Anda di halaman 1dari 18

Plasenta perkreta

KOAS OBSGYN

Plasenta

Plasenta berperan dalam transport zat dari ibu


ke janin, serta penghasil hormon yang
berguna selama kehamilan.

Kelainan pada plasenta

kelainan pada plasenta dapat berupa


gangguan fungsi dari plasenta ataupun
gangguan implantasi plasenta.
Gangguan implantasi plasenta dapat berupa
kelainan letak implantasinya ataupun kelainan
dari kedalaman implantasinya.

Kelainan kedalaman dari implantasi


plasenta :
1.
2.
3.

Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta

Plasenta normal

Setelah terjadi fertilisasi ovum oleh sperma


maka sel yang dihasilkan disebut zygot.
Kemudian terjadi pembelahan pada zygot
sehingga menghasilkan blastomer, kemudian
morula dan blastokist.
Pada tahap-tahap ini zona pelusida masih
mengelilingi.
Sebelum terjadinya implantasi, zona pellusida
menghilang sehingga blastosit menempel
pada endometrium.
Blastosit menyatu dengan epitel
endometrium, kemudian erosi pada sel epitel
endometrium, trofoblas masuk ke dalam

Setelah terjadi implantasi desidua akan


dibedakan menjadi:
1.Desidua basalis: desidua yang terletak
antara blastokist dan miometrium.
2.Desidua kapsularis:desidua yang terletak di
antara blastokist dan kavumuteri.
3.Desidua vera: desidua sisa yang tidak
mengandung blastokist.

Pada daerah desidua basalis terjadi


degenerasi fibrinoid, yang terletak antara
desidua dan trofoblast untuk menghalangi
trofoblast lebih dalam lagi.
lapisan dengan degenerasi fibrinoid ini
disebut sebagai lapisan Nitabuch.
pada saat persalinan, plasenta akan terlepas
dari endometrium pada lapisan Nitabuch
tersebut.

Normalnya plasenta akan lepas secara


spontan dari implantasinya di uterus
beberapa menit pertama setelah kelahiran
bayi.
Penyebab terlambatnya pelepasan plasenta
salah satunya karena lapisan desidua yang
tipis atau tidak ada sehingga lapisan yang
seharusnya akan menghalangi makin
dalamnya trofoblast masuk ke dalam
endometrium juga tidak ada.

Plasenta akreta

Plasenta akreta adalah istilah untuk


menggambarkan implantasi plasenta yang
sangat kuat menempel pada dinding uterus.
Akibat dari tidak adanya desidua basalis dan
ketidaksempurnaan pembentukan lapisan
fibrinoid atau lapisan nitabuch.

Plasenta akreta dibagi :

Plasenta akreta
Dimana implantasi jonjot korion plasenta
hingga mencapai lapisan miometrium.
Plasenta inkreta
Dimana implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki lapisan miometrium
Plasenta perkreta
Dimana implantasi jonjot korion plasenta
menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa uterus.

Plasenta akreta adalah plasenta yang melekat


secara abnormal pada uterus,dimana villi
korionik berhubungan langsung dengan
miometrium tanpa desiduadiantaranya.
Desidua endometrium merupakan barier atau
sawar untuk mencegah invasi villi plasental ke
miometrium uterus. Pada plasenta akreta,
tidak terdapat desidua basalis atau
perkembangan tidak sempurna dari lapisan
fibrinoid.

Jaringan ikat pada endometrium dapat merusak


barier desidual, misalnya
skar uterus sebelumnya
kuretase traumatik
riwayat infeksi sebelumnya
multiparitas.
Ketika plasenta menginvasi hingga miometrium
maka disebut sebagai plasenta inkreta. Jika
plasenta menginvasi melewati miometrium dan
serosa dan dapat menginvasi organ terdekat
seperti kandung kemih maka disebut
sebagaiplasenta perkreta.

Perlekatan abnormal dari jonjot korion ini,


dapat melibatkan seluruh kotiledon (total),
beberapa kotiledon (parsial) atau hanya satu
kotiledon (fokal).

Etiologi

Kelainan pada desidua basalis dan tidak


terbentuknya lapisan Nitabuch, sehingga
jonjot korion dapat terus masuk berimplantasi.

Faktor risiko
1.
2.
3.
4.

Plasenta previa ditemukan pada sepertiga


kasus.
Seperempat kasus adalah riwayat bekas SC
pada persalinan sebelumnya.
Kuretase
Kehamilan multigravida (>6)

Gejala klinis plasenta akreta.

Pada kala III persalinan plasenta belum lahir


setelah 30 menit danperdarahan banyak, atau
jika dibutuhkan manual plasenta dan
terkadang sulituntuk dilakukan.Plasenta
akreta dapat menimbulkan terjadinya
perdarahanobsterik yang masif, sehingga
dapat menimbulkan komplikasi seperti
dissaminated intravascular coagulopathy,
memerlukan tindakan histerektomi,cedera
operasi pada ureter, kandung kemih, dan
organ visera lainnya.

Penatalaksanaan

Tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai