Anda di halaman 1dari 33

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 53/PMK.

010/2012

TENTANG
KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

1. ANDRARI AMBARWATI (201594403002)


2. DYAH AYU KUSUMANINGRUM
(201594403004)
3. RISKY SAPUTRO (201594403014)
4. AYU WULANDARI (201594403020)
5. DELLA ARI SATRIO (201594403022)
6. MAYA MEIDIAS PUTRI (201594403033)

KETENTUAN UMUM

TINGKAT SOLVABILITAS
MODAL MINIMUM BERBASIS RISKO

Pasal 2 :
1) Perusahaan setiap saat wajib memenuhi Tingkat Solvabilitas paling rendah 100%
dari modal minimum berbasis risiko.
2) Perusahaan setiap tahun wajib menetapkan target Tingkat Solvabilitas.
3) Perusahaan dapat meningkatkan target Tingkat Solvabilitas dengan
mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul dari rencana perubahan strategi
dan/atau pengembangan bisnis Perusahaan.
4) Jika Perusahaan tidak dapat memenuhi perintah untuk meningkatkan target Tingkat
Solvabilitas, Perusahaan dilarang melaksanakan rencana perubahan strategi
dan/atau pengembangan bisnisnya.

Pasal 3 :
1. Modal minimum berbasis risiko merupakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul akibat dari deviasi dalam
pengelolaan aset dan liabilitas.
2. Risiko yang mungkin timbul akibat dari deviasi :
a) kegagalan pengelolaan aset;
b) ketidakseimbangan antara proyeksi arus aset dan Liabilitas;
c) ketidakseimbangan antara nilai aset dan Liabilitas dalam setiap jenis mata uang;
d) perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan yang diperkirakan;
e) ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam
penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh;
f) ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim;
dan/atau
g) kegagalan dalam proses produksi, ketidakmampuan sumber daya manusia atau
sistem untuk berkinerja baik, atau adanya kejadian lain yang merugikan.
3. Dalam hal Perusahaan Asuransi Jiwa dalam memasarkan Produk Asuransi yang
dikaitkan dengan investasi, modal minimum berbasis risiko wajib ditambah sebesar
persentase tertentu dari dana investasi yang bersumber dari produk asuransi yang
dikaitkan dengan investasi.

ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK INVESTASI


a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Deposito berjangka pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka
waktu kurang dari atau sama dengan 1 bulan;
Sertifikat deposito yang tidak dapat diperdagangkan (non negotiable certificate deposito)
pada Bank;
Saham yang diperdagangkan di bursa efek;
Surat utang korporasi;
Sukuk korporasi;
Surat berharga yang diterbitkan oleh Negera Republik Indonesia ,negara selain Negara
Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan lembaga multinasional yang Negara Republik
Indonesia menjadi salah satu anggotanya atau pemegang sahamnya;
Reksa dana;
Efek beragun aset yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi kolektif efek beragun
aset;
Dana investasi real estat;
Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek);
Bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi;
Pembiayaan melalui mekanisme kerja sama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian
piutang (refinancing);
Emas murni; dan/atau
Pinjaman yang dijamin dengan hak tanggungan.

a)
b)
c)
d)

e)
f)

Sedangkan untuk Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi yang dapat
ditempatkan di luar negeri harus dalam jenis :
Saham yang diperdagangkan di bursak efek;
Surat utang korporasi;
Sukuk korporasi;
Surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain Negara Republik Indonesia, Bank
Indonesia, dan lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi
salah satu anggotanya atau pemegang sahamnya;
Reksa dana; dan/atau
Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek).

PENILAIAN DAN PEMBATASAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK


INVESTASI
Jenis Investasi

Penilaian Investasi

Pembatasan Investasi

1. Deposito berjangka pada


Bank, termasuk deposit on
call
dan
deposito
yang
berjangka waktu kurang dari
atau sama dengan 1 bulan

Nilai nominal

Setiap Bank maksimal 15%


dari jumlah investasi

2. Sertifikat deposito yang


tidak dapat diperdagangkan
pada Bank

Nilai tunai

Setiap Bank maksimal 15%


dari jumlah investasi

3.
Saham
yang
diperdagangkan di bursa efek

Nilai
pasar
dengan
menggunakan
informasi
harga penutupan terakhir di
bursa efek

Setiap emiten maksimal 10%


dari jumlah investasi dan
seluruhnya maksimal 40%
dari jumlah investasi

4. Surat utang korporasi,


sukuk korporasi, dan surat
berharga yang diterbitkan
oleh lembaga multinasional
yang
Negara
Indonesia
menjadi salah satu anggota
atau pemegang sahamnya

Nilai pasar yang ditetapkan


oleh lembaga penilaian harga
efek yang telah memperoleh
izin dari Bapepam-LK atau
lembaga penilaian harga efek
yang telah diakui secara
internasional

Setiap emiten maksimal 15%


dari jumlah investasi dan
seluruhnya maksimal 50%
dari jumlah investasi

Jenis Investasi

Penilaian Investasi

5.
Surat
berharga
yang
diterbitkan
oleh
Negara
Republik Indonesia

Nilai pasar yang ditetapkan


oleh lembaga penilaian harga
efek yang telah memperoleh
izin dari Bapepam-LK atau
lembaga penilaian harga efek
yang telah diakui secara
internasional

6.
Surat
berharga
yang
diterbitkan oleh negara selain
Negara Indonesia

Nilai pasar yang ditetapkan


oleh lembaga penilaian harga
efek yang diakui secara
internasional

7.
Surat
diterbitkan
Indonesia

Nilai pasar

berharga
oleh

8. Reksa dana

yang
Bank

Nilai aktiva bersih

Pembatasan Investasi

Setiap penerbit maksimal


10% dari jumlah investasi

Setiap
Manajer
Investasi
maksimal 15% dari jumlah
investasi dan seluruhnya 50%
dari jumlah investasi

Jenis Investasi

Penilaian Investasi

Pembatasan Investasi

13.
Pembiayaan
melalui
mekanisme
kerja
sama
dengan pihak lain dalam
bentuk pembelian piutang

Nilai sisa piutang setelah


dikurangin penyisihan untuk
piutang tak tertagih

Setiap pihak maksimal 10%


dari jumlah investasi dan
seluruhnya maksimal 20%
dari jumlah investasi

14. Emas murni

Nilai pasar

Seluruhnya maksimal
dari jumlah investasi

10%

15. Pinjaman yang dijamin


dengan hak tanggungan

Nilai sisa pinjaman

Seluruhnya maksimal
dari jumlah investasi

10%

Jenis Investasi

Penilaian Investasi

Pembatasan Investasi

9. Efek beragun aset yang


diterbitkan
berdasarkan
kontrak investasi kolektif efek
beragun aset

Nilai pasar

Setiap
Manajer
Investasi
maksimal 10% dari jumlah
investasi
dan
seluruhnya
maksimal 20% dari jumlah
investasi

10. Dana investasi real estat

Nilai pasar

Setiap
Manajer
Investasi
maksimal 10% dari jumlah
investasi
seluruhnya
dan
seluruhnya maksimal 20%
dari jumlah investasi

11.
Penyertaan
langsung
(saham yang tidak tercatat di
bursa efek)

Nilai ekuitas

Seluruhnya maksimal
dari jumlah investasi

10%

12. Bangunan dengan hak


strata atau tanah dengan
bangunan

Nilai
yang
ditetapkan
lembaga
penilai
yang
terdaftar pada instansi yang
berwenang atau NJOP dalam
hal tidak dilakukan penilaian
oleh lembaga penilai

Seluruhnya maksimal
dari jumlah investasi

10%

PENEMPATAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK INVESTASI


Jenis Investasi
1. Surat
korporasi

utang

korporasi

Ketentuan
dan

sukuk

Minimal memiliki peringkat BBB atau


dengan yang setara dari perusahaan
pemeringkat efek yang telah memperoleh
izin dari Bapepam-LK.

2. Surat berharga yang diterbitkan oleh


lembaga
multinasional
yang
Negara
Indonesia menjadi salah satu anggota atau
pemegang sahamnya

a) Minimal memiliki peringkat BBB atau


setara dari perusahaan pemeringkat
efek yang diakui secara internasional;
b) Dijual melalui penawaran umum; dan
c) Informasi transaksinya dapat diakses di
Indonesia.

