Anda di halaman 1dari 9

PERWAKAFAN TANAH

Secara Harfiah : Kata Wakaf atau Wacf berasal dari bahasa Arab Waqafa yang berarti menahan atau
berhentiatau diam di tempat atau tetap berdiri. Kata al Waqaf dalam bahasa Arab mengandung
pengertian : Menahan, menahan hata.
Berdasarkan UU o 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 1 ayat (1) : Wakaf adalah perbuatan hukum
wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.

Dasar Perwakafan Tanah


Dalam Islam :
Surat Ali Imran ayat 92:
kamu sekali-kali belum sampai kepada kebaikan
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

yang

sempurna

sebelum

kamu

Dalam Perundangan Indonesia :

Undang Undang Republik Indonesia nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

Instruksi Menteri Agama No. 15 Tahun 1989 tentang pembuatan Akta Ikrar Wakar dan
Persertifikatan tanah wakaf.

Instruksi Menteri Agama dan Kepala BPN No. 04 tahun 1990 No. 24 Tahun 1990 tentang
Sertifikat Tanah Wakaf.

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala BPN No. 422 dan No. 3/SKB/2004,
tentang Sertifikat Tanah Wakaf.

Bagaimana Cara Mewakafkan Tanah ? (1)


Syarat Yang Harus Dipenuhi :
1. Wakif (orang yang mewakafkan tanah) ;
2.. Maukuf bih (barang atau harta yang diwakafkan yang dalam
hal ini tanah) ;
3.. Mauquf Alaih (pihak yang diberi wakaf/ peruntukkan wakaf) ;
4. Shighat (pernyataan/ ikrar wakif sebagai suatu kehendak
untuk mewakafkan harta bendanya).
5. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (P.P.A.I.W)
Lalu bagaimana syarat tanah yang bisa diwakafkan ?
1. Berstatus Hak Milik (sertipikat) tercatat atas nama wakif.
2. Baik sebagaian / seluruhnya bebas dari beban Ikatan,
Jaminan, Sitaan ataupun Sengketa.

Bagaimana Cara Mewakafkan Tanah ? (2)


1. Perorangan atau badan hukum yang mewakafkan tanah hak miliknya
(sebagai calon wakif) diharuskan datang sendiri di hadapan PPAIW untuk
melaksanakan Ikrar Wakaf. Dengan menyerahkan dokumen ke PPAIW
yaitu Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah, Surat
Keterangan Kepala Desa diperkuat oleh Camat setempat mengenai
kebenaran pemilikan tanah dan tidak dalam sengketa, Surat Keterangan
pendaftaran tanah, Ijin Bupati / Walikota c.q. Sub Direktorat Agraria
setempat, hal ini terutama dalam rangka tata kota atau master plan city.
2. Setelah dilakukan pengecekan keaslian dokumen, kemudian di hadapan
PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan atau mengucapkan
kehendak wakaf itu kepada nadzir yang telah disahkan. Ikrar wakaf
tersebut diucapkan dengan jelas, tegas dan dituangkan dalam bentuk
tertulis (ikrar wakaf bentuk W.1). Sedangkan bagi yang tidak bisa
mengucapkan (misalnya bisu) maka dapat menyatakan kehendaknya
dengan suatu isyarat dan kemudian mengisi blanko dengan bentuk W.1.
Apabila wakif itu sendiri tidak dapat menghadap Pejabat Pembuat Akta
Ikrar Wakaf (PPAIW), maka wakif dapat membuat ikrar secara tertulis
dengan persetujuan dari Kandepag yang mewilayahi tanah wakaf dan
kemudian surat atau naskah tersebut dibacakan dihadapan nadzir
setelah mendapat persetujuan dari Kandepag dan semua yang hadir
dalam upacara ikrar wakaf tersebut ikut menandatangani Ikrar Wakaf
(bentuk W.1).

3. PPAIW segera membuat Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.2)


rangkap empat dengan dibubuhi materi menurut ketentuan
yang berlaku dan selanjutnya, selambat-lambatnya satu bulan
dibuat ikrar wakaf.
tiap-tiap lembar harus telah dikirim dengan pengaturan Lembar
pertama disimpan PPAIW, Lembar kedua sebagai lampiran surat
permohonan pendaftaran tanah wakaf ke kantor Subdit Agraria
setempat (W.7), Lembar ketiga untuk Pengadilan Agama setempat.
Untuk Salinan Akta Ikrar Wakaf , Lembar pertama untuk wakif,
Lembar kedua untuk nadzir, Lembar ketiga untuk Kandep. Agama
Kabupatan / Kota, Lembar keempat untuk Kepala Desa
setempat.Disamping telah membuat Akta, PPAIW mencatat dalam
Daftar Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.4) dan menyimpannya bersama
aktanya dengan baik.

Wakaf, tidak harus tanah !


