Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN RESIKO PERILAKU


KEKERASAN / PERILAKU KEKERASAN
KELOMPOK 9
CHRISTINE
SIHOMBING
FEBRIANI SAGALA
IMAN SETIA P.GULO
MELVA SIHOMBING
MISI INGGRID ZEGA
YESSIE SITORUS

DEFENISI
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
hilangnya kendali perilaku seseorang yang
diarahkan pada diri sendiri,orang lain,atau
lingkungan.perilaku kekerasan pada diri sendiri
dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri
atau membiarkan diri dalam bentuk
penelantaran diri.
Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah
dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan. (Yusuf.2015)

Etiologi
Penyebab terjadinya marah menurut
Stuart & Sundeen (1995) : yaitu
Harga diri rendah merupakan keadaan
perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri
Hilang kepercayaan diri merasa gagal
mencapai keinginan
Gangguan ini dapat situasional maupun
kronik

Karakteristik
Respon kemarahan dapat
berfluktuasi dalam rentang adaptif
maladaptif, seperti rentang respon
kemarahan di bawah ini:
ADAPTIF
MALADAPTIF
Asertif Frustasi Pasif

Agresif

Amuk

Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
2. Terapi okupasi
3. Peran keluarga
(Eko Prabowo.2014)

Strategi
SP.1:Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara fisik ke dua(evaluasi latihan
napas dalam,latihan mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua{pukul kasur dan
bantal}menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua)
SP.2:membantu pasien latihan mengendalikan
perasaan dengan obat cloropromazine HCL (bantu
pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5
benar{benar nama pasien,benar nama obat,benar cara
minum obat,benar waktu minum obat,benar dosis
obat}disertai penjelasan guna obat dan akibat
berhenti minum obat,susun jadwal minum obat teratur)

SP.3:membantu pasien latihan mengendalikan


perilaku kekerasan secara sosial/verbal(evaluasi
jadwal harian tentang 2 cara fisik mengendalikan
perilaku kekerasan,latihan mengungkapkan rasa
marah secara verbal{menolak dengan
baik,meminta dengan baik,mengungkapkan
perasaan dengan baik},susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal)
SP.4:bantu pasien latihan mengendalikan
perilaku kekerasan secara spritual(diskusikan
hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan
secara fisik dan sosial/verbal,latihan beribadah
dan berdoa,buat jadwal latihan ibadah/berdoa).
(Keliat.2009)

Terapi modalitas
Latihan asertif adalah suatu kemampuan
untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan dan dipikirkan pada
orang lain namun tetap menjaga dan
menghargai hak-hak serta perasaan orang
lain. Latihan asertif ini diberikan pada individu
yang mengalami kecemasan, tidak mampu
mempertahankan hak-haknya, terlalu lemah,
membiarkan orang lain melecehkan dirinya,
tidak mampu mengekspresikan amarahnya
dengan benar dan cepat tersinggung.

Pengkajian
Muka merah dan tegang
Pandangan tajam
Mengatupkan rahang
dengan kuat
Mengepalkan tangan
Jalan mondar-mandir
Bicara kasar
Suara tinggi,menjerit atau
berteriak
Mengancam secara verbal
atau fisik
Melempar atau memukul
benda/orang lain
Merusak barang atau benda

Tidak memiliki kemampuan


mencegah/mengendalikan
perilaku kekerasan
Postur tubuh kaku
Mengumpat dengan katakata kotor
Menyerang orang lain
Amuk/agresif
Merasa diri berkuasa
merasa diri benar
mengkritik pendapat orang
lain
menyinggung perasaan
orang lain
(Keliat B.A, 2009).

Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri orang
lain dan lingkungan yang
berhubungan dengan perilaku
kekerasan
Perilaku kekerasan berhubungan
dengan harga diri rendah

Langkah-langkah Strategi Latihan Asertif


1. Rasional strategi
2. Identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan
3. Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif
serta mengeksplorasi target
4. Bermain peran, pemberian umpan balik serta
pemberian model perilaku yang lebih baik
5. Melaksanakan latihan
6. Mengulang latihan
7. Tugas rumah
8. Terminasi Konselor menghentikan program
bantuan.

Evaluasi
1.Pada pasien

2. Pada keluarga

Pasien mampu
menggunakan cara
mengontrol perilaku
kekerasan secara
teratur sesuai jadwal
yang meliputi;
secara fisik
secara sosial/verbal
secara spritual

keluarga mampu
mencegah terjadinya
perilaku kekerasan
keluarga mampu
menunjukkan sikap yang
mendukung dan
menghargai pasien
keluarga mampu
memotivasi pasien dalam
melakukan cara
mengontrol perilaku
kekerasan

Anda mungkin juga menyukai