LOGIKA

LOGIKA
LOGIKA = CABANG FILS YG MEMPELAJARI,
MENYUSUN, MENGEMBANGKAN DAN
MEMBAHAS ASAS2, ATURAN2 FORMAL.
PROSEDUR2, SERTA KRITERIA YG SAHIH
(VALID) BAGI PENALARAN DAN PENYIMPULAN
DEMI MENCAPAI KEBENARAN YG DAPAT
DIPTJAWABKAN SECARA RASIONAL.
OBYEK MATERI LOGIKA = MANUSIA
OBYEK FORMA LOGIKA = SUDUT PANDANG= DPTKAH
PIKIRAN MENCAPAI KEBENARAN, SEJAUH
MANA? BGMN ATURAN BERPIKIR ITU?

HUKUM DASAR LOGIKA :

2 JENIS LOGIKA : L. FORMAL = BENTUK PERNYATAAN
L. MATERIAL = ISI PERNYATAAN
CTH: SEMUA ORANG MAMALIA = BENTUK BENAR TTP ISI
TIDAK
BENAR
DLM LOGIKA TERDAPAT 5 PRINSIP (PRINCIPIUM) :
1. PRINCIPIUM IDENTITATIS (PRINCIPLE OF IDENTITY)
2. PRINCIPIUM INDIVIDUATIONIS (PRINCIPLE OF INDIVIDUATION)
3. PRINCIPIUM CONTRADICTIONIS (PRINCIPLE OF CONTRADICTION)
4. PRINCIPIUM EXCLUSI TERTII (PRINCIPLE OF EXCLUDED MIDDLE)
5. PRINCIPIUM RATIONIS SUFFICIENTIS (PRINCIPLE OF SUFFICIENT
REASON)

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR DALAM

LOGIKA
KATEGORI (YUN, KATEGORIA = URAIAN TTG FAKTA).
ARISTOTELES : 10 KATEGORI : SUBSTANSI, KUANTITAS, KUALITAS, RELASI,
LOKASI, WAKTU, AKSI, PASIVITAS, POSISI, KONDISI.
KLASIFIKASI (PENGELOMPOKAN )
K. LOGIS
K. DIKOTOMIS
KONSEP = SST YG DITANGKAP, DIREKAM, DIMENGERTI OLEH BUDI = IDEA =
PERWAKILAN UNIVERSAL SUATU BARANG.
KONSEP MEMILIKI 2 CIRI POKOK :
KOMPREHENSI = JUMLAH CIRI YG DIMUAT DALAM SUATU KONSEP.
Cth. MANUSIA: CIRI RASIONAL & KEBINATANGAN (ANIMAL RATIONALE)
: CIRI RASIONAL, BERADAB, BERBUDAYA
EKSTENSI = JUMLAH SUBYEK YG UTKNYA KONSEP ITU DAPAT DIPAKAI.
Cth. MANUSIA = ORANG2 ITALIA, JERMAN, AMERIKA, INDONESIA, DLL.

TERM = KATA/KESATUAN KATA YG MENYATAKAN KONSEP/PENGERTIAN

KATEGOREMATIS mis. guru, gunung, bajing loncat
SINKATEGOREMATIS
T. KAT. UNIVOKAL
T. KAT. EQUIVOKAL
T. KAT. ANALOGIS
PROPOSISI = EKSPRESI PUTUSAN : S = P ATAU S P
KEBENARAN TERGANTUNG PD SESUAI/TIDAK PERNYATAAN DG FAKTA

P. KATEGORIS
= TAK MEMUAT SYARAT
P. HIPOTETIS
= MEMUAT SYARAT
P. AFIRMATIF
= MENEGASKAN HUBUNGAN S & P
P. NEGATIF
= MENGINGKARI S & P
P. UNIVERSAL
= GUNAKAN PEMBILANG: SEMUA, SETIAP, SIAPA/APA PUN
P. PARTIKULAR = PEMBILANG : BEBERAPA, SEBAGIAN
P. EMPIRIK
= PROP.FAKTUAL, APOSTERIORI. Mis. Rini adalah karyawan yg
selalu
beruntung di kantor ini.
P. MAJEMUK
= LEBIH DARI SATU S & P
P. DISYUNGTIF
= .... ATAU ....

