Anda di halaman 1dari 48

Aspal

Defenisi :
Material berwarna hitam atau coklat tua. Pada
temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat,
jika dianaskan sampai temperatur tentu dapat menjadi
lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel
agregat pada waktu pembuatan campuran aspal beton
atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada
penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan
macadam atau pelaburan. Jika temperatur mulai turun.
Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada
tempatnya (sifat Termoplastis)

Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang


umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal sering juga
disebut bitumen,
Aspal merupakan salah satu material konstruksi
perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil .
Umumnya 4 10 % dari berat campuran. Tetapi
merupakan komponen yang relatif mahal
Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi
minyak bumi (Aspal Minyak) dan bahan alami (aspal
Alam),
Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat
pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan
kedap air. Serta tahan terhadap pengaruh asam, Basa
dan garam,
Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal
akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya
adhesinya terhadap partikal agregat akan berkurang.

Aspal Alam :
- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)
ex : Aspal Bermudez, Trinidad

Jenis Aspal
Berdasarkan cara
mendapatkannya

Aspal Buatan :
- Aspal Minyah
Merupakan hasil destilasio minyak bumi
-

Tar
Merupakan hasil penyulingan batu bara dan kayu
(tidak umum dugunakan, peka terhadap
perubahan temperatur dan beracun)

Berdasarkan jenis
bahan dasarnya

Aspal
Minyak

Berdasarkan
bentuknya

Asphaltic base crude oil


Bahan dasar dominan aspaltic

Parafin base crude oil


Bahan dasar dominan parafin

Mixed base crude oil


Bahan dasar campuran asphaltic
dan parafin

Aspal keras/panas (Asphalt cemen)


aspal yang digunakan dalam keadaan
panas dan cair, pada suhu ruang
berbentuk padat

Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)


aspal yang digunakan dalam keadaan
dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair

Aspal emulsi (emulsion asphalt)


aspal yang disediakan dalam bentuk
emulsi dandigunakan dalam kondisi
dingin dan cair

Proses
Penyulingan
minyak bumi
untuk
menghasilkan
aspal

Skema Proses Pembuatan aspal Minyak


Light
gases

Refotming

Gasoline

Naptha
Chemical
Crude Oil

Atmospheric
destilation

Aviotion Fuel

Kerosine

Domestic Fuel

Gas Oil

Diesel Fuel
Domestic Fuel

Long Residue

Vacuum
Destilation

destilate

Cracking

Gasoline
Chemical

Lube Oil
manifacture

Short Residue

Bitumen Feedstock
Fuel Oil

Jenis Tungku Destilasi Ter


Tungku Destilasi Vertikal

Tungku Destilasi Horozontal

Hasil Donominasi Oleh Aromat


yang tidak bermuatan listrik

Karen ter bermuatan listrik maka kelekatan


ter lebih baik terhadap agregat dari pada
aspal

Hasil Ter didominasi oleh Cresol


dan Phenol yang bermuatan listrik

Perbandingan sifat aspal dengan ter


Bitument (aspal)

Sifat

Ter

Coklat - hitam

Warna

Coklat - Hitam

Cair - padat

Bentuk

cair

Larut
Tidak larut
Berbau biasa
Ada yang bergandengan

Dalam CS2/CCl4 larut


Dalam Air
Bau
Aromat

Tidak Larut
Berbau khas (Aromat
bersifat harum)
tunggal

Aspal keras (asphalt cemen, AC)

Aspal keras pada suhu ruang (250 300 C) berbentuk padat


Aspal keras dibedakan berdasarkan nil;ai penetrasi (tingkat
kekerasannya)
Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas,
volume lalu lintas tinggi.
Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin,
lalu lintas rendah.
Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.

Aspal cair (Cut Back Asphalt)

Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pengencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
Pada suhu ruang berbentuk cair
Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai :
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah
(Kerosine).
MC merupakan cutback aspal yang kecepatan
menguapnya sedang.

3. SC (Slow Curing cut back)


Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar,
SC merupakan cut back asphal yang paling lama
menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai :
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600
ex : RC 30 60
MC 30 60
SC 30 60
RC 70 140
MC 70 140
SC 70 - 140
Makin
Kental

Aspal emulsi

Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan


bahan pengemulsi

Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik


(Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion
Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator
Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel
aspal diberi muatan listrik.

Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;


1. Kationik,
disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang
bermuatan arus listrik posirif
2. Anionik,
disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang
bermuatan negatif
3. Nonionik,
merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti
tidak mengantarkan listrik.
Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal
emulsi anionik dan kationik.
Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan
pengemulsi sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk
Tack Coat
- Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap,
Digunakan Sebagai Prime coat

Aspal Buton

Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal ddari


pulau buton, Indonesia.
Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan
bahan mineral lainnya dalam bentuk bantuan.
Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar
bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan
atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10
adalah aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata
10%)

Komposisi aspal

Aspal merupakan unsur hydrocarbon yang sangat komplek,sangat


sukar memisahkan molekul-molekul yang memberntuk aspal
tersebut
Secara umum komposisi dari aspal terdiri dari asphaltenes dan
maltenes
Asphaltenes merupakan material berwarna hitam atau coklat tua
yang larut dalam heptane.
Maltenes merupakan cairan kental yang terdiri dari resin dan oils,
dan larut dalam heptanes
Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang
memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah
hilang atau berkurang selama masa pelayanan jalan. Oils adalah
media dari asphaltenes dan resin, berwarna lebih muda
Proporsi dari asphaltenes, resin, oils berbeda tergantung dari
banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses pembuatan
dan ketebalan aspal dalam campuran.

