Anda di halaman 1dari 44

Case Report Session

MORBILI

Pembimbing:
dr. Metrizal, Sp.A
Oleh:
Tiara Rahmadika
1010070100159
Maulida Rahmi
1010070100090

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2016

Definisi

Morbili adalah penyakit infeksi virus


akut, menular yang ditandai dengan
3stadium, yaitu stadium kataral,
stadium erupsi dan stadium konvalensi

Penularan terjadi secara droplet dan


kontak langsung dengan pasien
Nama lain dari penyakit ini adalah
campak, measles atau rubeola

Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh golongan


paramyxovirus yaitu virus RNA dari famili
Paramixoviridae, genus Morbilivirus

Virus campak ditularkan lewat droplet,


menempel dan berkembangbiak pada
epitel nasofaring

Virus ini masuk melalui saluran nafas


terutama bagian atas, juga kemungkinan
melalui kelenjar air mata

Faktor resiko

1. Daya tahan tubuh yang lemah


2. Belum pernah terkena campak
3. Belum pernah mendapat
vaksinasi campak

Tanda
dan
gejala

Masa inkubasi (10-12 hari)


Stadium prodromal (2-4 hari)
Stadium erupsi, pada demam
hari ke- 4 atau 5, muncul ruam
makulopapular.
Stadium penyembuhan

Diagnosis

a. Anamnesis
- Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak),
batuk pilek harus dicurigai atau didiagnosis banding ,morbili
- Mata merah, dan fotopobbia
- Dapat disertai diare dan muntah
- Dapat disertai dengan gejala pendarahan (pada kasus yg
berat): epistaksis, petekie dan ekimosis
- Anak resiko tinggi, adalah bila kontak dengan penderita
morbili (1 atau 2minggu sebelumnya) dan belum pernah
vaksinasi campak

b. Pemeriksaan fisik

-Pada stadium kataral manifestasi yg tampak mungkin hanya


demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan
konjungtivitis
-Pada umumnya anak tampak lemah
-Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral)
-Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas: ruam
makulopapular yg munculnya dari belakang telinga, mengikuti
pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian seluruh
tubuh

Diagnosis Banding

1.

Rubela

2.

Roseola

3.

Infeksi enteroviral atau adenovirus

4.

Demam skarklet

5.

Sindrom kawasaki

6.

Akibat obat-obatan

Pemeriksaan Penunjang

10

Laboratorium hematologi rutin

Isolasi dan identivikasi virus

Serologis

Pemeriksaan untuk komplikasi

Enselopati di lakukan pemeriksaan cairan


serebrospinalis, kadar elektrolit darah, dan
analisis gas darah.

Enteritis : feses lengkap

Bronkopneumonia : di lakukan
pemeriksaan foto dada dan analisis gas
darah.

Penatalaksanaan

11

Simtomatik

Antipiretika

Ekspetoran

Paracetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali, interval 68jam

Gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun: 50 100mg


tiap 2-6jam, dosis maksimum 600 mg/hari.

Antikonvulsi bila diperlukan

12

Suportif

Istirahat cukup

Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi

Perawatan kulit dan mata

Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi

Antibiotik bila ada infeksi sekunder


bakteri

13

Vitamin A dosis tinggi

Usia 6bulan 1 tahun : 100.000 unit dosis tunggal p.o

Usia > 1tahun : 200.000 unit dosis tunggal p.o

Dosis tersebut diulangi pada hari ke 2 dan 4 minggu,


kemudian bila telah didapat tanda defisensi vitamin A.

(3)

Indikasi rawat inap: hiperpireksia (suhu>39 C), dehidrasi,


kejang, asupan oral sulit atau adanya komplikasai.

14

Komplikasi
1.

Otitis media akut

2.

Bronkopneumonia

3.

Laringotrakeobronkitis

4.

Ensefalitis

5.

Diare persisten

15

Laporan
Kasus

Indentitas
Pasien

Nama
: An. KK
Usia
: 12 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Orang Tua : Ny.N / Tn. S
Masuk RS tanggal: 12 Oktober 2016
Alamat
: Bukittinggi

16

Anamnesis
(Alloanamnesis dari Ibu kandung Pasien)

Keluhan Utama
Demam sejak 6 hari sebelum
masuk rumah sakit

17

Riwayat penyakit sekarang


Demam sejak 6 hari sebelum masuk RS, demam
mendadak tinggi dan terus menerus, demam tidak
menggigil, tidak berkeringat malam.
Batuk sejak 5 hari sebelum masuk RS, batuk berdahak
dan berwarna agak kekuningan
Kedua mata pasien terasa berair dan memerah sejak 4
hari yang lalu, belekan (+)
Timbul bercak kemerahan sejak 2 hari yang lalu, semakin
lama semakin bertambah banyak. Awalnya di belakang
telinga, ke wajah, menyebar ke dada, dan seluruh tubuh.
Bercak tidak terasa gatal.
Mual dan muntah sejak 4 hari sebelum masuk RS, muntah
dengan frekuensi 2 kali dalam sehari. Jumlah gelas
setiap kali muntah, muntah berisi apa yang dimakan dan
diminum.

20

Nyeri pada ulu hati sejak 4 hari sebelum masuk


RS, nyeri tidak menjalar.

Kurangnya nafsu makan pada pasien sejak 5 hari


yang lalu, biasanya pasien menghabiskan 3 porsi
makanan dalam sehari, namun sekarang kurang
dari 1 porsi dalam sehari.

Sesak nafas tidak ada.

BAB dan BAK dengan jumlah dan konsistensi


normal

19

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Adik sepupu pasien menderita sakit yang sama, dan tinggal satu
rumah dengan pasien
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan
: Cukup bulan
Partus
: SC a/i oligohidroamnion
Ditolong oleh
: Dokter
BB lahir
: 4000 mg
PB lahir
: 48 cm
Keadaan saat lahir
: langsung menangis

Riwayat Imunisasi :
20

Pasien belum pernah diimunisasi sebelumnya


Riwayat Tumbuh Kembang :
OS keseharian aktif,tumbuh dan kembang sesuai dengan usia
Riwayat alergi :
Alergi obat, alergi makanan dan alergi udara disangkal.
kesan : Tidak ada alergi apapun.
Riwayat Perumahan dan Lingkungan

Rumah tempat tinggal

: Rumah sendiri, permanen

Sumber air minum

: Sumur

Jamban

: Di dalam rumah

Pekarangan

: Luas dan bersih

Sampah

: Dibuang ke tempat sampah

Kesan

: Higientitas bersih

21

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran
: CMC
Frekuensi nadi : 98 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi nafas: 35x /menit
Suhu
: 38,1C
Berat badan
: 54 kg
Tinggi badan : 146 cm
BB/U
: 128%
TB/U
: 96%
BB/TB
: 142%
Status Gizi
: Gizi lebih
Sianosis
: Tidak ada
Edema
: Tidak ada
Anemis
: Tidak ada
Ikterus
: Tidak ada

Pemeriksaan Fisik

Kulit
:Teraba hangat, turgor kembali baik di keempat
ekstremitas. Terdapat lesi multipel di seluruh tubuh.
Distribusi universal. Bentuk tidak khas. Susunan tidak
khas. Ukuran plakat, dengan efloresensi terdapat ruamruam makulopapular.

KGB
bening

Kepala

: Bentuk bulat, simetris

Rambut : Hitam, tidak mudah rontok

Mata
: Konjungtiva hiperemis, sklera tidak ikterik, mata
tampak sembab, dan terdapat sekret kekuningan di kedua
mata pupil isokor, diameter 2mm/2mm, reflek cahaya +/+
normal. air mata (+), mata cekung (-)

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah

Pemeriksaan Fisik

Telinga

: tidak ditemukan kelainan

Hidung
(-)

: nafas cuping hidung tidak ada, sekret

Tenggorok
tidak hiperemis

: faring hiperemis (+), tonsil T1 T1

Mulut

: mukosa mulut basah

24

Paru

Inspeksi Simetris kiri dan


kanan, statis dan
dinamis
Palpasi

Perkusi

fremitus sama kiri


dan kanan
Sonor pada kedua
lapangan paru

Vesikuler, rhonki
Auskulta (-/-),
wheezing
si
(-/-)

25

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi

: Ictus cordis tidak terlihat


: Ictus cordis tidak teraba
: Batas jantung kiri pada LMCS RIC V
Batas jantung kanan pada RIC IV linea
parasternalis dekstra
Batas jantung atas pada RIC II linea
parasternal sinistra
: BJ I/II murni, reguler, Murmur (-), Gallop (-)

26

Abdomen

Inspeksi

: Distensi (-)

Palpasi

: Abdomen supel, turgor kembali cepat,


organomegali (-)

Perkusi

: Timpani di seluruh lapang abdomen

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, refleks fisiologis +/+ refleks patologis-/Edema (-/-)

