Medical Education
Laboratory
1 A.FAM
Keywords:
Perempuan 25 tahun
Keluhan benjolan di payudara kanan sejak 6
bulan
Ukuran 1x1 cm, teraba lunak, dapat digerakkan,
nyeri (-)
Diagnosis???
FIBROKISTIK
Multipel dan bilateral
Disertai rasa nyeri terutama
menjelang haid
Ukuran berubah; menjelang haid
lebih besar dan penuh, dan rasa sakit
bertambah setelah menstruasi
sakit hilang atau berkurang dan
tumor mengecil
Tidak berbatas tegas, kecuali pada
kista yang soliter
Konsistensi padat, kenyal, dan dapat
pula kistik
Dipengaruhi oleh faktor hormonal
dan keseimbangan hormonal
Th/ medikamentosa simtomatik,
dapat dilakukan operasi jika:
SISTOSARKOMA FILOIDES
(CYSTOSARCOMA
PHILLOIDES)
Gambaran klinis seperti FAM
dengan ukuran besar
Bentuk bulat lonjong,
permukaan berbenjol, batas
tegas, ukuran 20-30 cm
Konsistensi padat kenyal
tetapi ada bagian yang
kisteus
Tidak ada perlengketan ke
dasar atau kulit
Kulit payudara tegang dan
berkilat dengan venektasi
Tidak ada metastasis
Terdapat malignant
cystosarcoma philloides
(27%)
Th/ simpel mastektomi untuk
mencegah residif, pada
orang muda/belum
MASTITIS
GALAKTOKEL
Massa tumor kistik yang timbul
akibat tersumbatnya saluran
duktus laktiferus pada ibu yang
sedang atau baru selesai menyusui
Tumor ini berisi air susu yang
mengental
Tumor berbatas tegas, bulat, dan
kisteus
2 A. Lefort I
Keywords:
Laki- laki, ditemukan fraktur maksila
horizontal
Fraktur berdasarkan klasifikasi lefort???
FRAKTUR LE FORT
4 B. Flail Chest
Keywords:
Tn. Yori 55 tahun kecelakaan
Bunyi nafas melemah
Tampak gerak nafas paradoksal
Gambaran radiolusen di paru kanan
Fraktur iga multipel (iga 4-7 kanan)
Diagnosis???
FLAIL CHEST
Merupakan kondisi terdapat segment dari
dinding dada (iga-iga) yang tidak memiliki
kontinuitas tulang dengan seluruh dinding
dada/ terdapat iga multipel yang patah, pada
dua atau lebih iga.
Akibat adanya segment dari iga yang tidak
berhubungan dengan rongga dada, maka
ketika inspirasi dan ekspirasi akan ada iga yang
menahan inspirasi dan ekspirasi.
Selain itu rasa nyeri juga menyebabkan pasien
enggan untuk bernapas.
MANAJEMEN
Lakukan penilaian primer
(ABCDE)
Berikan O2, berikan
antinyeri level narcotic
ataupun anestesi lokal pada
lokasi flail chest
TENSION
PNEUMOTHORAX
Merupakan kondisi emergensi
dan harus segera ditangani
tanpa perlu menunggu pemeriksaan
tambahan (X-ray).
Tension Pneumothorax didiagnosis
murni berdasarkan klinis.
MANIFESTASI KLINIS
DAN PEMERIKSAAN FISIK
Sesak napas
Hipotensi
Deviasi Trakea ke arah yang
berlawanan dari regio toraks
yang terkena cedera.
Distensi vena leher
Absennya suara napas
unilateral pada toraks yang
terkena cedera
7 B. DVT
Keywords:
Pria, nyeri dan bengkak tungkai kanan bawah
Dalam perawatan pascaoperasi panggul
PF: tungkai bawah kanan tampak edema dan merah,
teraba hangat. Homans sign (+)
Diagnosis???
8 C. Kista Ateroma
Keywords:
Muncul benjolan di
pipi, kemerahan,
batas tegas dinding
tipis
Terdapat titik hitam di
atasnya (punctae)
Dx : Kista Ateroma
9 C. Pasien B-C-A
Keywords:
Pasien A : patah tulang terbuka pada tungkainya
dengan genangan darah membasahi baju
Pasien B : dengan mulut penuh muntahan, sianosis,
distres pernafasan.
Pasien C : mengerang lemas, dispneu, tampak jejas di
daerah dada.
Urutan pasien yang ditangani???
No 9
10 C. Pemberian TT & IG
TETANUS
Keywords:
Anak, tertusuk paku di kaki kiri sejak 1 jam yang lalu.
Pasien belum pernah imunisasi tetanus
Status lokalis didapatkan luka ukuran 0,2 x 0,2 x 1 cm,
paku berkarat dan berhasil dicabut utuh
Tindakan pencegahan tetanus???
11 A. Fraktur Montegia
Keywords:
Laki-laki 27 tahun, foto rontgen didapatkan
fraktur 1/3 proksimal ulna dengan dislokasi caput
radius
Diagnosis???
Fraktur Monteggia:
fraktur ulna proksimal + dislokasi sendi radius
ulna proksimal.
Fraktur Galeazzi:
fraktur radius distal + dislokasi sendi radius
ulna distal.
13 A. Cervical Root
Syndrome
Keywords:
Laki laki nyeri pada leher sejak bangun tidur
Nyeri dirasakan saat menoleh ke kanan dan ke kiri
Diagnosis???
14 D. Dislokasi sendi
anterior bahu
Keywords:
Wanita jatuh dari kecelakaan motor dengan
posisi bahu abduksi, ekstensi, dan eksorotasi
Terdapat tonjolan di bahu kanan bagian depan.
Tidak terdapat gangguan pergerakan
OSTEOCHONDROMA
merupakan tumor jinak
yang tumbuh pada masa
anak-anak atau
remaja. Pertumbuhannya
terjadi pada permukaan
tulang di dekat growth
plate. Gambaran x-ray:
Cauliflower
GIANT CELL
CARCINOMA
Soap bubble
apperarance
16 B. Rheumatoid Artritis
Keywords:
Ny.Sari 67, nyeri dan bengkak di sendi-sendi kedua
tangan sejak 6 minggu lalu
Nyeri sekitar 20 menit, hilang saat digerakkan
Bengkak pada ujung sendi jari
Diagnosis???
KRITERIA DIAGNOSIS
17 D. Retrograde
Uretrogram
Keywords:
Tn. Kiki 38 tahun, nyeri perut bawah
Terdapat hematom di daerah pelvis
floating prostate (+)
Diagnosis: Ruptur uretra posterior
Pemeriksaan penunjang???
CEDERA URETRA
POSTERIOR
Melibatkan bagian prostat dan membranous
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri suprapubis
Tangani ABCDE
Behavioural
theraphy
20 C. Tumor Buli
Keywords:
Pria, 40 tahun, BAK berwarna merah
Tidak disertai nyeri, dirasakan sejak 6 bulan lalu
Urinalisis: Ditemukan banyak eritrosit/LPB
Diagnosis???
Tumor Buli
Definisi
Faktor
resiko
Merokok
Paparan bahan kimia
Gejala
Painless Hematuria
21 E. Priapismus
KEYWORDS :
Laki-laki berusia 34 tahun, penis terus ereksi sejak 4
jam lalu
Penis ereksi tanpa ada keinginan seksual dan saat
ini terasa nyeri
PF: penis ereksi, tepi glands penis tidak teraba keras
Diagnosis???
Detumesen
:
Kembalinya
penis ke
keadaan
relaksasi
/tidak ereksi
22 B. Varikokel
Laki-laki 30 tahun, belum memiliki
anak
PF: ditemukan plexus pampiniformis
melebar.
Diagnosis???
Varicocele
Varicocele merupakan dilatasi dari pampiniform venous plexus
dan internal spermatic vein.
Varicocele menyebabkan berkurangnya fungsi testis.
Epidemiologi menyebutkan varicocele terdapat pada 15-20%
populasi laki-laki dan pada 40% laki-laki infertil.
Pemeriksaan fisik : Pada skrotum teraba seperti cacing. Tes
transiluminasi (-)
Penunjang : USG Doppler untuk menegakan diagnosis
Treatment : Operatif
Batu
Saluran
Kemih
Nefrolitiasis
Ureterolitiasis
Vesikolitiasis
Nyeri kolik,
disertai mual
dengan nyeri
alih
Batu bisa
turun sampai
buli atau
tetap di ureter
menyebabkan
hidroureter
dan
hidronefrosis
Letak batu :
proksimal (di
atas pelvic
Batu di muara
uretra
interna :
aliran miksi
berhenti
tiba-tiba,
saat rubah
posisi tubuh
aliran lancar
kembali
Nyeri
menetap di
suprapubik
(infeksi)
Ureterolithiasis
Urin
menetes
Miksi tibatiba
berhenti
Nyeri (+)
Prostatitis
Akut : nyeri perineum, demam dan bengkak
prostat
Kronis : LUTS, pancaran urin lemah, sulit mulai
buang air kecil
Manifestasi klinis
Sistitis
LUTS
Trias : disuria, frekuensi, urgensi
Nyeri suprapubik/nyeri pinggang bawah
Urin keruh (30% kasus urin berdarah)
Kemerahan pada uretra atau area suprapubik
Uretritis
LUTS
Disuria, frekuensi, piuria
Diagnosis
Urinalisis
DIAGNOSIS?
SINDROM NEFROTIK
Kriteria Diagnosis
Edema
Proteinuria masif
Urin : BANG atau DIPSTIX > + 2 (kualitatif)
Esbach: protein urin/24 jam >2g
Protein > 40 mg/m2/jam, atau > 2 g/hari (kuantitatif) atau >50
mg/kgBB/24 jam
Rasio protein : kreatinin > 2,5
1. C. Tanda Chadwick
KEYWORDS:
Wanita datang dengan keluhan
terlambat haid
Pemeriksaan inspekulo: warna
mukosa vulva & vagina menjadi
ungu.
27. B. Metoklorpramid
KEYWORDS:
Mual, nyeri ulu hati, dan perut kembung.
Wanita sedang mengandung anak pertama dan
usia kehamilan 8 minggu.
Domperidon : kategori B
Metoklorpramid : categori A
Simetidin : kategori B
Misoprostol : ketegori X
Omeprazol : kategori C
28. B. USG
KEYWORDS:
G1P0A0 hamil 8 minggu
Perdarahan pervaginam
Tidak ada pembukaan serviks, uterus sesuai usia
kehamilan 6 minggu, lunak dan tidak nyeri SUSP.
ABORTUS
A
B
O
R
T
U
S
OUE
Apa yg
keluar?
PP Test
Imminens
Tertutup
Darah
Insipiens
Terbuka
Darah
Evakuasi
Uterotonika pasca
evakuasi
Antibiotik 3 hari
Terbuka
Darah dan
Jaringan
+/-
Tertutup
Darah dan
Jaringan
Inkomplit
Komplit
Tata laksana
Shockatasi shock
Hb<8 gr % : transfusi
Evakuasi
Uterotonika (metergin
tab 3 x 0,125 mg)
Antibiotik 3 hari
Evakuasi
Uterotonika
Antibiotik
Anamnesis
Inspekulo
Pemeriksaan Klinis
Iminens
ABORTUS
Hb
Tertunda
Febrilis
USG
Baik
Ragu
Buruk
USG
Baik
Buruk
PNC dilanjutkan
US
G
Lab
EVAKUASI
29.Salfingektomi
KEYWORDS:
Seorang wanita penurunan kesadaran
Perdarahan dari jalan lahir.
Pasien sudah telat datang bulan selama 2 bulan.
Kesadaran somnolen, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi
118 x/menit.
Nyeri goyang cervix (+). Dari pemeriksaan serologis, Hb 5
mg/dl. PP test (+) KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Apakah tindakan definitif yang harus dilakukan saat ini?
