Anda di halaman 1dari 41

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP > Paket 1

Penyakit HIV/AIDS (Acquired Immunodeficiency


Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan
tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan
vagina, air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem
kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan
turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit infeksi

Pelatihan IPP - Paket 1

Di Indonesia, sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah

orang dengan penyakit HIV dan AIDS pada kelompok orang


berperilaku risiko tinggi tertular HIV yaitu para pekerja seks
komersial dan penyalahgunaan NAPZA suntikan di beberapa
provinsi seperti DKI Jakarta, Riau, Bali, Jawa Barat dan Jawa
Timur, sehingga provinsi tersebut tergolong sebagai daerah dengan
tingkat epidemi terkonsentrasi (concentrated level of epidemic).

Pada tahun 2008, diseluruh dunia, diperkirakan 33 juta orang hidup

dengan HIV. Setiap harinya terdapat 7.400 infeksi baru HIV 96%
dari jumlah tersebut berada di negara dengan pendapatan menengah
ke bawah. Daerah subsahara di Afrika merupakan daerah dengan
prevalensi HIV terbesar, mencakup 67% dari jumlah keseluruhan
orang yang hidup dengan HIV

Pelatihan IPP - Paket 1

CITRA USADHA INDONESIA


Pelatihan IPP - Paket 1

- Senggama vaginal / anal tanpa kondom.


- Fellatio dengan ejakulasi.
- Cunilingus waktu menstruasi.
- Kontak oral-anal.
- Pria homoseksual.
- Pecandu obat bius iv.
- Penerima transfusi darah.
- Wanita & pria tuna susila.
- Pria & wanita dengan banyak mitra seksual.

Pelatihan IPP - Paket 1

PATOGENESIS
HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang

memiliki reseptor membran CD4, yaitu sel T-helper (CD4+).


Integrasi dengan DNA sel penjamu menghasilkan suatu provirus dan
memicu transkripsi mRNA. mRNA virus kemudian ditranslasikan menjadi
protein struktural dan enzim virus.
Sel limfosit CD4+(T helper) berperan sebagai pengatur utama respon imun,
terutama melalui sekresi limfokin.
Pada awal infeksi, dalam beberapa hari dan minggu, sistem imun belum
terganggu
Pada sistem imun yang sehat, jumlah limfosit CD4+berkisar dari 600sampai
1200/ l darah. Segera setelah infeksi virus primer, kadar limfosit CD4 + turun
di bawah kadar normal untuk orang tersebut.

Pelatihan IPP - Paket 1

Penyebab HIV adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus


yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus
ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan
di Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy
Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat
pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas
kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama firus
dirubah menjadi HIV.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Manifestasi klinik infeksi HIV primer bervariasi, tetapi pasien sering

mengalami gejala viral atau mononucleosis like illness seperti demam,


faringitis, dan adenopati. Pada HIV terdapat 4 fase stadium klinik dengan
masing-masing stadium klinik memiliki tanda dan gejala yang berbeda.
Sebagian besar anak lahir dengan HIV tanpa gejala.
Gejala

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Sasaran Terapi
- Mencapai efek penekanan maksimum replikasi virus HIV.
- Peningkatan limfosit CD4
Tujuan Terapi
- Memperbaiki kualitas hidup.
- Mencegah infeksi opurtunistik.
- Mencegah progresi penyakit.
- Mengurani transmisi kepada yang lain.
- Penurunan mortalitas dan morbiditas

Pelatihan IPP - Paket 1

- Farmakologi

: Obat antiretroviral (ARV).

- Non Farmakologi : Kontak seksual sebaiknya memakai


kondom; Tidak melakukan ganti-ganti pasangan; Memberikan
asupan gizi yang baik untuk meningkatkan imunitas penderita;
Tidak memakai alat suntik secara bersama-sama; serta rutin
melakukan monitoring imunologi dan virologi.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pemilihan Obat ARV lini pertama yang ditetapkan oleh


pemerintah adalah : 2 NRTI + 1 NNRTI

Pelatihan IPP - Paket 1

Paduan Lini Pertama yang direkomendasikan pada orang


dewasa yang belum pernah mendapat terapi ARV.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Gunakan paduan antiretroviral yang mengandung

aktivitas terhadap HBV dan HIV, yaitu TDF + 3TC atau


FTC untuk peningkatan respon VL HBV dan penurunan
perkembangan HBV yang resistensi obat. Pada
pengobatan ARV untuk koinfeksi hepatitis B perlu
diwaspadai munculnya hepatic flare dari hepatitis B.
Penampilan flare khas sebagai kenaikan tidak terduga
dari SGPT/SGOT dan munculnya gejala klinis hepatitis
(lemah, mual, nyeri abdomen, dan ikterus) dalam 6-12
minggu pemberian ART. Flares sulit dibedakan dari
reaksi toksik pada hati yang dipicu oleh ARV atau obat
hepatotoksik lainnya seperti kotrimoksasol, OAT, atau
sindrom pulih imun hepatitis B.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Mengapa Odha masih tampak sehat.


Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik,
memiliki masa inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1

Window
period
1 3, bahkan
6 bulan

STADIUM 2

HIV +
Asimptomatik
5 10 tahun

STADIUM 3

HIV+ dengan
gejala
penyakit
> 1 bulan

STADIUM 4

AIDS
CD4 < 200
1 2 th.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Dikenal dengan ESSE :

EXIT: keluar.
SUFFICIENT: cukup
SURVIVE: virusnya hidup
ENTER: masuk.

HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan

dalam keadaan hidup masuk ke dalam tubuh lain.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

CEGAH HIV
DENGAN
A

B C

A: Abstinence
B: Be Faithfull
E

C: Condom
D: No Drugs
E: Education

Pelatihan IPP - Paket 1

Kasus 1:
1.Bapak TN sudah didiagnosis menderita HIV sejak 10 tahun yang lalu, gejala saat ini adalah dia
mengalami komplikasi candidiasis, toksoplasmosis cerebral, CMV retinitis. Kondisi fisiknya
memburuk sejak 1 minggu lalu. Kadar SGOT dan SGPT meningkat,
Pengembangan kasus :
a.Pasien menderita hepatitis
b.LDL : 130 mg/dL, Trigliserida : 200 mg/dL
c.Pasien sering merokok dan alkoholik
Diagnosa : HIV stage 3. Candidiasis, toksoplasmosis cerebral, CMV retinitis
Pertanyaan:
1.Analisis kasus di atas dengan metode SOAP atau FARM (sertakan data CD 4 norml dan VL
2.Berikan terapi non farmakologi dan farmakologi yang tepat untuk pasien diatas
Berikan alasan pemilihan obatnya.
a.Berikan Monitoring dan follow up terapi yang diberikan
b.Berikan KIE yang tepat untuk pasien di atas

Pelatihan IPP - Paket 1

: Bapak TN.
Nama
: Candidiasis, toksoplasmosis
Komplikasi

cerebral, CMV retinitis, hepatitis.


Kondisi fisiknya memburuk sejak 1 minggu lalu.
Perokok dan alkoholik

OBJECTIF
Hasil

Trigliserida :
LDL
CD4 + : < 200
sel/l

Pemeriksaan
Laboratorium
200 mg/dL
130 mg/dL
-

Nilai Normal

Keterangan

< 200 mg/dL

Tinggi

130 mg/dL
600 1200 sel/l

Normal
Pelatihan IPP - Paket 1

PROBLEM
MEDIK
HIV Stage 3

SUBJECTIF

- Kondisi fisik
memburuk
Candidiasis
sejak 1
minggu lalu
Toksoplasm - Komplikasi
osis celebral
penyakit
- Kadar SGOT
CMV retinis
dan SGPT
meningkat
Hepatitis

OBJECTIF
- LDL : 130 mg/dl
- Trigliserida
: 200
mg/dl

TERAPI

DRP
Pasien belum
diterapi

Pelatihan IPP - Paket 1

Terapi HIV untuk pasien Hepatitis

Anjuran Pemilihan Obat ARV lini pertama yang

ditetapkan oleh pemerintah adalah : 2 NRTI + 1


NNRTI
Mulailah terapi antiretroviral dengan salah satu
dari paduan di bawah ini:

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Guideline Terapi Candidiasis

Pelatihan IPP - Paket 1

Viread (Tenofovir / TDF)


Komposisi obat : Tenofovir disoproxil fumarat 300 mg
Indikasi: Terapi lini kedua pengobatan HIV-1, dalam kombinasi

dengan antiretroviral lainnya;Pengobatan hepatitis B kronikpada


pasien dewasa dengan penyakit hati kompensasi dan dekompensasi.
Dosis : 300 mg; diberikan single dose setiap 24 jam
Merupakan ARV lini kedua pada terapi HIV dan digunakan dalam
kombinasi dengan AR yang lain pada pasien dengan Hepatitis

Lamivudine
Indikasi: infeksi HIV progresif, dalam bentuk sediaan kombinasi

dengan obat-obat antiretroviral lainnya. infeksi hepatitis B kronik dengan


bukti adanya replikasi virus hepatitis B.
Dosis:150 mg dua kali sehari (sebaiknya tidak bersama makanan);
dosis yang direkomendasikan untuk hepatitis B kronik 100 mg sehari
satu kali; ANAK di bawah 12 tahun, keamanan dan khasiatnya belum
diketahui.

Pelatihan IPP - Paket 1

Efavirens 600 mg; diberikan single dose 24 jam (malam) hari

Indikasi: pengobatan infeksi HIV pada dewasa, remaja


dan anak, dalam bentuk kombinasi dengan obat
antiretroviral lainnya.
Dosis :
untuk dewasa yang direkomendasikan adalah 600 mg, sekali

sehari. Dosis untuk remaja di bawah 17 tahun dengan berat >40 kg


adalah 600 mg. Dapat diminum dengan atau tanpa makan. Tidak
dianjurkan untuk anak-anak yang beratnya kurang dari 40 kg.

Gemfibrosil
Indikasi : hiperkolesterolmia, hipertrigliseridemia, dyslipidemia.
Dosis : 300 mg; 2x1 kapsul. Dimunum 30menit sebelum makan
pagi dan malam hari.

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP - Paket 1

Indikasi
Dosis

Mengobati candidiasis pada rongga mulut.


4 x sehari 1 6 mL diteteskan kedalam rongga mulut dan ditahan
beberapa waktu sebelum ditelan.

Kontraindikas

Lama terapi : 7-14 hari.


Hipersensitif.

i
Interaksi Obat
Efek Samping
Harga Obat
Alasan

Kadang-kadang dijumpai diare, mual, muntah dan gangguan GI.


Botol 12 mL susp. Rp 26.930,Nystatin efektif dalam pengobatan candidiasis yang disebabkan

Pemilihan

oleh fungi.

Obat

Pelatihan IPP - Paket 1

Menggunakan kondom untuk menghindari tertular kembali dengan

tipe HIV yang berbeda


Gunakan air bersih. Simpan air dengan benar agar tidak tercemar
(jangan memasukkan tangan, gunakan gayung untuk mengambil air).
Air yang kotor dapat menyebabkan diare dan penyakit lainnya.
Memasak makanan dengan benar. Masak makanan sampai matang
dan panaskan air sampai mendidih untuk membunuh kuman. Jangan
menyimpan makanan lebih dari 24 jam.
Gunakan antiseptik. Bersihkan luka terlebih dahulu sebelum diberikan
antiseptik.
Gunakan kelambu untuk menghindari malaria.
Berolahraga secara teratur agar tubuh lebih sehat dan menjaga
kesehatan otot. Berolahraga juga dapat mengurangi rasa stres.
Mengkonsumsi makanan yang dapat menambah berat badan dengan
cara mengkonsumsi makanan yang berprotein tinggi, mengandung
karbohidrat dan lemak. Hindari gula dan makanan yang manis,
karena dapat membahayakan kesehatan gigi dan mulut.
Pelatihan IPP - Paket 1

Meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat untuk

keberhasilan terapi ARV dan juga agar dapat menghindari intoleransi


maupun resistensi.
Pasien diberi informasi dasar tentang pengobatan ARV, rencana terapi,
kemungkinan timbulnya efek samping dan konsekuensi ketidakpatuhan.
Perlu diberikan informasi yang mengutamakan aspek positif dari
pengobatan sehingga dapat membangkitkan komitmen kepatuhan
berobat.
Mengingatkan pasien agar berkunjung dan mengambil obat secara
teratur sesuai dengan kondisi pasien.
Menganjurkan keluarga pasien untuk dapat memeberikan suport dan
dukungan moril kepada pasien agar pasien tidak merasa dikucilkan dari
lingkungannya.
Mengingatkan pasien bahwa terapi harus dijalani seumur hidupnya.
Memberikan penjelaskan bahwa waktu minum obat adalah sangat
penting, yaitu kalau dikatakan dua kali sehari berarti harus ditelan setiap
12 jam.

Pelatihan IPP - Paket 1

Lakukan pemantauan setiap bulan dengan

melakukan pemeriksaan imunologi (jumlah CD4),


virologi (HIV, RNA) dan penilaian klinis lainnya.
Monitoring tekanan darah hingga mencapai
target normal.
Monitoring timbulnya gejala infeksi oportunistik
baru.
Monitoring kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat ARV.
Monitoring secara berkala hasil pemeriksaan
laboratorium dan hasil pemeriksaan fisik pasien.

Pelatihan IPP - Paket 1

Anda mungkin juga menyukai