Anda di halaman 1dari 74

Asyhadu anla illaha ilallah, wa asyhadu anna

muhammadarusulullah
Roditubillahirobba wa bil islmamidiina, wa bil
muhammadinya wa rasulla, robbi zidni ilma
warzuqnifahma... Amien

Aspek Forensik & Medikolegal


Kekerasan Rumah Tangga :
Berdasarkan Undang-undang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(UU KDRT)
Oleh:

Dirwan Suryo Soularto


Fakultas Kedokteran
UMY 2016

SKDI :
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

SKDI :
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

SKDI :
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

Fakultas kedokteran dan Ilmu


Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Prodi Pendidikan Dokter

Tujuan Instruksional

TIU :

Memahami aspek forensik-medikolegal kekerasan dalam


rumah tangga.

TIK :

Menyebutkan pengertian kekerasan dalam rumah


tangga
Menyebutkan bentuk dan jenis kekerasan dalam rumah
tangga
Menjelaskan isi perundangan yang terkait dengan
kekerasan dalam rumah tangga
Menjelaskan peran dokter dalam penanganan korban
kekerasan rumah tangga
Menjelaskan forensik klinik
Menjelaskan penatalaksanaan medikolegal terhadap
korban kekerasan dalam rumah tangga

Pendahuluan
Kedokteran

Forensik

ilmu pengetahuan yang


menggunakan multidisiplin
ilmu tujuan untuk membuat
terang suatu perkara pidana
dan membuktikan ada
tidaknya kejahatan atau
pelanggaran dengan
memeriksa barang bukti
(Physical Evidence) dalam
perkara tersebut.

Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan

ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta


keadilan.
= Kedokteran Kehakiman; Legal Medicine; Medical Jurisprudence;
Forensic Medicine. Clinical Forensic, Pathology Forensic

Pengantar (lanutan..)

Peran Kedokteran Forensik ?


Mengapa ?
Di Masyarakat
kerap terjadi
peristiwa
pelanggaran
hukum
menyangkut
tubuh manusia
Sejarah Forum

Bagaimana ?
Manfaatkan
ilmu secara
optimal &
penuh
kejujuran.
Pemeriksaan
KF thd korban
hidup / mati /
bag tubuh
manusia

Untuk Apa ?
Temukan
kelainan
Bilamana timbul
Penyebab &
sebab cedera
Penyebab,
mekanisme, saat
& cara kematian
Identifikasi

Pengantar (lanjutan..)

Cedera / Trauma / Mati

Pelanggaran hukum

Dokter Klinik
(Attending physician)

Ax, Px, Dx, Tx


Dokter /
RS

Ax
Px Forensik (klinik & / Patologi)
Px Penunjang
Cari bukti pidana (= KUHP/KUHAP;
UUKDRT, UUPA)
V et R (sesuaikan Per UU KF)

Dokter Forensik
(Assessing physician)

MUSIBAH
Kriminal

PELAKU

POLISI

KORBAN

HIDUP/
MATI

Surat permintaan penyidik


Segel barang bukti
Surat pernyataan keluarga
Berita acara serah terima BB/alat bukti
Berita acara pemeriksaan TKP

RS : UGD/
IKF
PASIEN
LEGE ARTIS
KLINIS
REKAM
MEDIS

BB MEDIS
LEGE ARTIS
FORENSIK
VISUM et
REPERTUM

Px (PL/PLPD)
Penunjang :
(Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Parasitologi
Histologi, Toksikologi, Odontologi, DNA)

Musibah Kekerasan
dalam Rumah Tangga

Kasus kekerasan dalam RT


di LBH APIK Jakarta 1998-2002
JENIS KASUS

1998

199
9

200
0

200
1

200
2

33

52

69

82

86

119

122
5

174

76

250

Kekerasan Ekonomi

58

58

85

16

135

Kekerasan seksual

15

Perkosaan

10

Pelecehan seksual

Ingkar janji

14

Dating violence

Kekerasan Fisik
Kekerasan Psikis

Penganiayaan
0 di AS 2-50%
0
0 seluruh
0
1
Prevalensi
kejadiananak
kekerasan dalam keluarga
dari
kekerasan dalam yang dialami perempuan yang berobat di UGD. (Abbot, 1997;
Kyricou, 1998)

DATA PKT RSCM TH 20002003


KASUS
Perkosaan dewasa
KDRT
Perkosaan anak < 18 th
Kekerasan seksual pd
anak P
Kekerasan seksual pd
anak L
Penderaan anak
Penelantaran anak
Lain-lain

TOTAL

TOTAL
260
391
431
383
35
30
3
511

2044

ANALISA SITUASI
KDRT = 70% DARI SELURUH KEJADIAN KtP
10-50% PEREMPUAN PERNAH DISAKITI
SEC.FISIK OLEH TEMAN PRIA DEKAT/SUAMI
DIIKUTI KEKERASAN SEC. PSIKOLOGIS &
SEKSUAL
20-70% ~ KEKERASAN FISIK CUKUP BERAT
BUDAYA : MENGISTIMEWAKAN LAKI-LAKI
KtP RAHASIA UMUM
INDONESIA : KASUS KtP CUKUP BANYAK
DENGAN KUALITAS CUKUP BERAT KORBAN
JIWA.

Kekerasan dalam Keluarga

= domestic violence; intimate partner violence


Kekerasan?? konflik atau ketegangan dalam
keluarga
Definisi Kekerasan :

Penyalahgunaan kekerasan atau kerusakan oleh salah satu


anggota keluarga kepada anggota keluarga lain yang
melanggar hak individu/perdata (Abbot, 1997)
Pola perilaku yang bersifat menyerang atau memaksa yang
menciptakan ancaman atau mencederai secara fisik yang
dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangannya
(Kyriacou, 1998)
penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau
tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok
orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau
kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak (WHO, 1999).

Pokok-pokok UU-KDRT
(UU no. 23 tahun 2004)

Definisi Kekerasan dalam rumah


tangga: setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya
kesengsaraan/penderitaan fisik,
seksual, psikologis dan atau
penelantaran RT termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup RT (Bab I Pasal

Lingkup Rumah Tangga dalam UUKDRT :


a. suami, isteri dan anak
b. Orang-rang yang mempunyai
hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana dimaksud pada huruf
a krn hubungan darah, perkawinan,
persusuan dan perwalian, yang
menetap dalam RT dan atau
c. orang yang bekerja membantu RT
dan menetap dalam RT tersebut
. ( Bab I Pasal 2 ayat 1)

Bentuk dan jenis KDRT (Bab III


Pasal 5-9)

Kekerasan fisik
perbuatan

yang mengakibatkan rasa


sakit, jatuh sakit atau luka berat

Kekerasan psikis
perbuatan

yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya dan atau
penderitaan psikis berat pada
seseorang

Bentuk dan jenis KDRT (Bab III Pasal 5-9)

Kekerasan seksual :

Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan


terhadap orang yang menetap dalam lingkup RT
tersebut
Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang
dalam lingkup RT dengan orang lain untuk tujuan
komersial dan atau tujuan tertentu

Penelantaran Rumah Tangga :

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam


lingkup keluarga, ia wajib memberikan kehidupan,
perawatan atau pemeliharaan kepada orang dalam
lingkup RT
Berlaku juga bagi setiap orang yang mengakibatkan
ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan
atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam
atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah
kendali orang tersebut

Bentuk dan Jenis kekerasan


Bentuk kekerasan dikategorikan dalam 5
kelompok
Kekerasan seksual
Kekerasan fisik
Kekerasan psikis
Gabungan 2 atau 3 gejala diatas
Penelantaran (pendidikan, gizi,
emosional)
Berdasarkan tempat terjadinya

Kekerasan di dalam rumah tangga


(domestik)
Kekerasan di tempat kerja atau sekolah
Kekerasan di daerah konflik/pengungsian

Berdasarkan umur
1. Sebelum Lahir : akibat pukulan,
tendangan atau rudapaksa terhadap
perut ibu hamil
2. Bayi : pembunuhan dan penelantaran
bayi
3. Pra remaja : perkawinan dibawah umur,
penganiayaan fisik, seks, psikis, inses,
prostitusi
4. Remaja dan dewasa : penganiayaan
oleh teman dekat, pemaksaan seks,
inses, perkosaan, pelecehan seks,
prostitusi, perkosaan dalam
perkawinan, pembunuhan oleh
pasangan, kekerasan terhadap
perempuan tidak mampu/pembantu,
kawin paksa

Hak-hak korban :

Perlindungan dari keluarga, kepolisian,


kejaksaan, pengadilan, advokat,
lembaga sosial, pihak lain baik
sementara atau sesuai penetapan
perintah pengadilan
Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
medis
Penanganan secara khusus berkaitan
dengan kerahasian korban
Pendampingan oleh Pekerja Sosial dan
Bantuan Hukum pada setiap tingkat
proses pemeriksaan
Pelayanan bimbingan rohani

(Bab IV Pasal 10)

Untuk penyelenggaraan pelayanan,


pemerintah & pemda melakukan
upaya :

Penyediaan ruang khusus di kantor


kepolisian
Penyediaan aparat, tenaga kesehatan,
pekerja sosial dan pembimbing rohani
Pembuatan & pengembangan sistem dan
mekanisme kerjasama program pelayanan
yang melibatkan pihak yang mudah
diakses oleh korban
Memberikan perlindungan bagi
pendamping, saksi, keluarga dan teman
korban

(Bab V Pasal 13)

Setiap orang yang mendengar, melihat atau


mengetahui terjadinya KDRT wajib
melakukan upaya sesuai batas
kemampuannya untuk :

Mencegah
Memberi perlindungan
Memberi pertolongan darurat
Membantu proses pengajuan permohonan
penetapan perlindungan

Dalam pelaksanaannya Pemerintah dan


Pemda dapat bekerjasama dengan
masyarakat atau lembaga sosial lainnya

(Bab V Pasal 14,15)

HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN TENAGA


KESEHATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menghindari rasa takut untuk bertanya


Menciptakan suasana yang mendukung dan
tidak menuduh
Mencurigai adanya kekerasan bila ada memar
pada tubuh pasien
Mempelajari kemungkinan bahwa korban
berada dalam keadaan bahaya
Memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai
Membuat status lengkap korban
Membantu membuat rencana penyelamatan
diri
Menjelaskan bahwa korban berhak diobati,
mendapat pertolongan dan perlindungan

9. Menyediakan waktu untuk konsultasi lebih


lanjut
10.Apabila memungkinkan, jangan memberikan
obat penenang kepada korban kekerasan
dalam RT
11.Merujuk korban kekerasan kepada LSM
sesuai persetujuannya
12.Menyediakan ruangan yang memadai untuk
menjaga kerahasiaan pasien di sara
kesehatan

PERLINDUNGAN
( Bab VI Pasal 16 38)

Dalam waktu 1 x 24 jam sejak mengetahui atau


menerima laporan KDRT, polisi wajib segera
memberi perlindungan sementara pada korban
(paling lama 7 hari sejak ditangani)

1 x 24 jam sejak memberi perlindungan, polisi wajib


meminta surat penetapan perintah perlindungan
dari pengadilan

Dalam memberi perlindungan sementara dapat


bekerja sama dengan tenaga kesehatan, pekerja
sosial, relawan pendamping dan atau pembimbing
rohani

Dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada korban, tenaga
kesehatan harus :

Memberikan kesehatan korban sesuai


dengan standar profesi
Membuat laporan tertulis hasil
pemeriksaan terhadap korban dan visum
et repertum atas permintaan penyidik
kepolisian atau surat keterangan medis
yang memiliki kekuatan hukum yang
sama sebagai alat bukti.

Pelayanan kesehatan dilakukan di


sarana kesehatan milik pemerintah,
pemda atau masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan, tenaga


sosial harus :

Melakukan konseling untuk menguatkan dan


memberikan rasa aman bagi korban;
Memberikan informasi mengenai hak-hak
korban untuk mendapatkan perlindungan dari
kepolisian dan menetapkan perintah pengadilan
Menghantarkan korban ke rumah aman atau
tempat tinggal alternatif, dan
Melakukan koordinasi yang terpadu dalam
memberikan layanan kepada korban dengan
pihak kepolisian, dinas sosial, lembaga sosial
yang dibutuhkan korban

Pelayanan pekerja sosial dilakukan di


rumah aman milik pemerintah, pemda atau
masyarakat.