P. KONYUNGTIF = .... DAN .....

P. KONDISIONAL = JIKA ........ MAKA ...........

PROPOSISI2 KATEGORIS :

P. UNIVERSAL AFIRMATIF : SEMUA S ADALAH P

= A (Affirmo)
P. UNIVERSAL NEGATIF
: SEMUA S BUKAN/TDK P
= E (nEgatio)
P. PARTIKULAR AFIRMATIF : SEBAGIAN S ADALAH P
= I (affIrmo)
P. PARTIKULAR NEGATIF
: SEBAGIAN S BUKAN/TDK P 0 (negO)

DEDUKSI = SILOGISME
(ARISTOTELES)
2 METODE
METODE
PENARIKAN
KESIMPULAN
: MANUSIA ADALAH FANA
RUMUS : PU : A = B
SEMUA
1.

PK : C = A
K : C = B

SOKRATES ADALAH MANUSIA

SOKRATES ADALAH FANA

PRINSIP2 SILOGISME
1.
P. IDENTITAS
2.
P. PERBEDAAN (DISKREPANSI)
HUKUM-HUKUM PROPOSISI
1.
TIDAK DIHASILKAN KESIMPULAN DARI DUA PREMIS NEGATIF
2.
DARI PREMIS2 AFIRMATIF SELALU DITARIK KESIMPULAN AFIRMATIF
(PRINSIP IDENTITAS)
3.
KESIMPULAN SELALU MENGIKUTI PREMIS YANG LEBIH LEMAH

KONTRARIS
A
Semua man terpelajar

E
Tak ada man terpelajar

Bbrp man terpelajar

Bbrp man tidak terpelajar
I
O
SUBKONTRARIS
PREMIS LEBIH LEMAH ANTARA : A - E = E dan A - I = I;
A - O = O dan E - I = O
SEBAB :
a.
KALAU SATU PREMIS -- , KESIMPULAN HARUS -- (P. DISKREPANSI)
E TIDAK ADA MANUSIA YG JADI MALAEKAT
A SEMUA FILSUF MANUSIA
E TIDAK ADA FILSUF YG JADI MALAEKAT

b.

KALAU SALAH SATU PREMIS PARTIKULIR, KES HRUS PARTIKULIR

A SEMUA MANUSIA DAPAT MATI
I BEBERAPA CIPTAAN MANUSIA
I BEBERAPA CIPTAAN DAPAT MATI

c.

KALAU SATU PREMIS A, YG LAIN O, KES. O (PART & NEG.)

A SEMUA MANUSIA DAPAT MATI
O BEBERAPA CIPTAAN TIDAK DAPAT MATI
O BEBERAPA CIPTAAN BUKAN MANUSIA

d.

KALAU SATU PREMIS E , YG LAIN I, KES O (NEG. & PART.)

E TIDAK ADA MANUSIA YANG JADI MALAEKAT
I BEBERAPA CIPTAAN MANUSIA
O BEBERAPA CIPTAAN BUKAN MALAEKAT

4. DARI DUA PREMIS PARTIKULIR TIDAK DAPAT DITARIK KESIMPULAN.

SILOGISME HIPOTESIS = SIL. YG PREMIS MAYORNYA PROP HIPOTETIS

a.SIL.

KONDISIONAL = PREMIS MAYOR ADLAH PROP.KONDISIONAL

BENTUK

1 : MINOR MEMUAT SYARAT

2 : MINOR MEMUAT YG DISYARATKAN

HUKUM :
+
Syarat
?

+
yang disyaratkan
+

Syarat

?
yang disyaratkan

BENTUK KE-1 : AFIRMATIF

JIKA PETRUS BERPIKIR, MAKA IA HIDUP
PETRUS BERPIKIR
JADI IA HIDUP ( TEPAT)
BENTUK KE-1 : NEGATIF
JIKA PETRUS BERPIKIR, MAKA IA HIDUP
PETRUS TIDAK BERPIKIR
JADI IA TIDAK HIDUP (TIDAK TEPAT)

BENTUK KE-2 : AFIRMATIF

JIKA PETRUS BERPIKIR, MAKA IA HIDUP
PETRUS HIDUP
JADI IA BERPIKIR (TIDAK TEPAT)
BENTUK KE-2 : NEGATIF
JIKA PETRUS BERPIKIR, MAKA IA HIDUP
PETRUS TIDAK HIDUP
JADI IA TIDAK BERPIKIR (TEPAT)
b.SILOGISME

KONYUNGTIF = PREMIS MAYOR PROP.KONYUNGTIF

2 KEMUNGKINAN : AFIRMATIF NEGATIF = KESIMPULAN TEPAT
NEGATIF AFIRMATIF = KES.TIDAK TEPAT
Cth. AFIRMATIF NEGATIF
KARTU TIDAK MUNGKIN SEKALIGUS PUTIH DAN HITAM
KARTU ITU PUTIH
JADI BUKAN HITAM (TEPAT)
NEGATIF AFIRMATIF
KARTU TIDAK MUNGKIN SEKALIGUS PUTIH DAN HITAM
KARTU ITU BUKAN PUTIH
JADI KARTU ITU HITAM (TIDAK TEPAT)

c.