3. Reksa dana

a) Telah mendapat pernyataan efektif dari


Bapepam-LK; dan
b) Dilakukan melalui penawaran umum
yang
diatur
dalam
peraturan
perundang- undangan di bidang pasar
modal

4.
Reksa dana dalam bentuk kontrak
investasi kolektif penyertaan terbatas

Reksa dana penyertaan terbatas tersebut


harus memiliki underlying berupa efek
yang diperdagangkan di bursa efek

Jenis Investasi

Ketentuan

5. Efek beragun aset yang diterbitkan


berdasarkan kontrak investasi kolektif efek
beragun aset dan dana investasi real estat

a) Telah mendapat pernyataan efektif dari


Bapepam-LK;
b) Minimal memiliki peringkat BBB atau
yang
setara
dari
perusahaan
pemeringkat
efek
yang
telah
memperoleh izin dari Bapepam-LK;
c) Dilakukan melalui penawaran umum
yang diatur dalam peraturan undangundang di bidang pasar modal

6. Bangunan dengan hak strata atau tanah


dengan bangunan

a) Dimiliki dan dikuasai oleh Perusahaan


yang
dibuktikan
dengan
bukti
kepemilikan atas nama Perusahaan dari
instansi yang berwenang;
b) Memberikan penghasilan sewa dan
penghasilan lainnya melalui transaksi
yang didasarkan pada harga pasar
yang berlaku; dan
c) Tidak ditempatkan pada bangunan
dengan hak strata atau tanah dengan
bangunan yang sedang diagunkan,
dalam sengketa, atau diblokir pihak lain

Jenis Investasi

Ketentuan

7. Pembiayaan melalui mekanisme kerja


sama dengan pihak lain dalam bentuk
piutang

a) Merupakan perusahaan pembiayaan


yang telah memperoleh izin usaha dari
Menteri dan/atau Bank yang telah
memperoleh izin usaha dari Pimpinan
Bank Indonesia;
b) Merupakan perusahaan pembiayaan
dan/atau Bank yang tidak terafiliasi
dengan perusahaan;
c) Perusahaan pembiayaan dan/atau Bank
dimaksud tidak sedang dikenai sanksi
administratif
berupa
pembatasan
kegiatan
usaha
atau
pembekuan
kegiatan usaha oleh Menteri atau
Pimpinan Bank Indonesia pada saat
dimulainya kerja sama; dan
d) Memenuhi ketentuan tingkat kesehatan
keuangan
berdasarkan
peraturan
undang-undang di bidang pembiayaan
dan/atau
perbankan,
pada
saat
dimulainya kerja sama.

8. Emas murni

a) Memenuhi persyaratan spesifikasi yang


ditetapkan oleh bursa komoditi yang
telah memperoleh izin dari instansi
yang berwenang; dan
b) Disimpan di Bank Kustodian komoditi
yang memiliki kerja sama dengan bursa
komoditi.

Jenis Investasi

Ketentuan

9. Pinjaman yang dijamin dengan hak


tanggungan

a) Pinjaman diberikan kepada perorangan;


b) Pinjaman
dijamin
dengan
hak
tanggungan pertama;
c) Pinjaman dilakukan sesuai ketentuan
peraturan undang-undang
d) Sertifikat atas tanah yang dibubuhi
catatan pembebanan hak tanggungan
disimpan oleh Perusahaan;
e) Besarnya pinjaman maksimal 75% dari
nilai jaminan yang terkecil diantara
nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada instansi
yang berwenang dan NJOP

PENEMPATAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK INVESTASI DI LUAR NEGERI


Jenis Investasi

Ketentuan

1. Saham yang diperdagangkan di bursa


efek

a) Termasuk
kategori
saham
aktif
diperdagangkan pada bursa efek di
tempat saham tersebut dicatatkan
berdasarkan kriteria yang ditetapkan
oleh bursa efek dimaksud; dan
b) Informasi
mengenai
emiten
dan
transaksi saham tersebut dapat di
akses di Indonesia.

2. Surat utang korporasi, sukuk korporasi,


dan surat berharga yang diterbitkan oleh
lembaga
multinasional
yang
Negara
Indonesia menjadi salah satu anggota atau
pemegang sahamnya

a) Minimal memiliki peringkat BBB atau


setara dari perusahaan pemeringkat
efek yang diakui secara internasional;
b) Dijual melalui penawaran; dan
c) Informasi mengenai transaksinya dapat
diakses di Indonesia.

3. Reksa dana

a) Diterbitkan oleh manajer investasi di


luar negeri yang memiliki hubungan
Afiliasi dengan Manajer Investasi di
Indonesia yang memeroleh izin dari
Bapepam-LK; dan
b) Dicatatkan di bursa efek di negara
tempat manajer investasi dimaksud
berdomisili.

Investasi Dalam Negeri

Investasi Luar Negeri

1. Saham yang diperdagangkan di bursa


efek, surat utang korporasi, sukuk korporasi
dan surat berharga yang diterbitkan oleh
lembaga
multinasional
yang
Negara
Indonesia menjadi salah satu anggota atau
pemegang sahamnya yang berdenominasi
rupiah

1. Surat utang yang diterbitkan di luar


negeri oleh badan hukum Indonesia melalui
badan hukum asing yang khusus didirikan
dalam rangka penerbitan surat utang
dimaksud

Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi saham yang
diperdagangkan di bursa efek, surat utang korporasi, sukuk korporasi, surat berharga yang
diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Indonesia menjadi salah satu anggota
atau pemegang sahamnya dan Reksa dana, jumlah seluruhnya maksimal 80% dari jumlah
investasinya.
Dan dalam hal penempatan atas Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi saham
yang diperdagangkan di bursa efek, surat utang korporasi, sukuk korporasi, surat berharga
yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Indonesia menjadi salah satu
anggota atau pemegang sahamnya, surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain
Indonesia, dan Reksa dana, yang dilakukan di luar negeri, jumlah maksimal seluruhnya
adalah 20% dari jumlah investasi.

Jumlah seluruh investasi Perusahaan yang ditempatkan pada pihak yang terafiliasi
dengan Perusahaan maksimal 10% dari jumlah investasi dan tidak termasuk
penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek).
Jumlah seluruh investasi Perusahaan yang ditempatkan pada satu pihak terafiliasi
namun satu pihak tersebut tidak terafiliasi dengan Perusahaan, maksimal 20% dari
jumlah investasi. Satu pihak yang tidak terafiliasi dengan perusahaan adalah
sekelompok perusahaan yang memiliki hubungan afiliasi satu dengan yang lain.

Jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan pembatasan atas


Aset Yang Diperkenankan merupakan nilai seluruh bentuk investasi per tanggal
laporan posisi keuangan yang penilainya didasarkan pada ketentuan.

ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK BUKAN INVESTASI

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kas dan bank;


Tagihan premi penutupan langsung, termasuk tagihan premi koasuransi;
Tagihan klaim koasuransi;
Tagihan reasuransi;
Tagihan investasi
Pinjaman polis; dan/atau
Bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan, untuk dipakai sendiri.

PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK BUKAN INVESTASI

Jenis Aset yang


Diperkenankan Dalam
Bentuk Bukan Investasi

Penilaian Aset Dalam


Bentuk Bukan Investasi

Pembatasan Aset yang


Diperkenankan

a ) Kas dan Bank

Nilai nominal

Paling tinggi 1 % dari


Ekuitas periode berjalan

b ) Tagihan premi
penutupan langsung,
termasuk tagihan premi
koasuransi yang menjadi
bagian Perusahaan

Nilai sisa tagihan

Dengan umur tagihan paling


lama 2 bulan, sejak
tanggal :
1. Pertanggungan dimulai
bagi polis dengan
pembayaran premi
tunggal
2. Jatuh tempo
pembayaran premi bagi
polis dengan
pembayaran premi
cicilan

c ) Tagihan klaim koasuransi

Nilai sisa tagihan

Dengan umur tagihan paling


lama 2 bulan, sejak tanggal
pembayaran klaim kepada
tertanggung

Jenis Aset yang


Diperkenankan Dalam
Bentuk Bukan Investasi

Penilaian Aset Dalam


Bentuk Bukan Investasi

Pembatasan Aset yang


Diperkenankan

d ) Tagihan reasuransi

Nilai sisa tagihan

Dengan umur tagihan


paling lama 2 bulan, sejak
tanggal jatuh tempo
pembayaran

e ) Tagihan investasi

Nilai tagihan

Dengan umur tagihan


paling lama 1 bulan, sejak
tanggal jatuh tempo
pembayaran

f ) Tagihan hasil investasi

Nilai sisa tagihan

Dengan umur tagihan


paling lama 1 bulan
dihitung sejak tanggal jatuh
tempo pembayaran

Jenis Aset yang


Diperkenankan Dalam
Bentuk Bukan Investasi

Penilaian Aset Dalam


Bentuk Bukan Investasi

Pembatasan Aset yang


Diperkenankan

g ) Pinjaman polis

Nilai sisa pinjaman

Besarnya pinjaman polis


paling tinggi 80 % dari nilai
tunai polis

h ) Bangunan dengan hak


strata atau tanah dengan
bangunan, untuk dipakai
sendiri

Nilai yang ditetapkan oleh


lembaga penilai yang
terdaftar pada instansi yang
berwenang atau
berdasarkan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP)

Dalam hal tidak dilakukan


penilaian oleh lembaga
penilai dengan nilai
seluruhnya paling tinggi 15
% dari Ekuitas periode
berjalan

Status Aset yang Diperkenankan, harus:

dimiliki dan dikuasai oleh Perusahaan,


tidak dalam sengketa,
tidak sedang dijaminkan, dan
tidak sedang diblokir oleh pihak yang berwenang.