Kehamilan Ektopik
Kehamilan
Ektopik
(KE) : kehamilan yang
hasil
konsepsinya
berimplantasi
di
luar
kavum uteri
Kehamilan
Ektopik
Terganggu (KET) : bila
KE
berakhir
dengan
abortus / ruptur tuba
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Terlambat haid
Nyeri perut disertai spotting
Perdarahan pervaginam
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Ginekologi
Fluksus sedikit
Uterus membesar
Nyeri goyang serviks +
Teraba massa di daerah adnexa
Kavum Douglas menonjol, nyeri tekan +
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
USG
Uterus membesar
Tidak ada kantung kehamilan/ ada kantung palsu
Kelainan adnexa ( adanya kantung kehamilan, massa,
cairan bebas sampai kavum Douglas)
Kuldosentesis
Tatalaksana Konservatif
Bila fertilitas masih diperlukan
Transfusi jika Hb < 6
Berikan terapi medikamentosa
& methotrexate (MTX) dengan
syarat :
Hemodinamik stabil
Kehamilan < 8 minggu
Kantung
kehamilan
ektopik < 3 cm
Tidak
tampak
pulsasi
jantung janin
hCG < 10000 IU/mL
Tidak ada kontraindikasi
pemberian MTX
TATALAKSANA OPERATIF
Salphingektomi : tidak ada
masalah fertilitas, ruptur
tuba, perdarahan banyak,
terdapat kelainan anatomi
tuba
Salphingostomi : jika
fertilitas masih diperlukan,
dan belum terjadi ruptur
Reseksi kornu pada
kehamilan kornu
30. B. Preeclampsia
KEYWORDS:
Wanita G1P0A0
Berat badan naik 2 kg/minggu dan tekanan
darah meningkat dari 100/60mmHgmenjadi
130/80mmHg.
Proteinuria +1.
DIAGNOSIS?
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
DEFINISI HIPERTENSI
Peningkatan sitol 140 mmHg atau
diastol 90 mmHg.
Peningkatan sistol 30 mmHg atau
diastol 15 mmHg dari tekenan darah
sebelumnya
KRITERIA DIAGNOSIS
PREECLAMPSIA RINGAN :
BP 140 / 90 mmHg after 20 weeks
gestation
Proteinuria 300 mg/24 hours or 1+
dispstick
KRITERIA DIAGNOSIS
IMPENDING EKLAMPSIA
EKLAMPSIA SINE
EKLAMPSIA
Penglihatan kabur
Penurunan Kesadaran
Tanpa Kejang
Asymptomatic eklampsia
EKLAMPSIA
Kriteria Preeklampsia +
Kejang
BP 140/90
< 20 minggu
Proteinuria (+)
EASY TO
REMEMBER
Hipertensi Dalam
Kehamilan
20 minggu
Proteinuria (-)
Hipertensi
superimposed
pada Preeklamsia
Proteinuria (-)
Hipertensi Kronis
Proteinuria (+)
Hipertensi
Gestasional
Preeklamsia
+Kejang
Eklamsia
Impending
Eklamsia:
Nyeri
kepala,
pandangan
kabur
Hipertensi
terdeteksi <20
minggu
Proteinuria
(-)
HIPERTENSI KRONIS
DIAGNOSIS:
Proteinuria
(+)
HIPERTENSI KRONIS
SUPERIMPOSED WITH PREECLAMPSIA
DIAGNOSIS:
Preeklampsia/eklampsia yang timbul pada
HT kronis
Proteinuria 300 mg/24 jam, tanpa
adanya proteinuria pada usia kehamilan
< 20 minggu
Peningkatan proteinuria yang mendadak
atau trombosit < 100.000 pada usia
kehamilan < 20 minggu
Indikasi Janin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Solutio Plasenta
Terlepasnya plasenta sebagian/seluruhnya
Faktor resiko :
Hipertensi
Kehamilan kembar anak kedua
Polihidramnion
Defisiensi nutrisi
Trauma abdomen
Riwayat dilakukan versi luar
Manifestasi Klinis
SEDANG
BERAT
Faktor Risiko
Kelemahan fokal dari selaput janin yang levelnya
diatas OUI (Ostium Uteri Internum)
Infeksi intrauterin (paling banyak UTI)
Gemeli
Polihydramnion
Letak sungsang
Perdarahan
Kriteria Diagnosis
Umur kehamilan > 20 minggu
Keluar cairan ketuban dari vagina
Pemeriksaan spekulum : terlihat cairan keluar dari ostium
uteri eksternum
Kertas nitrazin merah akan jadi biru (karena sifat
cairan ketuban basa)
pH aminion 7-7.7 sedangkan pH vagina 4.5
Mikroskopik : terdapat lanugo dan verniks caseosa serta
ferning (kritalisasi amnion yang mengering)
TATALAK
SANA
KPD
36. C. Hidramnion
KEYWORDS:
Ibu 24 tahun G2P1A0 hamil 32 minggu dengan TFU
35 minggu, mengeluhkan perut tidak enak dan sesak.
Pada pemeriksaan klinis, TFU 35 cm, BJA sulit
dinilai dan bagian kecil janin sulit teraba
HIDRAMNION
Polihidramnion
Jumlah cairan amnion yang berlebih. Secara kasar >2L.
Etiologi sebagian besar idiopatik.
Polihidramnion diasosiasikan dengan malformasi pada
janin, terutama sistem syaraf pusat ( anensefali, spina
bifida ) dan traktus gastrointestinal ( atresia esofagus )
Diagnosis : Uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan, dinding rahim menegang, bagian
fetus sulit diraba, denyut jantung sulit
terdengar, pemeriksaan USG
Letak sungsang
Bagian terendah adalah bokong/kaki
Klasifikasi :
Letak bokong murni
Letak bokong kaki
Letak kaki
Letak sungsang
Faktor predisposisi
Multiparitas
Bayi kembar
Gangguan volume air ketuban (hidramnion)
Hidrosefal/anensefal
Tumor dalam panggul
Kelainan anatomi uterus
Tatalaksana Persalinan
VL
Gagal
VL
Berhasil
Panggul sempit
Anak mahal
Primi tua
TBBJ 3500 gr
Presentasi kaki
Persalinan lancar
Awasi kemungkinan tali pusat menumbung
Tetes oksitosin max 1 labu
Nilai skor Zatuchini
SC
Penyul
it
Lahir
normal
LETAK LINTANG
DIAGNOSIS:
Abdomen tampak luas
Tinggi fundus hanya beberapa cm
diatas umbilikus
Ballotement teraba pada bagian sisi
kanan/kiri perut
Tidak terasa bagian di pelvis inlet
sehingga terasa kosong
Letak lintang
Tatalaksana
Dalam kehamilan : versi luar setelah kehamilan 37 minggu
Dalam persalinan : lakukan versi luar jika tidak ada kontraindikasi
Power
Hipotonus
Disfungsi
Uterus
Hipertonus
HIPOTONIK
Etiologi
Penggunaan analgesik
terlalu cepat
Panggul sempit
Letak defleksi
Regangan dinding rahim
>>> (hidramnion, gemeli)
Tatalaksana
Ketuban + amniotomi &
oksitosin drip
Ketuban - oksitosin drip
HIPERTONIK
Etiologi
Ketuban Pecah Dini
Infeksi Intrauterin
Tatalaksana
Tokolitik
Oksitosin drip
setelah gejala
hipertonik hilang
KEYWORDS:
Wanita 25 tahun, G1P0A0
Mules-mules makin sering dan kuat sejak 6 jam yang lalu.
Pembukaan 4 cm, ketuban (+), kepala St.3. Dari
pemeriksaan lab darah, ditemukan hb 10.6 mg/dl, dan
leukosit 14.500/mm3..
DIAGNOSIS?
PERSALINAN NORMAL
TATALAKSANA
Sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit.
Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping antara usia
kehamilan 38-41 minggu setelah berdiskusi mengenai risiko dan
keuntungannya.
Tawaran induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41 minggu.
Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41-42 minggu
sebaiknya meliputi non-stress test dan pemeriksaan volume cairan amnion.
Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.
Prostaglandin
Dilatasi servix
SUMBER:
WILLIAM
OBSTETRI
RUPTURA UTERI
DEFINISI
Robeknya dinding rahim terjadi
akibat terlampauinya daya
regang miometrium.
DIAGNOSIS:
Perdarahan intraabdominal
Nyeri perut hebat
Syok atau takikardia
Adanya cairan bebas
intraabdominal
Tatalaksana
UMUM
Berikan oksigen
Pemberian infus cairan
iv (NaCl 0,9% atay RL)
Jika kondisi ibu stabil,
lakukan sc untuk
melahirkan bayi dan
plasenta
KHUSUS
Jika uterus dapat diperbaiki
dengan risiko operasi lebih
rendah daripada histerektomi
dan tepi robekan uterus tidak
nekrotik, lakukan reparasi uterus
(histerorafi)
Jika uterus tidak dapat diperbaiki
histerektomi subtotal
Jika robekan memanjang hingga
seviks dan vafina histerektomi
total
45. A. Oksitosin
KEYWORDS:
Perdarahan paska melahirkan
Riwayat hipertensi selama 3 tahun
TD : 140/90 mmHg
Kontraksi uterus lemah
DIAGNOSIS Atonia Uteri
TERAPI Oksitosin
fs
Pendarahan Postpartum
fs
fs
fs
Pendarahan Postpartum
fs
fs
47. A. Ampisilin
KEYWORDS:
Wanita, 24 tahun, hamil G1P0A0
Demam tinggi selama 8 hari, T 39,1C
Sulit BAB, terakhir BAB 4 hari yang lalu.
Lidah kotor hiperemi
DIAGNOSIS Demam Tifoid
TERAPI Ampisilin
fs
fs
Pemeriksaan
Widal
Tubex
Typhidot
Kultur darah
fs
fs
Infeksi nifas
Definisi
Infeksi nifas didiagnosis berdasarkan kenaikan temperatur diatas
38C selama minimal 2 hari berturut-turut, terjadi antara hari ke-2
hingga ke-10 sesudah persalinan dan tanpa adanya bukti innfeksi lain
Etiologi :
Streptococcus, Staphylococcus, Enterococcus, Klebsiela, Peptococcus,
dll.
Jenis Infeksi:
Metritis, infeksi luka insisi, necrotizing fascitis, infeksi adneksa,
salpingitis, abses pelvis, peritonitis, dll.
fs
fs
Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk
mencegah kehamilan setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa
pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.
Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat
Perkosaan
Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari
pertama, namun lebih efektif bila dikonsumsi sesegera mungkin.
fs
fs
Dosis Tinggi
fs
Menoupause
Menopause adalah berhentinya menstruasi setelah terjadi amenorrhea
selama 12 bulan berturut-turut. Menurut Perkumpulan Menopause Indonesia
(PERMI) usia rata-rata menopause populasi Indonesia ialah 51,3thn.
Manifestasi Klinis
1. Gejala vasomotor : rasa panas pada bagian atas tubuh terutama pada
wajah, leher, dan dada, disebut juga hot flush
2. Nyeri sendi
3. Kulit keriput
4. Atrofi genitourinaria
5. Fungsi seksual menurun
6. Stroke
7. osteoporosis
fs
fs
fs
52. A. NS-1
KEYWORDS:
Ny. L, 22 tahun, demam tinggi mendadak sejak 2 hari
Gusi berdarah dan bintik-bintik merah pada tangan dan kaki
TD 100/80 mmhg, nadi 80x/i, nafas 24x/i, suhu 38.9 C
Hb 12 gr/dl, Ht 36%, leukosit 5000 mm3, trombosit 160.000 mm3
Pemeriksaan NS-1
Diagnosis Dengue Fever
fs
Dengue Fever
fs
fs
fs
fs
fs
Morfologi
P.falciparum
P. vivax
P. Ovale
P. malariae
Masa inkubasi
9-14 (12)
12-17 (15)
16-18 (17)
18-40 (28)
Daur siklus
36-48 jam
48 jam
50 jam
72 jam
Tertiana
Tertiana
Kuartana
30.000
10.000
15.000
15.000
Red cells up to 14
days old
Reticulocytes
Older cells
Lebih besar
Maurer dots
Schuffner dots
Ameboid,
James dots
Ziemanns dots
Ringform ,double
dots/headphone,
accole
Ring
Comet form
Jenis malaria
Jumlah merozoit
/hepatosit
Eritrosit yang
diinfeksi
Eritrosit
Sitoplasma
Bentuk trofozoit
Bentuk skizon
Bentuk gametosit
Relaps
fs
Bunga
Bulan sabit, pisang
Sferis
Sferis
(+)
(+)
Sferis
fs
fs
Malaria Berat
Ditemukan P. Falciparum pada stadium aseksual dan disertai 1 atau lebih
gejala :
Malaria serebral
Anemia berat (Hb <5 g/dl atau Ht <15%) pada hitung parasit
>10.000/L
Gagal ginjal akut (urin <400 ml/24 jam pada dewasa atau <1
ml/KgBB/jam pada anak)
Edema paru
Hipoglikemia
Syok
Perdarahan spontan disertai gangguan koagulasi
Kejang >2x/24 jam
Asidemia/asidosis
Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut
Malaria serebral
56. B. Leptospirosis
KEYWORDS:
Nyeri di epigastrium sejak satu minggu
Demam, mual, dan muntah.
Sklera ikterik dengan nyeri otot di betis
Hb 14,2 g/dL, Ht 37%, leukosit 18.500, trombosit 225.000
DIAGNOSIS Leptospirosis
fs
Leptospirosis
Definisi
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans.
Penularan
Kontak dengan air, tanah atau lumpur yang terkontaminasi urin bintang yang terinfeksi atau
akibat gigitan binatang infeksius. Vektor: tikus, anjing, babi, lembu, kuda, kucing, binatang
pengerat lainnya.
Manifestasi Klinis
Demam, mengigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, nyeri tekan otot,
mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit.
Pemeriksaan
Kultur darah atau cairan serebrospinal
Serologi: MAT, MSAT
Mikroskop lapangan gelap
fs
fs
Demam Tifoid
Definisi
Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi.
Manifestasi Klinis
Demam terutama sore hari (stepladder)
Sakit kepala, nyeri otot, malaise
Konstipasi, diare
Rose spot pada abdomen, splenomegali
Diagnosis
Kasus Pasti (Confirmed case)
Kultur Positif
Kasus probable ( Probable case )
fs
Pemeriksaan
Kultur : sumsum tulang >>mgg 1 (gold standard
darah >> mgg 1 & mgg 2
feses >> mgg 2
urin >> mgg 3 atau 4
cairan empedu >>carrier tifoid
Widal
typidot, tubex, dll
fs
Marker Hepatitis B
fs
HbsAg
Anti-Hbc
Anti-Hbs
Anti-Hbc
fs
59. D. Schistomiasis
KEYWORDS:
Anak perempuan, 4 tahun
Mencret, demam dan nyeri perut
Pemeriksaan feses didapatkan feses cair, berwarna cokelat dan
banyak
Pemeriksaan mikroskop ditemukan telur cacing dengan duri
rudimenter
DIAGNOSIS Schistosomiasis
fs
Schistosoma mansoni
Schistosoma mansoni
Terminal spine
Schistosoma haematobium
Schistosoma japanicum
rudimeter
lateral spine
fs
Enterobius vermicularis
Ascaris lumbricoides
Mirip huruf D
Terrdiri dari 3 lapis.
Lapisan terluar seperti
renda
Trischuris trichura
Double knob
fs
61. E. Skrofuloderma
KEYWORDS:
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan keluhan
timbul tukak pada leher kiri.
Setahun kemudian tukak tersebut pecah, tidak begitu nyeri, dan
meluas
Pemeriksaan PA, didapatkan massa folikel yang dilapisi sel kuboid
fs
DIAGNOSIS Skrofuloderma
Skofuloderma
Definisi:
Timbulnya skofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari
organ dibawah kulit yang telah terserang penyakit tuberkulosis.
Lokasi asal:
1. KGB, paling sering leher, ketiak, dan lipat paha
2. Sendi dan tulang
Skofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis,
berupa pembesaran KGB tanpa tanda radang akut.
fs
61. C. Stadium 3
KEYWORDS:
Tn. G, usia 28 tahun, datang dengan keluhan demam dan diare
kurang lebih 1 bulan.
Berat badan berkurang drastis dari 70 kg menjadi 58 kg
Badan pasien terasa lebih hangat dari biasanya sejak 2 bulan yang
lalu
Pasien menjalani pola hidup bebas, tetapi penggunaan jarum
suntik disangkal. BTA sputum (-), Anti HIV (+) dalam tiga kali
pemeriksaan.
DIAGNOSIS AIDS Stadium 3
fs
Gejala minor
1. Batuk > 1 bulan.
5. Herpes simplex kronik&
2.Dermatitis generalisata.
progressif
3. Herpes zooster multisegmen
6. Limfadenopati general.
/ berulang
7. Mikosis kelamin berulang
4.Kandidiasis orofaring
fs
Stadium I
1. Asimptomatik
2. Limfadenopati menyeluruh dan persisten(>3bln).
Stadium II
1.Penurunan berat badan < 10%
2.Manifestasi mukokutaneus yang ringan(dermatitis seboreika,
papular pruritic eruption(PPE), infeksi jamur pada kuku, ulserasi
mulut yang berulang ,angular cheilitis)
3.Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4.Infeksi saluran nafas yang berulang ( sinusitis bakterial)
fs
Stadium III
1.Penurunan berat badan, > 10%
2.Diare kronik > 1 bulan
3.Demam berkepanjangan yang tidak bisa dijelaskan (intermitten atau
konstan), > 1 bulan
4. Kandidiasis oral
5. Oral hairy leukoplakia,
6. Ulserasi nekrotising akut : stomatitis,ginggivitis atau periodontitis.
7.Tuberkulosis paru dalam tahun sebelumnya
8. Infeksi bakteri yang berat (pneumonia,empyema, pyomiositis,infeksi
tulang &sendi, meningitis, bakteriemia,PID) .
9. Anemia,neutropenia,trombositopenia yang tak jelas
penyebabnya.
fs
Stadium IV
1.HIV wasting syndrome
2.Pneumocystis jiroveci pneumonia(PCP)
3.Toxoplasmosis otak
4.Cryptosporidiosis dengan diare > 1 bulan
5.Cryptococcosis ekstraparu
6.Penyakit cytomegalovirus pada suatu organ selain hati, spleen, atau
kelenjar limfe
7.Infeksi virus herpes simplex mukokutaneus > 1
bulan, atau saluran
cerna beberapa lama
8.Progressive multifocal leukoencephalopathy
fs
62. C. Cimetidin
KEYWORDS:
Nyeri ulu hati sejak 4 jam
Keluhan biasanya reda dengan mengonsumsi obat maag
Salah satu obat untuk mengatasi dispepsia yang memiliki efek
samping impotensi
DIAGNOSIS Dyspesia
fs
Cimetidine
fs
fs
fs
Pemeriksaan
Manometri esofagus
Tes PPI
Endoskopi : Ditemukan mucosal break
pada esofagus. Histopatologi juga dapat
memastikan adanya Barrets esofagus atau
keganasan lainnya.
64. B. 5-7
KEYWORDS:
Laki laki, keluhan nyeri perut.
Awal nyeri perut sebelah kanan bawah
Keluhan disertai perut kembung, mual muntah, tidak nafsu makan
dan demam
Bising sus menghilang, defans muskular (+)
DIAGNOSIS Appendisitis akut
fs
Alvarado score
fs
fs
fs
fs
Clostridium
fs
Clostridium botulism
Clostridium perfringens
Sumber
Makanan kaleng
Daging mentah
Gejala
Penanganan
Terapi supportif
Keywords:
- Wanita 28 tahun, hamil 5 bulan
- Batuk 1 bulan, demam sub-febris, berkeringat pada
malam hari
- Pemeriksaan sputum +/+/- Foto toraks fibroinfiltrat pada apex paru dextra
- Prinsip terapi pada pasien ini?
Diagnosa: TB paru
68. C. Pirazinamid
Keywords:
Laki-laki 50 tahun
Nyeri sendi pangkal jari kaki dan jempol kaki kanan sejak 1
minggu yang lalu
Pemeriksaan fisik peradangan pada sendi metatarsofalangeal
dan interfalang I
Pasien minum OAT secara rutin sejak 3 minggu yang lalu
Laboratorium asam urat 10,5 mg/dl
Obat yang paling mungkin berperan menimbulkan keluhan
tersebut?
Diagnosa: Gout arthritis
69. A. Normal
Keywords:
Perempuan 30 tahun
Sesak nafas dan batuk, bertambah berat pada malam hari
Dua hari sebelumnya hidungnya tersumbat akibat influenza. Sesak
sering kambuh bila terkena debu
Pemeriksaan fisik sulit bernafas, TD 120/80 mmHg, RR
24x/menit, T 36.5OC; auskultasi wheezing di kedua lapang paru
Gambaran foto toraks PA?
Diagnosa: Asma
Keywords:
Anak perempuan 14 tahun
Sesak sejak 1 jam yang lalu
Pasien alergi bulu kucing dan benang wol; sering
mengalami infeksi saluran pernafasan atas
- HR 90x/menit, T 37oC. Thoraks retraksi dinding
dada (+), wheezing +/+
- Hasil pemeriksaan AGDA?
71. B. Azitromisin
Keywords:
- Laki-laki 45 tahun
- Sesak napas selama 6 hari disertai dengan batuk
berdahak kental berwarna kehijauan dan panas badan
- TD 120/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 34 x/menit, T
38,5 oC. Pemeriksaan fisik paru bagian kanan ronki (+)
- Terapi paling tepat?
Diagnosa: Pneumonia
TATALAKSANA CAP
CURB65
RR
CONSCIOUSN
>30 =
ESS
1
Somnolen = 1
UREMIA
BUN >20 = 1
BP
<90/60
=1
USIA
65 = 1
TOTAL SKOR:
0-1 : RAWAT
JALAN
2: RAWAT INAP
3: ICU
TATALAKSANA CAP
Inpatient
0-1 : RAWAT
JALAN
2: RAWAT INAP
Sebelumnya sehat
Belum pernah minum
AB dlm 3 bulan
Pykt cardiopulmonary
(-)
Makrolid
(Azitromisin 500
mg/hr)
ATAU
Doksisiklin 100 mg PO
bid
Komorbiditas (+):
Penyakit kronis
jantung, paru,
ginjal,liver
DM, alkoholik,
keganasan
Asplenia,
imunosupresi
Pakai AB dalam 3
bulan
Fluoroquinolone
(levofloxacin 1x750
mg/hari)
ATAU
B-Lactam + Makrolid
3: ICU
B-lactam
+
Azitromisi
n/
fluoroquin
olon
72. B. Pertusis
Keywords:
Anak laki-laki 4 tahun
Batuk selama 7 minggu
Batuk dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, disertai
muntah pada akhir batuk. Batuk berbunyi terutama ketika
menarik napas
Anak tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap
T subfebris, RR 28 x/ menit
Pemeriksaan sputum diisolasi bakteri berbentuk batang kecil,
pewarnaan gram negative
Diagnosa: Pertusis
Keywords:
- Perempuan 25 tahun
- Bintik-bintik merah pada seluruh kaki dan tangan, gusi
sering berdarah saat sikat gigi dan kulit mudah lebam
bila terbentur sesuatu
- Laboratorium Hb 8,3 g/dL, leukosit: 6500/mm3,
trombosit104.000/mm3, Hct 24%
Diagnosa: Idiopathic Trombocytopenic Purpura
BLEEDING TIME :
It indicates how well platelets interact with blood vessel walls to form blood clots.
Bleeding time is the interval between the moment when bleeding starts and the
moment when bleeding stops.
Bleeding time is used most often to detect qualitative defects of platelets.
Normal bleeding time (Dukes method) is ito 4 minutes.
Bleeding time is prolonged in purpuras, but normal in coagulation
disorders like haemophilia.
Purpuras can be due to
Platelet defects - Thrombocytopenic purpura (ITP & TTP)
Vasculardefects-Senilepurpura,HenochSchonleinpurpura
Keywords:
Anak laki-laki 3 tahun
Keluhan utama pucat. Anak pucat sejak 2 minggu yang lalu.
2 hari yang lalu pasien mengalami perdarahan gusi. Riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Pemeriksaan fisik status gizi kurang, anemia, perdarahan
gusi, hepatosplenomegali, dan limfadenopati
Pemeriksaan darah Hb 6 g/dL, leukosit 67.000/uL, hematokrit
18,4%, trombosit 45.000/mm3, hitung jenis leukosit sel blas
25%, basofil 1%, eosinofil 2%, batang 2%, segmen 13%, limfosit
55%, monosit 2%
Diagnosa: Leukemia limfoblastik akut
CLL
Lymphoid
Stages of Maturation/Differentiation
ALL
Myeloid
AML
CML
Keywords:
- Tn.X 28 tahun
- Mudah lelah dan sering BAK sejak 6 bulan yang lalu. BB
turun 15 kg dalam 5 bulan
- Laboratorium GDS 140 mg/dl dan GDP 120 mg/dl.
Setelah diulang hasilnya tetap sama
- Pemeriksaan selanjutnya?