Genitalia :
Perempuan, tidak terdapat kelainan

27

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan tgl 13 Okt 2016
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

HB

13.4g/dL

HB

HT

37.7 %

HT

Trombosit

234.000/ mm3

Trombosit

Leukosit

3.690/mm3

Leukosit

Diff count : 0/ 0/ 4/ 70/ 25/ 1

28

Diagnosi
s

Diagnosa banding
Roseola infantum
Rubella
Erupsi Obat Alergi

Morbili
stadium
erupsi

29

Terapi

Pasien diisolasi, tirah


baring
Diet ML 2000 Kkal
IVFD RL 20 tetes / menit
Paracetamol 3 x 500 mg
Vit A 200.000 IU
Ranitidin tablet 2 x 150 mg
GG 3 x 1 tablet

30

FOLLOW UP

13Oktober 2016,
07.00

S/ Demam ada
Ruam kemerahan di seluruh tubuh ada
mata merah, ada
Batuk ada
Intake peroral, toleransi baik.
Buang air kecil tidak ada keluhan
Buang air besar tidak ada kelainan
Nyeri perut ada
O/

Mata

KU

Kes

Sedan
g

Sadar

N
(x/men
it)
98

Follow UP

Nf
T(C)
(x/men
it)
30
37,8

: Konjungtiva hiperemis, sklera tidak ikterik mata tampak sembab,


sekret kekuningan di kedua mata, air mata (+), mata cekung (-)
Cor
: Irama teratur, bising (-)
Pulmo
: vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)
Abd
: distensi (-), BU(+)N
Ext
: Udem tungkai (-), akral hangat, CRT <2 detik
Kulit
: Teraba hangat, turgor kembali baik di keempat ekstrimitas.
Terdapat lesi multipel di seluruh tubuh.
Distribusi universal. Bentuk tidak khas. Susunan tidak khas.
Ukuran plakat, dengan efloresensi terdapat ruam- ruam makulopapular.
A/ Morbili stadium erupsi

19 Oktober
2016, 07.00

P/

Follow up

Tirah baring
Rawat Isolasi
IVFD RL 20 tpm makro
Diet ML 2000 Kkal
Ranitidin 2 x 150 mg
Paracetamol tab 3 x 500 mg
GG 3 x 1 tab

Follow up

20 Oktober 2016,
07.00
S/ Demam ada
Ruam kemerahan di seluruh tubuh
mulai berkurang
Mata merah ada, sekret tidak ada
kekuningan sudah tidak ada
Batuk ada
Intake peroral, toleransi baik.
Buang air kecil tidak ada keluhan
Buang air besar tidak ada keluhan
O/
Mata

KU

Kes

Sedan
g

Sadar

N
(x/me
nit)
93

Nf
(x/me
nit)
30

T(C)

37,6

: Konjungtiva hiperemis, sklera tidak ikterik mata tampak sembab,


sekret kekuningan di kedua mata, air mata (+), mata cekung (-)
Cor
: Irama teratur, bising (-)
Pulmo
: vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)
Abd
: Distensi (-), BU(+)N
Ext
: Udem tungkai (-), akral hangat, CRT <2 detik
Kulit
: Teraba hangat, turgor kembali baik di keempat ekstremitas.
Terdapat lesi multipel di seluruh tubuh. Distribusi universal.
Bentuk tidak khas. Susunan tidak khas. Ukuran plakat,
dengan efloresensi terdapat ruam- ruam makulopapular.
A/ Morbili stadium erupsi

Follow up

20 Oktober 2016,
07.00

P/

Tirah baring
Rawat Isolasi
IVFD RL 20 tpm makro
Diet ML 2000 Kkal
Ranitidin 2 x 150 mg
Paracetamol tab 3 x 500 mg
GG 3 x 1 tab

DISKUSI

Temuan pada Pasien

Teori

Dari gejala tersebut


Keluhan Utama
Demam tinggi sejak 6
kemungkinan pasien
minggu sebelum masuk rumah
mengalami infeksi virus
sakit.
seperti demam dengue, DHF
grade I, morbili, demam
Riwayat Penyakit Sekarang
typhoid, chikungunya.
Demam 6 hari sebelum
masuk rumah sakit. Demam Bercak kemerahan awalnya
tinggi, terus menerus, tidak
timbul di wajah kemudian
menggigil, tidak berkeringat,
menyebar ke badan, kedua
dan tidak disertai kejang.
tungkai dan lengan.
Bintik-bintik kemerahan di
Dari gejala ini dapat kita
seluruh tubuh 2 hari sebelum
singkirkan chikungunya,
masuk rumah sakit. Bercak
demam thyphoid, demam
awalnya muncul di wajah
dengue, dan DHF grade I.
kemudian menyebar ke seluruh
Pada DHF grade I bercak
tubuh.
berupa ptekie yang timbul
ketika dilakukan
pemeriksaan rumpleleed.

