Anda di halaman 1dari 35

Malaria

Pendahuluan
Malaria disebabkan oleh parasite Plasmodium sp.

Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium

vivax
ovale
falciparum
malariae
knowlesi

Siklus Hidup Malaria


Dalam tubuh manusia
Anopheles betina menghisap darah manusia sporozoit pada liur nyamuk
masuk ke sirkulasi selama jam sporozoit masuk ke hepatosit dan
menjadi trofozoit menjadi skizon (terdiri dari 10000-30000 merozoit hati)
= disebut juga siklus pre eritrosit
Pada P. vivax dan P. ovale, tropozoit dapat menjadi hipnozoit (bentuk
dorman) sebelum menjadi skizon
Merozoit dari skizon pecah masuk ke peredaran darah menginfeksi
eritrosit menjadi trofozoit
Pada P. falciparum setelah 2-3 siklus skizogoni darah merozoit
membentuk stadium seksual (Gametosit jantan dan betina). Sedangkan
pada spesies lain siklus ini terjadi secara bersamaan

Dalam nyamuk anopheles betina


Nyamuk menghisap darah yang mengandung gametosit
gamet jantan dan betina melakukan pembuahan
zigot ookinet menembus dinding lambung nyamuk
ookista sporozoit

Malaria Cycle

Karakteristik
Durasi fase
intrahepatik

P. falciparum

P. vivax

P. ovale

P. malariae

5.5

15

30000

10000

15000

15000

Durasi siklus
eritrositik (jam)

48

48

50

72

RBC yang sering


terkena

Sel-sel muda (bisa


menginvasi sel tua
maupun muda)

Retikulosit berumur
diatas 2 minggu

Retikulosit

Sel-sel tua

morfologi

Biasanya hanya
Cincin besar
pada bentuk cincin, berbentuk irregular
gametosit
dan trofozoit;
berbentuk seperti
eritrosit besar;
pisang
Schuffner dots

Eritrosit terinfeksi ;
ujung oval;
Shuffner dots

Bentuk trofozoit
batang atau
persegi panjang

Jumlah merozoit
yang dilepas tiap
hepatosit terinfeksi

Warna pigmen
Kemampuan untuk
relaps

Hitamq

Kuning kecoklatan

Coklat tua

Coklat kehitaman

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Faktor yang mempengaruhi


gambaran klinis
Faktor parasite :
- Resistensi obat
- Kecepatan multiplikasi
- Cara invasi
- Sitoadherens
- Roseting
- Polimorfisme antogenik
- Variasi antigenic
(PfEMP1)
- Toksin malaria

Faktor pejamu
- imunitas
- Sitokin proinflamasi
- Genetik
- Umur
- kehamilan

Faktor sosial dan geografi


- Akses mendapat
pengobatan
- Faktor budaya dan
ekonomi
- Stabilitas politik
- Intensitas transmisi
nyamuk

Anamnesis
Demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai
sakit kepala, mual, muntah, diare , nyeri otot atau
pegal-pegal
Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang
lalu ke daerah endemik malaria
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
Riwayat sakit malaria
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakir
Riwayat mendapat transfusi darah

Pemeriksaan Fisik
Demam ( suhu tubuh > 37,5)
Konjungtiva atau telapak tangan pucat
Splenomegali
Hepatomegali
Manifestasi malaria berat : penuruna kesadaran, demam tinggi,
konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, ikterik, oligouria, urin
berwarna coklat kehitaman, kejang dan sangat lemah

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis
Rapid diagnostic test
HRP-2
Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH)

Pemeriksaan Lain

Hemoglobin dan hematokrit


Hitung jumlah leukosit, trombosit
kimia darah lain
EKG
Foto thoraks
Analisis cairan serebrospinalis
Biakan darah dan uji serologi
urinalisis

Diagnosis Banding Malaria


Demam tifoid
Demam dengue
Leptospirosis
Infeksi otak
Stroke
Tifoid ensepalopati
Hepatitis A
Weils disease
Glomerulonefritis
Akut
Sepsis
DHF atau DSS