Diagnosa: GDPT/TGT
76. A. Tiroksin
Keywords:
- Perempuan 21 tahun
- Benjolan (+) pada leher yang muncul sejak pasien berusia
14 tahun dan makin lama makin membesar hingga
seukuran bola tenis meja. Benjolan bersifat simetris
- Laboratorium TSH meningkat dan FT4 menurun
- Terapi medikamentosa?
Diagnosa: Hipotiroid
Diagnosis
Third-generation thyroid-stimulating hormone
(TSH) assays are generally the most sensitive
screening tool for primary hypothyroidism.If
TSH levels are above the reference range, the
next step is to measure free thyroxine (T4) or
the free thyroxine index (FTI), which serves as
a surrogate of the free hormone level. Routine
measurement of triiodothyronine (T3) is not
recommended.
Results in patients with hypothyroidism are as
follows:
Elevated TSH with decreased T4 or FTI
Elevated TSH (usually 4.5-10.0 mIU/L) with
normal free T4 or FTI is considered mild or
subclinical hypothyroidism
Tatalaksana
Monotherapy with levothyroxine (LT4) remains the treatment of choice for
hypothyroidism. Aspects of LT4 treatment are as follows:
Otherwise young and healthy patients can be started on LT4 at anticipated full
replacement doses
In elderly patients and those with known ischemic heart disease, begin with one
fourth to one half the expected dose and adjust the dose in small increments after
no less than 4-6 weeks
For most cases of mild to moderate hypothyroidism, a starting LT4 dose of 50-75 g
daily will suffice
Clinical benefits begin in 3-5 days and level off after 4-6 weeks
Achieving a TSH level within the reference range may take several months
LT4 dosing changes should be made every 6-8 weeks until the patients TSH is in
target range
Keywords:
Laki-laki 66 tahun
Sesak yang dialami sejak beberapa tahun yang lalu
Riwayat hipertensi dengan pengobatan yang tidak
teratur (+)
- Pemeriksaan fisik edema kedua tungkai, TD 100/80
mmHg, HR 120x/menit, RR 28x/menit, T 37 C
- Pengobatan yang sesuai?
Diagnosa: CHF grade II
Gagal Jantung
Definisi:
Sebuah sindrom klinis yang umumnya ditandai dengan gejala sesak nafas dan
fatig, yang disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti: hipertensi,
kardiomiopati atau penyakit jantung koroner.
Pembagian:
o Gagal jantung kanan (terjadi pada hipertensi pulmonal primer, tromboemboli),
dengan gejala kongesti cairan sistemik dan Gagal jantung kiri (akibat
kelemahan ventrikel kiri) berakibat pada penurunan perfusi sistemik.
o Low Output Heart Failure (biasanya terjadi akibat hipertensi, kardiomiopati
dilatasi, kelainan katub)dan High Output Heart Failure (ditemukan pada
penurunan resistensi vaskular sistemik, seperti hipertiroid, anemia dan kehamilan)
Grading (NYHA)
Grade I: Pasien tidak bergejala diuretik
Grade II: Pasien mengalami penurunan fungsi jantung, gejala
timbul saat beraktivitas berat namun tidak bergejala saat
istirahat (slight limitation on physical activity) diuretik + ACEI/ARB
Grade III: Aktivitas fisik minor menyebabkan keluhan sesak
nafas (marked limitation on physical activity) diuretik + ACEI/ARB
+ PSD + digoksin
Grade IV: Gejala timbul bahkan saat pasien beristirahat
diuretik + ACE-I/ARB + PSD + digoksin + inotropic agent
79. E. ACE-Inhibitor
Keywords:
- Laki-laki 52 tahun
- Riwayat Diabetes Mellitus (+) sejak 3 tahun
yang lalu
- Pemeriksaan Fisik TD 170/110 mmHg, HR 82
x/menit, RR 18 x/menit. Proteinuria (+)
- Golongan obat anti hipertensi yang bisa
memperbaiki DM dan proteinuria?
Keywords:
- Wanita 56 tahun
- Sesak nafas yang bertambah parah dalam 1 hari
ini
- Riwayat sakit jantung (+) sejak 10 tahun yang
lalu
- Pemeriksaan fisik compos mentis, TD 90/60
mmHg, HR 160x/menit, RR 32x/menit, T afebris,
akral dingin (-)
- Penanganan untuk meningkatkan cardiac output?
Syok kardiogenik
Definisi:
Sinrom klinis akibat penurunan curah jantung yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan
volume intravaskular yang adekuat.
Kriteria:
TATALAKSANA
1. Oksigen dan intubasi
2. Nitrogliserin bila TDS > 100 mmHg
3. Dopamine bila TDS 70 100 mHg dengan
tanda syok
4. Dobutamine bila TDS > 100 mmHg tanpa
gejala syok
82. D. RJP
Keywords:
Tn.H pingsan tiba-tiba saat sedang bekerja
Riwayat hipertensi dan kebiasaan merokok (+)
Pemeriksaan fisik nadi tidak teraba, RR 10
x/menit
- Gambaran EKG:
- Tindakan segera?
ALGORITMA
CARDIAC ARREST
83. A. Epinefrin
Keywords:
Tn.H pingsan tiba-tiba saat sedang bekerja
Riwayat hipertensi dan kebiasaan merokok (+)
Pemeriksaan fisik nadi tidak teraba, RR 10
x/menit
- Gambaran EKG:
- Talaksanaan farmakologi?
ALGORITMA
CARDIAC ARREST
85. D. Adenosin 6 mg
Keywords:
- Wanita 44 tahun
- Berdebar-debar sejak beberapa jam yang lalu. Nyeri
dada (-)
- Pemeriksaan fisik compos mentis, HR 170 x/menit
- Gambaran EKG:
- Tindakan selanjutnya?
Keywords:
Anak laki-laki 3 tahun
Tampak sesak setelah bermain kacang tanah
Pemeriksaan fisik anak tampak sianosis dan terdengar
stridor
- Tatalaksana paling tepat?
Keywords:
Anak perempuan 5 bulan
Mencret (+) sejak 2 hari yang lalu, darah dan lendir (-)
Bayi masih mau minum ASI
Pemeriksaan fisik dalam batas normal, tanda-tanda
dehidrasi (-)
- Langkah pencegahan untuk menghindari kasus serupa?
Diagnosa: susp. GE e.c. virus
DIARE
Klasifikasi:
1. Berdasarkan lamanya diare:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to
thrive)
selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
a. Diare sekresi (secretory diarrhea)
b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)
Penatalaksanaan:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
a. Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama
10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10
hari.
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
ETEC
Enterotoxigenic Escherichia coli, atau
ETEC,merupakan sekelompok E. Coli
yang menghasilkan toksin yang dapat
menstimulasi permukaan usus yang
menyebabkan
sekresi
cairan
berlebihan
dan
kemudian
menyebabkan diare.
Definisi
Penyakit
Hirschsprung
aganglionik
megakolon
juga
disebut
kongenital,
dengan
merupakan
Diagnosis
Trias gejala klinis :
Pengeluaran mekonium yang
terlambat (> 24 jam)
Muntah hijau
tanda dari Obstruksi Usus
Distensi abdomen
Penatalaksanaan
Sampai pada saat ini, penyembuhan penyakit Hirschsprung
hanya dapat dilakukan dengan pembedahan.
Penanganan bedah pada umumnya terdiri atas dua tahap yaitu
tahap pertama dengan pembuatan kolostomi dan tahap kedua
dengan melakukan operasi definitif.
Beberapa prosedur tindakan definitif yaitu prosedur Swensons,
sigmoidectomy, prosedur Duhamel, prosedur Soaves Transanal
Endorectal Pull-Through, prosedur Rehbein dengan cara reseksi
anterior, prosedur Laparoskopic Pull-Through, prosedur dan
prosedur miomektomi anorektal.
91. C. Omfalokel
Keywords:
Benjolan di perut dengan dasar
umbilikus
Benjolan berupa organ abdomen
yang tertutup peritoneum
Diagnosa:
Omfalokel
Omfalokel
Kelainan berupa protusi isi rongga perut ke luar dinding perut
sekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu
kantong.
Terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari
posisi ekstra-abdominal daerah umbilicus yang terjadi dalam
minggu keenam sampai kesepuluh kehidupan janin.
Sering bersamaan dengan terjadinya kelainan kongenital
lain, misalnya sindrom down.
Pada omfalokel yang kecil, umumnya isi kantong terdiri atas usus
saja sedangkan pada yang besar dapat pula berisi hati atau
limpa
Keywords:
Saat lahir bayi hanya menangis sebentar
Merintih
Warna badan kemerahan tetapi tangan dan kaki tampak
kebiruan
- Bayi hanya bergerak sedikit dengan rangsangan.
- Denyut jantungnya 120 x/menit, pernafasan tidak teratur.
Apgar:
6
APGAR
Pertusis
Pertusis atau batuk rejan / batuk seratus hari adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis
Merupakan penyakit yang bersifat toxin mediated, toxin
yang dihasilkan kuman melekat pada bulu getar saluran
nafas akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga
menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan.
Diagnosis
Masa inkubasi 5 -10 hari
Stadium kataralis 1- 2 minggu -> Gejala umum
infrksi saluran nafas atas, injeksi dan peningkatan
sekret nasal, demam ringan
Stadium paroksismal 1 6 minggu -> Batuk keras
yang diawali insirasi panjang (whoop), diakhiri
muntah
Stadium penyembuhan
Batuk menghilang secara bertahap
94. B. Pertusis
Keywords:
Bayi 3 bulan
kejang disertai panas tinggi.
pagi harinya anak mendapat imunisasi
kombinasi DPT/Hb dan Polio
Diagnosis:
Kejadian Ikutan Post Imunisasi (KIPI ) DPT
KIPI
Keywords:
- Bayi 13 bulan
- Kejang seluruh tubuh selama 2 menit, hari ini sudah 3 kali
kejang.
- Satu hari sebelumnya. pasien demam dan buang air besar cair
4 kali, feses masih ada ampas, tidak ada lendir maupun darah
- suhu axillar 38,4 C
Diagnosis:
Kejang demam kompleks
Definisi
Kejang demam adalah kejang yang
disebabkan kenaikan suhu tubuh
lebih dari 38,4 C tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit akut pada anak
berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat
kejang sebelumnya (IDAI, 2009)
Klasifikasi:
- kejang demam kompleks ialah kejang demam yang lebih lama dari 15
menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali kejang per episode demam).
- Kejang demam sederhana ialah kejang demam yang bukan kompleks.
- Kejang demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada
Gejala Klinis
- Suhu tubuh mencapai 39C.
- Anak sering kehilangan kesadaran saat kejang
- Kepala anak sering terlempar keatas, mata
mendelik, tungkai dan
lengan mulai kaku, bagian
tubuh anak menjadi berguncang.
- Kulit pucat dan mungkin menjadi biru.
- Serangan terjadi beberapa menit setelah anak itu
sadar
Keywords:
- Bayi laki-laki lahir spontan usia kehamilan 30-31
minggu
- APGAR score 7-8, dan dirawat di inkubator.
- Bayi merintih, sesak dan sianosis, nadi
130x/menit
Diagnosis:
Penyakit membran hialim
Keywords:
Bayi lahir di Bidan desa-> tidak diberi Vitamin K
lemah dan tidak mau menetek.
Bayi lahir bugar langsung menangis, APGAR 8 dan
10
Diagnosa:
Acquired Prothrombin Complex Deficiency
APCD
99. C. Fototerapi
Keywords:
- Bayi 2 hari lahir cukup bulan.
- Sekujur tubuh bayi tampak kuning sejak 30 jam setelah
kelahiran.
- Bayi tersebut menerima ASI dari ibunya.
- kuning pada wajah, sklera, dan dada, sedangkan
pemeriksaan lain dalam batas normal.
- bilirubin total 16.5 g/dL.
Diagnosa: Breastfeeding Jaundice
Breastfeeding Jaundice
Breast milk jaundice is a type of neonatal
jaundice associated with breastfeeding. It is
characterized by indirect
hyperbilirubinemia in a breastfed newborn
that develops after the first 4-7 days of
life, persists longer than physiologic
jaundice, and has no other identifiable
cause.
Treatment
Treatment recommendations in this section apply only to healthy term infants
with no signs of pathologic jaundice and are based on the severity of
hyperbilirubinemia. Continue breastfeeding and supplement with formula.
Temporary interruption of breastfeeding is rarely needed and is not
recommended unless serum bilirubin levels reach 20 mg/dL (340 mol/L).
For infants with serum bilirubin levels from 17-25 mg/dL (294-430
mol/L), add phototherapy to any of the previously stated treatment
options. The most rapid way to reduce the bilirubin level is to interrupt
breastfeeding for 24 hours, feed with formula, and use phototherapy;
however, in most infants, interrupting breastfeeding is not necessary or
advisable.
Phototherapy can be administered with standard phototherapy units and
fiberoptic blankets. See the image below.
Keywords:
- Anak 6 tahun
- Sering mendapat antibiotika Tetrasiklin
Diagnosis:
Diskolorasi gigi dan gangguan pertumbuhan
akibat tetrasiklin
Sindrom turner
Turners syndrome, a disorder in females
characterized by the absence of all or part
of a normal second sex chromosome, leads
to a constellation of physical findings that
often includes congenital lymphedema,
short stature, and gonadal dysgenesis
Gejala klinis
Tubuh pendek
Webbed neck (kulit diantara leher dan bahunya menyatu, seperti selaput)
Garis rambut yang pendek pada leher bagian belakang
Pembengkakan pada punggung tangan dan puncak kakin (limfedema)
Pada leher bagian belakang seringkali ditemukan pembengkakan atau lipatan kulit yang longgar
Jari manis dan jari-jari kakinya pendek, kukun tidak terbentuk dengan baik
Perkembangan tulang abnormal (misalnya dada berbentuk seperti tameng, lebar dandatar, dengan
jarak yang lebar diantara kedua puting susunya)
Pada kulit terdapat banyak tahi lalat berwarna gelap
Perkembangan seksual sekunder pada masa pubertas tidak terjadi atau mengalami
keterbelakangan (rambut kemaluan yang jarang dan tipis, payudara kecil)
Amenore (tidak mengalami menstruasi)
Simian crease (pada telapak tangan hanya terdapat satu garis tangan)
Pengobatan:
estrogen dalam kombinasi dengan
progestagen secara siklis sampai
masamenopause atau
pascamenopause.
Inkompabilitas rhesus
Definisi:
Inkompatibilitas Rhesus adalah
penyakit hemolitik isoimun yang
menyebabkan anti bodi IgG melawan
anti gen sel darah merah fetus
Gejala klinis
Rh incompatibility can cause symptoms ranging from
very mild to deadly.
In its mildest form, Rh incompatibility causes the
destruction of red blood cells. There are no other effects.
After birth, the infant may have:
- Yellowing of the skin and whites of the eyes (jaundice)
- Low muscle tone (hypotonia) and lethargy
Pemeriksaan penunjang
A positive direct Coombs test result
Higher-than-normal levels of bilirubin
in the baby's umbilical cord blood
Signs of red blood cell destruction in
the infant's blood
Keywords:
neonatus berusia 1 jam
BBL 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9,
PD: massa di lumbrosakral seperti daging
sebesar jeruk, didapat defek penutupan tulang
vertebra di regio lumbosakral
Diagnosis
Spina Bifida
Definisi
- Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect
yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena
bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau
gagal terbentuk secara utuh.
- Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya
hidrosefalus, atau gangguan fungsional yang merupakan akibat
langsung spina bifida sendiri, yakni gangguan neurologik yang
mengakibatkan gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang
pada tungkai bawah serta gangguan fungsi otot sfingter
Etiologi:
Kombinasi dari faktor genetik dan
lingkungan,seperti
keluarga
dengan
riwayat
defek
neural
Diagnosis
- In some cases, spina bifida might not be diagnosed
until after the baby is born.
- Sometimes there is a hairy patch of skin or dimple
on the babys back that is first seen after the baby
is born. A doctor can use an image scan, such as
an, X-ray, MRI, or CT, to get a clearer view of the
babys spine and the bones in the back.
Keywords:
- benjolan pada kelopak mata kanan atas
sejak 1 minggu lalu.
- pseudoptosis, tidak hiperemis, tidak nyeri,
dan konsistensi keras.
Diagnosis:
Chalazion
definisi
massa di kelopak mata yang dihasilkan dari peradangan
noninfeksi granulomatosakronis pada kelenjar meibom.
Gejala klinis
A chalazion is usually a painless swelling on the eyelid that has
been present for weeks to months
A chalazion takes the form of a palpable nodule on the eyelid,
sometimes as large as 7-8 mm in diameter. Usually, it is firm,
nonerythematous, nonfluctuant, and nontender, although a large
or acute chalazion may be tender as a consequence of size
effects
Treatment
- Small, inconspicuous, asymptomatic
chalazia may be ignored.- Otherwise, conservative treatment
with lid massage, moist heat,
and topical mild steroid drops
should suffice
Definisi
suatu peradangan pada kelopak mata
Gejala klinis
- Rasa terbakar pada mata
- Mata berair
- Rasa mengganjal pada mata
- Fotofobia
- Penurunan penglihatan
- Gatal pada mata
- Mata merah
Keywords
- Bayi 5 hari dibawa dengan keluhan
mata berair sejak lahir.
- Mata tidak merah, tidak ada sekret.
Diagnosis
dacryocystitis
dacryocystitis
Nasolacrimal duct obstruction is a blockage of the
lacrimal drainage system. In children the majority of
nasolacrimal duct obstruction is congenital.
the etiology of congenital nasolacrimal duct
obstruction is most commonly a membranous
obstruction at the valve of Hasner at the distal end of
the nasolacrimal duct. General stenosis of the duct is
the second most common cause of duct obstruction.
Gejala klinis
The signs of nasolacrimal duct
obstruction consist of an increased
tear lake, mucous or mucopurulent
discharge, and epiphora. The
periocular skin is sometimes
chapped.
tatalaksana
Medical management of nasolacrimal duct obstruction
consists primarily of observation, lacrimal massage,
and treatment with topical antibiotics.
Dacryocystitis in association with neonatal
nasolacrimal duct obstruction should be treated with
systemic antibiotics and urgent probing of the
nasolacrimal duct with attention to the need to
marsupialize the membranous cyst at the distal end of
the duct.
109. b. pterigium
Keywords
- rasa mengganjal pada mata.
- adanya membran putih dari kantus
medialis ke arah kornea
Diagnosis
Pterigium
definisi
Pterygium
adalah
pertumbuhan
jaringan
konjungtiva
menuju
kornea
pada
daerah
Gejala klinis
muncul sebagai lipatan berbentuk
segitiga pada konjungtiva yang
meluas ke kornea pada daerah
fissura interpalpebra.
Deposit besi dapat dijumpai pada
bagian epitel kornea anterior dari
kepala pterygium (stoker's line).
penatalaksanaan
Beberapa
obat
topikal
seperti
lubrikans,
vasokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk
menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan
derajat 2.
Indikasi eksisi pterygium sangat bervariasi. Eksisi
dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang
menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm
dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau
aksis visual, adanya gangguan pergerakan bola mata.1
penatalaksanaan
Removal allergen
Topical antihistamine
Vasoconstrictors
Konjungtivitis
Bakteri
Virus
Jamur
Alergi
Dry eye
Sekret
Banyak,
purulen
Sedikit,
cair
Sedikit
Sedikit,
cair
hingga
putih
Mata
kering,
mukus
bisa
banyak
Kemosis
++
+/-
++
Gejala
lain
Edema
kelopak,
gatal
Edema
kelopak,
Folikel,
fotofobia,
Jarang
gatal,
injeksi
konjungti
va bulbi
lokal
Edema
kelopak
, papil,
injeksi
pada
konjung
tiva
tarsal,
Penglihat
an sering
kabur
Mata merah
berair, tajam
penglihatan
turun, fotofobia,
Tes sensibilitas
kornea menurun
Antivirus
Asiklovir salep
mata tiap 4
jam
Terapi
Flouresin tes:
lesi dendritik +
Pemeriksaan
fisik
Manifestasi
klinis
Manifestasi
pada kulit
wajah: vesikel
(lenting berisi
cairan)
113. b. Pseudomonas
aeroginosa
KEYWORDS
Wanita 50 tahun mata merah sejak 1 bulan.
Pandangan silau saat melihat cahaya, penglihatan
menurun
PE: kornea keruh, defek +, infiltrat hijau kebiruan
pada epitel
Etiologi?????
Manifestas
i klinis
Pemeriksa
an
Ulkus
kornea
mata merah, nyeri, pandangan kabur (visus
turun),
defek epitel, hipopion, hifema, sinekia
posterior
tes flourescen +
pewarnaan gram, pemeriksaan KOH, kultur
Pseudomona
s
Bakteri
gram +
Acanthamo
ba
Ulkus
bulat/lonjon
g,
warna
putih abuabu
Ulkus
indolen
(berkemban
g lambat),
stromal ring
Virus
ed
114.C. Keratitis
KEYWORDS
Wanita 23 tahun mata merah, berair, silau, dan
penurunan penglihatan. Riwayat kemasukan debu
saat mengendarai sepeda motor.
PE mata:
Palpebra : blefarospasme
Konjungtiva : injeksi silier
Kornea : infiltrat (+), berbatas tegas, edema (+), tes
fluorescence (+)
COA : hipopion (+)
Diagnosis???
Keratitis
Mata merah, silau, sensasi benda asing, penglihatan turun
FR: Riwayat trauma, kurangnya sekresi air mata, lensa kontak,
alergi
KEYWORDS
Laki-laki 50 tahun pandangan kabur sejak 1 hari
Menderita DM selama 7 tahun, tidak terkontrol
Pemeriksaan: visus ODS 1/300, ruboisis iridis,
perdarahan vitreus, edema makula,
perdarahan retina
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis???
Oftalmoskop indirek
Oftalmoskop direk
Pemeriksaan diabetes
retinopati
In patient with diabetic retinopathy, an important
overview is first seen with the indirect
ophthalmoscope.
Keuntungan oftalmoskop indirek:
1. Pencahayaan yang lebih terang untuk melihat media
yang keruh
2. dapat melihat dengan kedua mata, lebih nyaman
3. dapat melihat keseluruhan retina
Glaukoma
Glaukoma (akut)
sudut tertutup
Glaukoma sudut
terbuka
Mata merah
Nyeri mual
muntah
Turun mendadak
Turun perlahan
Dangkal
Dalam
Melihat halo
Gangguan lapang
pandang
Visus
Bilik mata depan
Gejala lain
Post operative
endoftalmitis
Panoftalmitis:
disertai
keterbatasan
dan nyeri gerak
bola mata
DD
Nyeri, visual
loss, injeksi
konjungtiva,
sekret, sel, flare,
hipopion, vitritis
Manifestasi
klinis
Definisi
Peradangan
berat bola mata
akibat
intraocular
surgery
terutama
operasi katarak
Uveitis :
Anterior:
hipopion, sel
flare
Posterior:
floaters, mata
jarang merah
118.d. Presbiopia
KEYWORDS
Laki-laki 45 tahun keluhan sering nyeri kepala
disertai mata berair sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan lebih berat setelah membaca buku
dalam waktu lama.
Sebelumnya tidak pernah memakai kacamata.
PE: Visus 6/6, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis yang paling mungkin???
Presbiopi
Gangguan akomodasi
usia lanjut akibat
kelemahan otot
akomodasi/ elastisitas
lensa
Koreksi kacamata:
+ 1.0 D untuk usia 40
tahun, dengan
penambahan +0,5 D
setiap pertambahan usia
5 tahun
119.b. Ambliopia
KEYWORDS
Anak 8 tahun pandangan kabur pada mata kiri.
VOD 20/20, VOS 5/70. Setelah koreksi terbaik
S+3.00 D visus mata kiri menjadi 20/70.
Segmen anterior normal dan funduskopi tidak
ditemukan kelainan.
Kelainan pada mata kiri???
Ambliopia
Keadaan mata dimana tajam penglihatan anak tidak mencapai
optimal sesuai dengan usia dan intelegensiya walaupun
kelainan refraksinya telah dikoreksi
Dapat terjadi unilateral atau bilateral
Tidak ditemukan kausa organik pada pemeriksaan fisik mata
Trauma mata
Traum
a
kimia
Traum
a
asam
Traum
a
basa
SPM neurologi
Glucose
Gram stain
Kultur (% positif)
Warna
Tes Nonne
lide Neurologi
Tes Pandy Medulab
Bacterial
Viral
Fungal
Tuberculosa
N / tinggi
N / tinggi
Tinggi
1,000-10,000
< 300
20-500
50-500
>80
<20
<50
~20
Sangat
Tinggi(100500)
Tinggi
Tinggi
< 40
Normal
usually < 40
< 40
60-90 %
positive
Negative
Negative
AFB stain
(+) in 4080%
70-85
25
25-50
50-80
Keruh
(kuning/hijau)
Jernih
Opalesen
(kuning)
++/+++
-/+
++/+++
-/+++
-/+
++/+++
Definisi
Manifestasi
kinis
Nyeri radikuler dari pinggang hingga
kaki
Diprovokasi oleh batuk, bersin,
mengejan
Parestesia/ hipestesia
Kelemahan otot sesuai persarafan
Reflek tendon lutut (L2-3, L3-4)
Tes lasegue + ( L4-5, L5-S1)
Distribusi dermatom
KEYWORDS
Laki-laki 38 tahun keluhan nyeri pinggul yang menjalar
hingga ke kaki kanan.
