Anda di halaman 1dari 17

OMA

PEMBIMBING:
DR. MUSLIM KASIM, M. SC, SP.THT-KL
DISUSUN OLEH:
INDAH FARAH GALBINA
PERMANA RISWAR

Pendahuluan
Penyakit

pada telinga tengah dan mastoid lazim


ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa Otitis Media
atau radang celah telinga (tuba Eustachius telinga tengah
dan mastoid)merupakan masalah paling umum kedua
pada praktek pediatrik, setelah pilek. Penyakit ini
khususnya sering terjadi pada anak yang tinggal di
daerah-daerah
dengan
sarana
minimal
seperti
ghetto,daerah reservasi India dan daerah-daerah tertentu
di Alaska.Kasus ini biasanya dialami oleh anak-anak usia
dibawah 1 tahun dan 40% terjadi pada anak-anak usia 4
sampai dengan 5 tahun yang berkunjung ke dokter anak.

Anatomi dan Fisiologi Telinga Tengah

Tuba Eustachius

Fungsi abnormal tuba Eustachius merupakan faktor yang


penting pada otitis media.Tuba Eustachius adalah
saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring, yang terdiri atas tulang rawan pada
dua pertiga ke arah nasofaring dan sepertiganya terdiri
atas tulang.Tuba Eustachius biasanya dalam keadaan
steril serta tertutup dan baru terbuka apabila udara
diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat
mengunyah, menelan dan menguap.Pembukaan tuba
dibantu oleh kontraksi muskulus tensor veli palatine
apabila terjadi perbedaan tekanan telinga tengah dan
tekanan udara luar antara 20 sampai dengan 40 mmHg.

DEFINISI

Otitis Media

Otitis media akut (OMA)

Otitis Media adalah peradangan


pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid.
Otitis media akut (OMA) adalah
peradangan telinga tengah dengan
gejala dan tanda-tanda yang bersifat
cepat dan singkat. Gejala dan tanda
klinik lokal atau sistemik dapat
terjadi secara lengkap atau sebagian,
baik berupa otalgia, demam, gelisah,
mual, muntah, diare, serta otore

ETIOLOGI

1. Bakteri
Streptococus pnemoniuae (40%)
Hemopilus influenza (25-30%)
Moraxela catharlis (15-10%)
5% bakteri grupa A-Hemolytic
2. Virus
Respiratory syntical virus (anak2)
Influenza/adenovirus
Parainfluenza virus/Rhinovirus

FAKTOR
RESIKO

GEJALA
KLINIS

umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik,


status sosioekonomi serta lingkungan,
asupan air susu ibu (ASI) atau susu
formula, lingkungan merokok, kontak
dengan anak lain, abnormalitas
kraniofasialis kongenital, status
imunologi, infeksi bakteri atau virus di
saluran pernapasan atas, disfungsi tuba
Eustachius, inmatur tuba Eustachius
dan lain-lain

Bergantung pada stadium dan umur


penderita

patofisiologi
Patogenesis OMA pada sebagian besar anak-anak
dimulai oleh infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema pada
mukosa saluran nafas atas, termasuk nasofaring dan
tuba Eustachius. Tuba Eustachius menjadi sempit,
sehingga terjadi sumbatan dengan tekanan negatif
pada telinga tengah. Bila keadaan demikian
berlangsung lama akan menyebabkan refluks atau
aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam
telinga tengah melalui tuba Eustachius.

Pembagian Otitis Media

Pembagian Otitis Media berdasarkan gejala

Stadium OMA
1. Stadium
oklusi tuba
eustachius

4. Stadium
perforasi

2. Stadium
hiperemis/ pre
supurasi

3. Stadium
supurasi
(tampak
bulging)

5. Stadium
resolusi

KRITERIA
DIAGNOSA
Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.

Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di


telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas
atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan
cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar
dari telinga.
Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan
dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau
erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang
mengganggu tidur dan aktivitas normal.

Tatalaksana
Non medikamentosa
Untuk mengurangi nyeri telinga atau rasa
tidak enak pada telinga, pertama-tama
yangperlu dilakukan adalah berusaha untuk
membuka tuba eustakius dan mengurangi
tekanandengan mengunyah permen karet,
menguap, atau melakukan perasat valsava
selama tidak adainfeksi saluran nafas atas

Medikamentosa
Kemudian diberikan dekongestan,
antihistamin atau kombinasi keduanya
selama 1-2minggu atau sampai gejala
hilang, antibiotic tidak diindikasikan
kecuali bila terjadi perforasi di dalam air
yang kotor

Berdasarkan Stadium OMA


Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya
Tujuan pengobatan pada otitis media adalah untuk menghindari komplikasi intrakrania
dan ekstrakrania yang mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba
Eustachius, menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum
lokal dan sistemik

Stadium Oklusi
tuba
pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga
tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun, efedrin
1 % dalam larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas 12 tahun pada orang
dewasa.
Stadium Hiperemis
Pada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik.
Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi,
dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin.
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi tehadap penisilin, diberikan
eritromisin. Pada anak, diberikan ampisilin 50-100 mg/kgBB/hari yang terbagi dalam empat
dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgBB/hari yang terbagi dalam 3
dosis

Stadium Supurasi
selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi
bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi
ruptur

Stadium perforasi
sering terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut atau pulsasi.
Diberikan obat cuci telinga (ear toilet) H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5 hari
serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang
dan perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari
Stadium Resolusi
membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi
menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya sekret mengalir di liang telinga luar
melalui perforasi di membran timpani. Antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3
minggu. Bila keadaan ini berterusan, mungkin telah terjadi mastoiditis

Komplikasi
komplikasi OMA terbagi kepada komplikasi intratemporal (perforasi
membran timpani, mastoiditis akut, paresis nervus fasialis, labirinitis,
petrositis), ekstratemporal (abses subperiosteal), dan intracranial
(abses otak, tromboflebitis).

Pencegahan
Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya OMA.
Mencegah ISPA pada bayi dan anak-anak, menangani ISPA dengan
pengobatan adekuat, menganjurkan pemberian ASI minimal enam
bulan, menghindarkan pajanan terhadap lingkungan merokok, dan
lain-lain

Anda mungkin juga menyukai