Untuk kejahatan psikis dan fisik ringan serta


kekerasan seksual yang terjadi dalam relasi antar
suami isteri, maka yang berlaku adalah delik
aduan. (pasal 51-53) Maksud delik aduan adalah
korban sendiri yang melaporkan secara langsung
kekerasan dalam RT kepada kepolisian (pasal 26,
ayat 1)

Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga


atau orang lain untuk melaporkan kekerasan
dalam RT kepada pihak kepolisian (pasal 26, ayat
2)

Bila korban seorang anak, laporan dapat dilakukan


orang tua, wali, pengasuh atau anak yang
bersangkutan

PEMULIHAN KORBAN

Untuk pemulihan korban memperoleh


pelayanan dari :
Tenaga kesehatan
Wajib memeriksa korban sesuai dengan
standar profesi
Dalam hal korban memerlukan perawatan,
tenaga kesehatan wajib memulihkan &
merehabilitasi kesehatan korban

Pekerja sosial
Relawan pendamping
Pembimbing rohani
(Bab VII Pasal 39 43)

Pekerja sosial, relawan pendamping


dan atau pembimbing rohani wajib
memberikan pelayanan kepada korban
dalam bentuk pemberian konseling
untuk menguatkan dan atau
memberikan rasa aman bagi korban
Dalam rangka pemulihan terhadap
korban, tenaga kesehatan, pekerja
sosial, relawan pendamping dan atau
pembimbing rohani dapat melakukan
kerja sama.
(Bab VII Pasal 39 43)

PERILAKU KORBAN KEKERASAN


Perilaku anak korban
kekerasan

Lebih sering tidak dilaporkan, bila pelaku


ortu atau walinya sendiri
Peran profesional agar dapat mengenali
korban
Penampilan anak pada umumnya tidak memperlihatkan derajat penderitaan
Dapat dilihat dari ekspresi wajah, gerak
gerik, bahasa tubuh, bingung, cemas atau
marah terpendam

PERUBAHAN PERILAKU ANAK


KORBAN TINDAK KEKERASAN
Anak mengatakan dirinya sudah dianiaya
Membalik/menyangkal cerita yang telah
diungkapkan sebelumnya
Ketakutan yang berlebihan terhadap orang tua
Tidak lari ke orang tua utk minta tolong
Memperlihatkan tingkah laku agresif/penarikan
diri
Terlalu penurut atau pasif
Lari dari rumah atau melakukan kenakalan
remaja
Perilaku mencederai diri
Sering mau bunuh diri
Gangguan tidur

TANDA-TANDA TERJADINYA
PENELANTARAN FISIK
Gagal tumbuh fisik ataupun mental
Malnutrisi, tanpa dasar organik yang jelas
Dehidrasi
Luka atau penyakit yang dibiarkan tidak diobati
Tidak mendapat imunisasi dasar
Kulit kotor tidak terawat, rambut dengan kutukutu
Pakaian lusuh dan kotor
Keterlambatan perkembangan
Keadaan umum yang lemah, letargis dan lelah

PERUBAHAN PERILAKU
PEREMPUAN KORBAN TINDAK
KEKERASAN

Tidak mampu memusatkan pikiran atau


mengalihkan tatapan mata
Sering salah ucap dalam bicara
Penampilan tidak rapih/tidak terurus
Banyak melamun dan sulit bicara
Cemas, grogi
Tegang, tampaknya serba bingung dan panik
Memperlihatkan kebencian atau marah
Depresi, sedih, putus asa, perasaan sensitif
Percobaan bunuh diri
Cenderung merasa salah
Mudah curiga kepada orang lain

