Anda di halaman 1dari 24

Konsep Dasar Pencegahan

dan Pengendalian penyakit


Infeksi Menular
Kelompok 8
Irene Maylita Cipta
Sifa Maulidiani Aswani
Taffani Rabbani
Zahra Hannum Jaatsiyah

1. Definisi Penyakit Infeksi

A.Pengertian Infeksi
Infeksi adalah proses saat organisme (bakteri, virus, jamur)
yang mampu menyebabkan penyakit masuk kedalam tubuh
atau jaringan dan menyebabkan trauma atau kerusakan.
Ada 2 cara bakteri, virus, dan jamur untuk masuk ke dalam
tubuh, yaitu:
1.

Kontak langsung terdiri atas penyebaran orang ke orang


(misalnya bersin, kontak seksual, atau semacamnya), hewan
ke orang (misalnya dari gigitan atau cakaran binatang,
binatang peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya yang
belum lahir melalui plasenta.

2.

Kontak tidak langsung terdiri atas gigitan serangga yang


hanya menjadi pembawa dari mikroorganisme atau vektor
(seperti nyamuk, lalat, kutu) dan kontaminasi melalui air dan

B. Penyebab Infeksi
Berikut adalah beberapa gejala yang timbul berdasarkan
penyebabnya :
1.

Bakteri: gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri


bervariasi tergantung bagian tubuh mana yang diinfeksi.
Contoh: tuberkulosis (TBC)

2.

Virus: gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari


tipe virus, bagian tubuh yang terinfeksi, usia, dan riwayat
penyakitnya. contoh: HIV, Hepatitis, Polio, DBD, Flu Burung,
Cacar air.

3.

Jamur: kebanyakan jamur menginfeksi kulit, meskipun


terdapat bagian tubuh lain yang dapat terinfeksi seperti
paruparu dan otak. Contoh: Meningitis.

2. Rantai Penularan Infeksi

1. Agen/Penyebab Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen
antara lain bakteri, virus, jamur dan protozoa.

infeksi

2. Reservoir (sumber mikroorganisme)


Reservoir adalah tempat dimana mikroorganisme
patogen dapat hidup baik berkembang biak atau tidak
adalah manusia, binatang, makanan, air, serangga dan
benda lain.
3. Portal of Exit/ Tempat Keluar
Mikroorganisme yang hidup didalam reservoir harus
menemukan jalan keluar untuk masuk ke dalam host dan

4. Cara penularan (transmisi)


a. Kontak (contact transmission):
Direct/Langsung:

kontak badan ke badan transfer kuman


penyebab secara fisik pada saat pemeriksaan fisik,
memandikan klien, dll.

Indirect/Tidak

langsung: kontak melalui objek


(benda/alat). Dengan perantara: instrumen, jarum, kasa,
tangan yang tidak dicuci.

b. Droplet : partikel droplet > 5 m melalui batuk, bersin,


bicara, jarak sebar pendek, tidak bertahan lama di udara,
deposit pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh
: Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus influenza

c. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 m, bertahan lama di udara,


jarak penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium
tuberculosis, virus campak, Varisela (cacar air), spora jamur.
d. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam
mempertahankan kehidupan kuman penyebab sampai masuk
(tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan. Contoh: air,
darah, serum, plasma, tinja, makanan
e. Melalui Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang
lain yang dapat menularkan kuman penyebab cara menggigit
pejamu yang rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit
pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,
binatang pengerat

5. Portal masuk
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus
masuk dalam tubuh. Kulit merupakan barier pelindung
tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya kulit
atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk
6. Pejamu Rentan/Daya tahan hospes (manusia)
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan
terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada
derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen.

Proses Terjadinya Infeksi

Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien


tergantung dari tingkat infeksi, patogenisitas mikroorganisme dan
kerentanan penjamu
Secara umum proses terjadinya infeksi adalah sebagai berikut:

Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi adalah interval antara masuknya patogen ke dalam


tubuh dan munculnya gejala pertama.

Tahap Prodromal

Tahap prodromal adalah Interval dari awitan tanda dan gejala non
spesifik (malaise,demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik.
(selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan
kien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain).

Tahap sakit

Tahap sakit adalah interval saat klien memanifestasikan tanda dan


gejala yang spesifik terhadap, jenis infeksi (misalnya: demam di
manifestasikan dengan sakit tenggorokan, kongesti sinus, rhinitis,
dan seperti mumps (gondok) dimanifestasikan dengan sakit telinga,
demam tinggi, pembengkakan kelenjar paratiroid dan saliva)

Pemulihan

Pemulihan adalah interval saat munculnya gejala akut infeksi


(lamanya penyembuhan bergantung pada beratnya infeksi dan
keadaan umum kesehatan klien, penyembuhan bisa berlangsung
dalam beberapa hari atau bahkan sampai bulanan

3. Faktor Resiko
Health Care Associated
Infection

HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi


yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan
empat hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari
rumah sakit. Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari rumah sakit
tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap tenaga
medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyebab HAIs adalah mikroorganisme yang berasal flora normal
pasien itu sendiri yang menjadi invasif pada keadaan tertentu, maupun
tercemar dari alat/prosedur yang steril melalui tangan para tenaga medis
Dampak HAIs adalah peningkatan kesakitan dan kematian,
penambahan lama hari dan biaya perawatan, peningkatan resistensi
antibiotik, serta peningkatan beban biaya pada sistem kesehatan.

