Anda di halaman 1dari 29

HIPERPLASIA TONSILAR DAN

KEKAMBUHAN TONSILITIS : HUBUNGAN


SECARA KLINIS - HISTOLOGIS

Oleh :
Muhammad Fakhri Al-Khairi, S.Ked
Raudhatul Tamamah, S.Ked
Konsulen :
dr. Muslim Kasim , Sp.THT-KL, M.Sc
KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016

BAB I. PENDAHULUAN
Tonsil

merupakan jaringan kelenjar limfa


yang berbentuk oval yang terletak pada
kedua sisi belakang tenggorokan

PENDAHULUAN
Tonsil

bertindak seperti filter


untuk memperangkap bakteri
dan virus yang masuk ke tubuh
melalui mulut dan sinus
Tonsil juga menstimulasi sistem
imun untuk memproduksi
antibodi untuk membantu
melawan infeksi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


DEFINISI
KLASIFIK
ASI

ETIOLOGI

KOMPLIKASI

TONSILITI
S

MANIFESTA
SI KLINIS

PENATALA
KSANAAN

PATOFISIOLOGI

DEFINISI
Tonsilitis

adalah peradangan tonsil palatina


yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer
Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar
limfa yang terdapat di dalam rongga mulut
yaitu :
tonsil faringeal (adenoid)
tonsil palatina (tosil faucial)
tonsil lingual (tosil pangkal lidah)
tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding
faring/Gerlachs tonsil)

KLASIFIKASI-ETIOLOGI

Tonsilitis Bakterial
Disebabkan kuman
strptococcus
hemolitikus,
streptococcus viridan,
streptococcus
piogenes

Tonsilitis Viral
Penyebab yang paling
sering adalah virus
Epstein Barr
Gejala lebih
menyerupai Common
Cold

Tonsilitis Membranosa
Tonsilitis

difteri

Tonsilitis diferi
merupakan tonsilitis
yang disebabkan
kuman Coryne
bacterium diphteriae.
Tonsilitis difteri sering
ditemukan pada anakanak berusia kurang
dari 10 tahunan
frekuensi tertinggi
pada usia 2-5 tahun.

Tonsilitis

Septik

Tonsilitis yang
disebabkan
karena
Streptokokus
hemolitikus yang
terdapat dalam
susu sapi.

Tonsilitis difteri

Tonsilitis Membranosa
Angina

Plaut Vincent
(stomatitis ulsero
membranosa)
Tonsilitis yang
disebabkan karena
bakteri spirochaeta atau
triponema yang
didapatkan pada
penderita dengan
higiene mulut yang
kurang dan defisiensi
vitamin C

Penyakit

kelainan

darah
Tidak jarang tanda
leukemia akut, angina
agranulositosis dan
infeksi mononukleosis
Gejala pertama sering
berupa epistaksis,
perdarahan di mukosa
mulut, gusi dan di bawah
kulit sehingga kulit
tampak bercak kebiruan

Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero


membranosa)

Tonsilitis Kronik
Tonsilitis

kronik timbul
karena rangsangan
yang menahun dari
rokok, beberapa jenis
makanan, higiene
mulut yang buruk,
pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, dan
pengobatan tonsilitis
akut yang tidak
adekuat.

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinik dibagi dalam 3 golongan yaitu:
Gejala umum seperti juga gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan
suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu
makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri
menelan
Gejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi
bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan
bersatu membentuk membran semu
Gejala akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh kuman difteri
ini akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yaitu pada
jantung dapat terjadi miokarditis sampai decompensatio
cordis, mengenai saraf kranial menyebabkan kelumpuhan otot
palatum dan otot-otot pernafasan dan pada ginjal
menimbulkan albuminuria

MANIFESTASI KLINIS
Gejala

tonsilitis antara lain : sakit tenggorokan,


demam, dan kesulitan dalam menela.
Gejala tonsilitis akut : gejala tonsilitis akut
biasanya disertai rasa gatal/kering
ditenggorokan, lesu, nyeri sendi, anoreksia,
suara serak, tonsil membangkak.
Gejala tonsilitis kronis : nyeri telan, bahkan
dapat menginfeksi telinga bagian tengah, misal
proses berjalannya kronis, tingkat rendahnya
yang pada akhirnya menyebabkan ketulian
permanen

KOMPLIKASI
Abses

pertonsil
Otitis media akut
Mastoiditis akut
Laringitis
Sinusitis
Rhinitis

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan

Tonsilitis Akut

Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama


5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan
desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin
atau klindomisin.
Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi
sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema
pada laring dan obat simptomatik.
Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk
menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu
atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
Pemberian antipiretik

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan

Tonsilitis Kronik

Terapi lokal untuk hygiene mulut


dengan obat kumur/hisap.
Terapi radikal dengan tonsilektomi
bila terapi medikamentosa atau
terapi konservatif tidak berhasil.