Aspal secara kimia terdiri dari


- Aromat
- Parafin
- Alefine

Parafine merupakan rangkaian hidrocarbon yang jenuh


bercabang
CH3 CH2 CH CH2 CH2 - .
I
CH3

Olefine merupakan rangkaian hidrocarbon yang tak


jenuh
CH3 CH = CH2 = CH2 = ..

Kandungan aspal secara fisik


Asphaltenes
Maltenes
Resin
Minyak

Lainnya

Sifat kimia dan sifat fisik aspal saling berhubungan

Kelekatan
Durabulity
Kepekaan terhadap
suhu

Sifat Kimia
Base on Aromat

Sifat Fisik
Base on Resin

Base on Parafin

Base on Ikatan
Maltene

Base on Parafin

Base on Maltene

Ilustrasi Komposisi Aspal Minyak

Pada

aspal buatan maltene lebih dominan


(lebih banyak), maka bentuknya semi
solid
Pada aspal alam kebanyakan asphaltene
saja, jadi bentuknya cenderung padat

Sifat

aspal minyak juga dipengaruhi minyak


mentah penyusunnya
Sifat Parafinic base crude oil :
a. Mudah teroksidasi
b. Pada suhu panas, leleh dan pada suhu
rendah mengeras dan rapuh
c. Adhesi kecil
d. Dactilitas kecil
Sifat sifat seperti parafin base crude oil tidak
diingini pada konstruksi jalan
Sifat asphaltene base crude oil bertolak
belakang dengan sifat parafinic crude oil, dan
hal ini menguntungkan untuk dipakai pada
konstruksi jalan.

Fungsi Aspal Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan

Sebagai Bahan Pengikat:


Memeberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan
antara aspal itu sendiri
Bahan Pengisi
Mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada
antara agregat itu sendiri.

Sifat sifat aspal

Sifat aspal adalah coloidal antara asphaltens dengan maltene


Daya tahan (durabilitas)
daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat
asalnya akibat penbgaruh cuaca selama masa pelayanan jalan
Sifat adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat
sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan
aspal.
Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan
agregat tetap pada tempatnyasetelah terjadi pengikatan.

Kepekaan terhadap temperatur


Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi
keras dan kental jika temperatur rendah dan menjadi cair (lunak)
jika temperatur tinggi. Akibat perubahan temperatur ini viscositas
aspal akan berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal
tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan yang bersifat visko
elastis.
Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu
yang baik campuran aspal di campur dan dipadatkan.
Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya).
Aspal pada proses pencampurandipanaskan dan dicampur dengan
agregat sehingga agregat dilapisi aspal . Pada proses pelaksanaan
terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas
(Viskositas
bertambah tinggi). Peristiwa tersebut berlansung setelah
masa
pelaksaan selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami
oksidasi dan
polimerisasi yan besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat.
Semakin tipis lapisan aspal yang menyelimuti agregat , semakin tinggi
tingkat kerapuhan yang terjadi.

Pemeriksaan Aspal
Pemeriksaan

penetrasi
Pemeriksaan titik lembek
Pemeriksaan Titik nyala dan titik bakar
Pemeriksaan penurunan berat aspal
Pemeriksaan kelarutan dalam karbon
tetrakolrida
Pemeriksaan daktilitas
Pemeriksaan beratjenis
Pemeriksaan viskositas

Pemeriksaaan Penetrasi

Pemeriksaan Ductility

Pemeriksaan Titik Lembek

Pemeriksan
Kehilangan Berat
Aspal

Pemeruksaan Titik Nyala Titik Bakar

Persyaratan Aspal Keras Pen


60/70
Jenis Pemeriksaan
Penetrasi (250 C, 100 gr, 5 det)
Titik Lembek (ring ball)
Titik Nyala, Cleaveland
Daktilitas (250 C, 5 cm/menit)
Solubilitas/ Kelarutan dlm CCl4
Kehilangan berat, 1630 C, 5 jam
Penetrasi setelah kehilangan berat
Berat Jenis (25 0 C)
Sumber : Bina Marga (1989), SNI No. 1737 1989 F

Penetrasi 60/70
Min
Max
60
79
48
58
200
225
100
100
14
14
0,8
54
1
-

Satuan
0,1 mm
0
C
0
C
cm
%
%
% semula
gr/cc

Anda mungkin juga menyukai