Imaturitas &
Prematuritas
II.
Malformasi Kongenital
Totok Utoro
Bagian Patologi Anatomik FK UGM
Magnitude of
the Problem
Di Amerika lebih kurang seperempat juta bayi dilahirkan cacat
(defek kelahiran) per tahun
1 di antara 50 kelahiran mengalami
anomali kongenital utama
1 di antara 100 kelahiran mengalami abnormalitas gen tunggal
1 di antara 200 kelahiran mengalami
abnormalitas kromosom penting
Prematuritas
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
(pada umumnya berat badan < 2500 g
Penyebab mortalitas neonatal terbanyak
kedua (sesudah anomali kongenital)
Prematuritas
Faktor predisposisi untuk
terjadinya prematuritas:
1. Preterm premature rupture of placental
membrane (ketuban pecah awal)
2. Infeksi intrauterin
3. Abnormalitas struktur uterus, cervix, dan
plasenta
4. Kehamilan ganda (multiple gestation)
6
2. Infeksi intrauterin - 1
Penyebab persalinan prematur baik dengan
membran utuh atau robek
25% dari seluruh kasus kelahiran prematur
Makin muda kehamilan makin tinggi frekwensi
infeksi intra-amniotik
Agen infeksi: Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis,
Trichomonas, gonorrhoea, Chlamydia
Histologik: chorioamnionitis dan funisitis
10
2. Infeksi intrauterin - 2
Dapat silent secara klinis, atau kultur negatif
Biasanya ada peningkatan sitokin (IL-6) atau
GCSF maternal
Sel-sel radang yang datang ke tempat radang
akan memicu persalinan preterm dengan 2
cara:
- Pelepasan kolagenase & elastase ROM
- Pelepasan prostaglandin induksi kontraksi
otot polos
11
TORCH
Suatu komplek gejala dan tanda klinis
yang mirip satu sama lain, akibat infeksi
fetal / neonatal oleh berbagai
mikroorganisma:
- T toxoplasma
- R rubella
- C cytomegalovirus
- H herpes simplex virus
12
TORCH
Untuk mengingatkan klinisi bahwa
pemeriksaan salah satu penyakit harus
diikuti oleh 3 yang lain (kemiripan)
O untuk others: syphilis, tbc, listeriosis,
leptospirosis, varicella-zoster virus, EBV,
mungkin perlu ditambah dengan HIV dan
B19 (human parvovirus)
13
Torch
Complex
Children infected in
utero with toxoplasma,
rubella, CMV, or herpes
simplex virus show remarkably similar effects.
14
Others
SYPHILIS
Rhinitis: saddle nose
Skin: rhagade (cracks & fissures)
Visceral organs: pneumonia alba (pale
hypocrepitant lung)
Teeth: Hutchinson teeth & mulberry
molars
Bones: periostitis sabel been (saber
shin)
15
Others
SYPHILIS
Eye: interstitial keratitis scars &
opaque blind
Nervous system:
- meningitis: convulsion, mild hydrocephalus, mental retardation
- Meningovascular syphilis: Hutchinson
triad deafness, interstitial keratitis,
notch incisor teeth
16
3. Abnormalitas uterus,
cervix, struktur plasenta
Fibroid uterus
Cervix inkompeten
Plasenta previa
Solutio placentae (abruptio
placentae)
17
4. Kehamilan ganda
(multiple gestation)
Memberikan tekanan berlebih dalam
uterus merangsang his
18
20
Etiologi
FGR: 1. Fetal
Etiologi
FGR: 2. Placental
Kromosom Mosaik
A. General
B. Terbatas plasenta
23
Etiologi
FGR: 3. Maternal
Intrinsik
Penyakit vaskular: pre-eklamsia,
hipertensi kronis
Ekstrinsik
Obat / bahan kimia: narkotik, alkohol,
merokok, malnutrisi
Malnutrisi
24
25
Imaturitas
maturitas bayi baru lahir morfologik &
fisiologik
Kematangan organ berbeda / bervariasi
dari hari (paru) sampai tahun (otak)
26
Imaturitas
Sering sebagai penyebab utama kematian bayi
(terutama bayi prematur dini)
Perlu dipelajari imaturitas organ vital:
- paru
- ginjal
- hati
- otak
27
PARU
Setengah umur fetus pembentukan sistem
percabangan perpipaan dari foregut trachea,
bronchi, bronchioli
Bulan ke 7 mulai pembentukan alveoli, mulai
dengan stadium glandular dengan epitel kuboid
dan banyak jaringan ikat intralobular
Minggu 26-32 perubahan epitel glandular
menjadi pipih epitel alveolar tipe I dan II
Paru lengkap umur 8 th
28
Schematic
Diagram of
Lung
Maturation
29
30
31
PARU
Sel pelapis alveoli vetal tidak berubah
menjadi pneumocyte tipe I dan II sampai
kehamilan akhir
Alveoli fetal berisi cairan amnion keluar
saat persalinan diganti udara karena
surfaktan
32
PARU
Pada bayi imatur tidak mampu
mengeluarkan cairan mati jalan
napas berisi sel-sel pipih dan lanugo
Surfaktan menjaga supaya alveoli tetap
terbuka
Surfaktan terdiri dari: beberapa fosfolipid,
75% fosfatidilkholin (lecithin), dan 10%
fosfatidil-gliserol (muncul sesudah
kehamilan minggu 36)
33
Retention of
amniotic fluid in
the lung of a
premature newborn
Incompletely expanded lung,
contains squames (arrows)
consisting squamous epithelial
cells shed into the amniotic fluid
from the fetal skin.
36
Patogenesis
RDS
37
38
39
40
Komplikasi RDS
1.Displasia bronkhopulmonar
Umumnya pada bayi <1500g dengan respirator
toksisitas oksigen hipoksia, asidosis, ketergantungan oksigen, gagal jantung kanan
Mikroskopik: hiperplasi epitel bronkus, metaplasi
di bronki dan bronkioli, atelektasis, edema
interstitial, dan penebalan membrana basalis
alveoli
41
Komplikasi RDS
2.Perdarahan otak intraventrikular
Vena di daerah periventrikular berdinding tipis
mudah robek
3.Paten Ductus Arteriosus
left to right shunt gagal jantung kongestif
perlu koreksi duktus
4.Enterokolitis Necrotikans
Ischemia mukosa intestinal nekrosis
kolonisasi bakteri Clostridium difficile
Lesi: enterokolitis pseudomembranosa, sampai
gangren dan perforasi
42
Intraventricular
Hemorrhage in
the premature
infat with RDS
43
Enterokolitis Necrotikans
Enterokolitis Necrotikans
Ginjal
Pada bayi prematur dini pembentukan glomeruli
belum lengkap glomeruli primitif zona
subkapsular organoid (dengan epitel kuboid)
Glomeruli yang lebih dalam terbentuk lebih
sempurna dapat/mampu menyokong fungsi
ginjal survival
46
47
Normal Glomerulus
48
49
Normal Glomerulus
Single
glomerular
loop
HATI
Pada bayi prematur ukurannya relatif besar
Fungsi liver kurang dibanding ukuran atau
maturitasnya
Banyak fungsi hati yang tak dapat dipenuhi
(tidak adekwat)
Hampir setiap bayi baru lahir terutama BBLR
mengalami perioda sesaat icterus fisiologik pada
minggu pertama kehamilan terjadi karena
penghancuran eritrosit fetal dan fungsi
ekskretorik empedu sel hati tidak adekwat
51
OTAK
Belum berkembang penuh pada bayi prematur
dini
Permukaan masih halus, tidak seperti pada
dewasa
Substansi otak lunak, gelatinous, mudah hancur
Mielinisasi serabut syaraf masih belum lengkap
Pusat otak yang vital sudah cukup berkembang
bahkan pada bayi immatur cukup dapat
memelihara fungsi CNS
52
OTAK
Pusat otak yang vital sudah cukup
berkembang bahkan pada bayi immatur
cukup dapat memelihara fungsi CNS
Homeostasis belum sempurna kesulitan
memelihara:
- batas temperatur normal yang konstan
- pengendalian vasomotor jelek
- respirasi tak teratur
- kelumpuhan (kelemahan) otot
- sedikit keringat
53
Apgar Score
Penetapan maturitas neonatal secara klinis
dapat ditentukan pada menit 1 dan 5 pos-partum
Parameter yang dipakai diperkenalkan oleh
Virginia Apgar Apgar score
Makin tinggi angka penilaian (score) makin baik
kondisi klinisnya
Apgar 1 menit index asfiksia perlu bantuan
ventilasi atau tidak
Apgar 5 menit kerusakan neurologik persisten
- BB<2000g, AS:9 MR<5%
AS:3 MR 80%
54
APGAR Score
55
RESUME
Organ Immaturity is a Cause of Neonatal
Problem
RDS of the Newborn Reflects a Deficiency
of Surfactant
56
II.
Malformasi
Kongenital
57
malformasi
Istilah yang dipakai untuk keadaan
didapatkan pada saat lahir, berupa
defek morfologik atau abnormalitas
suatu organ, bagian, atau regio
anatomik, akibat dari mekanisma
morfogenesis yang terganggu.
58
Anomali Kongenital
Defek morfologik yang dibawa
sejak lahir
Beberapa anomali belum tampak
secara klinis setelah bertahun
kemudian, misalnya defek pada
jantung dan anomali ginjal
59
Anomali Kongenital
3% neonatus mengalami anomali
utama, berhubungan dengan kosmetik
dan fungsi
Mungkin sejak awal 20% ovum yang
dibuahi sudah mengalami kelainan
blighted ovum
abortus..stillbirthcacat lahir
60
Penelitian/pengumpulan data
teratogen untuk manusia
dengan cara:
Survei populasi
Studi prospektif dan retrospektif
malformasi tunggal
Investigasi laporan tentang efek
samping obat atau bahan kimia
lainnya
62
63
1. Kerentanan (susceptibility)
terhadap teratogen bervariasi
Asumsinya determinan pokok variabilitasnya
adalah genotipe fetus dan ibu
Eksperimental: tikus inbred rentan terhadap
beberapa teratogen dan yang lain tidak
Fetal alcohol syndrome anak dari ibu
alkoholik rentan sedang yang lain tidak
(resisten)
64
65
4. Teratogenesis
tergantung pada dosis
Teoritis berarti bahwa setiap teratogen harus
punya dosis aman
Menurut pengalaman setiap perempuan hamil
harus dihindarkan dari semua teratogen, karena
banyaknya determinan teratogenesis dosis
aman absolut tidak ada
68
69
Eror Morfogenesis
70
Eror Morfogenesis 1 a
Perkembangan intra-uteri dan post-natal
tergantung pada urutan aktivasi dan
represi gena yang diturunkan dari orang
tua
Telur yang dibuahi mempunyai semua
gena orang tua, tetapi hampir semuanya
tidak aktif baru aktif (secara spesifik)
pada saat zigot mulai membelah
71
Eror Morfogenesis 1 b
Gena yang teraktivasi secara abnormal
atau berstruktur abnormal pada masa
zigot dan embrio awal kematian
Pengaruh lingkungan (toxic exposure)
pada stadium pre-implantasi
memberikan efek all or nothing
konseptus mati atau selamat terus
berkembang
72
Eror Morfogenesis 2a
Jejas pre-implantasi Konseptus
mati sering tidak diketahui
dikira menstruasi biasa
Kalau blastomer memisah
(separasi) bayi kembar
73
Eror Morfogenesis 2b
Jejas pada hari 8-10 fertilisasi
separasi blastomer inkomplet
incomplete conjoined twins:
craniopagus, thoracopagus,
ischiopagus
Kembar siam asimetrik satu
bayi komplet dengan kembaran
rudimenter atau hipoplastik
(fetus in fetu)
74
Eror Morfogenesis 3a
Jejas pada masa implantasi sampai
organo-genesis awal menyebabkan
abnormalitas perkembangan komplek
pada beberapa sistem organ
75
Eror Morfogenesis 3b
Abnormalitas tumbuh kembang
mungkin karena kesalahan aktivitas
gena atau efek dari toksin eksogen
Pembentukan sistem organ primordial
paling rentan terhadap teratogenesis
(lihat gambar)
76
77
Eror Morfogenesis 4
Gangguan atau disorganisasi morfogenesis
berakibat berat (mayor) atau ringan
(minor) pada berbagai tingkatan:
1. Sel dan jaringan
2. Organ dan sistem organ
3. Regio anatomik
78
Kesalahan morfogenesis:
I. Malformation - 1
Malformasi berhubungan dengan defek
morfologik atau abnormalitas organ, atau
regio anatomik, akibat morfogenesis yang
terganggu
Malformasi menunjukkan kesalahan
morfogenesis primer, dalam arti telah ada
proses pertumbuhan / perkembangan
abnormal intrinsik
80
Kesalahan morfogenesis:
I. Malformation - 2
Etiologi lebih multifaktorial dari pada
defek kromosom atau gena tunggal
Kisaran berat ringannya: insidental
letal, bisa organ tunggal atau multipel
81
82
Cleft lip
83
84
Stillbirth
85
Kesalahan morfogenesis:
II. Disruption
Akibat dari destruksi
sekunder pada organ
atau sebagian dari
badan, yang tadinya
tumbuh normal
gangguan
morfogenesis
ekstrinsik
Amniotic band:
contoh klasik
disruption
lembaran amnion
dari atas ke bawah
melingkari dan
menekan kaki
86
Kesalahan morfogenesis:
III. Deformation 1
Juga suatu gangguan morfogenesis
ekstrinsik
Mengenai 2% neonatus dalam
berbagai derajat / tingkatan
Patogenesis: penekanan lokal atau
menyeluruh pada fetus yang sedang
tumbuh oleh kekuatan biomekanikal
abnormal abnormalitas struktural
87
Kesalahan morfogenesis:
III. Deformation 2
Faktor yang mendasari: tekanan uterus,
misalnya pada kehamilan 35-38 minggu
pertumbuhan bayi cepat relatif lebih
cepat dari pada uterus
Faktor lain (maternal): uterus kecil,
uterus bikornis, leiomioma.
