dimulai dari
teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis
dan lain-lain.

C. Kimia sebagai Sikap Ilmiah


Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara
lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah
menurut beberapa ahli:
Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahanhati, ragu terhadap sesuatu, tekad
untukmaju, dan berpikir terbuka.
Sikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude toward science dan
attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sainssedangkan sikap
yang kedua mengacu pada sikap yang melekat
setelahmempelajarisains.Jikaseseorangmemilikisikaptertentu,orangitucenderung
berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan. DaripandanganHarlendi atas, sikap
ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu;
1.Seperangkatsikapyangmenekankansikaptertentuterhadapsainssebagaisuatucarameman
dangduniasertadapatbergunabagipengembangan karir di masa datang.
2.Seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah


adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains
yang mencakup:
1.Sikap ingintahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada
objekyangdiamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap
langkah kegiatan.
2.Sikap respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak
buruk sangka, mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur
fakta dan pendapat.
3.Sikap berpikir kritis
Aspek sikap berpikir kritismeliputimeragukan temuanorang
lain,menanyakan setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan
yang dilakukan, dan tidakmengabaikan data meskipun kecil.

Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah berdasarkan Wiki

Metode ilmiahatauproses ilmiah(bahasa Inggris


:scientific method) merupakan proses keilmuanuntuk
memperolehpengetahuansecara sistematis berdasarkan
bukti fisis. Ilmuwan melakukanpengamatanserta
membentukhipotesisdalam usahanya untuk menjelaskan
fenomenaalam.Prediksiyang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukaneksperimen.
Jika suatuhipotesislolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatuteoriilmiah.

Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkahlangkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1.Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan
kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum
dirumuskan?
2.Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

3.Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya
dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang
menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab
berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.

4.Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses
pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan
taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin
tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf
signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

5.Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara
singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan
masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak
peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Anda mungkin juga menyukai