Bekerja sebagai kuli panggul.
Nyeri menghilang dengan istirahat.
PE:kelemahan tungkai (-), pemeriksaan Laseque: pasien
merasa nyeri dari pinggul menjalar ke paha kanan.
Kemungkinan diagnosis???
Definisi
Manifestasi
kinis
Nyeri kepala
Tension
headache
Cluster
Migren
Lokasi
Sesisi
Kualitas
Berat, pegal,
kencang,
seperti
diikat/diteka
n
Berdenyut,
disertai
lakrimasi, inj.
konjungtiva,
rinore
Beredenyut ,
disertai mual
muntah
Memberat ketika
melihat cahaya
(fotofobia)/ di
keramaian
Faktor
Berhubunga
predispos n dengan
isi
stres
Permenkes 2014
125.e. Perdarahan
subarachnoid
KEYWORDS
Pasien penurunan kesadaran. Sebelumnya
mengeluh nyeri kepala dan muntah
menyemprot.
PE: TD 220/120 mmHg, kaku kuduk (+).
Kemungkinan diagnosis???
Stroke
Nyeri
kepala
Gangguan
kesadaran
Defisit
fokal
Kaku
kuduk
+/-
+/-
+++
PIS
+++
+++
+++
PSA
+++
++
+/-
Tipe
Infark
126.c. 0
KEYWORDS
Laki-laki 61 tahun keluhan nyeri kepala sejak 5
jam yang lalu.
Muntah menyemprot (+). Masih sadar
penuh, TD 200/110 , riwayat DM dan HT (+)
tidak terkontrol.
Siriraj Score???
Variabel
Siriraj score
Penilaian
Skor
Kesadaran
Kompos mentis
Stupor
Koma
0
1
2
Muntah
Tidak
Iya
0
1
Nyeri kepala
Tidak
Iya
0
1
TD
TD diastol
Ateroma (DM,
angina, klaudikasio
intermiten)
Tidak
Satu/lebih
Konstanta
0
1
-12
Penghitungan:
(2,5 x level kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
Nyeri kepala) + (0,1 x TD diastol) - (3 x penanda
ateroma) - 12
Kasus
(2,5x0) + (2x1) + (2x1) + (0,1x110) - (3x1) - 12 =
0
Epilepsi
Kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan
untuk menimbulkan bangkitan epileptik terus menerus,
dengan konsekuensi neurobiologiskogitif, psikologis, dan
sosial.1
Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/ 2
bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan
pertama dan kedua lebih dari 24 jam 1
Penghentian obat anti epilepsi dilakukan secara bertahap
setelah 2-52 (3-5)1 tahun pasien bebas kejang
128.b. Medianus
KEYWORDS
Perempuan 35 tahun keluhan rasa baal dan kesemutan
di ujung-ujung jari tangannya terutama pada ibu
jari, telunjuk dan jari tengah. Memberat ketika
malam atau mengangkat tangan terlalu lama. Kekuatan
otot tangan sedikit melemah.
PE: tinnel test (+).
Saraf yang paling mungkin terkena??
PM neurologi
Tes Tinel +
Tes Phalen +
PE dan Terapi
Etiologi:
-Idiopatik
-Gerakan berulang
-Gangg. Endokrin
Kesemutan,
rasa terbakar
dan baal di jari
tangan I, II, III
dan setengah
bagian lateral
jari IV terutama
malam/
dini
hari
Dapat
menjalar
ke
lengan atas
Manifestasi
klinis
Definisi
Kompresi/
penekanan nervus
medianus di dalam
terowongan karpal
Terapi:
Imobilisasi/
splint,
analgesik,
antiinflamasi,
bedah
129.d. Rivastigmin
KEYWORDS
Perempuan 65 tahun sering marah-marah sejak 1
minggu yang lalu.
Sering terlihat bingung dan marah-marah
karena lupa dimana meletakkan buku-buku
favoritnya.
Sekitar 1 bulan yang lalu, pasien pernah tidak
pulang ke rumah dan diantar tetangga sekitar
karena tersesat.
Demensia alzheimer
KRITERIA DIAGOSIS
- Terdapat perburukan memori dan kognisi lain
- Tidak terdapat gangguan kesadaran
- Tidak ditemukan penyakit sistemik atau penyakit
otak sebagai penyebab
- Onset 40-90 tahun
PM neurologi
TERAPI
Psoriasis
Penyakit autoimun bersifat kronik residif ditandai dg bercak eritem batas
tegas dg skuama kasar berlapis berwarna putih seperti mika dan
transparan
PE:
Fenomena tetesan lilin
Auspitz sign
Koebner sign: trauma/garukanlesi psoriasis
Pengobatan psoriasis
Sistemik:
Kortikosteroid, Obat sitostatik, Levodopa, Siklosporin
Topikal:
Preparat ter
Kortikosteroid: pada skalp, muka dan daerah
lipatan digunakan krim. Sedangkan di daerah
lain menggunakan salep.
Emolien
penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5 FKUI
FDE
Kelainan kulit akibat
obat/ bahan kimia yang
timbul berkali-kali di
tempat yang sama
Predileksi: sekitar
mulut, daerah bibir,
daerah kemaluan
133. D. Neurodermatitis
KEYWORDS :
Laki-laki usia 50 tahun dengan gatal di
tengkuk dan punggung kaki, dipicu stres
karena beberapa hari yang lalu istrinya
meninggal dunia.
PF = hiperpigmentasi, plakat, likenifikasi
Diagnosis ?
Etiology and
Pathogenesis
Cutaneous Lesions
Repeating rubbing and
scratchlichenified (thikened skin with
accentuated skin marking)
Scally plaque with excoriations
Hyper and hypopigmentation
chronicity
One plaque or more
Environment factor
Food infant and children :milk and
eggs
adult :seafood and nuts
Aeroallergens : dust mites,animal
danders,molds,pollens.
Temperature &humidity
Intens perspiration
Emotional stressor
Major
criteria
Pruritus
Typical morphology
&distribution :facial
& extensor
LIPATAN
Involvement during
infancy &early
childhood flexural
Flexural dermatitis
in adult
Chronic or
chronically
relapsing
dermatitis
Minor
Xerosis
Criteria
Skin infection
Hand/foot
dermatitis
Ichthyosis/palmar
hyperlinearity/ker
atosis piliaris
Pityriasis alba
Nipple eczema
White
dermatografism &
delayed blanched
135. D. Erisipelas
KEYWORDS :
Laki-laki usia 33 tahun, 1 minggu yang lalu
dengan keluhan utama tungkai bawah kiri
bengkak, merah, dan nyeri.
Adanya eritema, batas tegas, edema, bula,
palpasi hangat, dan nyeri tekan
DIAGNOSIS ?
Erysipelas Characteristic
caused by group A beta-hemolytic streptococci
Involving dermis and lymphatics
more superficial subcutaneous infection than
cellulitis
characterized by intense erythema, heat,
induration, and a sharply demarcated border
70-80% in lower
extremities
Fever
Dermatologic signs
Painful, erythematous, and edematous rash
Sharply-raised border with abrupt demarcation
from healthy adjacent skin
Lymphangitis
KEYWORDS :
Bayi usia 2 bulan adanya bercakbercak putih di lidah yang
lengket dan sulit dilepaskan. Bayi
selalu minum ASI.
Jika dokter melakukan pemeriksaan
TINEA KAPITIS
Kulit kepala dan rambut
Usia 3-10 tahun
Sumber penularan : Zoofilik
Geofilik
Antropofilik
Gambaran klinis
3. Bentuk Radang
Etiologi : M. canis, M.gypseum atau T. mentagrophytes,
T. violaceum
Lesi bentuk pustular folikulitis sampai bentuk kerion (abses), berupa
sebukan massa rambut yang patah dan pus.
Jaringan parut, alopesia permanen.
4. Favus
Etiologi: T. Schoenleini.
Varian dari Tinea kapitis, jarang
Pembentukan scutula yaitu krusta berbentuk mangkok warna merah
kuning berkembang menjadi kuning kecoklatan. Pengangkatan
krusta terlihat dasar cekung, merah, basah dan berbau seperti tikus
( mousy odor)
Jaringan parut, atrofi, alopesia permanen.
Penatalaksanaan :
Hindari sumber penularan : anjing, kucing, monyet, sisir,
topi,handuk, sarung bantal.
Obat-obatan
1. Griseofulvin
- anak-anak : 10-15 mg/kg BB/hari,ultra microsized
15-25 mg/kg BB/hari, microsized
- dewasa
: 500 mg/hari
lama pengobatan minimal 6-8 minggu
sampai 3-4 bulan atau sampai kultur (-)
KOMPLIKASI ?
KOMPLIKASI
Postherpetic neuralgia merupakan komplikasi
Herpes zoster yang paling sering terjadi.
Herpes zoster optalmikus merupakan komplikasi umum
yang lain.
Postherpetic neuralgia terjadi sekitar 10-15 % pasien
herpes zoster dan merusak syaraf trigeminal. Resiko
komplikasi meningkat sejalan dengan usia.
Postherpetic neuralgia didefenisikan sebagai symtom
sensoris (biasanya sakit dan mati rasa).
Postherpetic neuralgia atau rasa nyeri akan
menetap setelah penyakit tersebut sembuh dan
dapat terjadi sebagai akibat penyembuhan yang
tidak baik pada penderita usia lanjut.
139. E. Poxvirus
KEYWORDS :
Pasien atlit dengan keluhan ada bisul di dagu
dan leher. Demam (-). Pasien sering berganti
handuk dengan sesama atlit di asrama.
PF = papula berwarna pucat, tidak nyeri,
banyak, ada umbilical
Penyebab ?
Moloskum Kontangiosum
140. C. Ancylostoma
brazilienze
KEYWORDS :
Laki-laki 24 tahun, petani datang dengan
keluhan kulit yang gatal dan kemerahan di betis
kanan.
PF = makula dan papula eritema yang
membentuk garis dengan tonjolan seperti
terowongan berkelok di betis kanan pasien.
Penyebab ?
A. brazilienze
TERAPI ?
Predileksi
Jumlah lesi
Radang
Ringan
Sedikit
>1
Sedikit
Sedikit
Beberapa
Banyak
>1
Beberapa
>1
Banyak
+/-
Sedang
Berat
Keterangan:
Lesi sedikit <5
Lesi beberapa 510
Lesi banyak >10
Penatalaksanaan
Prinsip :
Tujuan :
Mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi
frekuensi dan hebatnya eksaserbasi
Penatalaksanaan
1. Menghilangkan sumbatan
. Asam salisilat 0,5-2 % dalam larutan hidroalkoholik
. Asam alfa hidroksi (AHA) 10%
. Benzoil peroksida 2,5-5 %
. Asam retinoid 0,05 % dalam bentuk krim atau gel
. Penelupasan kimia (Chemical peeling) dengan larutan
2.
Produksi sebum :
4. Antiinflamasi
Kortikosteroid topikal (hidrokortison 1-2,5%) atau untuk suntikan intralesi
(triamsinolon asetonid 10 mg/cc).
Treatment Algorithm
Mild
Moderate
Severe
Comedo
ne
Papular/
Pustular
Papular/
PUstular
Nodular
Conglobata/
fulminant
First
Topical
retinoid
Topical
retinoid +
topical
antimicrobi
al
Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO
Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO
Oral
isotretinoin
oral
corticosteroid
s
Second
Azelaic
acid/
salicylic
acid
Azelaic
acid/
salicylic
acid
Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO
Oral isotretinoin or
oral antibiotic +
topical retinoid
BPO/ azelaic acid
High dose
oral antibiotic
+ topical
retinoid +
BPO
Female
+ Oral
contraceptive/
anti-androgen
+ Oral
contraceptive/ antiandrogen
+ Oral
contraceptive
/ antiandrogen
Invasive
option
Comedon
e
extractio
n
Comedone
extraction
Comedone
extraction;
inttralesional
corticosteroid
Intralesional
corticosteroid
Refracto
Check compliance
complience
Adapted from
Golnick H et al Management
of Acne: A report fromCheck
a Global Aliance
to improve Outcome in Acne 2003
ACNE VULGARIS
Konsensus terbaru
merekomendasikan kombinasi
retinoid topikal dan terapi antibiotik
topikal sebagai LINI PERTAMA untuk
hampir semua pasien dengan akne.