DD Malaria tanpa komplikasi

DD Malaria berat

Tatalaksana Malaria
Tujuan
Tatalaksana malaria yang baik
Pencegahan resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria

Tatalaksana Malaria menggunakan ACT / Artemisinin based


Combination Therapy
Obat anti malaria yang digunakan :
Fixed dose combination DHP (Dihidroartemisinin + Piperakuin).
1 FDC mengandung 40 mg DHA dan 320 mg PPQ
DHA dosis 2-4 mg/kgBB; PPQ dosis 16-32 mg/kgBB
Artesunat amodiakuin
Kemasan artesunat amodiakuin pada program pengendalian
malaria dengan 3 blister, tiap bliter terdiri dari 4 tablet artesunat
@50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.

Terapi Malaria
Secara global WHO menetapkan dipakainya pengobatan malaria dengan
memakai obat ACT( Artemisinin base Combination Therapy).
Artemether + lumefantrine
Artesunate + amodiaquine
Artesunate + mefloquine
Dihydroartemisinin + piperaquine
Artsunate + sulfadoxine-pyrimethamine

Terapi malaria tanpa komplikasi

Terapi Malaria falciparum dan vivax


Lini Pertama
ACT + Primakuin

Dosis Obat
Dihydroartemisinin : 2-4 mg/kgBB
Piperakuin : 16-32 mg/kgBB
Primakuin : 0,75 mg/kg BB (P. falciparum untuk hari I)
Primakuin : 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)

Dosis Obat
Amodiakuin basa : 10 mg/kgBB
Artesunat : 4 mg/kgBB
Primakuin : 0,75 mg/kg BB (P. falciparum untuk hari I)
Primakuin : 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)

Lini kedua untuk Malaria falciparum


Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Doksisiklin dan Tetrasiklin tidak dapat diberikan pada ibu hamil


maka diganti dengan Klindamisin

Lini kedua untuk Malaria Vivax


Kina + Primakuin

Terapi Malaria ovale


Lini Pertama :
ACT dihydroartemisinin Piperakuin atau Artesunat +
Amodiakuin
Lini kedua : sama dengan malaria vivaks
Terapi Malaria malariae
ACT 1 kali per hari selama 3 hari, tanpa primakuin

Terapi infeksi campur P. falciparum + P. vivaks/P. ovale


ACT 3 hari
Primakuin 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Terapi infeksi campur P. falciparum + P. malariae


ACT 3 hari
Primakuin hari ke 1

Terapi Malaria pada Wanita Hamil

Malaria Berat
Ditemukan Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari
manifestasi klinis atau temuan laboratorium
1. Perubahan kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Tidak bisa makan dan minum
4. Kejang berulang > 2 episode per 24 jam
5. Distres pernafasan
6. Gagal sirkulasi atau syok
7. Ikterus + disfungsi organ vital
8. Hemoglobinuria
9. Perdarahan spontan abnormal
10. Edema paru

Gambaran laboratorium
1. Hipoglikemi ( gula darah < 40mg%)
2. Asidosis metabolik
3. Anemia berat ( Hb<5 gr% )
4. Hiperparasitemia (parasit > 2 % per 100.000/ul di
daerah endemis rendah atau > 5 % per 100.000/uL di
daerah endemis tinggi)
5. Hemoglobinuria
6. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 3 mg%)

Prinsip penatalaksanaan
1. Pemberian obat anti malaria
Artesunate intravena atau kina hidroklorida parenteral
2. Penanganan komplikasi
3. Tindakan penunjang
4. Pengobatan simptomatik

Artesuamoon : 4 tab artesunate 50 mg/tablet +


4 tab amodiakuin 150 mg/tablet
Coartem : kombinasi 20 mg artemeter 120 mg
lumefrantine/tablet

Anda mungkin juga menyukai