Anda di halaman 1dari 28

VDGF12

NEGARA
KONSEPSI DASAR TENTANG NEGARA

TIM DOSEN
PKN TEL U

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu


menganalisis masalah kontekstual Pancasila dan
Kewarganegaraan , mengembangkan sikap positif dan
menampilkan perilaku yang mendukung semangat
kebangsaan dan cinta tanah air.

PENGERTIAN NEGARA

Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata


asing: state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), baladun
(Arab), etat (Perancis). Secara terminologi negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu
kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk
besatu, hidup dalam suatu kawasan, dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung
nilai konstitutif yang pada umumnya dimiliki oleh suatu
negara berdaulat : masyarakat (rakyat), wilayah, dan
pemerintahan yang berdaulat.

SUDUT PANDANG TENTANG


NEGARA
Pengertian Negara dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang yang berbeda :
a. Negara ditinjau dari segi organisasi kekuasaan : Menurut
JHA Logeman (1892-1969) negara adalah organisasi
kekuasaan, yang bertujuan untuk mengatur masyarakat
dengan kekuasaan itu.
b. Negara ditinjau dari segi organisasi politik :
Menurut RM Mac Iver negara adalah persekutuan
manusia, perhimpunan keagamaan, atau perhimpunan
kemasyarakatan lainnya.

c.

Negara ditinjau dari segi organisasi kesusilaan :


Menurut pandangan Friedrich Hegel (1770-1831) negara
adalah organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa
antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan
individual. Negara adalah suatu organisme, sebagai
wadah keseluruhan individu menjelmakan dirinya, oleh
karena itu negara memiliki kekuasaan tertinggi. Tidak
ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara.

d.

Negara ditinjau dari sudut integritas antara pemerintah


dengan rakyat.
Pandangan Soepomo dalam sidang BPUPK pada 31 Mei 1945
mengemukakan tiga aliran pemikiran tentang negara, yaitu :
1)Teori perseorangan atau teori individualistis
Dari Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rousseau, Herbert
Spencer dan HJ Laski, yang berpandangan bahwa negara
sebagai masyarakat hukum yang lahir karena perjanjian
antara individu yang menjadi anggota masyarakat yang
bersangkutan.

2)

3)

Teori golongan atau teori kelas, yang diajarkan Karl Marx, Frederick
Engel dan Vladimir Ilyich Lenin, bahwa negara sebagai suatu alat
suatu golongan atau kelas yang memiliki kedudukan ekonomi
paling kuat untuk menindas golongan ekonomi lemah. Pandangan
kelompok ini bahwa negara selalu memihak kepentingan kelas
tertentu sehingga kelas yang lain menjadi korban penindasan.
Teori integralistik atau teori persatuan, yang diajarkan Benedictus
De Spinoza, Adam Muller, Friedrich Hegel. Menurut teori ini negara
adalah susunan masyarakat yang terintegrasi antara semua
golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat. Teori ini
mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai suatu kesatuan.

CIRI KHAS NEGARA


1.

2.

Negara adalah satu-satunya perhimpunan manusia yang


memiliki kedaulatan tertinggi, sehingga dapat memaksa
anggota masyarakat mentaati peraturan perundangundangan.
Keanggotaan negara besifat memaksa dan mengikat
semua orang. Dengan ciri ini, setiap anggota tidak bisa
bebas keluar masuk dari keanggotaan suatu negara.

TUJUAN NEGARA
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan
orang-orang yang mendiaminya, negara harus memiliki
tujuan yang disepakati bersama, antara lain :
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan
b. Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum
c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara adalah


untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan dan Penjelasan UUD 1945. Dengan demikian,
Indonesia merupakan suatu negara yang bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu
masyarakat adil dan makmur.

UNSUR-UNSUR NEGARA
Negara terdiri dari beberapa unsur pembentuk yang bersifat mutlak
atau konstitutif dan yang bersifat tambahan atau deklaratif.
Menurut Konvensi Montevidio tahun 1933, tiga unsur penting
tersebut adalah: rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
Unsur tambahan atau deklaratif adalah pengakuan dari negaranegara lain.
A. Rakyat
Oppenheim-Lauterpacht menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama
serta mendiami suatu wilayah tertentu, meskipun berasal dari
keturunan yang berlainan, menganut kepercayaan yang berbeda
atau memiliki warna kulit yang berbeda.

B.

Wilayah
Oppenheim dalam buku International Law, seperti dikutip Mochtar
Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, menerangkan bahwa tanpa
adanya wilayah dengan batas-batas tertentu suatu negara tidak
akan diakui kedaulatan dan eksistensinya.
Wilayah bagi suatu negara merupakan unsur yang penting, meliputi:
daratan, lautan, udara dan daerah extra territorial. Pertama, batas
wilayah daratan biasanya ditentukan dalam perjanjian dengan
negara-negara tetangga. Kedua, lautan adalah seluruh wilayah
lautan di suatu negara dengan batas-batas tertentu dan disebut laut
territorial. Laut diluar itu disebut laut terbuka.

Wilayah lautan setelah lahirnya Konvensi Laut di Jamaica 1982, dibagi


menjadi beberapa kategori, yakni :
1) Laut territorial, dimana setiap negara mempunyai kedaulatan atas
lautan territorial yang jaraknya 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang
ditarik dari pantai;
2) Wilayah laut zona bersebelahan, yautu lautan diluar batas laut territorial
12 mil laut atau 24 mil laut dari pantai;
3) Wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah wilayah laut yang
batasnya 200 mil laut diukur dari garis pantai;
4) Wilayah laut batas landas benua, yaitu wilayah lautan suatu negara
yang batasnya lebih dari 200 mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai
boleh melakukan eksplorasi dan eksploitasi, dengan kewajiban membagi
keuntungan dengan masyarakat internasional.

C.

Pemerintah
Unsur ketiga dari negara yang sifatnya mutlak adalah
pemerintah, yang merupakan gabungan dari semua badan
kenegaraan atau kelengkapan
Negara yang berkuasa memerintah dalam arti luas meliputi
kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemerintah
yang berdaulat berarti pemerintah mempunyai kekuasaan
dalam menyelenggarakan dan menentukan kebijakan yang
berhubungan dengan tugas-tugas kenegaraan berdasarkan
hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN


Pengakuan dari negara lain terdiri dari dua macam, yaitu
pengakuan de facto dan pengakuan de jure. Pengakuan
de facto ialah pengakuan atas fakta adanya negara.
Adapun pengakuan de jure merupakan pengakuan akan
sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan yuridis
menurut hukum, sehingga negara tersebut
mendapatkan hak-haknya disamping kewajibannya
sebagai anggota keluarga bangsa sedunia.

TEORI TERBENTUKNYA NEGARA


Teori terbentuknya negara didasarkan pada dua pendekatan, secara
faktual dan secara teoritis. Secara faktual didasarkan pada
kenyataan yang sesungguhnya berdasarkan kenyataan sejarah
suatu negara terbentuk, antara lain karena :
a) Suatu daerah belum ada yang menguasai, kemudian diduduki oleh
suatu bangsa.
b) Suatu daerah melepaskan diri dari suatu negara tertentu, dan
menyatakan kemerdekaan.
c) Beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi suatu
negara baru.
d) Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas bekas wilayah
negara tersebut timbul negara-negara baru

TEORI KONTRAK SOSIAL

Teori kontrak sosial beranggapan bahwa negara dibentuk


berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam
tradisi sosial masyarakat. Teori ini meletakkan negara
untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani, karena
kelangsungannya berdasar pada kontrak-kontrak sosial
antara warga negara dengan lembaga-lembaga negara.
Penganut mazhab ini adalah Thomas Hobbes, John Locke,
dan J.J. Rousseau.