SILOGISME DISYUNGTIF = PREMIS MAYORNYA PROP.DISYUNGTIF

2 KEMUNGKINAN SEPERTI SIL.KONYUNGTIF
Cth. AFIRMATIF NEGATIF
PAULUS ATAU TETAP BERDIRI ATAU BERJALAN
PAULUS TETAP BERDIRI
JADI PAULUS TIDAK BERJALAN (TEPAT)
NEGATIF AFIRMATIF
PAULUS ATAU TETAP BERDIRI ATAU BERJALAN
PAULUS TIDAK TETAP BERDIRI
JADI PAULUS BERJALAN (TIDAK TEPAT)
SIL. HIPOTETIS SELALU DAPAT DIREDUSIR MENJADI SIL. KATEGORIS
HIPOTESIS
PAULUS ATAU TETAP BERDIRI ATAU BERJALAN
PAULUS TETAP BERJALAN
JADI PAULUS TIDAK BERDIRI
KATEGORIS BARANG SIAPA TETAP BERDIRI TIDAK BERJALAN
PAULUS TETAP BERDIRI
JADI PAULUS TIDAK BERJALAN
SILOGISME KURANG SEMPURNA :
ENTYMENA = RUMUS
A = B KARENA C = A
Cth. SOKRATES MATI KARENA IA MANUSIA

HUKUM PENYIMPULAN MAJEMUK = SIL. HIPOTETIS

SH TERDIRI DARI PUTUSAN BERSYARAT SBG MAYOR DALAM BENTUK :
APABILA P MAKA Q (P dan Q ADALAH 2 PROP), LALU SUATU MINOR YG DPt TERJADI
DLM 4 BENTUK, DAN AKHIRNYA KESIMPULAN.
1.

2.

3.

4.

APABILA P MAKA Q : APABILA HUJAN JALAN MENJADI BASA

DAN P
DAN HUJAN
MAKA Q
MAKA JALAN MENJADI BASAH
APABILA P MAKA Q
DAN BUKAN P
MAKA ?
APABILA P MAKA Q
DAN Q
MAKA ?
APABILA P MAKA Q
DAN BUKAN Q
MAKA BUKAN P
BENTUK INI BERPERAN PENTING DLM CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN
ASAS FALSIFIKASI

EMPIRIS =

II. INDUKSI
INDUKSI = CARA KERJA IP YG ATAS DASAR SEJUMLAH PROP TUNGGAL/PARTIKULAR
DITARIK KES.UMUM YG DIANGGAP BENAR DAN BERLAKU UMUM.
KEB. KESIMP. INI HARUS DIANGGAP BERSIFAT SEMENTARA
DKL. INDUKSI TAK PERNAH LENGKAP SEBAB :

KITA TAK PERNAH TANGKAP SEMUA FAKTA/DATA YG RELEVAN DAN YG SEHARUSNYA

TERCAKUP.
ATAS DASAR SEGELINTIR F/D == TARIK KESIMP. UMUM YG DIANDAIKAN BERLAKU UTK
SEMUA F/D

KEBENARAN KESIMPULAN TAK PERNAH MUTLAK

SELALU ADA F/D BARU YG BISA GUGURKAN KES. TADI.
KARL RAIMUND POPPER (1902)
LOGIKA PENELITIAN (1934) == INDUKSI DALAM IPA
TUGAS IP MODERN = RUMUSKAN HUKUM2 UMUM & MUTLAK PERLU.
Cth. LOGAM YANG DIPANASKAN AKAN MEMUAI
BAGAIMANA HUKUM ILMIAH INI TERBENTUK?

DAVID HUME (SKOTLANDIA, 1711-1776)

DARI SEJUMLAH FAKTA BETAPA PUN BESAR JUMLAHNYA SECARA LOGIS T
PERNAH DAPAT DISIMPULKAN ST KEBENARAN UMUM.
TAK PERNAH ADA KEHARUSAN LOGIS BAHWA FAKTA2 YG SAMPAI SEKARANG
SELALU BERLANGSUNG DG CARA YG SAMA BESOK JUGA AKAN TERJADI DG
CARA DEMIKIAN
===== KECENDERUNGAN PSIKOLOGIS.

