HUKUM LINGKUNGAN
PENGAJAR:
-Dr. Andri G. Wibisana, SH, LLM (AGW),
-Bono Priambodo (BP),
-Dr. R. Bambang Prabowo Sudarso, SH, MES (BPS),
-Dr. Harsanto Nursadi, SH, M.Si (HNPenanggungjawab kelas A),
-Mas Achmad Santosa, SH, LL.M. (MAS),
-Wiwiek Awiati, SH, M.Hum (WAPenanggungjawab Kelas B),
SESSION 2
Outline
Resiko
Protokol Kyoto
Long-term objective: Pasal 2 UNFCCC dan
kegagalan Protokol Kyoto (PK)
UNFCCC
UNITED NATION FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE
Pasal 2
to achieve stabilization of greenhouse gas
concentrations in the atmosphere at a level that would
prevent dangerous anthropogenic interference with the
climate system
Stabilisasi bukan pengembalian
Yg distabilkan adalah konsentrasi (bukannya emisi dan suhu)
Pasal 3: Prinsip
intra dan intergenerational equity
Common but differentiated responsibility
Precautionary principle
KYOTO PROTOKOL
Komitmen:
Kewajiban negara2 tertentu untuk menurunkan emisi sekitar 5%
di bawah emisi mereka tahun 1990 (pasal 3 (1)) antara thn
2008-12
Negara berkembang dibebaskan dari kewajiban tersebut
Emission Trading
2.
Joint Implementation
3.
1.
2.
Joint Implementation
3.
Negara Annex I dapat melakukan investasi di negara nonAnnex I yang meliputi investasi pada proyek2 pengurangan
emisi di negara non-Annex I, aforestasi (penghijauan di
lahan bekas hutan yang telah mengalami deforestasi
selama lebih dari 50 tahun), dan reforestasi (penghijauan
untuk hutan yang mengalami deforestasi pada kurun waktu
kurang dari 50 tahun)
Cara penghitungan:
Total emisi 2008 s.d. 2012 + emisi dari LULUCF - RMU emisi yang diperoleh dari CER atau ERU atau ET + emisi
yang dijual
TIDAK BOLEH LEBIH BESAR DARI
Jatah emisi awal untuk 2008 s.d. 2012
Contoh:
Emisi jepang pada thn 1990 adalah: 1,272 Gton
Jatah jepang tiap tahun adalah 94% dari 1990 = 1,272 x 0,94 =
1,196 Gt. Selama 5 tahun berarti 1,196 x 5 = 5,98 Gt
Total emisi Jepang tahun 2006 (termasuk emissions/ removals dari
LULUCF) = 1,249 Gt. Asumsikan bahwa emisi Jepang per tahun
tetap, maka selama 5 tahun emisi total Jepang adalah 1,249 x 5
= 6,245 Gt.
Jika lebih:
Pengurangan jatah emisi sebesar 1,3 kali kelebihan
emisi. Misalnya: 1,196 {(1,249 - 1,196)1,3} Gt = 1,127
Gt per tahunnya. Selama 5 tahun, jatah emisi Jepang
turun sebanyak:
(6,245 - 5,98) x 1,3 = 0.3445 Gt
Pembuatan rencana penurunan emisi
Penangguhan keabsahan untuk melakukan pemindahan
AAU ke periode berikutnya
1. OVERVIEW KEBIJAKAN
MITIGASI GRK
A. Rencana Aksi Nasional mengenai Perubahan
Iklim tahun 2007
2.
3.
C. Sektor Energi
PP No. 5 thn 2006 ttg kebijakan energi nasional:
dalam energi mix pada tahun 2025 ditargetkan
peningkatan peran batu bara sebagai sumber
energi menjadi lebih dari 33% konsumsi energi
nasional.
KEPMEN ESDM No. 2 thn 2004 ttg konservasi
energi dan pemanfaatan energi hijau
Inpres No. 10 thn 2005 and PerMen ESDM No.
31 thn 2005 ttg implementasi penghematan
energI
D. Sektor Kehutanan
E. CDM DI INDONESIA
F. Kesimpulan umum
i.
Accordingly:
(a) Parties shall cooperate to avoid dangerous climate change, in
keeping with the ultimate objective of the Convention,
recognizing [the broad scientific view] that the increase in
global average temperature above pre-industrial levels [ought
not to] exceed [2oC] [1.5 oC][1oC] [preceded by a paradigm for
equal access to global atmospheric resources];
(b) [Parties should collectively reduce global emissions by at least
[50] [85] [95] per cent from 1990 levels by 2050 and should
ensure that global emissions continue to decline thereafter;]
(c) Developed country Parties as a group should reduce their
greenhouse gas emissions by [[7585] [at least 8095] [more
than 95] per cent from 1990 levels by 2050] [more than 100
per cent from 1990 levels by 2040];]
Copenhagen Accord:
1..To achieve the ultimate objective of the
Convention to stabilize greenhouse gas
concentration in the atmosphere at a level that
would prevent dangerous anthropogenic interference
with the climate system, we shall, recognizing the
scientific view that the increase in global
temperature should be below 2 degrees Celsius
Konsentrasi 450ppm
Trajektori emisi per tahun emisi peak sekitar 10.5 Gt C pada pada
2020
Emisi global dibagi populasi dunia
Mengapa?
each person shares equal entitlements of the
atmospheric resource
Konsekuensi: people in developed countries should
significantly reduce their current excessive emissions, while
people in developing countries are still allowed to emit
more than their current emissions level
KESIMPULAN
Hal positif dari Copenhagen Accord adalah adanya
batasan temperatur jalan untuk penentuan long
term objective
Batasan ini harus dikaitkan dengan stabilisasi
konsentrasi GRK, yg kemudian dikaitkan dengan
batasan emisi global
Pentingnya AWG-LCA: Per Capita Emissions +
Historical Emissions Debt (HED)
Posisi Indonesia
DELRI menyampaikan intervensi mengenai usulan format dan
struktur keputusan COP-15 di Kopenhagen. Pada intinya usulan
tersebut berisikan skenario jalan tengahdimana akan dihasilkan
dua keputusan utama:
(1) umbrella decision berisikan komitmen politis dari AWG-LCA
berisi goal, process, timeline dan key elements untuk
menstabilkan konsentrasi emisi gas rumah kaca dunia yang juga
mencakup satu target pengurangan emisi dunia pada tahun 2050
(2) keputusan untuk melanjutan periode komitmen kedua protokol
kyoto yang intinya adalah target pengurangan emisi gas rumah
kaca bagi negara maju, yang juga berisikan process, tmeline (yang
sama dengan AWG-LCA) dan key elements.
(Sumber: presentasi DNPI)
Persiapan RI
Penyusunan Posisi RI atas teks negosiasi
Kajian target penurunan emisi global jangka panjang:
Angka penurunan emisi secara aggregate untuk semua negara
yang akan memberikan dampak stabilisasi konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfir pada tingkat 450 ppm dan 350 ppm.
Angka penurunan emisi secara aggregate untuk negara maju,
dalam persentase, agar didapatkan angka penurunan emisi
negara berkembang, secara aggregate, yang tidak
menghambat pembangunan di negara tersebut.
Strategi untuk mewujudkan komitmen pengurangan emisi secara
sukarela sebesar 26% dari skenario Business As Usual (BAU) di
tahun 2020 dan 41% dari BAU dengan kerjasama internasional di
tahun 2020, yang telah disampaikan Presiden RI di Pittsburgh dan
di KTT APEC.
(Sumber: presentasi DNPI)