Fetal: oligohidramnion, kembar banyak,
presentasi abnormal
Contoh: clubfeet, sering sebagai
komponen Potter sequence
88
Kesalahan morfogenesis
IV. Sequence
Pola anomali kaskade
Kira-kira separo kasus anomali kongenital
muncul tunggal, sisanya multipel
Dalam beberapa keadaan , konstelasi anomali
dapat dijelaskan dengan aberasi lokal tunggal
dalam organogenesis (malformation, disruption,
atau deformation)
Contoh yang bagus: Potter squence/complex
oigohidramnion
89
90
91
92
93
Oligohidramnion
94
Kesalahan morfogenesis
V. Syndrome
Konstelasi anomali kongenital yang diyakini
berhubungan dengan proses patologik
Biasanya disebabkan oleh agen etiologik
tunggal misalnya infeksi virus atau
abnormalitas kromosom spesifik, yang
secara simultan menyerang beberapa
jaringan
95
Malformasi Kongenital
Bentuk-bentuk malformasi dapat sebagai:
(INTRINSIK)
Agenesis
Aplasia
Hipoplasia
Anomali dysraphic
Kegagalan involusi
Kegagalan pemisahan
Atresia
Displasia
Ektopia atau heterotopia
Distopia
96
Agenesis
Tidak terbentuk primordium organ (anlage)
Manifes sebagai:
- tidak didapatkan organ, mis. agenesis ginjal
- tidak ada sebagian organ, misalnya korpus
kalosum dalam otak
- tidak adanya jaringan atau sel dalam organ,
misalnya tidak adanya sel benih dalam
testis (infertilitas kongenital: Sertoli cell only
syndrome)
97
Aplasia
Tidak terbentuknya organ karena
anlage tidak tumbuh sama sekali
atau tumbuh rudimenter
Misalnya aplasia paru artinya
keadaan bronkus utama berakhir
buntu di dalam jaringan ikat dengan
saluran/duktus rudimenter tidak
ada jaringan parenkim paru
98
Hipoplasia
Ukuran organ lebih kecil dari pada normal
karena pertumbuhan yang tidak lengkap
(penuh)
Contoh : - mikroftalmia (microphthalmia)
- micrognathia
- microcephaly
99
Anomali Dysraphic
Defek akibat kegagalan 2 bagian yang
berseberangan (pasangan) untuk menyatu
Kegagalan fusi neural tube (canalis spinalis)
dan tulang pendukungnya, jaringan lunak,
atau kulit beberapa defek yang bervariasi
dari anomali ringan misalnya spina bifida
occulta, sampai anomali berat misalnya
anencephaly.
100
Kegagalan involusi
Menggambarkan persistensi struktur
embrionik atau fetal pada tingkatan
pertumbuhan tertentu yang seharusnya
sudah hilang
Contoh: duktus tiroglosus persisten
101
Kegagalan pemisahan
Terjadi karena pembelahan tak
lengkap jaringan embrionik, ketika
proses ini tergantung pada apoptosis
Contoh: sindaktili
102
Atresia
Defek yang terjadi karena pembentukan
lumen tidak lengkap
Organ berlumen berasal dari lonjoran
kumpulan sel apoptosis bagian tengah
lumen
Contoh atresia esofagus, atresia ani
103
Displasia
Proses abnormal pembentukan jaringan
dari sel abnormal histogenesis
Contoh: tuberous sclerosis: yaitu suatu
pertumbuhan abnormal otak berupa
benjolan berisi sel-sel otak normal dengan
susunan yang tak seharusnya
104
105
Distopia
Menetapnya organ pada tempat saat awal
pertumbuahan
Contoh:
- ginjal distopik
- testis: undescensus testiculorum
(cryptorchydismus)
106
Clinically Important
Malformations Occur in Many
Organs and
Have Diverse Effects
1.Anensefali dan defek
canalis spinalis lain
2.Malformasi karena
thalidomide
3.Sindroma hidantoin fetal
4.Sindroma alkohol fetal
5.Komplek Torch
107
Malformasi Kongenital
EKSTRINSIK:
Obat-obatan/bahan kimia:
Malformasi karena thalidomide
Sindroma hidantoin fetal
Sindroma alkohol fetal
Infeksi:
TORCH
Syphilis
108
Anencephaly
Akibat anomali disrafi
kegagalan fusi neural tube
(canalis spinalis) dan tulang
pendukungnya, jaringan lunak,
atau kulit beberapa defek
yang bervariasi dari anomali
ringan misalnya spina bifida
occulta, sampai anomali berat
misalnya anencephaly.
109
110
112
TORCH Complex
Bayi yang terinfeksi in utero
oleh toxoplasma, rubella,
CMV,atau HSV menunjukkan
efek yang sama
113
114