PARU OTAK
KEDARURATAN MEDIK
DAN TRAUMA
Gauging
Human mentation
Intensive care
Sirkulasi oksigen sudah tidak ada, oksigen organorgan vital habis dalam beberapa detik.
Penyebab :
Primer :
Sekunder :
Dalam menit :
Anoksia alveolar, asfiksia, perdarahan.
Dalam jam :
Hipoksemia karena oedema paru atau pneumonia, syok karena
trauma, sepsis, gagal jantung, obstruksi sirkulasi (emboli paru
masif).
1 penolong = 15 : 2
2 penolong = 5 : 1
Paradigma baru 1 atau 2 penolong = 30 : 2 ( sebelum intubasi ).
Saat kompresi dasar tangan letakkan dibagian bawah sternum (2 jari dari
processus xiphoideus ke ujung sternum).
Dalam kompresi dada :
Dewasa : 3-5 cm
Anak-anak
Bayi
: 1-2 cm
: 2-3 cm
Kompresi eksternal jantung paru yang benar dapat menghasilkan tekanan darah
sistolik aorta sampai 100 mmHg dan tekanan darah diastolik sampai 10
mmHg, dengan pemberian adrenalin tekanan darah akan lebih tinggi.
Komplikasi kompresi eksternal jantung paru :
Chemical Injury
Zat-zat toksik asap karbonat mengandung asam-asam
organik, aldehid dan sianida yang akan merusak mukosa
jalan nafas atas, jalan nafas bawah menyebabkan
laringospasme dan udem paru.
Obat-Obat Resusitasi
1. Oksigen
Untuk koreksi hipoksemia. Lebih disukai pemberian oksigen
100 % sedini mungkin pada pasien : henti jantung dan henti
napas, apapun penyebabnya.
Konsentrasi Oksigen :
Udara ekspirasi (mulut ke mulut)
: 16-17 %
Udara bebas
: 21 %
Kanul hidung O2 2 lpm
: 24 %
Kanul hidung O2 6 lpm
: 44 %
Sungkup: rebreathing 6-10 lpm
: 35 - 60 %
non rebreath 8-12 lpm
: 80 - 90 %
Bagvalvemask/ ambu bag >15 lpm : 90 -100 %
2. Adrenalin
Bermanfaat pada pasien selama henti jantung, karena
merangsang reseptor adrenergik : meningkatkan aliran
darah serebri dan miokard selama RJPO.
Dosis : 1 mg iv pada henti jantung, dapat diberikan ulang
dengan interval waktu 3-5 menit. Bioavailabilitas baik
melalui pemberian intra trakhea ( melalui ETT ) dengan
dosis 2 - 2,5 x dari dosis intravena.
Suntikan intrakardial dimungkinkan selama kompresi
jantung bila mana rute lain tidak tersedia. ( Sudah
ditinggalkan, sebab lebih banyak kegagalannya & RJP
harus dihentikan ).
3. Sulfas Atropin
Bermanfaat melawan efek kolinergik yaitu
berupa : penurunan laju jantung, tahanan
vaskularisasi sistemik, tekanan darah.
Dosis :
Untuk asistole dan aktivitas listrik tanpa
nadi (EMD) 1 mg iv, dapat diulangi 3-5
menit kemudian bila asistole menetap.
Untuk bradikardi 0,5-1 mg iv, setiap 3-5
menit. Total dosis 0,04 mg/kgBB
5. Lidokain
Obat antiaritmia pilihan untuk terapi ektopik ventrikuler,
ventrikel takhikardi dan ventrikel fibrilasi. Dianjurkan untuk
ventrikel tahikardi dan ventrikel fibrilasi yang menetap
sesudah pemberian adrenalin untuk mengatasi prematur
ventrikel kontraksi dan prematur supra ventrikel takhikardi
kompleks lebar atau takhikardi jenis tidak tertentu.
Dosis :
Bolus awal 1-1,5 mg/kgBB untuk mencapai dan memelihara
kadar terapeutik.
Bolus tambahan 0,5-1,5 mg/kgBB setiap 5-10 menit sampai
total dosis 3 mg/kgBB.
Waktu paruh lidokain meningkat sesudah 24-28 jam, dosis
harus dikurangi atau dipantau kadar lidokain darah.
Dosis juga harus dikurangi pada:
6. Kalsium
Ion Ca2+ berperan penting dalam kinerja
kontraktilitas miokard dan formasi impuls.
Tetapi penelitian retrospektif dan porspektif
pada kasus henti jantung tidak
menunjukkan manfaat. Penggunaan Ca2+
sangat mungkin bermanfaat pada keadaan :
hiperkalemia, hipokalsemia, keracunan
channel blocker Ca2+.
Dosis :
CaCl2 10% 2-4 mg/kgBB, dapat diulangi
dengan interval 10 menit.
Ca-glukonas 5-8 ml
7. Jalur infus intravena
Jalur pemberian cairan: kristaloid, koloid,
darah, dan obat-obatan
Skill Lab
1. Pemasangan infus.
Peralatan yang diperlukan : Boneka, iv kateter, infus
set, botol cairan, tiang infus, alkohol, plester.
2. Intubasi
Peralatan yang diperlukan : boneka intubasi,
laringoskop (bila lurus dan bengkok) lengkap dengan
baterai, pipa endotrakeal (ETT), guedel, stillet, spuit
cuff, plester, kanul oksigen, oksigen, sungkup muka
(Rebreathing dan Non-rebreathing), kanul
nasofaring , kanul orofaring, alat penghisap
trakeobronkial (succtioning), ambu bag, jelly.
3. Resusitasi Jantung Paru Otak
Peralatan yang diperlukan : boneka RJPO, papan
resusitasi, monitor EKG, defibrilitator, obat-obat
resusitasi, senter.
4. Traumatologi
Peralatan yang diperlukan : boneka, tandu, spalk
(bidai), kassa, bandage, antiseptik, kapas.
5. Elektokardiogram (EKG)
Peralatan yang diperlukan : hasil rekaman EKG untuk
di interpretasikan.
6. Analisa Gas Darah
Peralatan yang diperlukan : hasil pemeriksaan AGD
untuk di interpretasikan.
7. Radiologi
Peralatan yang diperlukan : hasil foto rontgen untuk
di interpretasikan
1.
2.
3.
Nilai
0
Nilai
1
Nilai
2
4.
5.
6.
Keterangan :
0 = bila tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi kurang benar/sempurna
2 = dilakukan dengan benar/sempurna
Nilai : Jumlah x 100% = ...........
48
Jakarta,
Mengetahui :
Instruktur,
(.........................................)
20
1.
Periksa kesadaran
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Skenario
1.
Pemeriksaan kesadaran
2.
Evaluasi pernafasan
3.
Sirkulasi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Skenario
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan,
1 = dilakukan tetapi
kurang benar
2 = dilakukan dengan benar
Nilai : Jumlah x 100% = ........
56
Jakarta,
20
Mengetahui :
Instruktur,
(.........................................)
Terima Kasih