TANDA-TANDA PENGENALAN
KORBAN KEKERASAN
Korban Penganiayaan Fisik
Memar dan Bilur
Pada wajah, bibir/mulut, punggung, paha,
betis
Terdapat memar/bilur baru atau sdh
menyembuh
Corak-corak memar menunjukkan benda
Luka
lecet dan luka robek
tertentu
Di mulut, bibir, mata, kuping, lengan, tangan
Luka gigitan manusia

Patah tulang
Setiap patah tulang pada anak < 3 tahun
Patah tulang baru dan lama ditemukan
bersamaan
Patah tulang ganda/multiple
Patah tulang pada kepala, rahang dan
hidung serta patahnya gigi

Luka Bakar
Bekas sundutan rokok
Luka bakar pada tangan, kaki atau bokong
akibat kontak dengan benda panas
Bentuk luka yang khas sesuai dengan benda
panas yang dipakai

Cedera Kepala
Hematoma sub kutan dan atau sub dural
yang dapat dilihat pada foto rontgen
Bercak/area kebotakan akibat tertariknya
rambut

Lain-lain
Dislokasio/lepas sendi bahu atau pinggul
akibat tarikan
Tanda-tanda luka yang berulang

TANDA KEMUNGKINAN TERJADINYA PENGANIYAAN


SEKSUAL (SEXUAL ABUSE)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Adanya penyakit akibat hubungan seksual


Infeksi vagina yang berulang pada anak < 12
thn
Rasa nyeri, perdarahan dan atau discharge
dari vagina
Kehamilan pada usia remaja
Gangguan dalam mengendalikan bab dan bak
Cedera pada buah dada, bokong, perut, paha,
sekitar vagina atau dubur
Pakaian dalam robek dan atau ada bercak
darah
Ditemukan cairan mani di sekitar mulut,
genitalia, anus atau pakaian
Nyeri bila bak atau bab

KETENTUAN PIDANA

Jika melakukan kekerasan fisik

Maks 5 th penjara atau denda maks Rp.


15.000.000
Jika jatuh sakit/luka berat : maks 10 th penjara
atau denda maks Rp. 30.000.000
Jika korban mati : maks 15 th penjara atau denda
maks Rp. 45.000.000
Jika dilakukan oleh suami terhadap isteri atau
sebaliknya dan tidak menimbulkan penyakit dan
gangguan dalam aktifitas sehari-hari : maks 4 bl
penjara atau denda maks Rp. 5.000.000

Jika melakukan Kekerasan psikis

Jika melakukan kekerasan seksual :

Maks 3 th penjara atau denda maks Rp. 9.000.000


Jika dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya
dan tidak menimbulkan penyakit dan gangguan dalam
aktifitas sehari-hari : 4 bl penjara atau denda maks Rp.
3.000.000
maks penjara 12 th atau denda maks Rp. 36.000.000
(Pasal 8 huruf a)
Jika melakukan Pasal 8 huruf b : minimaal 4 bulan, maks
penjara 15 th atau denda min Rp. 12.000.000 maks Rp.
300.000.000
Jika mengakibatkan luka dan tidak memberi harapan akan
sembuh, gangguan daya pikir atau kejiwaan selama 4 minggu
terus menerus atau 1 tahun tidak terus menerus, gugur/matinya
janin, tidak berfungsinya alat reproduksi, penjara paling singkat 5
th paling lama 20 th atau denda min Rp. 25.000.000 dan maks
Rp. 500.000.000

Jika menelantarkan orang lain dalam lingkup Rumah


Tanggal Penjara maks 3 th atau denda maks Rp. 15.000.000

Jika mengakibatkan luka dan tidak memberi harapan


akan sembuh, gangguan daya pikir atau kejiwaan
selama 4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak
terus menerus, gugur/matinya janin, tidak
berfungsinya alat reproduksi, penjara paling singkat
5 th paling lama 20 th atau denda min Rp.
25.000.000 dan maks Rp. 500.000.000

Jika menelantarkan orang lain dalam lingkup


Rumah Tanggal Penjara maks 3 th atau denda maks
Rp. 15.000.000

( Bab VII Pasal 39 49)

Contoh kasus :

Seorang wanita, 12 tahun dihantar ibu


kandungnya ke UGD. Anak mendapat kekerasan
seksual 3 hari yang lalu oleh ayah tirinya. Anak
tampak depresi dan ketakutan. Ibu ingin
mendapat keterangan medis dan atau visum et
repertum.