K.R.POPPER MEMBERI JALAN PEMECAHAN MASALAH INDUKSI INI :

* UCAPAN/TEORI = ILMIAH BUKAN KR SUDAH DIBUKTIKAN (BE TESTED),
MELAINKAN KR DAPAT DIUJI (TESTABLE).
== PERCOB. SISTEMATIS UTK SANGKAL (LOGAM DIPANASKAN)
YAKNI : CUKUP KEMUKAKAN SATU KASUS UTK MENYATAKAN SALAHNYA
ST UCAPAN ILMIAH.

JOHN STUART MILL (1806-1873) == METODE MILL

PERSOALKAN == SAHNYA SILOGISME DEDUKTIF
= DARI MANA PENGERT. PREMIS MAYOR ITU YG TAK DIPEROLEH DR
PENGAMATAN?
Cth. SEMUA ORANG MATI.
SOKRATES ADALAH MANUSIA
MAKA, SOKRATES BISA MATI
JIKA PM MENGAWANG == SCR KONKRIT GUNANYA?
MENURUT MILL : PM ITU DIKETAHUI DR PENGAMATAN TAPI TANPA
KEPASTIAN MATEMATIK
THE COURSE OF NATURE IS UNIFORM : ASAL DASAR ATAU AKSIOMA
UMUM DR INDUKSI
SUMBER : LAW OF CAUSALITY

CARA KERJA INDUKSI == 5 METODE KAUSAL MILL

1. METHOD OF AGREEMENT
: A B C = Z
C D E = Z
C
= Z
2. METHOD OF DIFFERENCE : A B C = Z
A B -C = - Z
C
= Z
3. JOINT METHOD OF AGREEMENT AND DIFFERENCE
A B C = Z
A B C = Z
A
B C E = Z
B C E = Z
A
A B D = -Z
C === Z
C == Z
4. METHOD OF RESIDURES (M. SISA) : A B C = X
A B
= X
C = Z
5. METHOD OF CONCOMITENT VARIATION
A B C = X
A B C1 = X
A B C2 = X
C
=

Y Z
Y Z1
Y Z2
Z

B C = Z
B D = -Z
Y Z
Y

INDUKSI GAYA BACON

IP/ IIWAN = Kontrol, manipulasi alam menurut kehendaknya. Alam tidak
didekati sebagaimana adanya. Alam dipaksa cocok dengan
cara berikir man.
= Simpulkan sebelum percobaan
KRITIK KAUM RASIONALIS :
= Andalkan akal budi kebenaran
Kesampingkan pengamatan inderawi
= Kebenaran == apriori : paksa obyek sesuai pikiran
INTI INDUKSI GAYA BACON
IP bermula & dikendalikan pengamatan yang tak dipengaruhi
pengandaian apapun.
Tujuan : cegah bias ilmiah = gunakan D/F untuk benrkan pikiran / teori
yang sudah dimiliki
Ilwan dekati alam dgn mata lugu = tangkap O sebagaimana adanya.
Biarkan O berbicara padanya.

F/D diklasifikasi, dievaluasi, dirumuskan & disimpulkan sesuai

kemampuan ilwan.
- pd tkt ini ilwan gunakan teori /konsep yg telah dimiliki utk olah
data yg telah terkumpul.
- AB & pengamatan saling menunjang utk peroleh kesimpulan yg
diandalkan.
KEBERATAN I.G. BCON
-

Alam tak pernah didekati denga mata telanjang

Teori bantu lihat kemiripan, kaitan, regularitas di antara fenomena
tertentu.
- Teori terbuka utk diubah berdasarkan F/D seadanya.
Asumsi teoritis ditinggalkan bila tak sesuai F/D.
F/D tak pernah tampil telanjang == perlu ditafsir
Fakta begitu saja tidak punya nilai ilmiah.
- Ditangkap punya nilai bagi penemuan ilmiah
Fenomena selalu diamati/ditangkap dlm konteks konsep tertentu.

INDUKSI TAK PERNAH LENGKAP SEBAB:

Kita tak pernah tangkap semua fakta/data yg relevan dan yg
seharusnya tercakup
Atas dasar segelintir F/D == tari kesimpulan umum yg diandaikan
berlaku utk semua F/D
Kebenaran kesimpulan tak pernah mutlak
selalu ada F/D baru yg bisa gugurkan kes. Tadi.