Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH

Memori Semarang

Geografi

SEMARANG

Dataran rendah
(Rawa, pantai,
sungai) di
bagian utara,
barat, dan timur
Dataran tinggi
(Perbukitan) di
bagian Selatan

Penduduk

Eropa (Belanda)
Asia (India, Arab,
China)
Pribumi (Jawa,
Melayu)

Perkembangan Semarang
Elemen Primer
Elemen sekunder

Awal mula kota


Semarang
(periode pemerintahan
terpusat
- cultuurstelsel)

Kota semarang (periode


pemerintahan
Desentralisasi
penghapusan
cultuurstelsel)

Kota semarang (kinil)

Perkembangan Semarang
KONDISI :

Awal mula kota Semarang


(periode pemerintahan terpusat
- cultuurstelsel)

Pemukiman : pemukiman kecil yang dihuni etnis


Jawa, Cina dan beberapa orang Belanda
Hanya bisa dicapai melalui jalur laut dan merupakan
pusat strategis perdagangan rempah dan hasil tani
Tempat tradisional Semarang tempo dulu diberi nama
Jawa sesuai aktivitas area atau nama pohon yang
banyak tumbuh di area
Jalur terpenting :
Bojongscheweg , Jl. Mataram : Titik temu perdagangan
kota dari 3 arah (timur barat selatan)
Pontjolscheweg : Penghubung tengah kota menuju area
barat
Jl. Pengapon : Penghubung tengah kota menuju area
timur.

Elemen pendukung perkembangan kota :


Elemen Primer
Sungai --- Pelabuhan --- Jalur Kereta --- Jalan
utama --- Pasar
Elemen sekunder : Benteng Belanda

Pratiwo dalam Kota Lama, Kota Baru : Sejarah Kota Kota di Indonesia Sebelum dan Setelah Kemerdekaan;

Perkembangan Semarang

KONDISI
Pemukiman : terbentuk kampung urban,
pemukiman tidak lagi dibagi berdasar etnis
namun berdasar status ekonomi.
Perluasan daerah diutamakan menuju ke arah
selatan (area perbukitan), timur dan barat.
Banyak bermunculan jalur utama baru seperti Jl.
Gajah Mada serta beberapa mode transportasi
seperti tram
Kondisi kota utama lama mengalami stagnasi
sedangkan area perbatasan menjadi kota
utama baru yang terus mengalami
perkembangan
Kota semarang (periode
pemerintahan
Desentralisasi penghapusan
cultuurstelsel)

Elemen pendukung perkembangan kota :


Elemen Primer :Jalan utama --- Jalur kereta --- Pusat
perbelanjaan
Elemen sekunder : Fasum dan Fasos

Pratiwo dalam Kota Lama, Kota Baru : Sejarah Kota Kota di Indonesia Sebelum dan Setelah Kemerdekaan;

Perkembangan Semarang

KONDISI

Kota semarang (kini)

Pembangunan kota hanya mengejar laju perekonomian


tinggi tapi tidak disertai kemakmuran masyarakat
... Pengembangan kota kapitalis-eksploitatif ini bukan hanya
menggusur ruang hidup rakyat biasa, tetapi juga ruang-ruang
vital publik, seperti ruang pendidikan, hutan lindung, situs
sejarah, jalan, taman, dan ruang publik lainnya. (hal. 149)
Kesenjangan ekonomi yang ekstrem memunculkan
adanya segmentasi sosial dan daerah
.. the dark side of this economic boom is shown by illegal
squatters behinds the shops that even create slum areas
along the city canal including the Semarang River (p:142)
Segmentasi memunculkan masalah sosial dan
memperburuk kualitas lingkungan
All of this has created segmentation in the urban centre that
ended up in a social problem along with a worsening
environmental quality (p:142)

Pratiwo & Radjimo dalam Kota Lama, Kota Baru : Sejarah Kota Kota di Indonesia Sebelum dan Setelah Kemerdekaan;

Anda mungkin juga menyukai