Bagaimana prosedur medis terhadap pasien ini

Siapa yang berhak memeriksa? dr.umum/SpA/SpOG


Bagaimana prosedur pemeriksaan?

Bagaimana prosedur medikolegal dalam pembuatan


surat keterangan medis / Visum et repertum?
Peraturan perundangan apa saja yang harus
diperhatikan/dipertimbangkan dokter pada saat
memberikan pelayanan medis?

Seorang wanita, 40 tahun, datang ke puskesmas


dengan luka memar di bagian wajah dan dada.
Dua hari yang lalu wanita tersebut mendapat
tindakan pemukulan oleh suaminya. Pasien
memeriksakan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa parah kelainan yang ia alami.

Bagaimana prosedur medis terhadap pasien ini

Siapa yang berhak memeriksa?


Bagaimana prosedur pemeriksaan?

Edukasi apa yang dapat diberikan oleh dr?


Bagaimana prosedur medikolegal dalam pembuatan
surat keterangan medis / Visum et repertum?
Bagaimana membuat kesimpulan visum et repertum bila
diperlukan?
Peraturan perundangan apa saja yang harus
diperhatikan/dipertimbangkan dokter pada saat
memberikan pelayanan medis?

Jenis dan Bentuk V et R

Menurut Peristiwa

Menurut Barang Bukti

V et R perlukaan
Vet R kejahatan seksual
V et R jenazah
V et R psikiatrik
V et R hidup
V et R mati

Menurut Sifat

V et R sementara / lanjutan / definitif


V et R BBB / ekhumasi / TKP

Sistematika V et R

Pembukaan

Projustisia
Bagian atas sudut kiri
Untuk pengadilan
Tidak perlu diatas kertas bermaterai

Pendahuluan

Identitas pemohon, pemeriksa,


korban/BB, peristiwa, TKP
Waktu, tempat dan macam pemeriksaan
Keterangan lain sesuai surat permintaan

Sistematika V et R ................. (lanjutan)

Pemberitaan

Fakta hasil pemeriksaan medik terkait


peristiwa
Objektif
Bahasa komunikatif (bahasa Indonesia
baku, hindari istilah yang hanya lazim di
kedokteran)

Kesimpulan

Interpretasi ilmiah dokter (aspek


pertanggungjawaban)
Subjektif medik dan ilmiah

Sistematika V et R ................. (lanjutan)

Kesimpulan

Pernyataan berdasarkan keilmuwan dan


sumpah atau janji serta sesuai UU Hukum
Acara Pidana

Demikian kami uraikan dengan sejujurnya atas


sumpah dokter sesuai dengan Staadblad / Lembaran
Negara Tahun 1937 No. 350

Tanda tangan, nama dokter, cap instansi ybs.

Kesimpulan V et R

Perlukaan :

Jenis luka
Penyebab
Derajat luka
Waktu

Kesimpulan VetR
Kekerasan seksual

Memperkirakan umur

Menentukan pantas tidaknya korban dikawin

Penentuan haid pertama

Menentukan adanya tanda-tanda


persetubuhan

Perkiraan berdasar ciri seks sekunder, pertumbuhan


gigi

Tanda penetrasi penis


Tanda kekerasan di vulva/vagina
Vaginal swab
Penyakit kelamin
Tes kehamilan

Menentukan adanya tanda-tanda kekerasan

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)

Tujuan :

Pemeriksaan

mengetahui penyebab luka


Menilai derajat keparahan luka
Lege artis (Ax Tx)
Lengkapi catatan RM
Status general dan status lokalis
Terutama penilaian/diskripsi kelainan/luka
Jumlah luka
Lokasi luka (regio / koordinat thd sumbu tubuh & titk
anatomis)
Bentuk luka (sebelum dan sesudah dirapatkan)
Sifat luka
Garis batas (bentuk, tepi, sudut)
Daerah di dalam garis batas (tebing luka, dasar
luka)
Daerah sekitar luka (memar, tatoase, jelaga, bekuan
darah)
Ukuran luka

Hindari istilah interpretataif : luka tusuk / tembak,

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)

Contoh penulisan pemberitaan status generalis

Dari pemeriksaan yang telah saya lakukan ditemukan


keadaan sebagai berikut :
Pemeriksaan umum :

korban datang dalam keadaan sadar, agak pucat, tampak


sesak nafas dan gelisah dengan tekanan darah 90/50,
frekuensi denyut nadi 110 kali permenit teraba lemah,
frekuensi pernafasan 32 kali permenit dan suhu badan 36,7
derajat celcius

Pemeriksaan kelainan lokal

Pada paha .