Indikasi Tonsilektomi
Serangan

tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah


mendapatkan terapi yang adekuat.
Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial.
Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan
sumbatan jalan nafas, sleep apnea, gangguan menelan, dan
gangguan bicara.
Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil,
yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.
Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A
Sterptococcus hemoliticus.
Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
Otitis media efusa/otitis media supuratif

JOURNAL READING
Palatina

tonsil adalah bagian dr cincin


waldeyer bertanggung jawab sebagai
pelindung lini pertama melawan patogen
karena lokasi masuknya udara dan
saluran pencernaan
Jaringan limfatik tidak biasanya muncul
ada anak-anak tapi biasanya akan
berkembang menjadi hipertrofi dan
hiperplasia
Tonsilektomi adalah tindakan bedah yang
paling sering dilakukan pada praktek
dokter THT
diagnosis histopatologi pada kebanyakan
tonsilektomi adalah jaringan limfoid
status hiperplastik-reaktif atau
hiperplasia limfatik nonspesifik

TUJUAN
Mencari

perubahan
histopatologik yang membedakan
operasi palatina tonsil karena
hipertrofi dan kaitannya terhadap
operasi karena kekambuhan
tonsilitis

METODE
Penelitian

deskripsi cross seksional


prospektif yang melibatkan 46 subjek
terbagi menjadi kelompok I-22 dengan
hipertrofi; dan kelompok II-24 dengan
kekambuhan tonsilitis pada periode antara
tahun 2010 dan 2012, di rumah sakit
umum. Kami mengevaluasi keluhan klinis
dan histopatologik (folikel limfa, pusat awal
penyakit, fibrosis, nekrosis, retikulasi,
infiltrasi oleh sel plasma dan netrofil)

HISTOPATOLOGIK
Folikel

limfa

Folikel limfa dianalisis menggunakan pewarnaan HE pada


mikroskop pencahayaan biasa pada pembesaran 40x
Pusat

germinal

rata-rata niai dan kasus dikelompokkan menjadi subgroup: 1


kurang dari 6 pusat germinal per lapang pandang dan 2 lebih
dari 6 pusat germiinal per lapang pandang.
Nekrosis

dan fibrosis

Kami juga melihat nekrosis dan fibrosis pada pembesaran 100x,


disamping perembesan netrofil pada epitelium kripta pada
pembesaran 400x. Setelah mengidentifikasi fokus terbanyak,
fibrosis nekross dan perembesan netrofil secara subjektif
diklasifikasikan menjadi 0 absen; 1-sedang; dan 3-sering.

ANALISA STATISTIK
Pada

analisis statistik untuk mendeteksi


perbedaan secara klinis dan karakteristik
epidemiologi pada jumlah usia (tahun), tingkat
episode infeksi per tahun; derajat obstruksi
tonsil (%), waktu kekambuhan sejak infeksi
pertama (bulan) dan berat tonsil (g), diantara
kelompok: hipertrofi (I) dan kekambuhan
tonsilitis (II) kami menggunakan uji MannWhitney berdasarkan data non-normal yang
diverifikasi oleh uji Shapiro-Wilks.

HASIL

HASIL

DISKUSI
Menurut

Alcantara dkk tonsilektomi adalah prosedur operasi


tersering yang dilakukan pada pasien pediatri. Usia pasien
pada penelitian ini sama seperti usia kelompok dimana
sering terjadi hipertrofi dan tonsilitis.
Derajat tertinggi obstruksi pada hipertrofi tonsila palatina
pada kelompok hipertrofi secara statistik berbeda seperti
yang telah diduga. Hipertrofi, yang terjadi akibat osbtruksi
pernafasan, adalah indikasi absolut dilakukannya tonsilktomi.
Ada konsentrasi tinggi pada pusat germinal di kelompok
hipertrofi. Aktivitas imun yang bagus dan kehadiaran pusat
germinal aktif dengan atau tanpa infeksi akut atau kronik
yang biasnaya ditemukan pada anak-anak., seperti yang
sitemukan oleh Lopes dkk.

DISKUSI
ukuran

tonsil dan volume nya sangat bergantung pada usia


dan kehadiran infeksi utama/peradangan. Ini seperti bahwa
tidaka da perbedaan pada berat tonsil antara kedua
kelompok, folikel limfa dan pusat germinal dari kelompok
hipertrofi lebih kecil atau ada hubungan yang krang atau
jaringan limfa pada daerah ekstrafolikuler diantara mereka
Koloni bakteri secara morfologi kossisten dengan
Actinomyces sp ditemukan hanya pada dua pasien pada ke
kelompok hipertrofi, menunjukkan 4.34% dari kasus ini
Beberapa penulis menduga bahwa stimulasi antigen dalam
hal ini dan patogen lain dapat menjelaskan perkembangan
hipertrofi yang menyebakan obstuksi jalan nafas.

KESIMPULAN
Jenis

dan jumlah folikel limfa, fibrosis, nekrosism


perembesan netrofil dan infiltrasi sekitar plasmosit
kripta, walaupun menunjukkan perbedaan antara
hipertrofi dan kekambuhan tonsilitis, tapi ini tidak
berbeda secara signifikan.
Jumlah pusat germinal ditemukan sebagai kriteria
yang bisa dijadikan untuk membedakan tonsila
palatina dari anak yang dioperasi karena hipertrofi
dengan yang karena tonsilitis kambuh. Ketika lebih
dari 6 pusat germiinal per lapang pandanga pada
pembesaran 100x, ini disebut hipertrofi tonsillar.

Anda mungkin juga menyukai