Pendekatan secara teoritis atau pendekatan filosofis, yaitu


metode berfikir berdasarkan pemikiran yang logis. Teoriteori yang dimaksud adalah :
Teori Ketuhanan
Teori Kekuasaan atau Kekuatan
Teori Hukum Alam

TEORI KETUHANAN

Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala


sesuatu kejadian di jagat raya ini termasuk negara adalah
terjadi karena kehendak Tuhan. Penganut teori ini antara
lain Friedrich Julius Stahl, yang berpandangan bahwa
negara tumbuh disebabkan perkembangan dari dalam dan
atas perkenan dan kehendakNya.

TEORI KEKUASAAN/KEKUATAN

Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya


dominasi negara kuat melalui penjajahan. Kekuatan
menjadi pembenaran dari terbentuknya sebuah negara.
Melalui proses penaklukan dan pendudukan oleh suatu
kelompok (etnis) atas kelompok tertentu dimulailah proses
pembentukan suatu negara. Karl Marx berpandangan
bahwa negara sebagai alat pemaksa untuk
mempertahankan kekuasaannya. Pandangan ini diikuti
oleh Harold J. Laski.

TEORI HUKUM ALAM

Menurut teori ini negara lahir karena proses hukum alam


yang bersifat abadi atau universal, yaitu tidak berubah,
berlaku dalam setiap waktu dan tempat. Tokoh teori ini
antara lain Plato, Aristoteles, Agustinus, Al Ghazali,
Thomas Aquinas. Menurut Plato terjadinya negara antara
lain karena keinginan dan kebutuhan manusia yang aneka
ragam, menyebabkan mereka harus bekerjasama untuk
memenuhinya.

BENTUK-BENTUK NEGARA
Negara memiliki bentuk yang berbeda-beda. Secara
umum dalam konsep dan teori modern negara terbagi
kedalam dua bentuk: negara kesatuan (unitarianisme) dan
negara serikat (federasi).
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang
merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat
yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.

Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam dua


macam sistem pemerintahan: sentral dan otonomi.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem
pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah dibawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah
pusat. Model pemerintahan Orde Baru (Pres Soeharto) adalah salah
satu contoh sistem pemerintahan model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah
diberi kewenangan untuk mengurus urusan pemerintah di wilayahnya
sendiri. Sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau
swatantra. Sistem pemerintahan Malaysia dan pasca Orde Baru di
Indonesia dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukkan ke model
ini.

2.

Negara Serikat
Negara Serikat atau federasi merupakan bentuk negara
gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian dari
sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara
bagian tersebut merupakan negara yang merdeka,
berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah bergabung dengan
negara serikat, negara tersebut melepaskan sebagian
kekuasaannya kepada negara serikat.

BENTUK-BENTUK NEGARA
Disamping dua bentuk ini, bentuk negara dapat
digolongkan kedalam tiga kelompok: monarki, oligarki,
dan demokrasi.
A. Monarki
Pemerintahan monarki dikepalai oleh raja atau ratu.
Monarki memiliki dua jenis: monarki absolut dengan
contohnya Arab Saudi, dan monarki konstitusional,
contohnya Malaysia, Thailand, Jepang dan Inggris. Dalam
monarki konstitusional kedudukan raja hanya sebagai
simbol negara.

B.

C.

Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang
dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari
golongan tertentu.
Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang berdasar pada kedaulatan rakyat,
kekuasaannya atas kehendak rakyat melalui mekanisme
pemilu.

TUGAS
Presentasi kelompok II
a. Buat ilustrasi tentang terbentuknya negara dan bangsa
b. Menampilkan film tentang sejarah Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.

5.

Arwiyah, Yahya.M dkk, 2011, Pendidikan Karakter di


Perguruan Tinggi, Bandung, YPT Press.
Arwiyah, Yahya.M dan Runik Machfiroh, 2014, Civic
Education di Perguruan Tinggi Indonesia, Bandung, Alfabeta.
Sofian, Subhan dan Asep Sahid Gatara, Pendidikan
Kewarganegaraan, 2011, Bandung, fokusmedia.
Ubaedillah, A dan Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM,
dan Masyarakat Madani, 2015, Jakarta, ICCE UIN Syarif
Hidayatullah.
Kaelan, Pancasila, 2004, Yogyakarta, Panorama.

Anda mungkin juga menyukai