Liabilitas
Liabilitas yang diperhitungkan dalam perhitungan Tingkat Solvabilitas wajib
meliputi semua Liabilitas Perusahaan, termasuk cadangan teknis.
Liabilitas dalam bentuk cadangan teknis meliputi:
cadangan premi, wajib memperhitungkan penerimaan dan pengeluaran di masa
yang akan datang dengan menggunakan asumsi estimasi sentral ditambah
dengan marjin risiko
cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan, wajib
memperhitungkan cadangan atas seluruh risiko yang belum dijalani termasuk
cadangan atas risiko bencana
cadangan akumulasi dana, yang digaransi dan
cadangan klaim, meliputi cadangan klaim dalam proses penyelesaian dan yang
sudah terjadi namun belum dilaporkan

Pinjaman Subordinasi
Dalam rangka perhitungan tingkat solvabilitas, pinjaman subordinasi tidak
diperlakukan sebagai unsur Liabilitas, dengan ketentuan :
a.
Digunakan untuk memenuhi ketentuan batas Tingkat Solvabilitas
b.
Dituangkan dalam perjanjian notariil, yang Minimal memuat :
- pembayaran pokok pinjaman tersebut hanya dapat dilakukan apabila tidak
menyebabkan Perusahaan menjadi tidak dapat memenuhi ketentuan target
tingkat solvabilitas .
- jangka waktu pelunasan pinjaman tidak dibatasi
- tingkat bunga yang dijanjikan paling tinggi 1/5 dari tingkat suku bunga Bank
Indonesia pada saat ditandatanganinya perjanjian.
Kecukupan Investasi
Perusahaan wajib memiliki aset dalam bentuk investasi yang telah memiliki
ketentuan mengenai jenis, penilaian dan pembatasan Aset Yang Diperkenankan
ditambah Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk kas dan bank, paling sedikit
sebesar jumlah cadangan teknis ditambah Liabilitas pembayaran klaim retensi
sendiri dan Liabilitas lain kepada tertanggung.
Liabilitas pembayaran klaim adalah Liabilitas pembayaran klaim atas klaim yang
telah disepakati tetapi belum dibayar dikurangi beban klaim yang menjadi bagian
dari reasuradur.

Bab III
Dukungan Reasuransi dan Retensi Sendiri
Dukungan Reasuransi
Perusahaan wajib mendapatkan dukungan reasuransi secara otomatis untuk
setiap lini usaha asuransi yang dipasarkan termasuk dukungan reasuransi otomatis
untuk risiko bencana.
Dukungan reasuransi otomatis bagi :
1. Perusahaan Asuransi Umum wajib diperoleh paling sedikit dari 2 reasuradur didalam
negeri, yang salah satunya adalah Perusahaan Reasuransi
2. Perusahaan Asuransi Jiwa wajib diperoleh paling sedikit dari 1 Perusahaan
Reasuransi didalam negeri
Apabila dukungan reasuransi otomatis dari seluruh Perusahaan Reasuransi
dalam negeri tidak diperoleh, maka dukungan reasuransi otomatis dapat diperoleh
dari Reasuradur di luar negeri.
Dalam hal dukungan reasuransi otomatis diperoleh dari reasuradur di luar
negeri, perusahaan wajib memeroleh dukungan reasuradur luar negeri yang Minimal
memiliki peringkat BBB atau yang setara dari perusahaan pemeringkat yang diakui
secara ineternasional.

Dukungan Reasuransi Otomatis dapat dikecualikan dalam hal :


1. Tidak ada reasuradur yang bersedia memberikan dukungan reasuransi otomatis,
2. Perusahaan akan memulai memasarkan lini usaha asuransi yang baru,
3. Perusahaan memasarkan produk asuransi hanya untuk memenuhi permintaan
pemegang polis dan tidak memasarkan secara tersendiri,
4. Risiko yang dikelola tidak melebihi kapasitas retensi sendiri,