Lanjutan HAIs. . .
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat
Penting untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan
keluarga dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas
juga berkunjung ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Keberhasilan program PPI perlu keterlibatan
lintas

profesional:

Klinisi,

Perawat,

Laboratorium,

Kesehatan

Lingkungan, Farmasi, Gizi, IPSRS (Instalasi Pemeliharaan sarana


Rumah sakit), Sanitasi & Housekeeping, dan lain-lain sehingga
perlu wadah berupa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Kemenkes RI (2011), menuliskan bahwa ada sepuluh
hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan PPI, yaitu:
1. Kebersihan tangan
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Penatalaksanaan peralatan klien dan linen
4. Pengelolaan limbah
5. Pengendalian lingkungan rumah sakit

Lanjutan PPI...
6. Kesehatan karyawan/perlindungan pada petugas kesehatan
Misalnya dengan pemberian vaksinasi.
7. Penempatan/isolasi klien
Klien akan ditempatkan dalam suatu ruangan
meminimalkan proses penularan pada orang lain

tersendiri

untuk

8. Hygiene respirasi/etika batuk


Saat batuk, sebaiknya menutup mulut dan hidung menggunakan tangan
atau tissue
9. Praktik menyuntik yang aman
Jarum yang digunakan untuk menyuntik sebaiknya jarum yang steril dan
sekali pakai pada setiap kali suntikan
10. Praktik lumbal pungsi
Saat melakukan prosedur lumbal pungsi sebaiknya menggunakan masker
untuk mencegah transmisi droplet flora orofaring

5. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Pencegahan infeksi yang efektif dapat didasarkan pada upaya-upaya berikut:

Setiap orang dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat
asimptomatik.

Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.

Permukaan benda disekitar kita, peralatan benda-benda lainnya yang akan dan telah
bersentuhan dengan kulit yang utuh, lecet, selaput mukosa, atau darah harus dianggap
terkontaminasi, maka harus diproses secara benar.

Jika tidak diketahui apakah permukaan peralatan atau benda lainnya telah diproses maka
semua itu harus dianggap terkontaminasi.

Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar

Strategi pencegahan dan pengedalian infeksi


di tempat pelayanan kesehatan
1. Pengendalian administratif.
Kegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi IPC (Infection
Prevention and Control), meliputi penyediaan kebijakan infrastruktur dan
prosedur dalam mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama
perawatan kesehatan. Kegiatan akan efektif bila dilakukan mulai dari antisipasi
alur klien sejak saat pertama kali datang sampai keluar dari sarana pelayanan.
2. Pengendalian dan rekayasa lingkungan.
Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan kesehatan
dasar dan di rumah tangga yang merawat kasus dengan gejala ringan dan tidak
membutuhkan perawatan di RS3. Alat Perlindungan Diri (APD).

Lanjutan Strategi pencegahan dan pengedalian infeksi di tempat pelayanan kesehatan

3. Alat Perlindungan Diri (APD).


Penggunaan secara rasional dan konsisten APD yang
tersedia serta higiene sanitasi tangan yang memadai juga
akan membantu mengurangi penyebaran infeksi

KESIMPULAN

Infeksi adalah proses saat organisme (bakteri, virus, jamur) yang mampu menyebabkan
penyakit masuk kedalam tubuh atau jaringan dan menyebabkan trauma atau kerusakan.
Cara penularan dibagi menjadi kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung
terdiri atas penyebaran orang ke orang (misalnya bersin, kontak seksual, atau
semacamnya), hewan ke orang (misalnya dari gigitan atau cakaran binatang, binatang
peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya yang belum lahir melalui plasenta. Kontak
tidak langsung teridiri atas gigitan serangga yang hanya menjadi pembawa dari
mikoorganisme atau vektor (seperti nyamuk, lalat, kutu) dan kontaminasi melalui air
dan makanan.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang ditujukan untuk
mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan (Minnesota
Department of Health, 2014). Pencegahan memiliki arti mencegah agar tidak terjadi
infeksi, sedangkan pengendalian memiliki arti meminimalisasi resiko terjadinya infeksi.
Dengan demikian, tujuan utama dari pelaksanaan program ini adalah mencegah dan
mengendalikan infeksi dengan cara menghambat pertumbuhan dan transmisi mikroba
yang berasal dari sumber di sekitar penderita yang sedang dirawat.

SELESAI
TERIMAKASIH SUDAH MEMPERHATIKAN
SEMOGA BERMANFAAT
APAKAH ADA YANG INGIN BERTANYA?

PERTANYAAN

KELOMPOK 1 : Reza

Apakah perlindungan diri pada tenaga kesehatan diberikan secara merata pada pekerja di rumah sakit?

KELOMPOK 3 : Syahlaa

Apakah TBC pada ibu menyusui dapat menular pada bayi melalui?

KELOMPOK 4 : Rindi

Infeksi apa saja yang dapat terjangkit pada bayi dan bagaimana cara penanggulangannya? Dan adakah infeksi pada tubuh yang tidak
terlihat gejala apapun?

KELOMPOK 5 : Bianita

Apakah infeksi pada mata [kornea memerah/iritasi] dapat menular jika iya melalui media apa?

Hilda, apakah sistem imun mempengaruhi terjangkit virus, jamur, dsb?

KELOMPOK 6 : Hilma

Cara apa saja yang dapat digunakan untuk menjaga kesterilan alat kesehatan?

KELOMPOK 7 : Yusnia

Apakah nanah pada luka akibat jatuh dapat menular?

KELOMPOK 11 : Inay

Infeksi apa saja yang mungkin mengenai bbl dan apa penyebabnya?

Tiara, apakah hand sanitizer efektif membnuh kuman penyakit?

Anda mungkin juga menyukai