9
9
BLASTOMIKOSIS
Obat pilihan adalah ketokonazol per oral 400 mg
sehari selama 6-12 bulan.
Untuk beberapa kasus efektif digunakan itrakonazol
200-400mg sekali sehari.
Amfoterisin B 0,4mg/kgBB/hari selama 10 minggu
untuk pasien yang tidak dapat menerima
ketokonazol, infeksinya sangat progresif atau infeksi
menyerang SSP.
KANDIDIASIS
Bila invasi tidak mengenai parenkim ginjal,
pengobatan cukup dengan amfoterisin B 50 selama 57 hari.
Bila ada kelainan parenkim ginjal dan pada kandidias
berat, pengobatan dengan amfoterisin B IV.
KOKSIDIOIDOMIKOSIS
Ciri khas yaitu ditemukannya kavitas tunggal di
paru atau adanya infiltrasi fibrokavitas yang tidak
responsif terhadap kemoterapi.
Obat terpilih adalah amfoterisin B secara
intratekal untuk meningitis yang disebabkan
Coccidioides.
Amfoterisin B IV digunakan bila terdapat
penyebaran ekstrapulmonar dan untuk pasien
penyakit imunosupresi dan AIDS.
Ketokonazol dan itrakonazol 200-400 mg sehari
sekali untuk terapi supresi jangka panjang
terhadap lesi kulit, tulang dan jaringan lunak
pada pasien dengan fungsi imunologik normal.
KRIPTOKOKOSIS
Obat terpilih adalah amfoterisin B IV 0,40,5mg/kgBB/hari sampai hasil pemeriksaan kultur
negatif.
Penambahan flusitosin sebagai terapi supresi pada
pasien AIDS yang penyebarannya lebih baik ke dalam
jaringan sakit dapat mengurangi dosis amfoterisin
menjadi 0,3 mg/kgBB dan resistensi terhadap flusitosin.
HISTOPLASMOSIS
Digunakan ketokonazol 400mg per hari selama 6-12
bulan
itrakonazol 200-400 mg sekali sehari,
amfoterisin B IV selama seminggu dan cukup sekali
seminggu untuk pasien AIDS yang telah diobati dengan
ketokonazol
MUKOSMIKOSIS
Obat pilihan mukosmikosis paru kronis yaitu
amfoterini B.
Mukosmikosis kraniofasial juga diberikan
amfoterisin B IV di samping melakukan kontrol
diabetes militus yang sering menyertainya.