Closed comedones
Open comedones
TERAPI
Topikal Retinoid sebagai komedolitik dan
antiinflamasi
Topikal antibiotik berupa klindamisin atau
eritromisin
Benzoil Peroksida
Terapi sistemik untuk pengobatan sedang
berat
noninflammatorik,
superfisial,
mudah
pecah,dijumpai pada bagian yang tertutup
pakaian.
Trichomoniasis
Gejala : biasanya asimptomatik
keluhan cairan vagina banyak, bau
tidak enak, gatal pada vulva,
dispareunia
Pemeriksaan : vulva eritem, lecet,
sembab
Spekulum : nyeri, dinding vagina
eritem,
Gambaran khas (2-5%) : serviks
kuning, bergelembung
Pemeriksaan pH > 4,5
Mikroskopik : seperti buah pear,
berflagel, pergerakan jelas
DIAGNOSIS SERVISITIS
Anamnesis
Fisiologis/
Patologis
Kemungkinan yg
lain
Pemeriksa
an klinis
Pemeriksaan
spekulum
-sifat cairan :
kekentalan,
warna, bau
-kemungkinan lain
-ambil sediaan untuk
lab
Laboratori
um
144. B. Chlamydia
trachomatis
KEYWORDS :
Perempuan 18 tahun datang dengan keluhan
utama adanya cairan bewarna kekuningan yang
keluar dari vagina.
VT = serviks eritematosa. Pemeriksaan
mikrosopik didapatkan adanya discharge
viscous sebaran leukosit
PENYEBAB ?
KEYWORDS :
Laki laki berusia 30 tahun dengan keluhan nyeri buang
air kecil sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan duh berwarna putih kental
menetes di pagi hari.
Pasien telah berhubungan intim dengan PSK 1 minggu
yang lalu dan memiliki riwayat berganti-ganti pasangan.
Tanda vital dalam batas normal.
DIAGNOSIS ?
URETRITIS GONORE
FAKTOR RESIKO
Berhubungan dengan > 1 mitra
seksual dalam 1 bulan terakhir
Berhubungan dengan pekerja seks
komersial dalam 1 bulan terakhir
Mengalami 1 atau lebih episode
IMS dalam 1 bulan terakhir
Perilaku istri / mitra seksual
beresiko tinggi
URETRITIS GONORE
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi pada pria antara
2-8 hari, dan gejala sering
muncul sebelum 2 minggu
Spontaneous, profuse, cloudy,
purulent sekre dari meatus
uretra
inflamasi di anterior uretra sakit
saat
berkemih,
kemerahan, dan pembengkakan
Pada hubungan sesama jenis
dapat
ditemukan
proctitis
( keluar sekret dari rektal)
ULKUS
GENITAL
Sifilis stadium 1
Herpes
Ulkus mole
genitalis
Etiologi Treponema Pallidum HSV 2
Bentuk Durum: keras, bersih, Ulkus dangkal
ulkus
merah, tidak
berkelompok di
bergaung, tidak
atas dasar
nyeri, indurasi
eritem
Gejala SI: ulkus durum
Nyeri
Klinis
SII: roseola, papul,
Riwayat
pustule, kondiloma
rekurensi (+)
lata
SIII: guma
S kongenital
Lab
-Pemeriksaan
ELISA
langsung
PCR
-STS (serologic Test
Kultur
Sifilis) ada yang
nontreponemal yaitu
VDRL, RPR,
Wasserman dan
treponemal: TPI, FTAAbs, TPHA
Terapi SI: penicillin G
Asiklovir
Hemofilus ducrey
Mole: lunak,
kotor, bergaung,
tidak teratur
Nyeri
Pewarnaan
gram: terlihat
gram ngetif
coccobasil
school of fish
pattern
PCR
Kultur
Sulfonamid 2-4
KEYWORDS :
Pria 28 tahun datang dengan keluhan luka
di kemaluan.
Riwayat berganti-ganti pasangan (+).
PF = ulkus soliter diameter 2 cm, tidak
menggaung, dasar bersih
DIAGNOSIS ?
SIFILIS
Etiologi : T.Pallidum ( spiral)
Masa inkubasi : 10-90 hari ( 3 minggu).
Gejala Klinis :
Primerulkus soliter,bulat atau lonjong,
dasar bersih,dengan indurasi,tidak ada rasa
nyeri. Kelenjar getah bening membesar,
umumnya bilateral, kenyal,tidak ada nyeri,
dan tidak disertai eritema. Tidak ada gejala
sistemik.1-5 miggu.
Sekunder (2mgg- 6 bulan) berbagai ruam
pada kulit, selaput lendir dan organ tubuh,
Dapat disertai demam, malaise.
Pedikulosis
Etiologi
149. A. Skizofrenia
KEYWORDS :
Pria berusia 30 tahun, datang diantar saudaranya ke RS anda dengan
keluhan marah marah, membanting-banting barang dirumahnya dan selalu
mencurigai setiap orang yang datang ke rumahnya GADUH GELISAH
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 4 bulan belakangan ini. Pasien juga
mengatakan sering mendengar suara suara Halusinasi
Diakui saudaranya pasien sebelumnya tidak menunjukan gejala apapun
atau disebut "normal".
Namun memang dulu 1 tahun sebelumnya pasien pernah mengalami
rendah diri karena di PHK dan istrinya meninggalkan dia
DIAGNOSIS ?
Jenis Pikiran/Waham
(a)
- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran
yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar
oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain
atau umum
mengetahuinya
Depresi
Gejala utama:
1. afek depresif,
2. hilang minat
& kegembiraan,
3. mudah lelah &
menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya:
konsentrasi menurun,
Harga diri&kepercayaan
diri berkurang,
Rasa bersalah& tidak
berguna yang tidak
beralasan,
merasa masa depan
suram & pesimistis,
gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau
bunuh diri,
Tidur terganggu,
perubahan nafsu makan
(naik atau turun).
Zat
Intoksikasi
Withdrawal
Alkohol
Heroin
Kanabis/ganja /marijuana
Kokain
Amfetamin
Benzodiazepin
153. A. Sadism
KEYWORDS :
Laki-laki mengalami keluhan ketidakpuasan
saat berhubungan seksual.
Pasien merasa puas bila melakukan kekerasan
saat melakukan hubungan seksual dengan
istrinya, seperti memukul istrinya dengan sabuk
GANGGUAN YANG DIALAMI PASIEN ?
Pedofilia
Eksihibisio
nism
Voyeurisme
Masokisme
dan
Sadisme
Panic Disorder
Panic disorder is characterized by the
spontaneous, unexpected occurrence of panic
attacks, that is, discrete periods of intense fear
that can vary from several attacks during 1
day to only a few attacks during a year
Often accompanied by agoraphobia, the fear
of being alone in public places (such as
supermarket) which a rapid exit would be
difficult in the course of a panic attack
155 A. Klaustrofobia
Keywords :
Seorang perempuan,36 tahun
Sesak napas saat naik lift. Gejala disertai rasa
cemas, berdebar, dan mulut kering. Keluhan
dirasakan semakin bertambah setelah adiknya
meninggal 3 tahun yang lalu karena asma.
Pemeriksaan fisik : dalam batas normal.
Diagnosis : Klaustrofobia
Tipe Fobia
Fobia Spesifik
Hewan
Lingkungan
Situasional (naik
pesawat, masuk
lift)
Klaustrofobia =
Takut terhadap
ruangan yang
tertutup
Fobia Sosial
= gangguan
cemas sosial
Takut berhadapan
dengan banyak
orang, berbicara
depan publik,
kontak sosial
secara umum
Takut
dipermalukan /
dihina
Agoraphobia
Ketakutan akan
ruangan terbuka,
adanya kesulitan
untuk menyingkir
ke tempat aman
Takut keluar
sendiri,
bersosialisasi,
berbelanja,
melancong dan
berada dalam
ruangan yang
tertutup
Primer
Sekund
er
INSOMNI
A
Tanatologi
Algor Mortis
Penurunan suhu
1-2 derajat
hingga suhu
tubuh sama
dengan suhu
lingkungan
Livor Mortis
Rigor Mortis
Pembusukan
Bercak merah
kebiruan atau
ungu (livide)
pada lokasi
terendah mayat
yang merupakan
tumpukan
eritrosit akibat
grafitasi
Mulai: 20-30 stlh
kematian
Puncak: 8-12
jam stlh
kematian
Menetap: >12
jam
Proses degradasi
jaringan karena
autolysis protein
dan aktifnya
bakteri
pembusukkan
Diawali dengan
warna kehijauan
di perut kanan
bawah
Terjadi 24-36
jam stlh
kematian
Tanatologi
Rigor Mortis
Definisi : kekakuan yang terjadi pada otot (dimulai pada otot
kecil/wajah otot besar) yang terjadi setelah period relaksasi
primer
Kekakuan mulai tampak pada 6 jam awal yang akan mencapai
puncaknya (kaku sepenuhnya) pada 12-24 jam, setelah 24 jam
maka kekakuan akan mulai menurun dan hilang pada 30 jam
setelah kematian hal ini karena protein pada otot telah terurai
hingga putus tendonnya
Kekakuan dimulai dari wajah leher lengan dada, perut
dan tungkai. Lalu akan menghilang sesuai dengan urutan
Keywords :
Perempuan 25 tahun, diperkosa 5 hari yang
lalu.
Pasien datang meminta surat visum dengan
inisiatif sendiri, namun pasien belum
melaporkan kejadian ini kepada polisi.
Apakah tindakan yang akan anda lakukan?
Keywords :
Seorang laki-laki 35 tahun, tidak sadarkan diri di
garasi rumahnya. Saat ditemukan, pasien berada
didalam mobil yang dihidupkan dengan kaca jendela
tertutup rapat. Dari hasil pemeriksaan pasien sudah
tidak ditemukan tanda kehidupan dan dinyatakan
meninggal.
Apakah mekanisme yang menjadi dasar kematian
pasien?
Prinsip dasar:
DVI
Keywords :
Anak 15 tahun , telinga terasa penuh setelah
berenang.
Pemeriksaan Fisik : Nyeri tarik tragus (-), sekret (-).
Pemeriksaan garpu tala didapatkan kesan tuli
konduktif. Pemeriksaan otoskopi membran timpani
tidak dapat dilihat.
Diagnosis : Serumen Prop
Tatalaksana yang tepat?
Keywords :
Seorang anak perempuan 5 tahun, keluhan keluar
cairan dari telinga kiri. Keluhan didahului nyeri telinga
dan demam yang semakin berat.
Pemeriksaan fisik diperoleh suhu 37.8OC. Pada
otoskopi tampak perforasi membran timpani disertai
sekret kental berwarna kehijauan.
Diagnosis ? OMA Stadium Perforasi
Penatalaksanaan yang paling tepat?
5 stadium OMA
stadium
Ciri khas
Th/
1. oklusi
Dekongestan Hcl
efedrin
2. hiperemis
Dekongestan, anti
nyeri, antibiotik
sesuai indikasi
3. supurasi
Antibiotik, analgetik,
miringotomi
4. perforasi
5. resolusi
OTOMIKOSIS
Definisi
Infeksi jamur pada liang
telinga.
Faktor Predisposisi
Etiologi
- Aspergillus (80%)
- Candida albicans
- Pityrosporum
- Phycomycetes
- Rhizopus
- Actinomyces
- Penicillum
Diagnosis
Anamnesis : gatal pada liang
telinga, rasa penuh pada telinga,
otorea, tidak berespon pada
antibiotik
Pemfis : elemen jamur (misella),
edema&eritema pada liang telinga,
debris keputihan,kelabu,atau
kehitaman
pemeriksaan penunjang : KOH
(+), kultur jamur
DM, imunokompromise
492
TATA LAKSANA
1. Pembersihan dan debridement
liang telinga
2. Obat tetes telinga
-. Asam asetat 2% dalam
alkohol
-. Larutan povidon iodin 5%
-. Kombinasi antibiotik dan steroid
3. Antifungan nonspesifik :
timerosal atau gentian ungu
4. Antifungal spesifik :
nistatin, klotrimazol,
ketokonazol
5. Antifungal oral ( jika
tidak dapat dengan
terapi topikal).