Temuan pada Pasien


Batuk berdahak sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Batuk tidak bedarah.

Teori
Penyebaran ke berbagai organ
melalui
Hematogen
Saluran nafas
Inflamasi saluran nafas
atas; bercak koplik pada
mukosa bukalis meluas
ke jari trakeobronkial
Batuk, pilek,
Bronkopneumoni
Gangguan
Pola nafas; bersihan
jalan nafas

Temuan pada Pasien

Teori

Mata
kemerahan,
berair sesuai dengan manifestasi
dengan sekret kekuningan
klinis dari morbili, yaitu
sejak 4 hari sebelum
koriza dan mata meradang
masuk rumah sakit.
disertai batuk dan demam
tinggi dalam beberapa hari
diikuti dengan timbulnya
ruam-ruam yang memiliki
ciri khas yaitu diawali dari
belakang telinga kemudian
menyebar ke wajah, dada,
tubuh, lengan dan kaki
bersamaan
dengan
meningkatnya suhu tubuh.

Temuan pada Pasien

Teori

Nafsu makan menurun sejak Penyebaran ke berbagai organ


5 hari sebelum masuk rumah melalui
sakit.
Hematogen
Mual muntah sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Muntah sebanyak 2x sehari,
berisi makanan yang dimakan,
muntah tidak menyemprot.

Saluran Cerna (Terdapat bercak


koplik berwarna kelabu dikelilingi
eritema pada mukosa bukalis,
berhadapan pada
molar, palatum durum, mole)
Mulut pahit timbul Anorexia
Gangguan kebutuhan
nutrisi < kebutuhan

Temuan pada pasien

Teori

Riwayat imunisasi pasien yang Imunisasi


campak
tidak lengkap (Pasien belum
merupakan suatu bentuk
pernah
imunisasi
campak
pencegahan
terhadap
sebelumnya).
penyakit ini.
Imunisasi
campak
di
Indonesia
termasuk
imunisasi dasar yang wajib
diberikan terhadap anak usia
9 bulan dengan ulangan saat
anak berusia 6 tahun dan
termasuk ke dalam program
pengembangan
imunisasi
(PPI).

Temuan pada Pasien

Teori

Pada pemeriksaan fisik Dari pemeriksaan fisik dapat


ditemukan peningkatan suhu disimpulkan pada pasien ini
tubuh yaitu 39C.
terdapat kelompok gejala klinis
dari morbili 3C (Cough, Coryza,
Pada
pemeriksaan
mata Conjungtivitis) disertai demam
ditemukan mata tampak dan
timbul
ruam
merah berair dengan sekret makulopapular yang khas pada
kekuningan.
morbili.
Pada kulit pasien ditemukan
lesi multipel di seluruh tubuh
dengan ukuran bervariasi.
Distribusi universal. Bentuk
tidak khas. Susunan tidak
khas. Ukuran plakat, dengan
efloresensi terdapat ruamruam
makulopapular
diseluruh tubuh.

Temuan pada pasien

Teori

Pemeriksaan Penunjang :

Pada campak memang


cenderung ditemukan
leukopenia yang merupakan
gejala khas dari infeksi virus.

Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb
13.4g/dL, leukosit 3.690/mm3,
trombosit 234.000/mm3,
hematokrit 37.7%.

Temuan pada Pasien

Teori

Tatalaksana :

Terapi bersifat supportif dan


simptomatis.

Pasien diisolasi, tirah


baring
Diet ML 2000 Kkal
IVFD RL 20 tetes / menit
Paracetamol 3 x 500 mg
Vit A 200.000 IU
Ranitidin tablet 2 x 150
mg
GG 3 x 1 tablet

Pasien diistirahatkan,
diberikan cairan yang cukup,
pemberian suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan
bila terjadi infeksi sekunder,
antipiretik bila demam.
Pasien memiliki indikasi
perawatan di ruang isolasi
karena asupan oral sulit.

Alhamdulillah,,
Terima kasih,,,,

Anda mungkin juga menyukai