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)

Contoh penulisan diskripsi luka

Paha : Ditemukan sebuah luka pada bagian kiri, ujung pertama


pada sisi luar setinggi 15 sentimeter dari lutut, ujung kedua
pada sisi depan setinggi 20 sentimeter dari lutut. Bentuk
sebelum ditautkan menganga dan ketika ditautkan rapat serta
membentuk garis lurus yang arahnya miring terhadap sumbu
tubuh. Garis batas luka teratur dan simetris, tebing luka rata
terdiri atas jaringan kulit, jaringan lemak, otot dan tulang.
Tidak diketemukan jembatan jaringan, dasar luka adalah
tulang paha yang pada perabaan teraba derik tulang. Daerah
disekitar garis batas luka tidak terlihat memar. Ukuran
sebelum dirapatkan panjang 13 sentimeter, lebar 6 sentimeter
dan dalam 5 sentimeter. Ketika dirapatkan panjang menjadi 15
sentimeter.
Interpretasi : luka karena kekerasan tajam (kemungkinan luka
bacok)

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)


Luka ringan
Definisi

Contoh penulisan kesimpulan

Luka yang tidak


1.
menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan
pekerjaan jabatan atau
pekerjaan mata
pencahariannya
2.
(psl 352 KUHP)

Pada dahi orang tersebut ditemukan


memar akibat persentuhan dengan
benda tumpul yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan menjalankan
pekerjan mata pencahariannya sebagai
pegawai negeri.
Pada orang tersesbut ditemukan luka
lecet di pergelangantangan sebelah kiri
akibat persentuhan dengan benda
tumpul. Luka tersebut tidak
menimbulkan penyakit atau halangan
dalam menjalankan pekerjaan
jabatannya sebagai mahasiswa dan ibu
rumah tangga.

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)


Luka sedang
Definisi

Contoh penulisan kesimpulan

Luka yang dapat


menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan
jabatan/pekerjaan mata
pencahariannya untuk
sementara waktu
(Sementara waktu harus
dinyatakan berapa hari)

1.

2.

Ditemukan luka robek pada pelipis sebelah


kanan. Luka tersebut disebabkan
persentuhan dengan benda tumpul.
Akibatnya korban tidak dapat menjalankan
pekerjaan pencahariannya sebagai sopir
selama tujuh hari.
Pada orang tersebut ditemukan patah
tulang paha sebelah kanan akibat
persentuhan dengan benda tumpul. Patah
tulang tersebut sekarang belum sembuh
dan sudah 1,5 bulan lamanya menyebakan
korban tidak dapat menjalankan pekerjaan
pencahariannya sebagai polisi. Diharapkan
patah tulang tersebut sembuh sempurna
dalam waktu 1,5 bulan lagi dan selama
waktu tersebut korban tidak akan dapat
menjalankan pekerjaannya.

V et R pada Kasus Kekerasan (perlukaan)


Luka berat
Definisi

Contoh penulisan kesimpulan

1.