Itrakonazol diberikan
untuk infeksi Aspergillus
493
Keywords :
Pria 62 tahun, keluhan penurunan
pendengaran perlahan dan semakin
memberat. Pasien memiliki riwayat hipertensi
selama 12 tahun. Dari pemeriksaaan fisik dan
penunjang pasien didiagnosis SNHL.
Pada pemeriksaan garputala, hasil yang akan
diperoleh adalah?
169 C. Presbiskusis
Keywords :
Laki-laki 68 tahun, keluhan pendengaran kedua
telinga menurun dan orang di sekitarnya mengatakan
sering kesal karena pasien tidak paham yang mereka
katakan.
Pemeriksaan didapatkan membran timpani telinga
kanan dan kiri intak, Webber tidak ada lateralisasi,
Rinne negatif, Schwabach memendek.
Diagnosis ?
DEFINISI
Presbikusis (presbiakusis) adalah gangguan
pendengaran saraf pada usia lanjut, disebabkan oleh
proses penuaan (degeneratif) organ pendengaran
khususnya telinga dalam, umumnya mengenai kedua
sisi telinga.
PREVALENSI
Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,
diperkirakan 30-45 % pada usia >65 tahun
Survei Kesehatan Indera Pendengaran tahun 1994
-1996
2.6 %
Lebih sering terjadi pada pria.
ETIOLOGI
Berubahnya seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses degeneratif
Terpapar bising dalam waktu lama
Perubahan darah di telinga, disebabkan enyakit jantung, tekanan darah,
gangguan lain yang disebabkan oleh diabetes dan atau masalah sistem
peredaran darah.
Efek samping dari pengobatan
Usia berhubungan dengan gangguan pendengaran cenderung menurun
Genetik
Rinitis vasomotor adalah suatu inflamasi pada mukosa hidung yang bukan merupakan
proses alergi, non infeksius dan menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinorea.
Etiologinya dipercaya sebagai akibat ketidakseimbangan saraf otonom pada mukosa
hidung sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di hidung.
Rinitis vasomotor sering ditemukan pada usia awitan > 20 tahun dan terbanyak
diderita oleh perempuan.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya rinitis vasomotor antara lain
Perubahan temperatur ruangan
Parfum
Aroma masakan
Kelembaban udara
Aroma masakan yang terlalu kuat
Asap rokok
Debu
Polusi udara
Stress fisik dan psikis
RHINITIS ALERGI
Mulai serangan
Belasan tahun
Riwayat terpapar
alergen
RHINITIS VASOMOTOR
Dekade ke 3-4
(+)
(-)
Etiologi
Menonjol
Tidak menonjol
Gatal di mata
Sering dijumpai
Tes kulit
Positif
negatif
Sekret hidung
Peningkatan eosinofil
Eosinofil darah
Tidak meningkat
IgE darah
Tidak meningkat
Neurektomi n.
vidianus
Tidak membantu
membantu
Faringitis Kronik
Hiperplasia jaringan
Faringitis
Kronik Hiperplastik
limfatik dinding
faring
posterior
perubahan pada mukosa
dinding posterior faring
Faringitis Kronik
Atrofi
506
173 C. EBV
Keywords:
Seorang wanita, 45 tahun, sering mimisan 1 tahun yang
lalu, dirasakan hilang timbul. Keluhan disertai dengan
hidung tersumbat dan penurunan BB. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan pembesaran KGB leher sebelah kanan
2x3x3 cm. Pada cavum nasi, ditemukan massa rapuh, putih
kemerahan setinggi concha media yang memenuhi cavum
nasi kanan. Terdapat pula adanya parese N III, IV, V.
Diagnosis ? Ca Nasopharyng
Etiologi tersering kasus ini adalah?
Ca Nasopharyng
Tanda dan Gejala
Gejala Hidung --> sering pilek, mimisan ( spistakis Gj. Telinga telinga sering
berdengun
Gejala mata & saraf --> pandangan mata kabur, terdapat benjolan di bawah telinga kanan,
kiri, telinga sering tersasa berdenging.
Gejala penyebaran / leher --> terdapat benjolan di area leher. Biasanya di bawah telinga.
Penyebab
1. Virus Epstein-Barr
2. Bahan kimia/ dan tembakau
3. Diet
Ikan asin, sayuran yg diawetkan,
Makanan yg difermentasi,
Nitrosamin & nitro-precursors
Tunisian preserved spice meat and stewing base
4. Kebiasaan memasak --> Asap & gas rumah tangga
5. Kegiatan Keagamaan --> kemenyan, dupa
6. Pekerjaan --> pekerjaanyang sering terpapar dengan gas & bahan kimia industri, Peleburan
Abses Peritonsilar
Definisi
Etiologi
Mikroba aerob:
Streptococcus pyogenes,
Streptococcus aureus,
Haemofilus influenza
Mikroba anaerob:
Diagnosis
Gejala Klinis
Pemeriksaan secara
klinis seringkali
Pemeriksaan
Penunjang
sukar dilakukan
karena adanya
trismus.
Uvula bengkak
dan terdorong
Lab darah
leukositosis
Pemeriksaan
radiologi :
Foto rontgen polos,
ultrasonografi dan
tomografi komputer
512
PULPITIS
Suatu radang yang terjadi
pada jaringan pulpa gigi
dengan gambaran klinik yang
akut.
Merupakan penyakit lanjut
karena
didahului
oleh
terjadinya karies.
Respon pulpa menyebabkan
respon inflamasi reversible
atau
irreversible
yang
nantinya
akan
berlanjut
menjadi nekrotik pulpa.
Pulpitis atau inflamasi pulpa
dapat
akut
atau
kronis,
sebagian atau seluruhnya.
178. D. 8
PersyaratanPosyandu
1. Disesuaikan dengann kemampuan petugas.
2. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat
100 orang balita yang terdiri dari 120 kepala
keluarga. Sedangkan posyandu yang ideal melayani
100 balita/700 kepala keluarga.
3. Jarak antara kelompok rumah, kepala keluarga
dalam suatu tempat tidak terlalu jauh.
Jumlah Balita di Desa S = 800 8 Posyandu
Sasaran Primer yaitu sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti
yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut.
Sasaran sekunder yaitu individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer.
Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran.
Sasaran tersier yaitu para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan).
182. D. Tingkat
Pengetahuan
Family APGAR
Family APGAR
Family APGAR
Scoring:
8-10 points = highly functional family
4-7 points = moderately
dysfunctional family
0-3 points = severely dysfunctional
family
185. D. Pelayanan
terkoordinasi?
Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya
disebabkan
dimensi fisik tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psikososial) dari pasien, keluarga dan komunitasnya.
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh/komprehensif yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit
dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga
tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja
186. A. Planning
1. Planning
Planning adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam sebuah
organisasi. Perencanaan merupakan proses yang penting dari segala bentuk fungsi
Manajemen, karena tanpa adanya perencanaan semua fungsi-fungsi lainnya tidak
akan dapat berjalan.
2. Organizing
187. B. Beneficence
Seorang laki-laki datang ke puskesmas dengan
keluhan pusing. Pasien membawa surat rujukan
dari klinik pengobatan, disitu dituliskan tekanan
darah pasien 180/100 mmHg. Saat ini pasien
mengeluhkan lemas dan jantung berdebar-debar,
dokter meminta perawat untuk membawa pasien
berbaring ke tempat tidur dan memasang infus
agar jika terjadi sesuatu bisa segera memasukan
obat.
Beneficen
ce
JADI BAIK! demi
kebaikan pasien.
berlaku apabila
kondisi pasien
dalam kondisi
yang wajar
penanganan yang
dilakukan akan
membawa
kebaikan >
keburukan.
NonMalficenc
e
Tidak mencelakakan
Autonom
y
Menghormati hak pasien
kekuatan yang dimiliki pasien
untuk memutuskan suatu
prosedur medis.
Syarat: Pasien DEWASA &
KOMPETEN!
Dewasa
wanita >21 tahun / laki-laki
belum 21 tahun tapi sudah
menikah
Kompeten
18 tahun
telah/pernah menikah
Sadar (Compos mentis)
Tidak cacat mental
Kelalaian
lebih
berintikan
ketidaksengajaan,
kurang
teliti,
kurang hati-hati, acuh tak acuh,
sembrono,
tak
peduli
terhadap
kepentingan orang lain, namun
akibat
yang
timbul
memang
bukanlah menjadi tujuannya.
Untuk
menggali
keterangan
dari perlu dibangun
hubungan
saling percaya yang dilandasi keterbukaan,
kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan,
maupun kepentingan masing-masing.
Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien
akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap
sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis
penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat
bagi pasien.
6 Tingkat Empati
195. A. Denial
Denial The first reaction is denial. In this stage individuals believe the diagnosis is somehow mistaken,
and cling to a false, preferable reality.
Anger When the individual recognizes that denial cannot continue, it becomes frustrated, especially at
proximate individuals. Certain psychological responses of a person undergoing this phase would be: "Why
me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"; "Why would this happen?".
Bargaining The third stage involves the hope that the individual can avoid a cause of grief. Usually, the
negotiation for an extended life is made in exchange for a reformed lifestyle. People facing less serious
trauma can bargain or seek compromise.
Depression "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon, so what's the point?"; "I
miss my loved one, why go on?"
During the fourth stage, the individual becomes saddened by the mathematical probability of death. In this
state, the individual may become silent, refuse visitors and spend much of the time mournful and sullen.
Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."; "Nothing is
impossible."
In this last stage, individuals embrace mortality or inevitable future, or that of a loved one, or other tragic
event. People dying may precede the survivors in this state, which typically comes with a calm,
retrospective view for the individual, and a stable condition of emotions.
Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif. Hasil pekerjaan penelitian
deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai
faktorwho(siapa),where(dimana), danwhen(kapan). Yaitu, merupakan
langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dengan
menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kepan terjadinya
masalah itu.
Penelitian Analitik
Metode penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor
resiko/faktor penyebab/determinan dan faktor efek, antarfaktor resiko,
maupun antar faktor efek.
Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, hal yang perlu dilakukan sebagai
pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu
luaran /output/ penyakit, adalah diuji kebenarannya dengan percobaan
atau eksperimen.
199. B. Ordinal
Acategoricalvariable, also called anominalvariable, is for mutual exclusive, but not ordered, categories. For
example, your study might compare five different genotypes. You can code the five genotypes with numbers if you
want, but the order is arbitrary and any calculations (for example, computing an average) would be meaningless.
Aordinalvariable, is one where the order matters but not the difference between values. For example, you might
ask patients to express the amount of pain they are feeling on a scale of 1 to 10. A score of 7 means more pain that
a score of 5, and that is more than a score of 3. But the difference between the 7 and the 5 may not be the same as
that between 5 and 3. The values simply express an order. Another example would be movie ratings, from * to *****.
Ainterval/range variable is a measurement where the difference between two values is meaningful. The difference
between a temperature of 100 degrees and 90 degrees is the same difference as between 90 degrees and 80
degrees.
Aratiovariable, has all the properties of an interval variable, and also has a clear definition of 0.0. When the
variable equals 0.0, there is none of that variable. Variables like height, weight, enzyme activity are ratio variables.
Temperature, expressed in F or C, is not a ratio variable. A temperature of 0.0 on either of those scales does not
mean 'no heat'. However, temperature in Kelvin is a ratio variable, as 0.0 Kelvin really does mean 'no heat'. Another
counter example is pH. It is not a ratio variable, as pH=0 just means 1 molar of H+. and the definition of molar is
fairly arbitrary. A pH of 0.0 does not mean 'no acidity' (quite the opposite!). When working with ratio variables, but
not interval variables, you can look at the ratio of two measurements. A weight of 4 grams is twice a weight of 2
grams, because weight is a ratio variable. A temperature of 100 degrees C is not twice as hot as 50 degrees C,
because temperature C is not a ratio variable. A pH of 3 is not twice as acidic as a pH of 6, because pH is not a ratio
variable.
200. B. (25/30)x100
Total kematian akibat penyakit
tertentu (kanker paru)dalam satu
tahun 25
Total kasus kanker paru dalam satu
tahun 30