Anda di halaman 1dari 10

PERATURAN MENTRI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PER. 04/ MEN/ 2010
TATA CARA PEMANFAATAN JENIS IKAN DAN GENETIK
IKAN

KELOMPOK II

KHAIRUNNISA CDA 114 001

KETENTUAN UMUM
Appendiks I Convention on International Trade in Endangered Species
of Wild Fauna and Flora (CITES) adalah daftar yang memuat jenis yang
telah terancam punah, sehingga perdagangan internasional spesimen
yang berasal dari habitat alam harus dikontrol dengan ketat dan hanya
diperkenankan untuk kepentingan non-komersial tertentu dengan izin
khusus.
Appendiks II CITES adalah daftar yang memuat jenis-jenis yang saat
ini belum terancam punah, namun dapat menjaidi terancam punah
apabila perdagangan internasionalnya tidak dikendalikan.
Appendiks III CITES adalah daftar yang memuat jenis-jenis yang oleh
negara tertentu pemanfaatannya dikendalikan dengan ketat dan
memerlukan bantuan pengendalian internasional.

Kuota adalah batas jumlah maksimum pengambilan jenis ikan dan genetik ikan
dari alam untuk pemanfaatan selama jangka waktu tertentu.
Balai/loka adalah pengelolaan sumber dara pesisir dan laut yang merupakan unit
pelaksanaan teknis kementrian kelautan dan perikanan di daerah yang
membindangi konservasi sumber daya ikan.
Direktur Jendral adalah Direktur Jendral Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil

Tata cara pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan


bertujuan untuk menciptakan tertib pemanfaatan jenis
ikan dan genetik ikan berdasarkan perinsip kehati-hatian
(precautionary principle) dan dasar ilmiah (scientific
base) guna untuk mencegah terjadinya kerusakan
dan/atau degradasi populasi sumberdaya ikan (nondetriment fidings)

Sebagaimana dimaksud dari pernyataan di atas tahapan tersebut


dilakukan dengan tahapan pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan,
penetapan kuota, perizinan, peredaran jenis ikan, pengawasan dan
pengendalian dan sanksi.

Jenis ikan yang dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan,


termasuk jenis ikan yang dilindungi secara tervatas berdasarkan ukuran
tertentu, wilayah sebaran tertentu, yang dilindungi berdasarkan peraturan
perundangan dan ketentuan hukum internasional, telur, bagian tubuh, dan
atau produk turunannya (drivat)

Jenis ikan yang dilindungi berdasarkan perundangan dan ketentuan hukum


internasional, didalam perdagangan internasional diperlukan persyartan
dan proses administrasi sesuai dengan ketentuan konvensi internasional
(CITES)

PEMANFAATAN JENS IKAN DAN GENETIK IKAN

Pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan dilakukan dengan melalui


kegiatan, yaitu penelitian dan pengambangan, pengembangbiakan,
perdagangan, aquaria, pertukaran, dan pemeliharaan untuk kesenangan.

Pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan dilakukan pada jenis ikan dan
genetik ikan yang dilindungi dan jenis ikan yang yang tidak dilindungi.
Dimana dalam kegiatannya dilakukan melalui pengambilan ikan dan
genetik ikan di alam, terkecuali kegiatan pemeliharaan untuk kesenangan
hanya dapat dilakukan dari hasil perkembangbiakan.

Dalam pengambilan jenis ikan dan genetik ikan diwajibkan untuk


memeprhatikan kuota. Dikecualikan pada kegiatan penelitian dan
pengembangan serta aquaria tidak ditetapkan kuota.
PENETAPAN KUOTA
Penetapan kuota dalam pengambilan ikan ditetapkkan oleh direktur jendral
berdasarkan rekomendasi otoritas keilmuan untuk setiap 1 satu tahun yang
berisi nama, jumlah, ukuran maksimum/minimum, serta wilayah
pengambilan jenis ikan
Dalam penetapan lokasi pengambilan ikan dari alam harus memperhatikan
suatu kawasan, kondisi habitat ikan, dan aspek sosial budaya yang ada pada
masyarakat sekitar. Lokasi tersebuat dapat dituangkan dalam bentuk peta
dengan keterangan yang memuat nama lokasi, wilayah administrasi, dan
koordinat geografis.

PERIZINAN PEMANFAATAN JENIS IKAN DAN


GENETIK IKAN
Kegiatan-kegiatan dalam pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan wajib
mendapatkan perizinan dari mentri, dimana mentri akan memberi
kewenanganya kepada direktur jendral dan direktur jendral akan
mendelegasikan kewenangan kepada kepala balai/loka.
Pengajuan permohonan izin diiajukan kepada direktur jendral dengan
memenuhi persyaratn teknis dan administratif yang ditentukan.

Dalam pemberian izin jendral harus memperhatikan pertimbangan teknis


yang meliputi kelayakan usaha, kelayakan produksi, kelayakan bio-ekologis
dan pemahaman pemegang izin yang dikerjakan selambat-lambatnya
sepuluh hari untuk menerbitkan persetujuan atau penolakan perizinan

Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan perizininan di berikan


kepada orang perseorangan, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, dan lembaga penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh orang/ badan hukum


asing hanya dapat diberikan untuk keperluan pengembangbiakan dalam
upaya konservasi jenis ikan dan genetik ikan dan / atau reintroduksi
kehabitat alam
Surat izin dalam kegiatan pengembangbiakan diberikan kepada orang
perseorangan, kelompok masyarakat, badan hukum indonesia, lembaga
penelitian, dan perguruan tinggi

Surat perizinan pengembangbiakan diberikan dengan persyaratan


memenuhi standar kualifikasi, dan memiliki sarana dan prasarana dalam
pengembangbiakan jenis ikan dan genetik ikan serta memperoleh
rekomendasi dari kepala balai/loka dengan ketentuan lebih lanjut yang
ditetapkan oleh direktur jendral.

Surat izin kegiatan perdagangan diberikan kepada orang perseorangan


dan korporasi dengan persyaratan memenuhi standar kualifikasi, memiliki
sarana dan prasarana dan memperoleh rekomendasi dari kepala balai/loka.

Perdagangan dapat dilakukan terhadap jenis ikan dan genetik ikan hasil
dari pengambilan alam maupun hasil pengembangbiakan. Pengambilan
dari alam hanya diprbolehkan untuk jenis ikan dan genetik ikan yang
tidak dilindungi atau yang termasuk dalam Appendiks II dan III CITES.

Surat izin perdagangan diperlukan untuk perdagngan yang dilakukan di


dalam negeri dan perdagangan luar negeri yang diperlukan untuk kegiatan
ekspor, impor maupun re-ekspor.

Anda mungkin juga menyukai