Perusahaan wajib memeroleh dukungan reasuransi fakultatif dalam hal :


a.
Perusahaan tidak memeroleh dukungan reasuransi otomatis
b.
Dukungan reasuransi otomatis tidak mencukupi untuk risiko yang diterima oleh
Perusahaan
Dukungan reasuransi facultatif bagi :
1. Perusahaan Asuransi Umum wajib diperoleh paling sedikit dari 2 reasuradur didalam
negeri
2. Perusahaan Asuransi Jiwa wajib diperoleh paling sedikit dari 1 reasuradur didalam
negeri
Apabila dukungan reasuransi fakultatif di dalam negeri tidak diperoleh, maka
dukungan reasuransi fakultatif dapat diperoleh dari Reasuradur di luar negeri.
Dalam hal dukungan reasuransi fakultatif diperoleh dari reasuradur di luar
negeri, perusahaan wajib memeroleh dukungan reasuradur luar negeri yang Minimal
memiliki peringkat BBB atau yang setara dari perusahaan pemeringkat yang diakui
secara inetrnasional.

Dalam hal dukungan Reasuransi otomatis dan Reasuransi fakultatif dinilai oleh
Kepala Biro Perasuransian, Bapepam-LK dapat membahayakan dan/atau
memperburuk kondisi kesehatan keuangan Perusahaan atau dapat menjadikan
Perusahaan tidak melaksanakan fungsi sebagaimana Perusahaan Asuransi atau
sebagai Perusahaan Reasuransi, maka Ketua Bapepam-LK dapat memerintahkan
Perusahaan untuk mengubah program dukungan reasuransi yang dimilikinya agar
lebih sesuai dengan kondisi Perusahaan, berupa :
a. Perusahaan reasuransi fakultatif menjadi reasuransi otomatis, atau sebaliknya;
b. Perusahaan reasuransi nonproporsional menjadi reasuransi proporsional, atau
sebaliknya; dan / atau
c. Perubahan lainnya

Retensi Sendiri
Perusahaan wajib memiliki retensi sendiri untuk setiap risiko yang dikelola
sesuai dengan batas retensi sendiri minimum dan maksimum yang ditetapkan, yang
wajib didasarkan pada profil risiko dan kerugian.

TRANSAKSI DERIVATIF

Sebuah perusahaan dilarang melakukan transaksi derivatif atau memiliki


instrumen derivatif, kecuali:
untuk keperluan lindung nilai, dan
Dilakukan dengan counterpart yang minimal peringkat BBB atau setara.
Instrumen derivatif untuk keperluan lindung nilai berupa:
kontrak opsi jual saham atas saham yang dimiliki,
kontrak lindung nilai mata uang, dan/atau
kontrak lindung nilai tingkat bunga.
Perusahaan wajib melaporkan setiap transaksi derivatif kepada Bapepam-LK
paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal transaksi. Laporan tersebut paling
kurang dilengkapi dengan:
hasil kajian tentang perlunya lindung uang,
perjanjian transaksi derivatif,
bukti peringkat counterpart, dan
bukti persetujuan direksi.

DANA JAMINAN
Perusahaan wajib membentuk Dana Jaminan paling rendah 20% dari modal
sendiri minimum yang dipersyaratkan.
Jumlah Dana Jaminan wajib disesuaikan dengan perkembangan volume usaha
Perusahaan dengan ketentuan sebagai berikut:
Perusahaan Asuransi Umum dan Reasuransi:
1% dari Premi Neto + 0.25% dari premi reasuransi
Perusahaan Asuransi Jiwa:
2% dari cadangan premi untuk Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan
Investasi + 5% dari cadangan premi untuk produk selain Produk Asuransi yang
dikaitkan dengan Investasi dan cadangan atas premi yang belum merupakan
pendapatan.
Dana Jaminan wajib ditempatkan dalam jenis:
deposito, dan
surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia.
Seluruh Dana Jaminan wajib ditatausahakan pada Bank Kustodian.

Penatausahaan Dana Jaminan pada Bank Kustudian didsarkan pernjanjian yang memuat :
1. Pendelegasian oleh Perusahaan kepada Bank Kustodian untuk mencairkan,
memindahkan, atau menyerahkan Dana Jaminan,
2. Kewajiban Bank Kustodian untuk menepatkan dana dalam bentuk surat berharga yang
diterbitkan oleh Indonesia yang telah jatuh tempo ke dalam deposito berjangka 1 bulan,
3. Kententuan bahwa Bank Kustodian tidak dapat melakukan pencairan, pemindahan,
atau penyertaan deposito, kecuali mendapat persetujuan,
4. Ketentuan bahwa Bank Kustodian wajib menyampaikan laporan bulanan penatausahaan
kepada Bapepam-LK.

Anda mungkin juga menyukai