1. Pada orang tersebut ditemukan luka robek pada selaput


bening mata kiri akibat persentuhan dengan benda
tumpul. Luka tersebut tidak dapat diharapkan sembuh
dengan sempurna.
2. Pada orang tersebut ditemukan luka tusuk di dada kiri
menembus paru kiri yang menyebabkan paru tersebut
mengempis serta perdarahan. Keadaan tersebut dapat
mendatangkan bahaya maut
3. Pada orang tersebut didapatkan lima buah luka iris
akibat persentuhan dengan benda tajam sehingga
menimbulkan jaringan parut. Akibatnya ia mendapatkan
rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan mata
pencahariannya sebagai peragawati
4. Pada orang tersebut ditemukan memar pada perut
akibat persentuhan dengan benda tumpul sehingga bayi
yang dikandungnya meninggal dunia

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penyakit atau luka yang


dapat tidak dapat diharapkan
sembuh dengan sempurna
Luka yang mendatangkan
bahaya maut
Rintangan menjalankan
pekerjaan jabatan atau
pekerjaan pencahariannya
Kehilangan salah satu dari
panca indera
Cacat berat atau hilangnya
salah satu anggota badan
Mengakibatkan kelumpuhan
Mengakibatkan gangguan
daya pikir 4 minggu atau
lebih
Mengakibatkan keguguran
atau matinya janin dalam
kandungan

V et R pada Kasus Kejahatan Seksual

Tugas dokter dalam kasus delik kesusilaan / kejahatan


seksual

Menentukan adanya tanda-tanda persetubuhan

Menentukan adanya tanda-tanda kekerasan


Memperkirakan umur

Tanda penetrasi penis


Tanda kekerasan di vulva/vagina
Vaginal swab
Penyakit kelamin
Tes kehamilan

Perkiraan berdasar ciri seks sekunder, pertumbuhan gigi

Menentukan pantas tidaknya korban dikawin

Penentuan haid pertama

Langkah-langkah penanganan
korban kekerasan seksual pada wanita

Orang pertama yang menjumpai korban


hendaknya :

Tenangkan korban, berikan dukungan emosiaonal yg


penuh
Segera laporkan ke polisi terdekat
Korban tidak boleh mandi atau berganti pakaian
Amankan barang yang tercecer dari tubuh korban,
berikan ke polisi
Segera dihantar periksa ke pelayanan kesehatan

Dokter pemeriksa

Segera periksa korban, meski tanpa surat permintaan v


et r
Anjurkan korban/keluarganya segera lapor ke polisi

Pemeriksaan medis dan penanganan BB oleh dokter

Anamnesis/allo anamnesis

Persiapan pemeriksaan fisik


Pasien membuka alas kaki
Pasien membuka pakaian di atas selembar kertas, agar kalau
ada BB mudah terlihat
Bila ada bercak pada pakaian beri tanda dan keringkan pada
suhu kamar biasa
Kemas barang bukti dalam kantong
Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan daerah kelamin

Mulai dari kepala sampai anggota gerak, terakhir daerah kelamin,


catat setiap kelainan. Kemas setiap BB (rambut, kerokan kuku,
bercak dll) dalam kantong secara terpisah
Dimulai menyisir rambut kelamin, kumpulkan rambut yang rontok
Ambil cabutan rambut korban
Ambil swab vagina dan dubur

Pemeriksaan penunjang

Terapi : beri terapi sesuai kebutuhan, lakukan konsultasi


atau rujuk kepada ahli yang sesuai

Pokok-pokok penulisan pemberitaan


dan kesimpulan pada kasus kejahatan seksual

Telah diperiksa wanita dewasa, menurut keterangannya


(atau dari polisi pengantar) berumur.. tahun,
belum/sudah kawin dan belum/sudah pernah bersalin,
emosional tenang/sedih dan menangis, tidak
terdapat/terdapat tanda-tanda di bawah pengaruh
alkohol/obat bius/obat tidur. Tidak terdapat luka/terdapat
luka di .. yang disebabkan oleh kekerasan, tanda seks
sekunder berkembang/belum berkembang, selaput darah
utuh/robek lama/baru di bagian.pada jam . Sel mani
negatif/positif dalam cairan liang senggama/mulut rahim,
kuman penyakit kelamin ada/tidak, ditemukan tanda
kehamilan/tidak

Telah diperiksa seorang wanita umur 30 tahun, ditemukan


tanda-tanda persetubuhan yang dilakukan pada laki-laki
berdarah O. Ditemukan luka-luka lecet dan memar pada
leher akibat cekikan.

SALAH SATU KEKERASAN PADA


ANAK ??

Doa Penutup

Anda mungkin juga menyukai