Berdasarkan pasal 16 ayat (2) dapat dilihat bahwa wakaf dapat
diberikan atas benda tidak bergerak bukan hanya tanah, namun
juga hak atas bangunan, tanaman, dan juga hak atas satuan rumah
susun. Lebih lanjut dalam pasal yang sama di ayat (3) juga
disebutkan bahwa benda bergerak seperti uang, logam mulia, surat
berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual bisa diwakafkan.

Badan Wakaf Indonesia dan PPAIW


Badan wakaf indonesia
lembaga independen untuk
mengembangkan perwakafan di
Indonesia.Bertugas sebagaimana
tercantum dalam pasal 49 UU no
41 tahun 2004 yaitu :
a. melakukan pembinaan terhadap
Nazhir dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda
wakaf;
b. melakukan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf
berskala nasional dan internasional;
c. memberikan persetujuan
dan/atau izin atas perubahan
peruntukan dan status harta benda
wakaf;
d. memberhentikan dan mengganti
Nazhir;

Pejabat Pembuat Akta Ikrar


Wakaf
Pejabat berwenang yang
ditetapkan dan juga
diberhentikan oleh Menteri
untuk membuat akta ikrar wakaf.
( pasal 1 poin 6 UU no 41 tahun
2004).

Can a wakaf land status be removed ?


As stated in the law number 41 year 2004 article 40 about wakaf , once a
land is donated as a wakaf then it cannot be sold, confiscated, give to
other, inherited, or even swapped with other land however if it can be
proved that the wakaf land did not used as what the wakif stated, or if the
land is necessary for public interest then it can be nulled.
PENAL POLICY
Even though wakaf is voluntary, doesnt mean it is not well regulated. Not only
by syari law, even government law are regulating it well that it even has a
Penal Policy to prevent scamming or fraud as seen in article 67 and 68 of law
number 41 year 2004 about wakaf as seen below :
67 (1) whoever in any way moved the rights of wakaf properties and didnt compensate
with properties of the same value or use can be punished with jail imprisonment of
maximum of 5 years or fine of maximum 500.000.000 rupiahs.
67(2) whoever deliberately changed the purpose as entrusted by the wakif of the wakaf
properties use can be punished with jail imprisonment of maximum of 4 years or fine of
maximum 400.000.000 rupiahs.
67(3) whoever deliberately uses the wakaf properties output for purpose other than the
wakif entrusted more than 10 percent can be punished with jail imprisonment of
maximum of 3 years or fine of maximum 300.000.000 rupiahs.
68(1) The Minister may impose administrative sanctions for violations of wakaf property
that are not registered by the Islamic Financial Institutions and PPAIW.
68(2) the administrative sanction are ranged from written warning, Temporary suspension
or revocation of the activity in the field of wakaf for Islamic Financial Institutions and
Suspension from office or termination of the position of PPAIW

And what about other places/ religion ?


Waqf in kuwait.
Similiar to wakaf in indonesia, kuwait
have Kuwait Awqaf Public Foundation
(KAPF) established by the Emirie
Decree issued on November 13,
1993 in similiarity with badan wakaf
indonesia altough KAPF are more
directly involved in managing the
waqf . waqf revenues in Kuwait
during the period from USD30.13
million in 1994 to USD110.82 million
in 2010. Similarly, the development
of capital assets has jumped from
USD373.1 million in 1994 to
USD759.2 million in 2010. the use of
waqf are not only stagnant and
simple but ranging from long ranging
investment to multiply the uses and
even to large project like scholarship,
science project and healthcare.

TITHE
(/ta/; from Old English: teogoa
"tenth") is a one-tenth part of
something, paid as a contribution to a
religious organization. Altough today the
Tithe mainly paid in cheques, cash, or
stocks, similiar to zakat in islam but in
the past the Tithe can be well diverse
ranging from natural products and even
donating land for the purpose of the
religious organization or community.
tithe can be seen in Matthew 23:23 in
support of tithing while others see it as
a denunciation of false piety :
"Away with you, you pettifogging
Pharisee lawyers! You give to God a
tenth of herbs, like mint, dill, and cumin,
but the important duties of the Law
judgement, mercy, honesty you have
neglected. Yet these you ought to have
performed, without neglecting the
others."

Conclusion
Is indonesian wakaf regulation already
good ?
From the slide presented by the author it can be concluded that
wakaf has been well regulated by government law number 41 year
2004 about wakaf from how to do wakaf, the requirements and
penal policy altough one should be noted is how the managing of
wakaf in indonesia are mainly stagnant on the use of the
properties like building mosque. The value of the land and/or
building above it is not fully used. Indonesia can take example of
how kuwait manage the waqf as the properties not only stay as
just stagnant but also managed to give benefit to people by
investment.
One way it may be because the Mauquf Alaih is being careful in
managing the properties entrusted by wakif so that its valoe
doesnt decrease and also the lack of resources to manage it unlike
Kuwaits KAPF that directly manages it.

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai