Anda di halaman 1dari 18

SISTEM IMUN

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Dian Yustika Rini 1041411054


Erlinda Irmaneisa 1041411058
Fikriyah Melinda Sari 1041411065
Inggri Budi Utami
1041411079
Maharani Dwi Satiti 1041511108

TUJUAN
1. Memahami dan menerangkan keberadaan dan fungsi
system pertahanan secara barier anatomis
2. Memahami dan menerangkan fungsi dan mekanisme
system imun non spesifik dan spesifik
3. Memahami dan menerangkan kajian respon imun secara
in vivo dan in vitro
4. Memahami dan menerangkan terjadi reaksi
hipersensitivitas tipe I secara eksperimental in vivo
sistemik dan local
5. Memahami dan menerangkan peranan produk imun
khususnya antibody dalam mengeliminasi
antigen/infector

PENGERTIAN

Sistem imun : semua mekanisme yang digunakan


tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh
sebagai perlindungan terhadap alergen.

Imunitas : merupakan jawaban reaksi tubuh


terhadap bahan asing secara molekuler maupun
seluler.

FUNGSI SISTEM IMUN


Membedakan diri sendiri dari asing
Setiap individu /organisme harus mampu
melindungi diri dari ancaman baik dari
luar (virus dan bakteri yang terhirup dan
tertelan) dan dari dalam (neoplasma,
tumor)
Untuk melindungi diri, tubuh manusia
mengembangkan reaksi pertahanan
seluler yang disebut respon imun

SISTEM IMUN
IMUNITAS BAWAAN
/ NON SPESIFIK
Monosit
Makrofag
Basofil
Eosinofil
NK sel

IMUNITAS ADAPTIF
/ SPESIFIK
Sel B
Sel T
Antibodi

SISTEM IMUN NON SPESIFIK


(Innate Immunity System)
Pertahanan tubuh yang tidak spesifik & merupakan
bagian dari sistem immun yang berfungsi sebagai
barier terdepan pada awal terjadinya infeksi
penyakit
Natural / native immunity
Sistem imun non spesifik meliputi :
1. Pertahanan Fisik / Mekanik, contoh: kulit
2. Pertahanan Biokimiawi, contoh: pH asam
keringat
3. Pertahanan Humoral, contoh: lisis sel
4. Pertahanan Seluler, contoh: makrofag

SISTEM IMUN SPESIFIK


(Adaptive Immunity System)
Sistem pertahanan tubuh lapis kedua bila
innate immunity tidak mampu mengeliminasi
agen penyakit.
Fagosit tidak mengenali agen infeksi karena
hanya sedikit reseptor yang cocok untuk agen
tersebut atau agen tersebut tidak bertindak
sebagai faktor antigen terlarut (soluble
antigen) aktif.
Sistem ini melibatkan kerjasama antara
Antibodi, Komplemen, Fagosit, Sel T,
Makrofag.

ANTIBODI
ANTIBODI ( Imunoglobulin = Ig):
Bahan yang dibentuk sebagai akibat
rangsangan
imunogen dan bereaksi
secara spesifik dengan imunogen yang
menginduksinya .
Dapat bereaksi dengan Ag yang struktural
mendekati Ag penginduksi Ab spesifik,
sehingga menyebabkan Reaktifitas
Silang (Cross reaction).

LIMFOSIT T
Sistem imun selular spesifik
Efek :
Sel inducer aktivasi sitotoksik
Sel sitotoksik menghancurkan antigen
Tugas khusus sebagai :
a. T helper 1 : mengaktifkan makrofag
b. T helper 2 : membantu sel B hasilkan antibodi
c. T Citotoxic
: sel pembunuh
d. T-supressor/T-regulator : mengurangi
produksi antibodi yang dihasilkan sel-sel plasma

LIMFOSIT B
Sistem imun humoral spesifik
Berkembang jadi :
- Sel plasma yang memproduksi antibodi
Ig G, Ig M, Ig A, Ig D, Ig E
- Sel-sel B-memori :
Menyimpan informasi tentang Antigen
segera mengenali pada kontak ulang

Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
1. Ig M berperan sebagai reseptor
permukaan sel B & disekresi pada tahap awal
respons sel plasma
2. Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika
tubuh berespons terhadap antigen yang
sama
Ig M & IgG berperan jika terjadi invasi bakteri
& virus serta aktivasi komplemen
3. Ig E melindungi tubuh dr infeksi parasit &
merupakan mediator pada reaksi alergi;
melepaskan histamin dari basofil & sel mast
4. Ig A ditemukan pada sekresi sistem
perncernaan, pernapasan, & perkemihan
(cth: pada air mata & ASI)
5. Ig D terdapat pada banyak permukaan sel

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Reaksi hipersensitivitas tipe I
(anafilaksis) atau alergi yang timbul
segera sesudah badan terkena
alergen. Fasenya :
1. Fase Sensitasi
2. Fase Aktivasi
3. Fase Efektor

Gangguan sistem imun


1. Lack of response (imunodefisiensi)
contoh: AIDS, leukemia
2. Incorrect response (penyakit autoimun)
contoh: DM tipe I, miastenia gravis,
multiple sclerosis; penyakit Graves.
3. Overactive response (alergi/
hipersensitivitas)
contoh: asma, rhinitis allergic, reaksi
transfusi

CARA KERJA
1.Persiapan

Data Pengamatan

Pembahasan

KESIMPULAN
Reaksi hipersensitivitas atau alergi
menunjukkan suatu kondisi respon
imunitas yang menimbulkan reaksi
yang berlebihan, tidak diinginkan
(menimbulkan ketidaknyamanan dan
kadang-kadang berakibat fatal) dari
sistem kekebalan tubuh sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai