Anda di halaman 1dari 27

POSBINDU LANSIA

Amalia Ramdhaniyah
N 111 14 034

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan
penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar
mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional.

Upaya kesehatan tersebut


dilaksanakan dalam bentuk pelayanan
dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), peran serta masyarakat
dan rujukan kesehatan.
Upaya kesehatan melalui Puskesmas
merupakan upaya menyeluruh dan
terpadu yang meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan.

Departemen Kesehatan telah


merumuskan tatanan tersebut yang
dilaksanakan dalam bentuk Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang
diselenggarakan oleh masyarakat
untuk masyarakat secara rutin setiap
bulannya (Departemen Kesehatan
RI,2001).

Lansia merupakan salah satu


kelompok rawan dalam keluarga.
Sehingga pemerintah mengupayakan
adanya pembinaan lansia.
Pelaksanaan pembinaan lansia di
Posbindu perlu dilakukan dengan
manajemen yang baik dengan
memperhatikan aspek perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi. (Departemen Kesehatan

Posbindu merupakan suatu bentuk keterpaduan


pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat
desa dalam masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas (Departemen Kesehatan RI,2005).
Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
lansia dengan sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59
tahun, lansia 60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi
yaitu usia lebih dari 70 tahun. (Departemen
Kesehatan RI,2006).

Dilihat dari laporan kunjungan


program Posbindu triwulan II, yaitu
pada bulan April-Juni 2016 dengan
jumlah kunjungan lansia di Posbindu
yaitu sebanyak 1.135 jiwa dari
jumlah sasaran lansia 8.367 jiwa.
(Laporan Triwulan Program Posbindu,
April-Juni 2016). Hal ini membuktikan
bahwa pemanfaatan pelayanan
kesehatan Posbindu masih jauh dari

Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran umum


pelaksanaan Posbindu di Puskesmas
Birobuli Kecamatan Kota Palu Sulawesi
Tengah?

Definisi
Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan
pelayanan kesehatan terhadap Lansia di tingkat desa
dalam masing-masing di wilayah kerja Puskesmas
Keterpaduan dalam Posbindu berupa keterpaduan
pada pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria
Lansia yang memiliki berbagai macam penyakit.
Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
lansia. (Departemen Kesehatan RI ,2005).

Sasaran Posbindu dapat dibagi


menjadi dua kelompok di mana
kelompok yang pertama adalah
sasaran langsung meliputi kelompok
virilitas/pra senilis adalah usia 45-59
tahun dan kelompok Lansia yaitu
berusia 60-69 tahun dan kelompok
Lansia resiko tinggi yaitu usia lebih
dari 70 tahun.

Tujuan diadakannya Posbindu adalah


untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan eksistensinya dalam
strata kemasyarakatan.

Fungsi dan tugas pokok Posbindu


yaitu membina lansia supaya tetap
bisa beraktivitas, namun sesuai
kondisi usianya agar tetap sehat,
produktif dan mandiri selama
mungkin serta melakukan upaya
rujukan bagi yang membutuhkan
(Depkes, 2007).

Manfaat Posbindu
Memberikan semangat hidup kepada
usia lanjut
Memberikan kemudahan dalam
pelayanan kepada usia lanjut
Memberikan keringanan biaya pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga
miskin atau tidak mampu
Memberikan dukungan atau bimbingan
pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap
sehat dan mandiri

Proses Pembentukan
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu
didasarkan atas kebutuhan masyarakat
usia lanjut tersebut. Ada beberapa
pendekatan yang digunakan dalam
pembentukan posbindu dimasyarakat
sesuai dengan kondisi dan situasi masingmasing daerah, misalnya
mengembangkan kelompok-kelompok
yang sudah ada

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan


kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut:

Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari


Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan status gizi
Pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan
Talquist atau Sahli;
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni
Pemeriksaan adanya protein dalam air seni
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas

Penyuluhan
Kunjungan rumah
Pemberian Pemberian Makanan
Tambahan (PMT
Kegiatan olah raga seperti senam
lansia

Komponen
beberapa komponen pokok, yaitu : adanya proses
kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian,
adanya anggota dan kader serta tersedianya
pendanaan.
Kepemimpinan
Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari anggota
Posbindu itu sendiri.
Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat
dari adanya pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal
kegiatan yang teratur dan sebagainya.
Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50100 orang.

Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung
pada jumlah anggota kelompok, volume dan
jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota
kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti
donatur atau sumber lain yang tidak mengikat

Sarana dan Prasarana


Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu,
dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang
antara lain:
Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka)
Meja dan kursi
Alat tulis
Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa,
meteran pengukur tinggi badan, stetoskop,
tensimeter, peralatan laboratorium sederhana
termometer.
Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima
terhadap usia lanjut di kelompok, mekanisme pelaksanaan
kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5
meja sebagai berikut:
Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum
pelaksanaan pelayanan
Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang
dilakukan usila, serta penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan
Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan status mental
Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah
(laboratorium sederhana)
Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia
melalui kegiatan pelayanan kesehatan di Posbindu
dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan
pelaporan, pengamatan khusus dan penilitian, dengan
menggunakan patokan yaitu :
Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia
lanjut yang berperan serta secara aktif dalam pelayanan
kesehatan usia lanjut
Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di
masyarakat
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
yang dilaksanakan oleh 50% puskesmas dan menjangkau
100% panti werda
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif,
dengan jangkauan pelayanan yang mencakup 40% usia
lanjut.

Posbindu PKM Birobuli


Proses Pembentukan Posbindu di wilayah
kerja Puskesmas Birobuli menggunakan
pendekatan Upaya Kesehatan yang
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Bentuk Pelayanan kesehatan di Posbindu
Puskesmas Birobuli meliputi
senam/aerobik/SKJ, penyuluhan
kesehatan/gizi, pemeriksaan berkala,
pembinaan mental dan rekreasi.

Komponen
Menurut Posbindu sebagai tempat sebagai pemberdayaan
masyarakat, yang akan berjalan dengan baik dan optimal
apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu :
adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta
tersedianya pendanaan.
Kepemimpinan
Untuk pelaksanaanya Posbindu Puskesmas Birobuli dipimpin
langsung oleh pemegang program kegiatan tersebut yang
berlatar belakang sebagai seorang Bidan.
Pengorganisasian
Struktur organisasi Posbindu Puskesmas Birobuli terdiri
dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa kader.

Anggota Kelompok
Jumlah kelompok yang dibina, yaitu 7 kelompok. Dengan jumlah Kader 18
orang. Artinya satu posbindu dipegang oleh 2 orang kader dan ada yang
dipegang oleh 3 orang kader.
Pendanaan
Sumber dana berasal dari dana operasional BPJS kesehatan
Sarana dan Prasarana
Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan
Posbindu masih menjadi kendala sampai saat ini. Untuk kelancaran
pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara
lain:
Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
Meja dan kursi
Alat tulis
Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer.
Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut

Mekanisme melaksanaan Kegiatan


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut
di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
sistem 3 tahapan/3 meja sebagai berikut:
Tahap pertama
: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan
pelayanan
Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental
Indikator Keberhasilan
Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang
berperan serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut
Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang
dilaksanakan oleh 50% puskesmas dan menjangkau 100% panti werda
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan
jangkauan pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut.

Kendala.
Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk datang memeriksakan
kesehatannya di Posbindu karena
masyarakat lebih mementingkan
bekerja.
Belum meratanya jumlah kader pada
setiap posbindu, minimal 3 orang
kader dalam satu posbindu.
Masih belum lengkapnya cakupan
pemeriksaan lansia.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai