Anda di halaman 1dari 554

COMPRE 4

Medical Education
Laboratory

1 A.FAM
Keywords:
Perempuan 25 tahun
Keluhan benjolan di payudara kanan sejak 6
bulan
Ukuran 1x1 cm, teraba lunak, dapat digerakkan,
nyeri (-)
Diagnosis???

TUMOR JINAK PADA


PAYUDARA
FIBROADENOMA
Golongan paling sering pada
tumor payudara (45-50%)
Konsistensi padat, kenyal, dapat
digerakkan dari jaringan
sekitarnya, bentuk bulat lonjong,
dan batas tegas
Pertumbuhan lambat, tidak ada
perubahan pada kulit
Tidak nyeri
Usia muda (15-30 tahun)
Bilateral atau multiple
Tidak ada metastase
Th/ Eksisi tumor

FIBROKISTIK
Multipel dan bilateral
Disertai rasa nyeri terutama
menjelang haid
Ukuran berubah; menjelang haid
lebih besar dan penuh, dan rasa sakit
bertambah setelah menstruasi
sakit hilang atau berkurang dan
tumor mengecil
Tidak berbatas tegas, kecuali pada
kista yang soliter
Konsistensi padat, kenyal, dan dapat
pula kistik
Dipengaruhi oleh faktor hormonal
dan keseimbangan hormonal
Th/ medikamentosa simtomatik,
dapat dilakukan operasi jika:

Nyeri tidak hilang dengan obat

Ditemukan pada usia


pertengahan sampai tua

SISTOSARKOMA FILOIDES
(CYSTOSARCOMA
PHILLOIDES)
Gambaran klinis seperti FAM
dengan ukuran besar
Bentuk bulat lonjong,
permukaan berbenjol, batas
tegas, ukuran 20-30 cm
Konsistensi padat kenyal
tetapi ada bagian yang
kisteus
Tidak ada perlengketan ke
dasar atau kulit
Kulit payudara tegang dan
berkilat dengan venektasi
Tidak ada metastasis
Terdapat malignant
cystosarcoma philloides
(27%)
Th/ simpel mastektomi untuk
mencegah residif, pada
orang muda/belum

MASTITIS

Infeksi kelenjar payudara


yang biasanya terdapat
pada wanita yang sedang
menyusui
Tanda radang lengkap
dapat ditemukan
Sering ditemukan pada
saat sudah menjadi abses

GALAKTOKEL
Massa tumor kistik yang timbul
akibat tersumbatnya saluran
duktus laktiferus pada ibu yang
sedang atau baru selesai menyusui
Tumor ini berisi air susu yang
mengental
Tumor berbatas tegas, bulat, dan
kisteus

2 A. Lefort I
Keywords:
Laki- laki, ditemukan fraktur maksila
horizontal
Fraktur berdasarkan klasifikasi lefort???

FRAKTUR LE FORT

3 E. Fraktur Basis Cranii


Keywords:
Tn. Pinto, 35 tahun mengalami kecelakaan
Ditemukan raccoon eye (+), battle sign (+)
Diagnosis???

FRAKTUR BASIS CRANII


Fraktur orbita
Hematoma sekitar orbita/ Racoon eyes
Gangguan penglihatan
Perdarahan dari hidung

De Jong. 2004. Textbook of surgery ed 2. Jakarta: EGC; Medscape

FRAKTUR BASIS CRANII


Fraktur tulang
temporal
Battles sign, ekimosis
pada prosesus
mastoid
Perdarahan telinga
Likuor dari telinga

De Jong @nd Ed; NEJM. Battles sign

4 B. Flail Chest
Keywords:
Tn. Yori 55 tahun kecelakaan
Bunyi nafas melemah
Tampak gerak nafas paradoksal
Gambaran radiolusen di paru kanan
Fraktur iga multipel (iga 4-7 kanan)
Diagnosis???

FLAIL CHEST
Merupakan kondisi terdapat segment dari
dinding dada (iga-iga) yang tidak memiliki
kontinuitas tulang dengan seluruh dinding
dada/ terdapat iga multipel yang patah, pada
dua atau lebih iga.
Akibat adanya segment dari iga yang tidak
berhubungan dengan rongga dada, maka
ketika inspirasi dan ekspirasi akan ada iga yang
menahan inspirasi dan ekspirasi.
Selain itu rasa nyeri juga menyebabkan pasien
enggan untuk bernapas.

MANAJEMEN
Lakukan penilaian primer
(ABCDE)
Berikan O2, berikan
antinyeri level narcotic
ataupun anestesi lokal pada
lokasi flail chest

5 E. Dekompresi dengan jarum


torakostomi
Keywords:
Laki-laki, tampak sesak nafas hebat
R 60x/menit, trakea terdorong ke kanan
Hemitoraks kiri suara nafas menghilang
perkusi hipersonor
Diagnosis: Tension pneumothoraks
Terapi???

TENSION
PNEUMOTHORAX
Merupakan kondisi emergensi
dan harus segera ditangani
tanpa perlu menunggu pemeriksaan
tambahan (X-ray).
Tension Pneumothorax didiagnosis
murni berdasarkan klinis.

Terapi: Harus segera dilakukan


Needle Decompression/ Needle
Thoracocentesis

MANIFESTASI KLINIS
DAN PEMERIKSAAN FISIK
Sesak napas
Hipotensi
Deviasi Trakea ke arah yang
berlawanan dari regio toraks
yang terkena cedera.
Distensi vena leher
Absennya suara napas
unilateral pada toraks yang
terkena cedera

6 C.Membersihkan luka dengan silver


sulfadizine, berikan antibiotik, dan rawat
inap
Keywords:
Laki-laki, 42 tahun, luka bakar derajat I mulai seluruh glans
penis sampai daerah skrotum
Tindakan yang tepat???

Advanced Burn Life Support Course

7 B. DVT
Keywords:
Pria, nyeri dan bengkak tungkai kanan bawah
Dalam perawatan pascaoperasi panggul
PF: tungkai bawah kanan tampak edema dan merah,
teraba hangat. Homans sign (+)
Diagnosis???

8 C. Kista Ateroma
Keywords:
Muncul benjolan di
pipi, kemerahan,
batas tegas dinding
tipis
Terdapat titik hitam di
atasnya (punctae)
Dx : Kista Ateroma

Tampak bulat/ oval, terdapat


Punctae
(berupa
titik
kehitaman di tengah masa dan
dipuncak masa)
Daerah predileksinya terdapat
pada daerah yang berambut
(wajah,
kepala,
daerah
belakang telinga,
leher,
punggung dan daerah genital).

9 C. Pasien B-C-A
Keywords:
Pasien A : patah tulang terbuka pada tungkainya
dengan genangan darah membasahi baju
Pasien B : dengan mulut penuh muntahan, sianosis,
distres pernafasan.
Pasien C : mengerang lemas, dispneu, tampak jejas di
daerah dada.
Urutan pasien yang ditangani???

Pemilihan pasien berdasarkan prioritas


Prioritas berdasarkan primary survey:
A-B-C
Prioritas juga berdasarkan kategori
triage

No 9

10 C. Pemberian TT & IG
TETANUS

Keywords:
Anak, tertusuk paku di kaki kiri sejak 1 jam yang lalu.
Pasien belum pernah imunisasi tetanus
Status lokalis didapatkan luka ukuran 0,2 x 0,2 x 1 cm,
paku berkarat dan berhasil dicabut utuh
Tindakan pencegahan tetanus???

11 A. Fraktur Montegia
Keywords:
Laki-laki 27 tahun, foto rontgen didapatkan
fraktur 1/3 proksimal ulna dengan dislokasi caput
radius
Diagnosis???

Fraktur Monteggia:
fraktur ulna proksimal + dislokasi sendi radius
ulna proksimal.

Fraktur Galeazzi:
fraktur radius distal + dislokasi sendi radius
ulna distal.

12 B. Melakukan in line traction


dan pemasangan splint/bidai
Keywords:
Laki-laki 34 tahun fraktur tertutup tungkai bawah
Tindakan yang harus dilakukan sebelum rujuk???

13 A. Cervical Root
Syndrome
Keywords:
Laki laki nyeri pada leher sejak bangun tidur
Nyeri dirasakan saat menoleh ke kanan dan ke kiri
Diagnosis???

14 D. Dislokasi sendi
anterior bahu
Keywords:
Wanita jatuh dari kecelakaan motor dengan
posisi bahu abduksi, ekstensi, dan eksorotasi
Terdapat tonjolan di bahu kanan bagian depan.
Tidak terdapat gangguan pergerakan

15 D.Gambaran caulie flower


mengarah Osteochondroma
Keywords:
Laki-laki, benjolan di tungkai atas kiri.
Benjolan nyeri jika dipegang
Terasa nyeri saat pasien berjalan
Gambaran x-ray

OSTEOCHONDROMA
merupakan tumor jinak
yang tumbuh pada masa
anak-anak atau
remaja. Pertumbuhannya
terjadi pada permukaan
tulang di dekat growth
plate. Gambaran x-ray:
Cauliflower

GIANT CELL
CARCINOMA
Soap bubble
apperarance

16 B. Rheumatoid Artritis
Keywords:
Ny.Sari 67, nyeri dan bengkak di sendi-sendi kedua
tangan sejak 6 minggu lalu
Nyeri sekitar 20 menit, hilang saat digerakkan
Bengkak pada ujung sendi jari
Diagnosis???

MANIFESTASI KLINIS RA (ARTIKULAR)

Nyeri pada sendi (worsen after resting)


Kaku sendi di pagi hari >1 jam
Sendi mengalami peradangan
Terbatasnya gerakan sendi
Deformasi pada sendi dan jaringan penyokong sekitar sendi

KRITERIA DIAGNOSIS

17 D. Retrograde
Uretrogram
Keywords:
Tn. Kiki 38 tahun, nyeri perut bawah
Terdapat hematom di daerah pelvis
floating prostate (+)
Diagnosis: Ruptur uretra posterior
Pemeriksaan penunjang???

CEDERA URETRA
POSTERIOR
Melibatkan bagian prostat dan membranous
MANIFESTASI KLINIS

Darah menetes pada meatus eksternal Uretra merupakan tanda paling


penting.

Nyeri suprapubis

Pada pemeriksaan rectal, kelenjar akan teraba lebih superior(prostat


melayang), tetapi terkadang adanya hematom dapat menyerupai sensasi
yang menyerupai pemeriksaan prostat pada saat rectal touche.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lakukan uretrogram retrograde kontras, akan terlihat bahwa zat kontras


menyebar pada perivesika urinaria dan tidak masuk ke dalam bladder.
MANAJEMEN

Tangani ABCDE

Biasanya dilakukan Suprapubic puncture untuk membuang urine dalam


bladder. Kateterisasi merupakan kontraindikasi (dpt mengakibatkan infeksi
paraprostatika, perivesika hematoma dan menjadikan ruptur parsial menjadi
total)

Konsultasikan kepada Urologist.

18 C. Rujuk spesiali bedah


Keywords:
Pria 64 tahun, kencing tidak lampias
Sering terbangun malam hari untuk kencing
Pancaran kencing lebih lemah dari biasanya
Diagnosis: BPH
Penanganann awal??? SKDI 2 jadi langsung rujuk

Indikasi pemasangan kateter urin


Inkontinensia urin
Retensio urin

19 D. Behavioural therapy seperti tidak


banyak minum sebelum tidur
Keywords:
Pria 66 tahun , total skor IPSS pasien adalah
6
Tatalaksana???

Behavioural
theraphy

20 C. Tumor Buli
Keywords:
Pria, 40 tahun, BAK berwarna merah
Tidak disertai nyeri, dirasakan sejak 6 bulan lalu
Urinalisis: Ditemukan banyak eritrosit/LPB
Diagnosis???

Tumor Buli
Definisi

Keganasan pada vesika


urinaria

Faktor
resiko

Merokok
Paparan bahan kimia

Gejala

Painless Hematuria

21 E. Priapismus
KEYWORDS :
Laki-laki berusia 34 tahun, penis terus ereksi sejak 4
jam lalu
Penis ereksi tanpa ada keinginan seksual dan saat
ini terasa nyeri
PF: penis ereksi, tepi glands penis tidak teraba keras
Diagnosis???

Detumesen
:
Kembalinya
penis ke
keadaan
relaksasi
/tidak ereksi

22 B. Varikokel
Laki-laki 30 tahun, belum memiliki
anak
PF: ditemukan plexus pampiniformis
melebar.
Diagnosis???

Varicocele
Varicocele merupakan dilatasi dari pampiniform venous plexus
dan internal spermatic vein.
Varicocele menyebabkan berkurangnya fungsi testis.
Epidemiologi menyebutkan varicocele terdapat pada 15-20%
populasi laki-laki dan pada 40% laki-laki infertil.
Pemeriksaan fisik : Pada skrotum teraba seperti cacing. Tes
transiluminasi (-)
Penunjang : USG Doppler untuk menegakan diagnosis
Treatment : Operatif

23. B. Sumbatan batu muara urethra internal


KEYWORDS:
Laki-laki 70 tahun
BAK mula-mula lancar, lalu berhenti, kemudian
menjadi lancar lagi setelah pasien merubah posisi.
Kadang terasa nyeri saat kencing, kencing berdarah.
USG, didapatkan kesimpulan VESIKOLITIASIS
Penyebab kencing sulit keluar?

Batu

Saluran

Kemih

Adanya batu di sal. Kemih mulai dari ginjal


hingga uretra
Komposisi batu bisa berupa asam urat, kalsium
oksalat, kalsium fosfat, sistin, struvit atau xantin.
Faktor resiko :
Riwayat batu usia muda, riwayat batu di keluarga,
riwayat batu brusit, asam urat atau infeksi,
predisposisi genetik

Nefrolitiasis

Ureterolitiasis

Vesikolitiasis

Obstruksi sal. Kemih


dan infeksi
Nyeri pinggang
(pegal, kolik atau
nyeri menetap yang
hebat)
PF : nyeri
tekan/ketok CVA
(+), teraba ginjal
membesar
(hidronefrosis)

Nyeri kolik,
disertai mual
dengan nyeri
alih
Batu bisa
turun sampai
buli atau
tetap di ureter
menyebabkan
hidroureter
dan
hidronefrosis
Letak batu :
proksimal (di
atas pelvic

Batu di muara
uretra
interna :
aliran miksi
berhenti
tiba-tiba,
saat rubah
posisi tubuh
aliran lancar
kembali
Nyeri
menetap di
suprapubik
(infeksi)

Ureterolithiasis
Urin
menetes
Miksi tibatiba
berhenti
Nyeri (+)

24. B. Pielonefritis Akut


KEYWORDS:
Badan demam, menggigil serta nyeri pinggang
kanan hilang timbul
Nyeri ketok kostovertebra.
Pemeriksaan urin: warna kuning, sedimen
eritrosit positif, leukosit 7-8 lapang pandang
DIAGNOSIS?

INFEKSI SALURAN KEMIH


Pielonefritis akut
Demam, mual muntah, nyeri abdomen, diare.
Nyeri tekan/ nyeri ketok dan kemerahan pada
CVA atau palpasi abdomen dalam
Urinalisis : ditemukan silinder leukosit
Faktor risiko: Ureterolithiasis

Prostatitis
Akut : nyeri perineum, demam dan bengkak
prostat
Kronis : LUTS, pancaran urin lemah, sulit mulai
buang air kecil

Manifestasi klinis
Sistitis

LUTS
Trias : disuria, frekuensi, urgensi
Nyeri suprapubik/nyeri pinggang bawah
Urin keruh (30% kasus urin berdarah)
Kemerahan pada uretra atau area suprapubik

Uretritis
LUTS
Disuria, frekuensi, piuria

Diagnosis

Urinalisis

Piuria, bakteriuria, hematuria, nitrit atau leukosit


esterase (+), leukosit >5/LPB

Kultur urin, definitif ISK

Asimptomatik, jumlah koloni 105/mL dari jenis


sample manapun
Simtomatik, jumlah koloni 102-104/mL
Perempuan: >102 /mL, Laki-laki: >103/ mL
(Harrison)

25. E. Sindrom nefrotik relaps jarang


KEYWORDS:
Anak laki-laki 3 tahun
Bengkak seluruh tubuh sejak 1 mnggu yang lalu. Bengkak
pertama terjadi 1 tahun yang lalu dan sembuh sendiri tanpa
pengobatan.
Edema pitting (+), Kadar albumin 2mg/dl dan proteinuria +3.

DIAGNOSIS?

SINDROM NEFROTIK
Kriteria Diagnosis

Edema
Proteinuria masif
Urin : BANG atau DIPSTIX > + 2 (kualitatif)
Esbach: protein urin/24 jam >2g
Protein > 40 mg/m2/jam, atau > 2 g/hari (kuantitatif) atau >50
mg/kgBB/24 jam
Rasio protein : kreatinin > 2,5

Hipoalbuminemia (< 2,5 g%)

Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia (>200 mg/dL)

Pembagian SN berdasarkan perjalanan penyakit


SN non relaps : penderita tidak pernah mengalami relaps
setelah setelah mengalami episode pertama SN
SN relaps jarang : penderita mengalami relaps <2kali dalam
peride 6 bulan atau <4kali dalam 12 bulan setelah pengobatan
inisial
SN relaps sering : penderita mengalami relaps >2kali dalam
periode 6 bulan pertama setelah respon awal atau >4kali dalam
periode 12 bulan
SN dependent steroid : bila terjadi relaps 2 relaps berturut-turut
pada saat dosis steroid diturunkan atau dalam waktu 14 hari
setelah pengobatan dihentikan

26. B. >12 minggu


KEYWORDS:
Usia kehamilan berapakah DJJ dapat
didengarkan menggunakan Doppler?

SUMBER: Williams Obstetrics. 24th

1. C. Tanda Chadwick
KEYWORDS:
Wanita datang dengan keluhan
terlambat haid
Pemeriksaan inspekulo: warna
mukosa vulva & vagina menjadi
ungu.

Perubahan uterus yang dapat ditemukan pada


kehamilan muda :

Tanda Chadwick : selaput lendir vulva dan vagina membiru


Tanda Goodell : portio melunak dan kebiru-biruan
Corpus uteri membesar dan melunak
Tanda Piskacek: pembesaran uterus asimetris karena implantasi lateral
Tanda Ladin : pelunakan disebelah depan garis tengah perbatasan
uteo servix
Tanda McDonald : uterus dan cervix mudah difleksikan pada
perbatasan utero servix
Tanda Hegar : isthmus uteri sangat lunak seolah-olah korpus uteri
tidak berhubungan dengan cervix
Ballotement

27. B. Metoklorpramid
KEYWORDS:
Mual, nyeri ulu hati, dan perut kembung.
Wanita sedang mengandung anak pertama dan
usia kehamilan 8 minggu.

Obat apa yang aman diberikan pada pasien ini?

Domperidon : kategori B
Metoklorpramid : categori A
Simetidin : kategori B
Misoprostol : ketegori X
Omeprazol : kategori C

28. B. USG
KEYWORDS:
G1P0A0 hamil 8 minggu
Perdarahan pervaginam
Tidak ada pembukaan serviks, uterus sesuai usia
kehamilan 6 minggu, lunak dan tidak nyeri SUSP.
ABORTUS

Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan?

A
B
O
R
T
U
S

OUE

Apa yg
keluar?

PP Test

Imminens

Tertutup

Darah

Utuh: rawat jalan


USG meragukan: ulangi
1-2 minggu lagi
Tokolitik

Insipiens

Terbuka

Darah

Evakuasi
Uterotonika pasca
evakuasi
Antibiotik 3 hari

Terbuka

Darah dan
Jaringan

+/-

Tertutup

Darah dan
Jaringan

Inkomplit

Komplit

Tata laksana

Shockatasi shock
Hb<8 gr % : transfusi
Evakuasi
Uterotonika (metergin
tab 3 x 0,125 mg)
Antibiotik 3 hari
Evakuasi
Uterotonika
Antibiotik

Anamnesis
Inspekulo
Pemeriksaan Klinis

Iminens

ABORTUS
Hb

Tertunda

Febrilis

USG
Baik

Ragu

Buruk

USG
Baik

Buruk

PNC dilanjutkan

US
G
Lab
EVAKUASI

29.Salfingektomi
KEYWORDS:
Seorang wanita penurunan kesadaran
Perdarahan dari jalan lahir.
Pasien sudah telat datang bulan selama 2 bulan.
Kesadaran somnolen, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi
118 x/menit.
Nyeri goyang cervix (+). Dari pemeriksaan serologis, Hb 5
mg/dl. PP test (+) KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Apakah tindakan definitif yang harus dilakukan saat ini?

Kehamilan Ektopik
Kehamilan
Ektopik
(KE) : kehamilan yang
hasil
konsepsinya
berimplantasi
di
luar
kavum uteri
Kehamilan
Ektopik
Terganggu (KET) : bila
KE
berakhir
dengan
abortus / ruptur tuba

Manifestasi Klinis
Anamnesis

Terlambat haid
Nyeri perut disertai spotting
Perdarahan pervaginam

Tanda syok (hipotensi, takikardi, anemis, ekstremitas dingin)


Pemeriksaan Nyeri abdomen (perut tegang, nyeri tekan & lepas (+)
fisik

Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Ginekologi

Fluksus sedikit
Uterus membesar
Nyeri goyang serviks +
Teraba massa di daerah adnexa
Kavum Douglas menonjol, nyeri tekan +

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

Hb, leukosit, kadar hCG serum, uji kehamilan

USG

Uterus membesar
Tidak ada kantung kehamilan/ ada kantung palsu
Kelainan adnexa ( adanya kantung kehamilan, massa,
cairan bebas sampai kavum Douglas)

Kuldosentesis

Tatalaksana Konservatif
Bila fertilitas masih diperlukan
Transfusi jika Hb < 6
Berikan terapi medikamentosa
& methotrexate (MTX) dengan
syarat :
Hemodinamik stabil
Kehamilan < 8 minggu
Kantung
kehamilan
ektopik < 3 cm
Tidak
tampak
pulsasi
jantung janin
hCG < 10000 IU/mL
Tidak ada kontraindikasi
pemberian MTX

TATALAKSANA OPERATIF
Salphingektomi : tidak ada
masalah fertilitas, ruptur
tuba, perdarahan banyak,
terdapat kelainan anatomi
tuba
Salphingostomi : jika
fertilitas masih diperlukan,
dan belum terjadi ruptur
Reseksi kornu pada
kehamilan kornu

30. B. Preeclampsia
KEYWORDS:
Wanita G1P0A0
Berat badan naik 2 kg/minggu dan tekanan
darah meningkat dari 100/60mmHgmenjadi
130/80mmHg.
Proteinuria +1.
DIAGNOSIS?

HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

DEFINISI HIPERTENSI
Peningkatan sitol 140 mmHg atau
diastol 90 mmHg.
Peningkatan sistol 30 mmHg atau
diastol 15 mmHg dari tekenan darah
sebelumnya

KRITERIA DIAGNOSIS
PREECLAMPSIA RINGAN :
BP 140 / 90 mmHg after 20 weeks
gestation
Proteinuria 300 mg/24 hours or 1+
dispstick

PREECLAMPSIA BERAT, bila


didapatkan 1 atau lebih gejala di
bawah ini :
BP 160 / 110 mmHg after 20
weeks gestation
Proteinuria 2.0 g/24 hours or 2+
dispstick
Serum Creatinine > 1.2 mg/dL
unless known to be previous
elevated
Platelets < 100.0000 / mm3
Microangiopathic hemolysis
(increase LDH)
Elevated ALT or AST
Persistent headache or other
cerebral or visual disturbances
Persistent epigastric pain
Pulmonary oedema + cyanosis

KRITERIA DIAGNOSIS
IMPENDING EKLAMPSIA

EKLAMPSIA SINE
EKLAMPSIA

Penglihatan kabur

Penurunan Kesadaran

Nyeri ulu hati hebat

Tanpa Kejang

Nyeri kepala hebat

Asymptomatic eklampsia

EKLAMPSIA

Kriteria Preeklampsia +
Kejang

31. A. Impending eklampsia


KEYWORDS:
Wanita 38 tahun, usia kehamilan 32 minggu, keluhan
nyeri kepala, tangan kesemutan dan penglihatan kabur
Tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 94x/menit, nafas
22x/menit, suhu 37,5C
Edema pada kedua ekstremitas inferior +/+
DIAGNOSIS?

BP 140/90

< 20 minggu

Proteinuria (+)

EASY TO
REMEMBER

Hipertensi Dalam
Kehamilan

20 minggu

Proteinuria (-)

Hipertensi
superimposed
pada Preeklamsia

Proteinuria (-)

Hipertensi Kronis

Proteinuria (+)

Hipertensi
Gestasional

Preeklamsia

+Kejang
Eklamsia

Impending
Eklamsia:
Nyeri
kepala,
pandangan
kabur

Hipertensi
terdeteksi <20
minggu

Proteinuria
(-)
HIPERTENSI KRONIS
DIAGNOSIS:

Hipertensi tercatat sebelum


kehamilan.
Hipertensi terdeteksi pada kehamilan
< 20 mg
Hipertensi menetap > 6 minggu pasca
persalinan

Proteinuria
(+)

Semua penyakit HTkronis apapun


penyebabnya
memiliki predisposisi
untuk berkembang
menjadi pre-eklampsia
atau eklampsia
selama kehamilan.

HIPERTENSI KRONIS
SUPERIMPOSED WITH PREECLAMPSIA
DIAGNOSIS:
Preeklampsia/eklampsia yang timbul pada
HT kronis
Proteinuria 300 mg/24 jam, tanpa
adanya proteinuria pada usia kehamilan
< 20 minggu
Peningkatan proteinuria yang mendadak
atau trombosit < 100.000 pada usia
kehamilan < 20 minggu

32. C. Preeklampsia menyebabkan


fetus berada dalam kondisi hipoksia
KEYWORDS:
Seorang perempuan 23 tahun G1P0A0, usia kehamilan 33
minggu didiagnosis mengalami pre-eklampsia. Pasien telah
menjalani manajemen konservatif untuk kehamilannya dengan
MgSO4 1 g/jam, beta blockers sebagai obat antihipertensi, dan
injeksi deksametason untuk pematangan pembentukan paruparu janin. Dari pemeriksaan nonstress test (NST) diketahui
penurunan variabilitas.
Apakah alasan paling tepat dilakukannya pemeriksaan NST pada
pasien ini?

NON STRESS TEST


Indikasi
Preeklampsia, eklampsia
Hipertensi
Penyakit Jantung
Penyakit Ginjal
Penyakit Thyroid
Diabetes Gestasional
Anemia Serta Kelainan
Darah

Ketuban Pecah Dini


Kehamilan Lewat Waktu
Plasenta Previa
Plasenta letak rendah
Perdarahan trimester
kedua
Riwayat
trauma/kecelakaan

Indikasi Janin
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pertumbuhan Janin Terhambat


Gerakan Janin Berkurang
Suspek lilitan tali pusat
Aritmia, bradikardi, takikardi janin
Hidrops Fetalis
Kehamilan Kembar

Riwayat Obstetri Dengan Penyulit

PLACENTAL IMPLANTATION NORMAL vs PREEKLAMPSIA

TERJADI HIPOKSIA JANIN

33. B. Solutio plasenta


KEYWORDS:
Wanita 33 tahun, G4P2A1 hamil 29 minggu
Keluar darah sedikit yang berwarna merah kehitaman.
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 90/60mmHg,
nadi 108 x/menit, nafas 21 x/menit
Nyeri pada perut dan palpasi perut tegang dan janin tidak
teraba. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 5 mg/dl.
DIAGNOSIS?

Solutio Plasenta
Terlepasnya plasenta sebagian/seluruhnya
Faktor resiko :

Hipertensi
Kehamilan kembar anak kedua
Polihidramnion
Defisiensi nutrisi
Trauma abdomen
Riwayat dilakukan versi luar

Manifestasi Klinis

Perdarahan dengan atau tanpa


nyeri
Uterus tegang, perabaan bagian
janin sulit
Kondisi janin tergantung derajat
solusio plasenta

Derajat Solusio Plasenta


RINGAN

Perdarahan 100 200


cc
Uterus tidak tegang
Janin hidup
Tidak terdapat tanda
syok

SEDANG

Perdarahan > 200 cc


Uterus tegang
Gawat janin / kematian
janin
Terdapat tanda syok

BERAT

Uterus tegang dan


kontraksi tetanik
Terdapat syok
Janin sudah mati

34. C. Test nitrazin


KEYWORDS:
Perempuan 30 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu
Celana dalam sering basah sejak 1 minggu
terakhir. Cairan yang keluar bening, tidak berbau
menyengat, dan tidak terasa gatal SUSP. KPD
Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk
menegakkan diagnosis?

KETUBAN PECAH DINI


DEFINISI:
Robeknya selaput chorioamnion dalam kehamilan
sebelum waktunya (sebelum fase aktif)
Klasifikasi (menurut waktunya, diatas atau
dibawah 37 minggu masa kehamilan) :
PPROM
(Preterm
Premature
Rupture
of
Membrane)
PROM (Premature Rupture of Membrane)

Faktor Risiko
Kelemahan fokal dari selaput janin yang levelnya
diatas OUI (Ostium Uteri Internum)
Infeksi intrauterin (paling banyak UTI)
Gemeli
Polihydramnion
Letak sungsang
Perdarahan

Kriteria Diagnosis
Umur kehamilan > 20 minggu
Keluar cairan ketuban dari vagina
Pemeriksaan spekulum : terlihat cairan keluar dari ostium
uteri eksternum
Kertas nitrazin merah akan jadi biru (karena sifat
cairan ketuban basa)
pH aminion 7-7.7 sedangkan pH vagina 4.5
Mikroskopik : terdapat lanugo dan verniks caseosa serta
ferning (kritalisasi amnion yang mengering)

35. B. KPD pada usia kehamilan 24-34 minggu


KEYWORDS:
Perempuan 20 tahun, 28 minggu
Ibu tersebut mengeluhkan keluar cairan dari vagina
dalam 2 hari terakhir KETUBAN PECAH DINI
Pada saat intrapartum dokter memberi
glukokortikoid.
Indikasi untuk memberikan obat?

TATALAK
SANA
KPD

36. C. Hidramnion
KEYWORDS:
Ibu 24 tahun G2P1A0 hamil 32 minggu dengan TFU
35 minggu, mengeluhkan perut tidak enak dan sesak.
Pada pemeriksaan klinis, TFU 35 cm, BJA sulit
dinilai dan bagian kecil janin sulit teraba
HIDRAMNION

Kondisi apakah yang terjadi pada pasien ini?

Polihidramnion
Jumlah cairan amnion yang berlebih. Secara kasar >2L.
Etiologi sebagian besar idiopatik.
Polihidramnion diasosiasikan dengan malformasi pada
janin, terutama sistem syaraf pusat ( anensefali, spina
bifida ) dan traktus gastrointestinal ( atresia esofagus )
Diagnosis : Uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan, dinding rahim menegang, bagian
fetus sulit diraba, denyut jantung sulit
terdengar, pemeriksaan USG

37. A. Versi luar


KEYWORDS:
Wanita 29 tahun datang ke ruang bersalin RS karena
akan melahirkan. Usia kehamilan 38 minggu dan
merupakan anak kedua. Ibu tidak pernah mengalami
abortus.
Janin tunggal, presentasi letak bokong, tidak ada panggul
sempit atau plasenta previa, pembukaan 3 cm, ketuban
(+), dan TBJ 2800 gr. Tanda vital dalam batas normal.
Tindakan yang bisa dilakukan pertama kali pada kasus ini
adalah

Letak sungsang
Bagian terendah adalah bokong/kaki
Klasifikasi :
Letak bokong murni
Letak bokong kaki
Letak kaki

Letak sungsang
Faktor predisposisi
Multiparitas
Bayi kembar
Gangguan volume air ketuban (hidramnion)
Hidrosefal/anensefal
Tumor dalam panggul
Kelainan anatomi uterus

Tatalaksana LETAK SUNGSANG


Dalam kehamilan : dapat dilakukan versi luar pada usia 37 minggu
Dalam persalinan : percobaan versi luar
Kontraindikasi versi luar :
Bekas SC +
Panggul sempit absolut
Hidramnion
Insersi plasenta pada dinding anterior
Kelainan anatomi uterus
Hamil kembar
Hidrosefalus/anensefalus
Hipertensi

Tatalaksana Persalinan
VL
Gagal

VL
Berhasil

Panggul sempit
Anak mahal
Primi tua
TBBJ 3500 gr
Presentasi kaki

Persalinan lancar
Awasi kemungkinan tali pusat menumbung
Tetes oksitosin max 1 labu
Nilai skor Zatuchini

SC
Penyul
it

Lahir
normal

Cara persalinan dapat dilakukan :


Persalinan spontan ( Bracht)
Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan manual aid
Perasat Klasik (Deventer) : Cara melahirkan bahu dan lengan
belakang lebih dahulu karena bahu dan lengan depan tidak tampak
Perasat Mueller : Cara melahirkan bahu dan lengan dalam
keadaan bahu depan sudah tampak di depan vulva
Perasat Louvset : Cara melahirkan bahu dan lengan dalam
keadaan bahu dan lengan masih tinggi

38. B. Janin letak melintang


KEYWORDS:
Wanita 33 tahun G4P3A0, Usia
kehamilan 32 minggu.
Leopold 1 TFU 2 jari di atas pusat,
leopold 2 ballotement (+), leopold 3
tidak teraba bagian keras janin
LETAK LINTANG

LETAK LINTANG
DIAGNOSIS:
Abdomen tampak luas
Tinggi fundus hanya beberapa cm
diatas umbilikus
Ballotement teraba pada bagian sisi
kanan/kiri perut
Tidak terasa bagian di pelvis inlet
sehingga terasa kosong

Letak lintang
Tatalaksana
Dalam kehamilan : versi luar setelah kehamilan 37 minggu
Dalam persalinan : lakukan versi luar jika tidak ada kontraindikasi

39. A. Inersia uteri hipotonik


KEYWORDS:
Wanita 27 tahun G2P1A0
Keluar lendir bercampur darah. Kontraksi uterus
didapatkan setiap 4-5 menit selama 30-35 detik
NORMAL: 3X dalam 10 menit selama 40-60 menit
Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 7 cm,
kepala II-III, SS melintang, ketuban (+). Keadaan bayi baik.
DIAGNOSIS?

Power

Hipotonus

Disfungsi
Uterus

Hipertonus

Kontraksi adekuat : 3x dalam 10 menit, selama 40-60 detik,


kontraksi kuat
Hipotonus : terkoordinasi tapi tidak adekuat
Hipertonik : tidak terkoordinasi tapi adekuat

HIPOTONIK

Etiologi
Penggunaan analgesik
terlalu cepat
Panggul sempit
Letak defleksi
Regangan dinding rahim
>>> (hidramnion, gemeli)

Tatalaksana
Ketuban + amniotomi &
oksitosin drip
Ketuban - oksitosin drip

HIPERTONIK

Etiologi
Ketuban Pecah Dini
Infeksi Intrauterin

Tatalaksana
Tokolitik
Oksitosin drip
setelah gejala
hipertonik hilang

40. D. G1P0A0 parturien aterm kala 1 fase aktif + anemia

KEYWORDS:
Wanita 25 tahun, G1P0A0
Mules-mules makin sering dan kuat sejak 6 jam yang lalu.
Pembukaan 4 cm, ketuban (+), kepala St.3. Dari
pemeriksaan lab darah, ditemukan hb 10.6 mg/dl, dan
leukosit 14.500/mm3..

DIAGNOSIS?

PERSALINAN NORMAL

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

41. B. Dilatasi Servix


KEYWORDS:
Wanita 29 tahun G2P1A0 hamil 42 minggu datang ke
poliklinik dengan keluhan belum ada tanda-tanda
persalinan.
Tekanan darah 110/70 mmHg, janin tunggal, presentasi
kepala, taksiran berat janin 3200 gram, kepala tidak
bisa digoyangkan, dan skor bishop 2, amnion (+)
Apakah tindakan yang selanjutnya dilakukan?

TATALAKSANA
Sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit.
Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping antara usia
kehamilan 38-41 minggu setelah berdiskusi mengenai risiko dan
keuntungannya.
Tawaran induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41 minggu.
Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41-42 minggu
sebaiknya meliputi non-stress test dan pemeriksaan volume cairan amnion.
Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.

Prostaglandin
Dilatasi servix

42. D. Sefal hematom


KEYWORDS:
Dilakukan persalinan dengan alat
vakum
Apakah komplikasi yang paling
mungkin terjadi pada janin?
SUMBER: WILLIAM

43. E. Gawat janin


KEYWORDS:
Ibu 28 tahun G2P1A0, datang ke IGD RS 20 Mei 2008, haid terakhir 19 Agustus
2007. Anak pertama lahir dengan vakum ekstraksi tahun 2005 dengan berat
3800 gram, hidup. Sudah 2 hari dikelola bidan karena ketuban pecah,
pergerakan anak masih dirasakan ibu, dengan kontraksi 2 kali dalam
10 menit selama 20 detik. Karena tidak ada kemajuan setelah
pembukaan 4 cm dan ibu mulai demam, bidan merujuk ke RS. Saat di RS,
tekanan darah pasien 120/70 mmHg, respirasi 16 x/m, suhu 38,5 C, tinggu
fundus 42 cm, lingkar perut 101 cm. Teraba anak 1 letak kepala, anak 2
letak sungsang. Denyut jantung janin 102 x/m dan 116 x/m, panggul
baik, pembukaan 4 cm, sisa ketuban cokelat kehijauan GEMELLI,
GAWAT JANIN, DAN INFEKSI INTRAPARTUM
Apakah indikasi yang menjadi dasar kuat jenis tindakan persalinan ini pada
kasus di atas?

SUMBER:
WILLIAM
OBSTETRI

44. B. RUPTUR UTERI


KEYWORDS:
Wanita 45 tahun P6A0 datang dengan keluhan nyeri
perut hebat. Pasien baru saja melahirkan per
vaginam dipimpin oleh bidan selama 3 jam. Riwayat
melahirkan 2 anak sebelumnya dengan SC.
Garis Bandls (+)
DIAGNOSIS?

RUPTURA UTERI
DEFINISI
Robeknya dinding rahim terjadi
akibat terlampauinya daya
regang miometrium.
DIAGNOSIS:
Perdarahan intraabdominal
Nyeri perut hebat
Syok atau takikardia
Adanya cairan bebas
intraabdominal

Hilangnya gerak dan denyut


jantung janin
Bentuk uterus abnormal atau
konturnya tidak jelas
Ada lingkaran konstriksi
(Bandls ring)
Nyeri raba/tekan dinding perut
Bagian-bagian janin mudah
dipalpasi

Tatalaksana
UMUM
Berikan oksigen
Pemberian infus cairan
iv (NaCl 0,9% atay RL)
Jika kondisi ibu stabil,
lakukan sc untuk
melahirkan bayi dan
plasenta

KHUSUS
Jika uterus dapat diperbaiki
dengan risiko operasi lebih
rendah daripada histerektomi
dan tepi robekan uterus tidak
nekrotik, lakukan reparasi uterus
(histerorafi)
Jika uterus tidak dapat diperbaiki
histerektomi subtotal
Jika robekan memanjang hingga
seviks dan vafina histerektomi
total

45. A. Oksitosin
KEYWORDS:
Perdarahan paska melahirkan
Riwayat hipertensi selama 3 tahun
TD : 140/90 mmHg
Kontraksi uterus lemah
DIAGNOSIS Atonia Uteri
TERAPI Oksitosin

fs

Pendarahan Postpartum

fs

fs

fs

46. C. Pemberian oksitosin


KEYWORDS:
Perdarahan paska melahirkan sejak 2 jam, banyak darah 2-3 kain
panjang
melahirkan sangat lama
bayi laki-laki BBL 4.500 gram
TD 100/60, nadi 88 kali/menit, nafas 22 kali/menit. dan suhu 37 OC
Inspekulo, tampak perdarahan aktif keluar dari OUE
Fundus setinggi pusat dengan kontraksi lemah
DIAGNOSIS Atonia Uteri
TERAPI Pemberian oksitosin
fs

46. C. Pemberian oksitosin


KEYWORDS:
Perdarahan paska melahirkan sejak 2 jam, banyak darah 2-3 kain
panjang
melahirkan sangat lama
bayi laki-laki BBL 4.500 gram
TD 100/60, nadi 88 kali/menit, nafas 22 kali/menit. dan suhu 37 OC
Inspekulo, tampak perdarahan aktif keluar dari OUE
Fundus setinggi pusat dengan kontraksi lemah
DIAGNOSIS Atonia Uteri
TERAPI Pemberian oksitosin
fs

Pendarahan Postpartum

fs

fs

47. A. Ampisilin
KEYWORDS:
Wanita, 24 tahun, hamil G1P0A0
Demam tinggi selama 8 hari, T 39,1C
Sulit BAB, terakhir BAB 4 hari yang lalu.
Lidah kotor hiperemi
DIAGNOSIS Demam Tifoid
TERAPI Ampisilin

fs

Demam Tifoid pada Kehamilan


Definisi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Manifestasi Klinis
Demam, sakit kepala, nyeri perut,
nafsu makan berkurang, diare atau
konstipasi, coated tongue.

fs

Pemeriksaan
Widal
Tubex
Typhidot
Kultur darah

fs

48. E. Demam 38oC selama 2 hari berturut-turut, setelah


24 jam pascasalin dalam 10 hari pertama nifas.
KEYWORDS:
Wanita 20 tahun, P1A0 pasca salin 10 hari
Demam sejak 2 hari pasca salin disertai nyeri perut dan lokia
berbau, temperatur 38,6oC
Plasenta lahir 1 jam setelah anak lahir sehingga bidan
memasukkan tanga untuk mengeluarkan plasenta
Payudara bengkak, keras, FU 3 jari diatas simfisis, lokia (+) rubra,
bau (+)
DIAGNOSIS Infeksi Puerperalis

fs

Infeksi nifas
Definisi
Infeksi nifas didiagnosis berdasarkan kenaikan temperatur diatas
38C selama minimal 2 hari berturut-turut, terjadi antara hari ke-2
hingga ke-10 sesudah persalinan dan tanpa adanya bukti innfeksi lain
Etiologi :
Streptococcus, Staphylococcus, Enterococcus, Klebsiela, Peptococcus,
dll.
Jenis Infeksi:
Metritis, infeksi luka insisi, necrotizing fascitis, infeksi adneksa,
salpingitis, abses pelvis, peritonitis, dll.
fs

49. D. Pil progesteron dosis tinggi


KEYWORDS:
Wanita, meminta kontrasepsi darurat
Setelah berhubungan seksual tanpa kondom 8 jam yang lalu
TERAPI Pil progesteron dosis tinggi

fs

Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk
mencegah kehamilan setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa
pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.
Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat
Perkosaan
Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari
pertama, namun lebih efektif bila dikonsumsi sesegera mungkin.
fs

fs

Dosis Tinggi

50. E. Penurunan hormon estradiol


KEYWORDS:
45 tahun mengeluhkan sudah tidak menstruasi 6 bulan.
Wajahnya terlihat merah dan terasa nyeri
Banyak berkeringat akhir-akhir ini
DIAGNOSIS Premenstrual syndrome

fs

Menoupause
Menopause adalah berhentinya menstruasi setelah terjadi amenorrhea
selama 12 bulan berturut-turut. Menurut Perkumpulan Menopause Indonesia
(PERMI) usia rata-rata menopause populasi Indonesia ialah 51,3thn.
Manifestasi Klinis
1. Gejala vasomotor : rasa panas pada bagian atas tubuh terutama pada
wajah, leher, dan dada, disebut juga hot flush
2. Nyeri sendi
3. Kulit keriput
4. Atrofi genitourinaria
5. Fungsi seksual menurun
6. Stroke
7. osteoporosis
fs

51. A. Mukus encer, suhu tubuh naik


KEYWORDS:
Wanita 32 tahun, menikah selama 3 tahun dan belum memiliki
keturunan
Menanyakan kapan waktu yang tepat untuk berhubungan dengan
suaminya
Dokter meminta pasien memeriksa suhu tubuh dan mukus vagina
setiap pagi untuk mengetahui masa subur

fs

Ovulasi billing/dua hari lendir serviks dengan


pengukuran lendir serviks. Periode ovulasi terjadi saat
mukus paling encer, jernih dan licin (seperti putih telur)
Pengukuran suhu basal (sebelum memulai aktivitas
apapun) setiap hari. Saat periode ovulasi, suhu tubuh
meningkat 0,2C selama sekitar 3 hari berturut-turut

fs

52. A. NS-1
KEYWORDS:
Ny. L, 22 tahun, demam tinggi mendadak sejak 2 hari
Gusi berdarah dan bintik-bintik merah pada tangan dan kaki
TD 100/80 mmhg, nadi 80x/i, nafas 24x/i, suhu 38.9 C
Hb 12 gr/dl, Ht 36%, leukosit 5000 mm3, trombosit 160.000 mm3
Pemeriksaan NS-1
Diagnosis Dengue Fever

fs

Dengue Fever

fs

fs

53. D. Perfusi pada akral ekstirimitas


KEYWORDS:
Perempuan ,28 tahun
Panas tinggi sejak 5 hari
Disertai sakit kepala, nyeri pada persendian dan mual.
Bintik-bintik merah pada tungkai atas dan bawah
TD 90/75 mmHg, nadi 118 x/i, napas 21 x/i dan suhu 36,6 oC, tes
torniket positif
DIAGNOSIS DHF

fs

fs

54. D. Plasmodium Falciparum


KEYWORDS:
Tn. E, 40 tahun
Keluhan demam sudah selama satu minggu
Pulang dari Timika daerah endemik
Pemeriksaan lab ditemukan parasite berbentuk cincin ukuran 1/6
eritrosit. Ukuran eritrosit tidak membesar
DIAGNOSIS Malaria

fs

Morfologi

P.falciparum

P. vivax

P. Ovale

P. malariae

Masa inkubasi

9-14 (12)

12-17 (15)

16-18 (17)

18-40 (28)

Daur siklus

36-48 jam

48 jam

50 jam

72 jam

Tertiana

Tertiana

Kuartana

30.000

10.000

15.000

15.000

Younger cells (but


can invade cells of all
ages)

Red cells up to 14
days old

Reticulocytes

Older cells

Sama dgn normal

Lebih besar, pucat

Lebih besar

Sama dgn normal

Maurer dots

Schuffner dots
Ameboid,

James dots

Ziemanns dots

Ringform ,double
dots/headphone,
accole

Ring

Comet form

Pita /band form

Jenis malaria
Jumlah merozoit
/hepatosit
Eritrosit yang
diinfeksi
Eritrosit
Sitoplasma
Bentuk trofozoit

Bentuk skizon
Bentuk gametosit
Relaps

fs

Bunga
Bulan sabit, pisang

Sferis

Sferis

(+)

(+)

Sferis

fs

55. C. Malaria Serebral


KEYWORDS:
Pria, 40 tahun, datang dengan keluhan penurunan kesadaran.
Demam selama 3 hari, disertai berkeringat dan mengigil.
DIAGNOSIS Malaria cerebral

fs

Malaria Berat
Ditemukan P. Falciparum pada stadium aseksual dan disertai 1 atau lebih
gejala :
Malaria serebral
Anemia berat (Hb <5 g/dl atau Ht <15%) pada hitung parasit
>10.000/L
Gagal ginjal akut (urin <400 ml/24 jam pada dewasa atau <1
ml/KgBB/jam pada anak)
Edema paru
Hipoglikemia
Syok
Perdarahan spontan disertai gangguan koagulasi
Kejang >2x/24 jam
Asidemia/asidosis
Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut

Malaria serebral

Malaria serebral ditandai dengan penurunan kesadaran yang dapat


terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau mendadak 1-2
jam yang sering disertai kejang.

Gejala lainnya berupa gejala-gejala neurologi upper motor neuron,


tidak didapati gejala-gejala yang fokal, kelumpuhan saraf kranialis,
kaku kuduk, deserebrasi, dll.

56. B. Leptospirosis
KEYWORDS:
Nyeri di epigastrium sejak satu minggu
Demam, mual, dan muntah.
Sklera ikterik dengan nyeri otot di betis
Hb 14,2 g/dL, Ht 37%, leukosit 18.500, trombosit 225.000
DIAGNOSIS Leptospirosis

fs

Leptospirosis
Definisi
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans.
Penularan
Kontak dengan air, tanah atau lumpur yang terkontaminasi urin bintang yang terinfeksi atau
akibat gigitan binatang infeksius. Vektor: tikus, anjing, babi, lembu, kuda, kucing, binatang
pengerat lainnya.
Manifestasi Klinis
Demam, mengigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, nyeri tekan otot,
mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit.
Pemeriksaan
Kultur darah atau cairan serebrospinal
Serologi: MAT, MSAT
Mikroskop lapangan gelap
fs

57. D. Kultur darah


KEYWORDS:
Tn. D, 35 tahun, Demam sejak 1 minggu yang lalu
Terutama pada sore hari dan dirasakan makin lama makin tinggi
Sulit buang air besar
Coated tongue (+)
Pasien sering jajan di pinggir jalan.
DIAGNOSIS Demam Tifoid
PEMERIKSAAN Kultur darah

fs

Demam Tifoid
Definisi
Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi.
Manifestasi Klinis
Demam terutama sore hari (stepladder)
Sakit kepala, nyeri otot, malaise
Konstipasi, diare
Rose spot pada abdomen, splenomegali
Diagnosis
Kasus Pasti (Confirmed case)

Demam (> 38C) > 3 hari

Kultur Positif
Kasus probable ( Probable case )

Demam (> 38C) > 3 hari

Serologis positif atau dijumpai antigen

Kultur tidak dilakukan atau negatif

fs

Pemeriksaan
Kultur : sumsum tulang >>mgg 1 (gold standard
darah >> mgg 1 & mgg 2
feses >> mgg 2
urin >> mgg 3 atau 4
cairan empedu >>carrier tifoid
Widal
typidot, tubex, dll

58. B. Pasien menderita hepatitis B akut dan infeksius


KEYWORDS:
Wanita, 36 tahun
Tidak nafsu makan, mual, dan merasa lelah selama 3 hari
Hepatomegali
HBsAg positif dan HBeAg positif.
DIAGNOSIS Hepatitis B akut

fs

Marker Hepatitis B

fs

HbsAg
Anti-Hbc

Anti-Hbs

Anti-Hbc

fs

59. D. Schistomiasis
KEYWORDS:
Anak perempuan, 4 tahun
Mencret, demam dan nyeri perut
Pemeriksaan feses didapatkan feses cair, berwarna cokelat dan
banyak
Pemeriksaan mikroskop ditemukan telur cacing dengan duri
rudimenter
DIAGNOSIS Schistosomiasis

fs

Schistosoma mansoni

Schistosoma mansoni

Terminal spine

Schistosoma haematobium

Schistosoma japanicum
rudimeter

lateral spine

fs

Enterobius vermicularis

Ascaris lumbricoides

Mirip huruf D
Terrdiri dari 3 lapis.
Lapisan terluar seperti
renda
Trischuris trichura
Double knob

fs

61. E. Skrofuloderma
KEYWORDS:
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan keluhan
timbul tukak pada leher kiri.
Setahun kemudian tukak tersebut pecah, tidak begitu nyeri, dan
meluas
Pemeriksaan PA, didapatkan massa folikel yang dilapisi sel kuboid

fs

DIAGNOSIS Skrofuloderma

Skofuloderma
Definisi:
Timbulnya skofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari
organ dibawah kulit yang telah terserang penyakit tuberkulosis.
Lokasi asal:
1. KGB, paling sering leher, ketiak, dan lipat paha
2. Sendi dan tulang
Skofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis,
berupa pembesaran KGB tanpa tanda radang akut.

fs

61. C. Stadium 3
KEYWORDS:
Tn. G, usia 28 tahun, datang dengan keluhan demam dan diare
kurang lebih 1 bulan.
Berat badan berkurang drastis dari 70 kg menjadi 58 kg
Badan pasien terasa lebih hangat dari biasanya sejak 2 bulan yang
lalu
Pasien menjalani pola hidup bebas, tetapi penggunaan jarum
suntik disangkal. BTA sputum (-), Anti HIV (+) dalam tiga kali
pemeriksaan.
DIAGNOSIS AIDS Stadium 3

fs

Kriteria AIDS orang dewasa:


AIDS bila : 2 mayor + 1 minor
Gejala Mayor :
1.
2.
3.
4.
5.

BB menurun > 10 % / bulan


Diare kronis > 1 bulan.
Demam > 1 bulan.
Kesadaran menurun + ggn neurologis
Demensia

Gejala minor
1. Batuk > 1 bulan.
5. Herpes simplex kronik&
2.Dermatitis generalisata.
progressif
3. Herpes zooster multisegmen
6. Limfadenopati general.
/ berulang
7. Mikosis kelamin berulang
4.Kandidiasis orofaring
fs

Stadium I
1. Asimptomatik
2. Limfadenopati menyeluruh dan persisten(>3bln).
Stadium II
1.Penurunan berat badan < 10%
2.Manifestasi mukokutaneus yang ringan(dermatitis seboreika,
papular pruritic eruption(PPE), infeksi jamur pada kuku, ulserasi
mulut yang berulang ,angular cheilitis)
3.Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4.Infeksi saluran nafas yang berulang ( sinusitis bakterial)
fs

Stadium III
1.Penurunan berat badan, > 10%
2.Diare kronik > 1 bulan
3.Demam berkepanjangan yang tidak bisa dijelaskan (intermitten atau
konstan), > 1 bulan
4. Kandidiasis oral
5. Oral hairy leukoplakia,
6. Ulserasi nekrotising akut : stomatitis,ginggivitis atau periodontitis.
7.Tuberkulosis paru dalam tahun sebelumnya
8. Infeksi bakteri yang berat (pneumonia,empyema, pyomiositis,infeksi
tulang &sendi, meningitis, bakteriemia,PID) .
9. Anemia,neutropenia,trombositopenia yang tak jelas
penyebabnya.

fs

Stadium IV
1.HIV wasting syndrome
2.Pneumocystis jiroveci pneumonia(PCP)
3.Toxoplasmosis otak
4.Cryptosporidiosis dengan diare > 1 bulan
5.Cryptococcosis ekstraparu
6.Penyakit cytomegalovirus pada suatu organ selain hati, spleen, atau
kelenjar limfe
7.Infeksi virus herpes simplex mukokutaneus > 1
bulan, atau saluran
cerna beberapa lama
8.Progressive multifocal leukoencephalopathy

fs

62. C. Cimetidin
KEYWORDS:
Nyeri ulu hati sejak 4 jam
Keluhan biasanya reda dengan mengonsumsi obat maag
Salah satu obat untuk mengatasi dispepsia yang memiliki efek
samping impotensi
DIAGNOSIS Dyspesia

fs

Cimetidine

fs

63. D. Penyakit refluks gastroesofagus


KEYWORDS:
Keluhan rasa perih dan seperti terbakar di dada terutama saat
bangun pagi
Mulut yang terasa pahit
Mual dan muntah disangkal pasien
IMT 31 kg/m2 dan merokok sehari 2 bungkus rokok sejak 4 bulan
yang lalu
Makan cokela
DIAGNOSIS Penyakit refluks gastroesofagus

fs

Penyakit Refluks Gastroesofageal


Definisi
Penyakit Refluks Gastroesofageal adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks
kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul.
Manifestasi klinis
Nyeri/rasa tidak nyaman di epigastrium
atau retrosternal (heartburn)
Disfagia
Mual atau regurgitasi
Lidah pahit
Modifikasi gaya hidup
Meninggikan posisi kepala saat tidur
Berhenti merokok dan minum alkohol
Mengurangi konsumsi lemak
Menghindari coklat, the, kopi, minuman bersoda

fs

Pemeriksaan
Manometri esofagus
Tes PPI
Endoskopi : Ditemukan mucosal break
pada esofagus. Histopatologi juga dapat
memastikan adanya Barrets esofagus atau
keganasan lainnya.

64. B. 5-7
KEYWORDS:
Laki laki, keluhan nyeri perut.
Awal nyeri perut sebelah kanan bawah
Keluhan disertai perut kembung, mual muntah, tidak nafsu makan
dan demam
Bising sus menghilang, defans muskular (+)
DIAGNOSIS Appendisitis akut

fs

Alvarado score

fs

65. A. Irritable bowel syndrome


KEYWORDS:
Wanita, 45 tahun
Keluhan nyeri perut sejak 3 bulan yang lalu
BAB 2-3 kali/ hari
Keluhan berkurang setelah BAB
Uji darah samar (-), kolonoskopi dan endoskopi dengan biopsi
menunjukkan hasil normal, serta kultur tinja (-).
DIAGNOSIS Irritable bowel syndrome

fs

Irritable Bowel Syndrome


Kriteria Roma III
Rasa nyeri atau tidak nyaman pada abdomen yang berulang selama
setidaknya 3 hari/bulan selama 3 bulan:
1. Nyeri hilang dengan defekasi
2. Awal kejadian dihubungkan dengan perubahan frekuensi defekasi
3. Awal kejadian dihubungkan dengan perubahan bentuk defekasi

fs

66. B. Clostridium perfringens


KEYWORDS:
Sekelompok orang datang
keluhan pusing, mual, dan muntah setelah mengkonsumsi kornet
yang tidak dimasak.
DIAGNOSIS Clostridium perfringens

fs

Clostridium

fs

Clostridium botulism

Clostridium perfringens

Sumber

Makanan kaleng

Daging mentah

Gejala

Gangguan penglihatan, diplopia, tidak


bisa menelan, paralisis pernafasan,
henti jantung
Gangguan gastrointestinal tidak
menonjol

Diare (biasanya tanpa


demam dan muntah)

Penanganan

Antitoksin dan supportif

Terapi supportif

67. A. Langsung memberikan OAT tanpa melihat kondisi


kehamilan

Keywords:
- Wanita 28 tahun, hamil 5 bulan
- Batuk 1 bulan, demam sub-febris, berkeringat pada
malam hari
- Pemeriksaan sputum +/+/- Foto toraks fibroinfiltrat pada apex paru dextra
- Prinsip terapi pada pasien ini?
Diagnosa: TB paru

68. C. Pirazinamid

Keywords:
Laki-laki 50 tahun
Nyeri sendi pangkal jari kaki dan jempol kaki kanan sejak 1
minggu yang lalu
Pemeriksaan fisik peradangan pada sendi metatarsofalangeal
dan interfalang I
Pasien minum OAT secara rutin sejak 3 minggu yang lalu
Laboratorium asam urat 10,5 mg/dl
Obat yang paling mungkin berperan menimbulkan keluhan
tersebut?
Diagnosa: Gout arthritis

Efek samping OAT

69. A. Normal

Keywords:
Perempuan 30 tahun
Sesak nafas dan batuk, bertambah berat pada malam hari
Dua hari sebelumnya hidungnya tersumbat akibat influenza. Sesak
sering kambuh bila terkena debu
Pemeriksaan fisik sulit bernafas, TD 120/80 mmHg, RR
24x/menit, T 36.5OC; auskultasi wheezing di kedua lapang paru
Gambaran foto toraks PA?

Diagnosa: Asma

70. A. Asidosis respiratorik

Keywords:
Anak perempuan 14 tahun
Sesak sejak 1 jam yang lalu
Pasien alergi bulu kucing dan benang wol; sering
mengalami infeksi saluran pernafasan atas
- HR 90x/menit, T 37oC. Thoraks retraksi dinding
dada (+), wheezing +/+
- Hasil pemeriksaan AGDA?

71. B. Azitromisin

Keywords:
- Laki-laki 45 tahun
- Sesak napas selama 6 hari disertai dengan batuk
berdahak kental berwarna kehijauan dan panas badan
- TD 120/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 34 x/menit, T
38,5 oC. Pemeriksaan fisik paru bagian kanan ronki (+)
- Terapi paling tepat?
Diagnosa: Pneumonia

TATALAKSANA CAP
CURB65

RR
CONSCIOUSN
>30 =
ESS
1
Somnolen = 1
UREMIA
BUN >20 = 1

BP
<90/60
=1

USIA
65 = 1

TOTAL SKOR:
0-1 : RAWAT
JALAN

2: RAWAT INAP

3: ICU

TATALAKSANA CAP
Inpatient
0-1 : RAWAT
JALAN

2: RAWAT INAP

Sebelumnya sehat
Belum pernah minum
AB dlm 3 bulan
Pykt cardiopulmonary
(-)
Makrolid
(Azitromisin 500
mg/hr)
ATAU
Doksisiklin 100 mg PO
bid

Komorbiditas (+):
Penyakit kronis
jantung, paru,
ginjal,liver
DM, alkoholik,
keganasan
Asplenia,
imunosupresi
Pakai AB dalam 3
bulan
Fluoroquinolone

(levofloxacin 1x750
mg/hari)
ATAU
B-Lactam + Makrolid

3: ICU

B-lactam
+
Azitromisi
n/
fluoroquin
olon

72. B. Pertusis

Keywords:
Anak laki-laki 4 tahun
Batuk selama 7 minggu
Batuk dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, disertai
muntah pada akhir batuk. Batuk berbunyi terutama ketika
menarik napas
Anak tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap
T subfebris, RR 28 x/ menit
Pemeriksaan sputum diisolasi bakteri berbentuk batang kecil,
pewarnaan gram negative
Diagnosa: Pertusis

73. C. Idiopathic Trombocytopenic Purpura

Keywords:
- Perempuan 25 tahun
- Bintik-bintik merah pada seluruh kaki dan tangan, gusi
sering berdarah saat sikat gigi dan kulit mudah lebam
bila terbentur sesuatu
- Laboratorium Hb 8,3 g/dL, leukosit: 6500/mm3,
trombosit104.000/mm3, Hct 24%
Diagnosa: Idiopathic Trombocytopenic Purpura

KELAINAN PEMBEKUAN DARAH

BLEEDING TIME :
It indicates how well platelets interact with blood vessel walls to form blood clots.
Bleeding time is the interval between the moment when bleeding starts and the
moment when bleeding stops.
Bleeding time is used most often to detect qualitative defects of platelets.
Normal bleeding time (Dukes method) is ito 4 minutes.
Bleeding time is prolonged in purpuras, but normal in coagulation
disorders like haemophilia.
Purpuras can be due to
Platelet defects - Thrombocytopenic purpura (ITP & TTP)
Vasculardefects-Senilepurpura,HenochSchonleinpurpura

Platelets are important in preventing small vessel bleeding by causing vaso


constriction and platelet plug formation

74. D. Leukemia limfoblastik akut

Keywords:
Anak laki-laki 3 tahun
Keluhan utama pucat. Anak pucat sejak 2 minggu yang lalu.
2 hari yang lalu pasien mengalami perdarahan gusi. Riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Pemeriksaan fisik status gizi kurang, anemia, perdarahan
gusi, hepatosplenomegali, dan limfadenopati
Pemeriksaan darah Hb 6 g/dL, leukosit 67.000/uL, hematokrit
18,4%, trombosit 45.000/mm3, hitung jenis leukosit sel blas
25%, basofil 1%, eosinofil 2%, batang 2%, segmen 13%, limfosit
55%, monosit 2%
Diagnosa: Leukemia limfoblastik akut

Leukemia limfoblastik akut

CLL

Lymphoid

Stages of Maturation/Differentiation
ALL

Myeloid

AML

CML

75. D. Melakukan tes toleransi glukosa oral

Keywords:
- Tn.X 28 tahun
- Mudah lelah dan sering BAK sejak 6 bulan yang lalu. BB
turun 15 kg dalam 5 bulan
- Laboratorium GDS 140 mg/dl dan GDP 120 mg/dl.
Setelah diulang hasilnya tetap sama
- Pemeriksaan selanjutnya?
Diagnosa: GDPT/TGT

76. A. Tiroksin
Keywords:
- Perempuan 21 tahun
- Benjolan (+) pada leher yang muncul sejak pasien berusia
14 tahun dan makin lama makin membesar hingga
seukuran bola tenis meja. Benjolan bersifat simetris
- Laboratorium TSH meningkat dan FT4 menurun
- Terapi medikamentosa?
Diagnosa: Hipotiroid

Diagnosis
Third-generation thyroid-stimulating hormone
(TSH) assays are generally the most sensitive
screening tool for primary hypothyroidism.If
TSH levels are above the reference range, the
next step is to measure free thyroxine (T4) or
the free thyroxine index (FTI), which serves as
a surrogate of the free hormone level. Routine
measurement of triiodothyronine (T3) is not
recommended.
Results in patients with hypothyroidism are as
follows:
Elevated TSH with decreased T4 or FTI
Elevated TSH (usually 4.5-10.0 mIU/L) with
normal free T4 or FTI is considered mild or
subclinical hypothyroidism

Abnormalities in the complete blood


count and metabolic profile that may be
found in patients with hypothyroidism
include the following:
Anemia
Dilutional hyponatremia
Hyperlipidemia
Reversible increases in creatinine
Elevations in transaminases and
creatinine kina

Tatalaksana
Monotherapy with levothyroxine (LT4) remains the treatment of choice for
hypothyroidism. Aspects of LT4 treatment are as follows:
Otherwise young and healthy patients can be started on LT4 at anticipated full
replacement doses
In elderly patients and those with known ischemic heart disease, begin with one
fourth to one half the expected dose and adjust the dose in small increments after
no less than 4-6 weeks
For most cases of mild to moderate hypothyroidism, a starting LT4 dose of 50-75 g
daily will suffice
Clinical benefits begin in 3-5 days and level off after 4-6 weeks
Achieving a TSH level within the reference range may take several months
LT4 dosing changes should be made every 6-8 weeks until the patients TSH is in
target range

77. B. Treadmill test


Keywords:
- Laki-laki 55 tahun
- Nyeri dada dan terasa berat terutama saat aktivitas dan
menghilang saat istirahat sejak 1 hari yang lalu
- Riwayat hipertensi dan kolesterol tinggi terkontrol baik
- TD 150/90 mmHg. Saat ini pasien sudah tidak
merasakan nyeri
- Pemeriksaan penunjang selanjutnya?
Diagnosa: Stable angina

78. D. ACEI + Diuretik

Keywords:
Laki-laki 66 tahun
Sesak yang dialami sejak beberapa tahun yang lalu
Riwayat hipertensi dengan pengobatan yang tidak
teratur (+)
- Pemeriksaan fisik edema kedua tungkai, TD 100/80
mmHg, HR 120x/menit, RR 28x/menit, T 37 C
- Pengobatan yang sesuai?
Diagnosa: CHF grade II

Gagal Jantung
Definisi:
Sebuah sindrom klinis yang umumnya ditandai dengan gejala sesak nafas dan
fatig, yang disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti: hipertensi,
kardiomiopati atau penyakit jantung koroner.
Pembagian:
o Gagal jantung kanan (terjadi pada hipertensi pulmonal primer, tromboemboli),
dengan gejala kongesti cairan sistemik dan Gagal jantung kiri (akibat
kelemahan ventrikel kiri) berakibat pada penurunan perfusi sistemik.
o Low Output Heart Failure (biasanya terjadi akibat hipertensi, kardiomiopati
dilatasi, kelainan katub)dan High Output Heart Failure (ditemukan pada
penurunan resistensi vaskular sistemik, seperti hipertiroid, anemia dan kehamilan)

Grading (NYHA)
Grade I: Pasien tidak bergejala diuretik
Grade II: Pasien mengalami penurunan fungsi jantung, gejala
timbul saat beraktivitas berat namun tidak bergejala saat
istirahat (slight limitation on physical activity) diuretik + ACEI/ARB
Grade III: Aktivitas fisik minor menyebabkan keluhan sesak
nafas (marked limitation on physical activity) diuretik + ACEI/ARB
+ PSD + digoksin
Grade IV: Gejala timbul bahkan saat pasien beristirahat
diuretik + ACE-I/ARB + PSD + digoksin + inotropic agent

79. E. ACE-Inhibitor

Keywords:
- Laki-laki 52 tahun
- Riwayat Diabetes Mellitus (+) sejak 3 tahun
yang lalu
- Pemeriksaan Fisik TD 170/110 mmHg, HR 82
x/menit, RR 18 x/menit. Proteinuria (+)
- Golongan obat anti hipertensi yang bisa
memperbaiki DM dan proteinuria?

80. D. Katup mitral tidak membuka secara maksimal


Keywords:
- Wanita 30 tahun; lemah disertai bengkak di kedua kaki
- Riwayat dirawat di bagian jantung (+) 1 tahun yang
lalu serta dianjurkan untuk dilakukan tindakan namun
pasien menolak. Sejak saat itu, pasien rutin kontrol
dan terakhir kontrol berobat 1 bulan yang lalu
- Pemeriksaan fisik TD 90/60, HR 100x/menit, lemah.
Pergeseran batas jantung kiri (-). Bising diastolik grade
IV-V (+) di apex
- EKG deviasi sumbu ke kanan (RAD) dan LAA (left
atrium abnormality)

Kelainan katup jantung

81. C. Dobutamin 2 mcg/kgBB/menit IV

Keywords:
- Wanita 56 tahun
- Sesak nafas yang bertambah parah dalam 1 hari
ini
- Riwayat sakit jantung (+) sejak 10 tahun yang
lalu
- Pemeriksaan fisik compos mentis, TD 90/60
mmHg, HR 160x/menit, RR 32x/menit, T afebris,
akral dingin (-)
- Penanganan untuk meningkatkan cardiac output?

Syok kardiogenik

Definisi:

Sinrom klinis akibat penurunan curah jantung yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan
volume intravaskular yang adekuat.

Kriteria:

1. Penurunan curah jantung (< 2,2 L/menit/m)


2. Hipotensi sistolik arteri (, 90 mmhg) atau MAP berkurang . 30 mmHg nilai normal
3. Peningkatan tekanan diastolik akhir ventrikel kiri atau tekanan diastolik akhir ventrikel
kanan > 10 15 mmHg

TATALAKSANA
1. Oksigen dan intubasi
2. Nitrogliserin bila TDS > 100 mmHg
3. Dopamine bila TDS 70 100 mHg dengan
tanda syok
4. Dobutamine bila TDS > 100 mmHg tanpa
gejala syok

82. D. RJP

Keywords:
Tn.H pingsan tiba-tiba saat sedang bekerja
Riwayat hipertensi dan kebiasaan merokok (+)
Pemeriksaan fisik nadi tidak teraba, RR 10
x/menit
- Gambaran EKG:

- Tindakan segera?

ALGORITMA
CARDIAC ARREST

R:American heart association


2010

83. A. Epinefrin

Keywords:
Tn.H pingsan tiba-tiba saat sedang bekerja
Riwayat hipertensi dan kebiasaan merokok (+)
Pemeriksaan fisik nadi tidak teraba, RR 10
x/menit
- Gambaran EKG:

- Talaksanaan farmakologi?

ALGORITMA
CARDIAC ARREST

R:American heart association


2010

84. A. Supraventricular Takikardi


Keywords:
- Wanita 44 tahun
- Berdebar-debar sejak beberapa jam yang lalu.
Nyeri dada (-)
- Pemeriksaan fisik compos mentis, HR 170
x/menit
- Gambaran EKG:

85. D. Adenosin 6 mg
Keywords:
- Wanita 44 tahun
- Berdebar-debar sejak beberapa jam yang lalu. Nyeri
dada (-)
- Pemeriksaan fisik compos mentis, HR 170 x/menit
- Gambaran EKG:

- Tindakan selanjutnya?

86. A. Synchronized cardioversion 100 J


Keywords:
- Wanita 44 tahun
- Berdebar-debar sejak beberapa jam yang lalu. Nyeri
dada (-)
- Pemeriksaan fisik compos mentis, HR 170 x/menit
- Gambaran EKG:

- Jika pada saat datang pasien dalam kondisi penurunan


kesadaran dan terdapat tanda-tanda shock tindakan
yang perlu dilakukan?

87. C. Heimlich maneuver

Keywords:
Anak laki-laki 3 tahun
Tampak sesak setelah bermain kacang tanah
Pemeriksaan fisik anak tampak sianosis dan terdengar
stridor
- Tatalaksana paling tepat?

88. D. Menganjurkan tetap menggunakan ASI

Keywords:
Anak perempuan 5 bulan
Mencret (+) sejak 2 hari yang lalu, darah dan lendir (-)
Bayi masih mau minum ASI
Pemeriksaan fisik dalam batas normal, tanda-tanda
dehidrasi (-)
- Langkah pencegahan untuk menghindari kasus serupa?
Diagnosa: susp. GE e.c. virus

89. A. Enterotoxigenic E.Coli (ETEC)


Keywords:
Anak 5 tahun
Diare cair tanpa lendir dan darah
Dx: Diare sekretorik

DIARE
Klasifikasi:
1. Berdasarkan lamanya diare:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to
thrive)
selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
a. Diare sekresi (secretory diarrhea)
b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)

Penatalaksanaan:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
a. Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama
10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10
hari.
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif

ETEC
Enterotoxigenic Escherichia coli, atau
ETEC,merupakan sekelompok E. Coli
yang menghasilkan toksin yang dapat
menstimulasi permukaan usus yang
menyebabkan
sekresi
cairan
berlebihan
dan
kemudian
menyebabkan diare.

Infection with ETEC can cause profuse watery


diarrhea and abdominal cramping, Fever,
nausea with or without vomiting, chills, loss of
appetite, headache, muscle aches and
bloating can also occur but are less common.
Illness develops 1-3 days after exposure and
usually lasts 3-4 days. Some infections may
take a week or longer to resolve.

90. C. Penyakit Hirschprung

Muntah setiap menetek ASI


Belum pernah BAB
Mengeluarkan cairan kehitaman sejak lahir
PD: Perut distensi, Clann contour (+), bising usus meningkat,
metallic sound (+), borboric sound (+), hipertimpani
Feses menyemprot saat rectal touche
Rontgen abdomen: Dilatasi, airborne level (+)
Dx:
Hirschprung disease

Definisi
Penyakit

Hirschsprung

aganglionik

megakolon

juga

disebut

kongenital,

dengan

merupakan

salah satu penyebab paling umum dari obstruksi


usus neonatal (bayi berumur 0-28 hari).
Merupakan penyakit dari usus besar (kolon) berupa

gangguan perkembangan dari sistem saraf enterik

Diagnosis
Trias gejala klinis :
Pengeluaran mekonium yang
terlambat (> 24 jam)
Muntah hijau
tanda dari Obstruksi Usus
Distensi abdomen

Penatalaksanaan
Sampai pada saat ini, penyembuhan penyakit Hirschsprung
hanya dapat dilakukan dengan pembedahan.
Penanganan bedah pada umumnya terdiri atas dua tahap yaitu
tahap pertama dengan pembuatan kolostomi dan tahap kedua
dengan melakukan operasi definitif.
Beberapa prosedur tindakan definitif yaitu prosedur Swensons,
sigmoidectomy, prosedur Duhamel, prosedur Soaves Transanal
Endorectal Pull-Through, prosedur Rehbein dengan cara reseksi
anterior, prosedur Laparoskopic Pull-Through, prosedur dan
prosedur miomektomi anorektal.

91. C. Omfalokel
Keywords:
Benjolan di perut dengan dasar
umbilikus
Benjolan berupa organ abdomen
yang tertutup peritoneum
Diagnosa:
Omfalokel

Omfalokel
Kelainan berupa protusi isi rongga perut ke luar dinding perut
sekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu
kantong.
Terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari
posisi ekstra-abdominal daerah umbilicus yang terjadi dalam
minggu keenam sampai kesepuluh kehidupan janin.
Sering bersamaan dengan terjadinya kelainan kongenital
lain, misalnya sindrom down.
Pada omfalokel yang kecil, umumnya isi kantong terdiri atas usus
saja sedangkan pada yang besar dapat pula berisi hati atau
limpa

92. C. APGAR SKOR 6

Keywords:
Saat lahir bayi hanya menangis sebentar
Merintih
Warna badan kemerahan tetapi tangan dan kaki tampak
kebiruan
- Bayi hanya bergerak sedikit dengan rangsangan.
- Denyut jantungnya 120 x/menit, pernafasan tidak teratur.
Apgar:
6

APGAR

93. B. 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 5 tahun


Keywords:
- Batuk terus menerus selama 2 minggu yang didahului
demam.
- Batuk dirasakan sepanjang hari, tanpa dahak, dan berbunyi
seperti menggonggong.
- Riwayat imunisasi tidak jelas.
- Pada pemeriksaan fisik ditemukan injeksi konjungtiva, tanpa
mengi maupun ronkhi.
Diagnosis:
Pertusis

Pertusis
Pertusis atau batuk rejan / batuk seratus hari adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis
Merupakan penyakit yang bersifat toxin mediated, toxin
yang dihasilkan kuman melekat pada bulu getar saluran
nafas akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga
menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan.

Diagnosis
Masa inkubasi 5 -10 hari
Stadium kataralis 1- 2 minggu -> Gejala umum
infrksi saluran nafas atas, injeksi dan peningkatan
sekret nasal, demam ringan
Stadium paroksismal 1 6 minggu -> Batuk keras
yang diawali insirasi panjang (whoop), diakhiri
muntah
Stadium penyembuhan
Batuk menghilang secara bertahap

Pencegahan : Imunisasi DPT : 2, 4, 6,


18-24 bulan dan 5 tahun
Pengobatan: Eritromisisn 40 50
mh/KgBB/hr per oral

94. B. Pertusis

Keywords:
Bayi 3 bulan
kejang disertai panas tinggi.
pagi harinya anak mendapat imunisasi
kombinasi DPT/Hb dan Polio
Diagnosis:
Kejadian Ikutan Post Imunisasi (KIPI ) DPT

KIPI

DPT -> Kuman yang dilemahkan


Toksin pada Pertusis pada imunisasi
DPT -> Menyebabkan demam

95. D. Rehabilitasi sampai tindak lanjut


Keywords:
- Tindakan memperbaiki kekurangan
zat gizi mikro pada anak gizi buruk
dengan pemberian Fe
Diagnosa:
Malnutrisi pada anak

96. E. Kejang demam


kompleks

Keywords:
- Bayi 13 bulan
- Kejang seluruh tubuh selama 2 menit, hari ini sudah 3 kali
kejang.
- Satu hari sebelumnya. pasien demam dan buang air besar cair
4 kali, feses masih ada ampas, tidak ada lendir maupun darah
- suhu axillar 38,4 C
Diagnosis:
Kejang demam kompleks

Definisi
Kejang demam adalah kejang yang
disebabkan kenaikan suhu tubuh
lebih dari 38,4 C tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit akut pada anak
berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat
kejang sebelumnya (IDAI, 2009)

Klasifikasi:

- kejang demam kompleks ialah kejang demam yang lebih lama dari 15
menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali kejang per episode demam).
- Kejang demam sederhana ialah kejang demam yang bukan kompleks.
- Kejang demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada

lebih dari satu episode demam.

Gejala Klinis
- Suhu tubuh mencapai 39C.
- Anak sering kehilangan kesadaran saat kejang
- Kepala anak sering terlempar keatas, mata
mendelik, tungkai dan
lengan mulai kaku, bagian
tubuh anak menjadi berguncang.
- Kulit pucat dan mungkin menjadi biru.
- Serangan terjadi beberapa menit setelah anak itu
sadar

97. A. Penyakit membran


hialin

Keywords:
- Bayi laki-laki lahir spontan usia kehamilan 30-31
minggu
- APGAR score 7-8, dan dirawat di inkubator.
- Bayi merintih, sesak dan sianosis, nadi
130x/menit
Diagnosis:
Penyakit membran hialim

Penyakit membran hialin

98. A. Perdarahan Intraserebral e.c ACPD

Keywords:
Bayi lahir di Bidan desa-> tidak diberi Vitamin K
lemah dan tidak mau menetek.
Bayi lahir bugar langsung menangis, APGAR 8 dan
10

Diagnosa:
Acquired Prothrombin Complex Deficiency

APCD

99. C. Fototerapi
Keywords:
- Bayi 2 hari lahir cukup bulan.
- Sekujur tubuh bayi tampak kuning sejak 30 jam setelah
kelahiran.
- Bayi tersebut menerima ASI dari ibunya.
- kuning pada wajah, sklera, dan dada, sedangkan
pemeriksaan lain dalam batas normal.
- bilirubin total 16.5 g/dL.
Diagnosa: Breastfeeding Jaundice

Breastfeeding Jaundice
Breast milk jaundice is a type of neonatal
jaundice associated with breastfeeding. It is
characterized by indirect
hyperbilirubinemia in a breastfed newborn
that develops after the first 4-7 days of
life, persists longer than physiologic
jaundice, and has no other identifiable
cause.

Clinical jaundice is usually first noticed in the sclera and the


face. Then it progresses caudally to reach the abdomen and
extremities.
Neurologic examination, including neonatal reflexes, should be
normal, although the infant may be sleepy. Muscle tone and
reflexes (eg, Moro reflex, grasp, rooting) should be normal.
Evaluate hydration status by an assessment of the percentage
of birth weight that may have been lost, observation of
mucous membranes, fontanelle, and skin turgor.

Treatment
Treatment recommendations in this section apply only to healthy term infants
with no signs of pathologic jaundice and are based on the severity of
hyperbilirubinemia. Continue breastfeeding and supplement with formula.
Temporary interruption of breastfeeding is rarely needed and is not
recommended unless serum bilirubin levels reach 20 mg/dL (340 mol/L).
For infants with serum bilirubin levels from 17-25 mg/dL (294-430
mol/L), add phototherapy to any of the previously stated treatment
options. The most rapid way to reduce the bilirubin level is to interrupt
breastfeeding for 24 hours, feed with formula, and use phototherapy;
however, in most infants, interrupting breastfeeding is not necessary or
advisable.
Phototherapy can be administered with standard phototherapy units and
fiberoptic blankets. See the image below.

100. d. 3 bulan 6 bulan


Keywords:
anak mampu menggerakan kepalanya mengikuti
benda yang digerakkan dari samping kiri ke samping
kanan dan sebaliknya.
Saat posisi tengkurap mampu menopang bahu
dengan kedua telapak tangannya, tersenyum bila
ada respon dan mengeluarkan suara, ooh,aah, br,
br tetapi belum dapat duduk tegak.
Perkiraan umur anak?

101. b. Distribusi dan penumpukan obat


tetrasiklin di tulang dan gigi

Keywords:
- Anak 6 tahun
- Sering mendapat antibiotika Tetrasiklin
Diagnosis:
Diskolorasi gigi dan gangguan pertumbuhan
akibat tetrasiklin

Mekanisme kerja tetrasiklin:


Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perubahan warna pada
gigi. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur kimia dari senyawa tetrasiklin,
dosis yang digunakan, lamanya pemakaian dan masa pembentukan gigi.
-Faktor utama penyebab dari perubahan warna pada gigi anak akibat
tetrasiklin adalah pemberian obat dalam masa pembentukan gigi, baik gigi
sulung maupun gigi permanen.
- Pada masa pembentukan gigi, struktur gigi yang sedang mengalami
kalsifikasi seperti kalsium akan diikat oleh tetrasiklin secara irreversible.
Kemudian ikatan tersebut mengikat hidroksi apatit dalam struktur gigi yang
sedang erupsi. Ikatan ini nantinya akan menetap pada dentin dan enamel
sehingga mengakibatkan perubahan warna pada gigi.

- Tetrasiklin dideposit menjadi jaringan


osseus yang tinggi kalsium, sehingga
menyebabkan diskolorasi yang
permanen dari gigi, penurunan rate
dari enamel growth, dan penurunan di
linear skeletal growth rate

102. A. Sindrom Turner


Keywords:
Perempuan 15 tahun
Belum menstruasi
Belum tumbuh payudara
PD: BB 70 KG, TB: 135 cm, webbed neck
Diagnosis:
Sindrom Turner

Sindrom turner
Turners syndrome, a disorder in females
characterized by the absence of all or part
of a normal second sex chromosome, leads
to a constellation of physical findings that
often includes congenital lymphedema,
short stature, and gonadal dysgenesis

Gejala klinis
Tubuh pendek
Webbed neck (kulit diantara leher dan bahunya menyatu, seperti selaput)
Garis rambut yang pendek pada leher bagian belakang
Pembengkakan pada punggung tangan dan puncak kakin (limfedema)
Pada leher bagian belakang seringkali ditemukan pembengkakan atau lipatan kulit yang longgar
Jari manis dan jari-jari kakinya pendek, kukun tidak terbentuk dengan baik
Perkembangan tulang abnormal (misalnya dada berbentuk seperti tameng, lebar dandatar, dengan
jarak yang lebar diantara kedua puting susunya)
Pada kulit terdapat banyak tahi lalat berwarna gelap
Perkembangan seksual sekunder pada masa pubertas tidak terjadi atau mengalami
keterbelakangan (rambut kemaluan yang jarang dan tipis, payudara kecil)
Amenore (tidak mengalami menstruasi)
Simian crease (pada telapak tangan hanya terdapat satu garis tangan)

Pengobatan:
estrogen dalam kombinasi dengan
progestagen secara siklis sampai
masamenopause atau
pascamenopause.

103. b. Rh ibu negatif, Rh ayah positif


Keywords:
- bayi berusia 4 hari dirawat terlihat kuning.
- anak pertama dari seorang ibu berusia 32 tahun,
kehamilan aterm, lahir spontan pervaginam.
- PD: ikterus.
- Total bilirubin 19,2 mg/dl, kadar bilirubin direk 0,3
mg/dl.
Diagnosa:
Inkompabilitas Rhesus

Inkompabilitas rhesus
Definisi:
Inkompatibilitas Rhesus adalah
penyakit hemolitik isoimun yang
menyebabkan anti bodi IgG melawan
anti gen sel darah merah fetus

Gejala klinis
Rh incompatibility can cause symptoms ranging from
very mild to deadly.
In its mildest form, Rh incompatibility causes the
destruction of red blood cells. There are no other effects.
After birth, the infant may have:
- Yellowing of the skin and whites of the eyes (jaundice)
- Low muscle tone (hypotonia) and lethargy

Pemeriksaan penunjang
A positive direct Coombs test result
Higher-than-normal levels of bilirubin
in the baby's umbilical cord blood
Signs of red blood cell destruction in
the infant's blood

104. a. Sindrom croup


Keywords:
- Anak 4 tahun
- batuk seperti menggonggong dan suara serak.
- riwayat batuk pilek, demam tidak terlalu tinggi.
- PD: faring dan tonsil hiperemis, tidak membesar.
Diagnosis:
Sindrom Croup

105. C. Defisiensi asam folat

Keywords:
neonatus berusia 1 jam
BBL 3000 gram, PB 50 cm, APGAR score 8/9,
PD: massa di lumbrosakral seperti daging
sebesar jeruk, didapat defek penutupan tulang
vertebra di regio lumbosakral
Diagnosis
Spina Bifida

Definisi
- Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect
yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena
bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau
gagal terbentuk secara utuh.
- Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya
hidrosefalus, atau gangguan fungsional yang merupakan akibat
langsung spina bifida sendiri, yakni gangguan neurologik yang
mengakibatkan gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang
pada tungkai bawah serta gangguan fungsi otot sfingter

Etiologi:
Kombinasi dari faktor genetik dan
lingkungan,seperti
keluarga

dengan

riwayat
defek

neural

tube, dan defisiensi asam folat

Diagnosis
- In some cases, spina bifida might not be diagnosed
until after the baby is born.
- Sometimes there is a hairy patch of skin or dimple
on the babys back that is first seen after the baby
is born. A doctor can use an image scan, such as
an, X-ray, MRI, or CT, to get a clearer view of the
babys spine and the bones in the back.

106. d. Radang granulomatosa kronis kelenjar


Meibom

Keywords:
- benjolan pada kelopak mata kanan atas
sejak 1 minggu lalu.
- pseudoptosis, tidak hiperemis, tidak nyeri,
dan konsistensi keras.
Diagnosis:
Chalazion

definisi
massa di kelopak mata yang dihasilkan dari peradangan
noninfeksi granulomatosakronis pada kelenjar meibom.
Gejala klinis
A chalazion is usually a painless swelling on the eyelid that has
been present for weeks to months
A chalazion takes the form of a palpable nodule on the eyelid,
sometimes as large as 7-8 mm in diameter. Usually, it is firm,
nonerythematous, nonfluctuant, and nontender, although a large
or acute chalazion may be tender as a consequence of size
effects

Treatment
- Small, inconspicuous, asymptomatic
chalazia may be ignored.- Otherwise, conservative treatment
with lid massage, moist heat,
and topical mild steroid drops
should suffice

107. d. Blefaritis angular


keywords
nyeri pada sudut mata kanan
mengeluhkan banyak keluar air mata dan
mata yang sering kering bila terkena AC.
sudut mata kanan iritasi dan lecet
Diagnosis
Blefaritis angular

Definisi
suatu peradangan pada kelopak mata
Gejala klinis
- Rasa terbakar pada mata
- Mata berair
- Rasa mengganjal pada mata
- Fotofobia
- Penurunan penglihatan
- Gatal pada mata
- Mata merah

108. b. Masase pada kelenjar nasolakrimal

Keywords
- Bayi 5 hari dibawa dengan keluhan
mata berair sejak lahir.
- Mata tidak merah, tidak ada sekret.
Diagnosis
dacryocystitis

dacryocystitis
Nasolacrimal duct obstruction is a blockage of the
lacrimal drainage system. In children the majority of
nasolacrimal duct obstruction is congenital.
the etiology of congenital nasolacrimal duct
obstruction is most commonly a membranous
obstruction at the valve of Hasner at the distal end of
the nasolacrimal duct. General stenosis of the duct is
the second most common cause of duct obstruction.

Gejala klinis
The signs of nasolacrimal duct
obstruction consist of an increased
tear lake, mucous or mucopurulent
discharge, and epiphora. The
periocular skin is sometimes
chapped.

tatalaksana
Medical management of nasolacrimal duct obstruction
consists primarily of observation, lacrimal massage,
and treatment with topical antibiotics.
Dacryocystitis in association with neonatal
nasolacrimal duct obstruction should be treated with
systemic antibiotics and urgent probing of the
nasolacrimal duct with attention to the need to
marsupialize the membranous cyst at the distal end of
the duct.

109. b. pterigium
Keywords
- rasa mengganjal pada mata.
- adanya membran putih dari kantus
medialis ke arah kornea
Diagnosis
Pterigium

definisi
Pterygium

adalah

pertumbuhan

jaringan

fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari


arah

konjungtiva

menuju

kornea

pada

daerah

interpalpebra. Pterygium tumbuh berbentuk sayap


pada konjungtiva bulbi.

Gejala klinis
muncul sebagai lipatan berbentuk
segitiga pada konjungtiva yang
meluas ke kornea pada daerah
fissura interpalpebra.
Deposit besi dapat dijumpai pada
bagian epitel kornea anterior dari
kepala pterygium (stoker's line).

Pembagian pterygium berdasarkan perjalanan


penyakit dibagi atas 2 tipe, yaitu :
- Progresif pterygium : tebal dan vaskular
dengan beberapa infiltrat di depan kepala
pterygium (disebut cap pterygium).
- Regresif pterygium : tipis, atrofi, sedikit
vaskular. Akhirnya menjadi membentuk
membran tetapi tidak pernah hilang

Pterygium juga dapat dibagi ke dalam 4 derajat yaitu :


1. Derajat 1 : jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea.
2. Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih
dari 2 mm
melewati kornea.
3. Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam
keadaan normal sekitar 3 4 mm)
4. Derajat 4 : pertumbuhan pterygium melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.

penatalaksanaan

Beberapa
obat
topikal
seperti
lubrikans,
vasokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk
menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan
derajat 2.
Indikasi eksisi pterygium sangat bervariasi. Eksisi
dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang
menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm
dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau
aksis visual, adanya gangguan pergerakan bola mata.1

110 d. Antihistamin topical


Keywords:
- keluhan mata gatal
- blefarospasme, fotofobia, sekret mata copious
mucoid, visus normal.
- pemeriksaan slit lamp : tampakan cobble stone
pada palpebra superior.
Diagnosis
Konjungtivitis vernal

penatalaksanaan
Removal allergen
Topical antihistamine
Vasoconstrictors

111.d. Konjungtivitis alergika


KEYWORDS:
Laki-laki 27 tahun mata kanan merah,
bengkak sejak 1 hari.
Visus OD 6/6, injeksi konjungtiva (+),
sekret minimal, bleeding spot pada
konjungtiva tarsal.
Diagnosis???

Konjungtivitis
Bakteri

Virus

Jamur

Alergi

Dry eye

Sekret

Banyak,
purulen

Sedikit,
cair

Sedikit

Sedikit,
cair
hingga
putih

Mata
kering,
mukus
bisa
banyak

Kemosis

++

+/-

++

Gejala
lain

Edema
kelopak,
gatal

Edema
kelopak,
Folikel,
fotofobia,

Jarang
gatal,
injeksi
konjungti
va bulbi
lokal

Edema
kelopak
, papil,
injeksi
pada
konjung
tiva
tarsal,

Penglihat
an sering
kabur

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

112.a. Acyclovir salep mata


KEYWORDS
Laki-laki 42 tahun mata kanan kabur sejak 5 hari
Sebelumnya memiliki riwayat lenting-lenting
berair di wajah sebelah kanan
Tes fluoresin: lesi multipel membentuk dendritik.
Tatalaksana???

KERATITIS VIRUS - HSV

Mata merah
berair, tajam
penglihatan
turun, fotofobia,

Tes sensibilitas
kornea menurun

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

Antivirus
Asiklovir salep
mata tiap 4
jam

Terapi

Flouresin tes:
lesi dendritik +

Pemeriksaan
fisik

Manifestasi
klinis

Manifestasi
pada kulit
wajah: vesikel
(lenting berisi
cairan)

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

113. b. Pseudomonas
aeroginosa
KEYWORDS
Wanita 50 tahun mata merah sejak 1 bulan.
Pandangan silau saat melihat cahaya, penglihatan
menurun
PE: kornea keruh, defek +, infiltrat hijau kebiruan
pada epitel
Etiologi?????

Manifestas
i klinis
Pemeriksa
an

Ulkus
kornea
mata merah, nyeri, pandangan kabur (visus

turun),
defek epitel, hipopion, hifema, sinekia
posterior
tes flourescen +
pewarnaan gram, pemeriksaan KOH, kultur

Pseudomona
s

Bakteri
gram +

Acanthamo
ba

Ulkus
bulat/lonjon
g,
warna
putih abuabu

Ulkus
indolen
(berkemban
g lambat),
stromal ring

Virus

Ulkus sentral Ulkus


melebar
berbentuk
dengan
dendrit
Deskripsi
cepat,
ulkus/tuk
purulen
ak
berwarna
ghan and Asbury's General
Ophthalmology 17th
kuning

ed

114.C. Keratitis
KEYWORDS
Wanita 23 tahun mata merah, berair, silau, dan
penurunan penglihatan. Riwayat kemasukan debu
saat mengendarai sepeda motor.
PE mata:
Palpebra : blefarospasme
Konjungtiva : injeksi silier
Kornea : infiltrat (+), berbatas tegas, edema (+), tes
fluorescence (+)
COA : hipopion (+)
Diagnosis???

Keratitis
Mata merah, silau, sensasi benda asing, penglihatan turun
FR: Riwayat trauma, kurangnya sekresi air mata, lensa kontak,
alergi

Injeksi konjungtiva dan silier, blefarospasme, kornea keruh,


infiltrat +, hipopion, tes flourescen +

Terapi sesuai penyebab, artifisial tears, siklopegik

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

115.b. Pemeriksaan segmen posterior dengan oftalmoskop indirek

KEYWORDS
Laki-laki 50 tahun pandangan kabur sejak 1 hari
Menderita DM selama 7 tahun, tidak terkontrol
Pemeriksaan: visus ODS 1/300, ruboisis iridis,
perdarahan vitreus, edema makula,
perdarahan retina
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis???

Oftalmoskop indirek

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

Oftalmoskop direk

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

Pemeriksaan diabetes
retinopati
In patient with diabetic retinopathy, an important
overview is first seen with the indirect
ophthalmoscope.
Keuntungan oftalmoskop indirek:
1. Pencahayaan yang lebih terang untuk melihat media
yang keruh
2. dapat melihat dengan kedua mata, lebih nyaman
3. dapat melihat keseluruhan retina

ghan and Asbury's General Ophthalmology 17th ed

116.c. Glaukoma akut sudut tertutup


KEYWORDS
Wanita 56 tahun mata kiri nyeri sejak 2 hari
yang lalu.
Pandangan kabur +, mual dan muntah +.
PE: visus OD 5/5 OS 1/60.
OS : injeksi perikorneal, edema kornea,
bilik mata depan dangkal dan iris
bombans, tekanan intraokular (TIO) 59
mmHg

Glaukoma
Glaukoma (akut)
sudut tertutup

Glaukoma sudut
terbuka

Mata merah

Nyeri mual
muntah

Turun mendadak

Turun perlahan

Dangkal

Dalam

Melihat halo

Gangguan lapang
pandang

Visus
Bilik mata depan
Gejala lain

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3

117.c. Katarak imatur OD, endoftalmitis OS


KEYWORDS
Laki-laki 69 tahun nyeri mata kiri dan pandangan
kabur sejak 1 hari. Seminggu lalu menjalani
operasi katarak pada mata kiri dan mata yang
sebelumnya kabur sempat menjadi jelas.
PE: VOS 1/ proyeksi buruk, injeksi
konjungtiva dan silier, COA penuh terisi sel
radang, flare (+). Nyeri pergerakan bola mata
(-).
VOD 6/60, shadow test (+)

Post operative
endoftalmitis

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3


nsi ophtalmology 6th ed

Panoftalmitis:
disertai
keterbatasan
dan nyeri gerak
bola mata

DD

Nyeri, visual
loss, injeksi
konjungtiva,
sekret, sel, flare,
hipopion, vitritis

Manifestasi
klinis

Definisi

Peradangan
berat bola mata
akibat
intraocular
surgery
terutama
operasi katarak

Uveitis :
Anterior:
hipopion, sel
flare
Posterior:
floaters, mata
jarang merah

Katarak imatur : tes shadow +


Katarak matur : tes shadow Katarak hipermatur: pseudopositif

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3

118.d. Presbiopia
KEYWORDS
Laki-laki 45 tahun keluhan sering nyeri kepala
disertai mata berair sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan lebih berat setelah membaca buku
dalam waktu lama.
Sebelumnya tidak pernah memakai kacamata.
PE: Visus 6/6, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis yang paling mungkin???

Presbiopi
Gangguan akomodasi
usia lanjut akibat
kelemahan otot
akomodasi/ elastisitas
lensa

Keluhan mata lelah


berair dan sering
terasa pedas setelah
membaca

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3

Koreksi kacamata:
+ 1.0 D untuk usia 40
tahun, dengan
penambahan +0,5 D
setiap pertambahan usia
5 tahun

119.b. Ambliopia
KEYWORDS
Anak 8 tahun pandangan kabur pada mata kiri.
VOD 20/20, VOS 5/70. Setelah koreksi terbaik
S+3.00 D visus mata kiri menjadi 20/70.
Segmen anterior normal dan funduskopi tidak
ditemukan kelainan.
Kelainan pada mata kiri???

Ambliopia
Keadaan mata dimana tajam penglihatan anak tidak mencapai
optimal sesuai dengan usia dan intelegensiya walaupun
kelainan refraksinya telah dikoreksi
Dapat terjadi unilateral atau bilateral
Tidak ditemukan kausa organik pada pemeriksaan fisik mata

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3

120.c. Irigasi dengan NaCl


KEYWORDS
Anak keluhan mata kiri merah setelah terkena
semprot parfum.
Pemeriksaan VOD/S 6/6.
Tindakan awal???

Trauma mata
Traum
a
kimia
Traum
a
asam
Traum
a
basa

Irigasi secepatnya dengan garam fisiologis atau


air bersih lainnya selama mungkin dan paling
sedikit 15-30 menit
Irigasi secepatnya dan selama mungkin

Irigasi secepatnya dengan garam fisiologis


selama mungkin paling sedikit 60 menit

ku ilmu penyakit mata UI edisi 3

121.a. Ensefalitis (viral)


KEYWORDS
Anak 3 tahun kejang dan tidak sadarkan diri
Sebelumnya demam tinggi sejak 5 hari
yang lalu.
PemeriksAan LCS: warna jernih, none (-),
pandy (+1), limfosit meningkat.
Diagnosis???

Pendekatan pasien: Meningitis, ensefalitis

risons principle of internal medicine 18th ed

Perbedaan ensefalitis dan meningitis


ENSEFALITIS
Penyakit demam akut dengan kerusakan jaringan
parenkim sistem saraf pusat yang menimbulkan
kejang, penurunan kesadaran atau tanda-tanda
neurologik fokal
MENINGITIS
Infeksi pada susunan saraf pusat yang berat dengan
gejala klasik demam, nyeri kepala dan kaku kuduk.

SPM neurologi

Hasil pemeriksaan CSF


Opening pressure
Jumlah sel
(/mm3)
PMN (%)
Protein (mg/dl)

Glucose
Gram stain

Kultur (% positif)
Warna
Tes Nonne

lide Neurologi
Tes Pandy Medulab

Bacterial

Viral

Fungal

Tuberculosa

N / tinggi

N / tinggi

Tinggi

1,000-10,000

< 300

20-500

50-500

>80

<20

<50

~20

Sangat
Tinggi(100500)

Tinggi

Tinggi

< 40

Normal

usually < 40

< 40

60-90 %
positive

Negative

Negative

AFB stain
(+) in 4080%

70-85

25

25-50

50-80

Keruh
(kuning/hijau)

Jernih

Opalesen
(kuning)

++/+++

-/+

++/+++

-/+++

-/+

++/+++

122.c. HNP setinggi L4-L5


KEYWORDS
Pria 55 tahun keluhan nyeri menjalar
dari pinggang sampai ke kaki kiri.
Baal di bagian medial sampai jempol
kiri.
Diagnosis yang tepat???

Hernia nukleus pulposus Lumbosakral


Protrusi nukleus pulposus ke
kanalis vertebralis akibat
degenerasi anulus fibrosus
korpus intervertebra
FR HNP lumbo sakral:gaya
yang menekan diskus ketika
mengangkat benda berat

Definisi

urologi dasar klinis cetakan 2012

Manifestasi
kinis
Nyeri radikuler dari pinggang hingga
kaki
Diprovokasi oleh batuk, bersin,
mengejan
Parestesia/ hipestesia
Kelemahan otot sesuai persarafan
Reflek tendon lutut (L2-3, L3-4)
Tes lasegue + ( L4-5, L5-S1)

Distribusi dermatom

h L. Moore - Clinically Oriented Anatomy 5th Ed

123. a. Hernia nukleus


pulposus

KEYWORDS
Laki-laki 38 tahun keluhan nyeri pinggul yang menjalar
hingga ke kaki kanan.
Bekerja sebagai kuli panggul.
Nyeri menghilang dengan istirahat.
PE:kelemahan tungkai (-), pemeriksaan Laseque: pasien
merasa nyeri dari pinggul menjalar ke paha kanan.
Kemungkinan diagnosis???

Hernia nukleus pulposus Lumbosakral


Protrusi nukleus pulposus ke
kanalis vertebralis akibat
degenerasi anulus fibrosus
korpus intervertebra
FR HNP lumbo sakral:gaya
yang menekan diskus ketika
mengangkat benda berat

Definisi

urologi dasar klinis cetakan 2012

Manifestasi
kinis

Nyeri radikuler dari pinggang hingga


kaki
Diprovokasi oleh batuk, bersin,
mengejan
Parestesia/ hipestesia
Kelemahan otot sesuai persarafan
Reflek tendon lutut (L2-3, L3-4)
Tes lasegue + ( L4-5, L5-S1)

124.b. Tension type headache


KEYWORDS
Perempuan 24 tahun keluhan nyeri kepala
seperti terikat dan tertekan.
Keluhan semakin dirasakan apabila stress
Diagnosis yang paling mungkin???

Nyeri kepala
Tension
headache

Cluster

Migren

Lokasi

Seluruh kepala Sesisi

Sesisi

Kualitas

Berat, pegal,
kencang,
seperti
diikat/diteka
n

Berdenyut,
disertai
lakrimasi, inj.
konjungtiva,
rinore

Beredenyut ,
disertai mual
muntah

Memberat ketika
melihat cahaya
(fotofobia)/ di
keramaian

Faktor
Berhubunga
predispos n dengan
isi
stres

Permenkes 2014

125.e. Perdarahan
subarachnoid

KEYWORDS
Pasien penurunan kesadaran. Sebelumnya
mengeluh nyeri kepala dan muntah
menyemprot.
PE: TD 220/120 mmHg, kaku kuduk (+).
Kemungkinan diagnosis???

Stroke
Nyeri
kepala

Gangguan
kesadaran

Defisit
fokal

Kaku
kuduk

+/-

+/-

+++

PIS

+++

+++

+++

PSA

+++

++

+/-

Tipe
Infark

awatdaruratan neurologi ed 2 FKUP RSHS

126.c. 0
KEYWORDS
Laki-laki 61 tahun keluhan nyeri kepala sejak 5
jam yang lalu.
Muntah menyemprot (+). Masih sadar
penuh, TD 200/110 , riwayat DM dan HT (+)
tidak terkontrol.
Siriraj Score???

Variabel

Siriraj score
Penilaian

Skor

Kesadaran

Kompos mentis
Stupor
Koma

0
1
2

Muntah

Tidak
Iya

0
1

Nyeri kepala

Tidak
Iya

0
1

TD

TD diastol

Ateroma (DM,
angina, klaudikasio
intermiten)

Tidak
Satu/lebih

Konstanta

0
1
-12

dkk. A comparison of clinical diagnosis with CT finding in stroke patients. 2013

Penghitungan:
(2,5 x level kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
Nyeri kepala) + (0,1 x TD diastol) - (3 x penanda
ateroma) - 12
Kasus
(2,5x0) + (2x1) + (2x1) + (0,1x110) - (3x1) - 12 =
0

127.d. 2 tahun bebas kejang dengan penurunan


dosis bertahap
KEYWORDS
Anak 10 tahun keluhan kejang menyentak seluruh tubuh
10 menit yang lalu. Lama kejang 2 menit. Serangan
kejang ketiga dalam 1 tahun terakhir.
Demam sebelum serangan (-), nyeri kepala (-), trauma (-).
Pasien memiliki riwayat pengobatan rutin namun karena
biaya dihentikan.
Kriteria penghentian pengobatan???

Epilepsi
Kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan
untuk menimbulkan bangkitan epileptik terus menerus,
dengan konsekuensi neurobiologiskogitif, psikologis, dan
sosial.1
Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/ 2
bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan
pertama dan kedua lebih dari 24 jam 1
Penghentian obat anti epilepsi dilakukan secara bertahap
setelah 2-52 (3-5)1 tahun pasien bebas kejang

edoman tatalaksana epilepsi 2014 perdossi

128.b. Medianus
KEYWORDS
Perempuan 35 tahun keluhan rasa baal dan kesemutan
di ujung-ujung jari tangannya terutama pada ibu
jari, telunjuk dan jari tengah. Memberat ketika
malam atau mengangkat tangan terlalu lama. Kekuatan
otot tangan sedikit melemah.
PE: tinnel test (+).
Saraf yang paling mungkin terkena??

Carpal tunnel syndrome

PM neurologi

Tes Tinel +
Tes Phalen +

PE dan Terapi

Etiologi:
-Idiopatik
-Gerakan berulang
-Gangg. Endokrin

Kesemutan,
rasa terbakar
dan baal di jari
tangan I, II, III
dan setengah
bagian lateral
jari IV terutama
malam/
dini
hari
Dapat
menjalar
ke
lengan atas

Manifestasi
klinis

Definisi

Kompresi/
penekanan nervus
medianus di dalam
terowongan karpal

Terapi:
Imobilisasi/
splint,
analgesik,
antiinflamasi,
bedah

129.d. Rivastigmin
KEYWORDS
Perempuan 65 tahun sering marah-marah sejak 1
minggu yang lalu.
Sering terlihat bingung dan marah-marah
karena lupa dimana meletakkan buku-buku
favoritnya.
Sekitar 1 bulan yang lalu, pasien pernah tidak
pulang ke rumah dan diantar tetangga sekitar
karena tersesat.

Demensia alzheimer

Sindrom penurunan kemampuani ntelektual progresif


yang menebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional,
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan ADL

KRITERIA DIAGOSIS
- Terdapat perburukan memori dan kognisi lain
- Tidak terdapat gangguan kesadaran
- Tidak ditemukan penyakit sistemik atau penyakit
otak sebagai penyebab
- Onset 40-90 tahun

PM neurologi
TERAPI

130.c. Fenomena Koebner


KEYWORDS
Pasien 30 tahun keluhan bercak dengan sisik
tebal berwarna putih seperti mika di kulit
kepala, punggung, siku dan lutut.
Pemeriksaan yang tepat untuk menegakkan
diagnosis???

Psoriasis
Penyakit autoimun bersifat kronik residif ditandai dg bercak eritem batas
tegas dg skuama kasar berlapis berwarna putih seperti mika dan
transparan

Predileksi: skalp, ekstrimitas bagian ekstensor terutama siku, lutut dan


daerah lumbosakral

PE:
Fenomena tetesan lilin
Auspitz sign
Koebner sign: trauma/garukanlesi psoriasis

penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5 FKUI

131. Kulit kepala menggunakan krim,bagian


lainnya salep
KEYWORDS
Pasien 50 tahun keluhan gatal di beberapa bagian
tubuh.
Ditemukan sisik putih tebal di kulit kepala kedua siku,
kedua lutut dan bokong.
Dk/ Psoriasis
Preparat yang benar diberikan untuk terapi??

Pengobatan psoriasis
Sistemik:
Kortikosteroid, Obat sitostatik, Levodopa, Siklosporin
Topikal:
Preparat ter
Kortikosteroid: pada skalp, muka dan daerah
lipatan digunakan krim. Sedangkan di daerah
lain menggunakan salep.
Emolien
penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5 FKUI

132.e. Fixed drug eruption


KEYWORDS
Gadis 16 tahun keluhan erupsi makulapapular
pada daerah lipat paha, pruritus, eritema di
daerah bibir dan terasa panas.
Kejadian ini terjadi kedua kalinya setelah minum
obat dari warung.
Diagnosis???

FDE
Kelainan kulit akibat
obat/ bahan kimia yang
timbul berkali-kali di
tempat yang sama

Kelainan kulit berupa


eritem (makula), vesikel
bulat lonjong biasanya
numular terasa panas,
meninggalkan bercak
hiperpigmentasi

Predileksi: sekitar
mulut, daerah bibir,
daerah kemaluan

133. D. Neurodermatitis
KEYWORDS :
Laki-laki usia 50 tahun dengan gatal di
tengkuk dan punggung kaki, dipicu stres
karena beberapa hari yang lalu istrinya
meninggal dunia.
PF = hiperpigmentasi, plakat, likenifikasi
Diagnosis ?

Lichen Simplex Chronicus


Also known as neurodermatitis
circumcripta/ circumscribed
neurodermatitis
Chronic, severely pruritic
characterized by one or more
lichenified plaques the skin is
thickened
Most common sites: scalp, nape of
neck, extensor aspects of
extremities, ankles,

Etiology and
Pathogenesis

Induced by rubbing and scratching


secondary to itch
Environmental factors inducing itch
( heat, sweat, irritation)
Emotional/ psychological factors
(depression, anxiety)

Cutaneous Lesions
Repeating rubbing and
scratchlichenified (thikened skin with
accentuated skin marking)
Scally plaque with excoriations
Hyper and hypopigmentation
chronicity
One plaque or more

134. A. Skin Prick Test


KEYWORDS :
Anak perempuan usia 7 tahun dengan
keluhan muncul bintil-bintil pada
lipatan siku dan lipatan lutut setelah
bermain di atas karpet.
Pernah mengalami keluhan serupa saat
berusia 5 tahun.
Kakak pasien sering mengalami
bersin-bersin, ayah pasien menderita
asma ATOPI
Diagnosis ?

Atopic dermatitis (AD) = Atopic eczema


o A chronically relapsing skin disease
o Occurs most commonly during early
infancy and childhood
o Frequently associated with elevated
serum IgE levels
o A personal/family history of atopy(+)

Environment factor
Food infant and children :milk and
eggs
adult :seafood and nuts
Aeroallergens : dust mites,animal
danders,molds,pollens.
Temperature &humidity
Intens perspiration
Emotional stressor

Major
criteria
Pruritus

Typical morphology
&distribution :facial
& extensor
LIPATAN
Involvement during
infancy &early
childhood flexural
Flexural dermatitis
in adult
Chronic or
chronically
relapsing
dermatitis

Minor
Xerosis
Criteria

Skin infection
Hand/foot
dermatitis
Ichthyosis/palmar
hyperlinearity/ker
atosis piliaris
Pityriasis alba
Nipple eczema
White
dermatografism &
delayed blanched

135. D. Erisipelas
KEYWORDS :
Laki-laki usia 33 tahun, 1 minggu yang lalu
dengan keluhan utama tungkai bawah kiri
bengkak, merah, dan nyeri.
Adanya eritema, batas tegas, edema, bula,
palpasi hangat, dan nyeri tekan
DIAGNOSIS ?

Erysipelas Characteristic
caused by group A beta-hemolytic streptococci
Involving dermis and lymphatics
more superficial subcutaneous infection than
cellulitis
characterized by intense erythema, heat,
induration, and a sharply demarcated border

70-80% in lower
extremities

Erysipelas Signs &


Symptoms

Fever
Dermatologic signs
Painful, erythematous, and edematous rash
Sharply-raised border with abrupt demarcation
from healthy adjacent skin

Lymphangitis

Erythema (irregular extensions)


Desquamation
Vesicles
Lymphadenopathy

136. B. Pseudohifa dan


Blastospora

KEYWORDS :
Bayi usia 2 bulan adanya bercakbercak putih di lidah yang
lengket dan sulit dilepaskan. Bayi
selalu minum ASI.
Jika dokter melakukan pemeriksaan

137. A. Tablet Griseofulvin


KEYWORDS :
Anak 4 tahun dengan keluhan timbul pitak
di kepala, alopesia diameter 3 cm,
terdapat titik hitam di tengahnya
KOH = hifa sejati dan batang rambut
Penatalaksanaan ?

TINEA KAPITIS
Kulit kepala dan rambut
Usia 3-10 tahun
Sumber penularan : Zoofilik
Geofilik
Antropofilik

Gambaran klinis

1.Gray patch ring worm


Etiologi : M. audoinii, M. ferrugium,

Ukuran 2-4 cm,bisa multipel


Papel eritem sekitar rambut,melebar membentuk bercak memucat
bersisik,rambut abu-abu tidak berkilat, mudah patah, alopesia.
2.Blackdot ring worm
Etiologi : T. tonsurans, T. Violaceum.
Rambut rapuh dan patah pada muara folikel sehingga ujung rambut
yang hitam didalam folikel rambut terlihat bintik hitam

3. Bentuk Radang
Etiologi : M. canis, M.gypseum atau T. mentagrophytes,
T. violaceum
Lesi bentuk pustular folikulitis sampai bentuk kerion (abses), berupa
sebukan massa rambut yang patah dan pus.
Jaringan parut, alopesia permanen.
4. Favus
Etiologi: T. Schoenleini.
Varian dari Tinea kapitis, jarang
Pembentukan scutula yaitu krusta berbentuk mangkok warna merah
kuning berkembang menjadi kuning kecoklatan. Pengangkatan
krusta terlihat dasar cekung, merah, basah dan berbau seperti tikus
( mousy odor)
Jaringan parut, atrofi, alopesia permanen.

Penatalaksanaan :
Hindari sumber penularan : anjing, kucing, monyet, sisir,
topi,handuk, sarung bantal.
Obat-obatan
1. Griseofulvin
- anak-anak : 10-15 mg/kg BB/hari,ultra microsized
15-25 mg/kg BB/hari, microsized
- dewasa
: 500 mg/hari
lama pengobatan minimal 6-8 minggu
sampai 3-4 bulan atau sampai kultur (-)

138. E. Neuralgia Post Herpetik


KEYWORDS :
Perempuan 50 tahun dengan keluhan
beruntusan di wajah kanan yang nyeri
sejak 3 hari yang lalu.
Pernah menderita cacar air saat kelas 3
SD.
PF = vesikel berkelompok di atas kulit
yang eritem, unilateral di dahi, pelipis,
dan sekitar mata kanan.

KOMPLIKASI ?

Herpes Zoster (HZ)


(= zoster = shingles)
Def : peny. akut ok VirusVaricella
Zoster dgn gej. klinis vesikel
berkelompok di atas dasar kulit yg
eritema, distribusi
unilateral,sesuai dermatom
ganglion saraf sensorik
Insiden : >> orang dewasa

KOMPLIKASI
Postherpetic neuralgia merupakan komplikasi
Herpes zoster yang paling sering terjadi.
Herpes zoster optalmikus merupakan komplikasi umum
yang lain.
Postherpetic neuralgia terjadi sekitar 10-15 % pasien
herpes zoster dan merusak syaraf trigeminal. Resiko
komplikasi meningkat sejalan dengan usia.
Postherpetic neuralgia didefenisikan sebagai symtom
sensoris (biasanya sakit dan mati rasa).
Postherpetic neuralgia atau rasa nyeri akan
menetap setelah penyakit tersebut sembuh dan
dapat terjadi sebagai akibat penyembuhan yang
tidak baik pada penderita usia lanjut.

139. E. Poxvirus
KEYWORDS :
Pasien atlit dengan keluhan ada bisul di dagu
dan leher. Demam (-). Pasien sering berganti
handuk dengan sesama atlit di asrama.
PF = papula berwarna pucat, tidak nyeri,
banyak, ada umbilical
Penyebab ?

Moloskum Kontangiosum

Penyakit yang disebabkan oleh


poxvirus
berupa papul-papul, pada
permukaannya terdapat
lekukan, berisi massa yang
mengandung badan
moluskum, berwarna putih
seperti mutiara, papul
meninggi dengan umbilikalis
(+)
Predileksi: muka, badan,
ekstremitas, pubis (hanya pada
dewasa)
Pemeriksaan: biopsi kulit
menggunakan pewarnaan HE
tampak Henderson Patterson
body

140. C. Ancylostoma
brazilienze

KEYWORDS :
Laki-laki 24 tahun, petani datang dengan
keluhan kulit yang gatal dan kemerahan di betis
kanan.
PF = makula dan papula eritema yang
membentuk garis dengan tonjolan seperti
terowongan berkelok di betis kanan pasien.
Penyebab ?

A. brazilienze

141. E. Topikal komedolitik + antibiotik topikal


KEYWORDS :
Perempuan usia 25 tahun dengan keluhan
muncul bintil-bintil di wajah dan punggung.
PF = komedo, papula, nodul dengan dasar
eritema.

TERAPI ?

Derajat Keparahan Acne


Derajat

Predileksi

Jumlah lesi

Radang

Ringan

Sedikit

>1

Sedikit

Sedikit

Beberapa

Banyak

>1

Beberapa

>1

Banyak

+/-

Sedang

Berat

Keterangan:
Lesi sedikit <5
Lesi beberapa 510
Lesi banyak >10

Radang (-): komedo,


papula
Radang (+): pustula,
nodus, kista

Penatalaksanaan
Prinsip :

Perbaiki perubahan pola keratinisasi follicular


Menghilangkan sumbatan
Pengurangan aktivitas glandula sebasea
(mengurangi sebum)
Pengurangan populasi bakteri follicular (P.acne)
Menghasilkan efek antiinflamasi

Tujuan :
Mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi
frekuensi dan hebatnya eksaserbasi

Penatalaksanaan
1. Menghilangkan sumbatan
. Asam salisilat 0,5-2 % dalam larutan hidroalkoholik
. Asam alfa hidroksi (AHA) 10%
. Benzoil peroksida 2,5-5 %
. Asam retinoid 0,05 % dalam bentuk krim atau gel
. Penelupasan kimia (Chemical peeling) dengan larutan

asam trikhloroasetat 10-30% atau asam glikolat 20-50%


dapat diulang setelah 4 mingggu sekali
.

Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo

2.

Produksi sebum :

Anti androgen/ pil KB


Isotretinoin
Estrogen
3.Jumlah P.acne (pemberian antibiotik)

Tetrasiklin 500-1000 mg/hari


Eritromisin 500-1000 mg/hari
Doksisiklin 50-100 mg/hari
Klindamisin 3x150 mg/hari

4. Antiinflamasi
Kortikosteroid topikal (hidrokortison 1-2,5%) atau untuk suntikan intralesi
(triamsinolon asetonid 10 mg/cc).

Treatment Algorithm
Mild

Moderate

Severe

Comedo
ne

Papular/
Pustular

Papular/
PUstular

Nodular

Conglobata/
fulminant

First

Topical
retinoid

Topical
retinoid +
topical
antimicrobi
al

Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO

Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO

Oral
isotretinoin
oral
corticosteroid
s

Second

Azelaic
acid/
salicylic
acid

Azelaic
acid/
salicylic
acid

Oral antibiotic +
topical retinoid
BPO

Oral isotretinoin or
oral antibiotic +
topical retinoid
BPO/ azelaic acid

High dose
oral antibiotic
+ topical
retinoid +
BPO

Female

+ Oral
contraceptive/
anti-androgen

+ Oral
contraceptive/ antiandrogen

+ Oral
contraceptive
/ antiandrogen

Invasive
option

Comedon
e
extractio
n

Comedone
extraction

Comedone
extraction;
inttralesional
corticosteroid

Intralesional
corticosteroid

Refracto
Check compliance
complience
Adapted from
Golnick H et al Management
of Acne: A report fromCheck
a Global Aliance
to improve Outcome in Acne 2003

ACNE VULGARIS
Konsensus terbaru
merekomendasikan kombinasi
retinoid topikal dan terapi antibiotik
topikal sebagai LINI PERTAMA untuk
hampir semua pasien dengan akne.

Closed comedones

Open comedones

Papular and pustular acne (moderate)

TERAPI
Topikal Retinoid sebagai komedolitik dan
antiinflamasi
Topikal antibiotik berupa klindamisin atau
eritromisin
Benzoil Peroksida
Terapi sistemik untuk pengobatan sedang
berat

142. B. Miliaria Kristalina


KEYWORDS :
Wanita usia 40 tahun bekerja sebagai tukang
sayur dengan keluhan bruntus-bruntus di
punggung.
PF = vesikel eritema berkelompok noninflamatorik, superficial, mudah lepas pada
punggung
DIAGNOSIS ?

Miliaria Kristalina ( Miliaria


-Sudamina)
Vesikel
bergerombol
yang

noninflammatorik,
superfisial,
mudah
pecah,dijumpai pada bagian yang tertutup
pakaian.

- Bayi pada lingkungan yang hangat,


termasuk unit perawatan intensif.
- Umumnya
(-)
keluhan,
sembuh
dengan sisik yang halus
- Histopatologi :gelembung intra /
subkorneal
- Terapi : - tidak diperlukan
Cukup hindari panas berlebihan,
ventilasi yg baik, pakaian yang tipis
& menyerap keringat

143. A. Sediaan basah dengan larutan NaCl


fisiologis
KEYWORDS :
Perempuan usia 35 tahun datang ke klinik
anda mengeluh keluarnya duh banyak dan
encer yang berwarna kuning, sedikit
berbusa.
PF = serviks strawberry appearence
Pemeriksaan penunjang ?

ETIOLOGI DAN MANIFESTASI


KLINIS VAGINITIS

Trichomoniasis
Gejala : biasanya asimptomatik
keluhan cairan vagina banyak, bau
tidak enak, gatal pada vulva,
dispareunia
Pemeriksaan : vulva eritem, lecet,
sembab
Spekulum : nyeri, dinding vagina
eritem,
Gambaran khas (2-5%) : serviks
kuning, bergelembung
Pemeriksaan pH > 4,5
Mikroskopik : seperti buah pear,
berflagel, pergerakan jelas

DIAGNOSIS SERVISITIS

Anamnesis

Fisiologis/
Patologis
Kemungkinan yg
lain

Pemeriksa
an klinis

Pemeriksaan
spekulum
-sifat cairan :
kekentalan,
warna, bau
-kemungkinan lain
-ambil sediaan untuk
lab

Laboratori
um

- Sediaan NaCl 0.9%


utk
trichomoniasis
- Sediaan KOH 10% utk
kandidiasis
- Pengecatan gram
untuk
gonore

144. B. Chlamydia
trachomatis

KEYWORDS :
Perempuan 18 tahun datang dengan keluhan
utama adanya cairan bewarna kekuningan yang
keluar dari vagina.
VT = serviks eritematosa. Pemeriksaan
mikrosopik didapatkan adanya discharge
viscous sebaran leukosit
PENYEBAB ?

145. E. Uretritis GO non


komplikata

KEYWORDS :
Laki laki berusia 30 tahun dengan keluhan nyeri buang
air kecil sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan duh berwarna putih kental
menetes di pagi hari.
Pasien telah berhubungan intim dengan PSK 1 minggu
yang lalu dan memiliki riwayat berganti-ganti pasangan.
Tanda vital dalam batas normal.
DIAGNOSIS ?

URETRITIS GONORE
FAKTOR RESIKO
Berhubungan dengan > 1 mitra
seksual dalam 1 bulan terakhir
Berhubungan dengan pekerja seks
komersial dalam 1 bulan terakhir
Mengalami 1 atau lebih episode
IMS dalam 1 bulan terakhir
Perilaku istri / mitra seksual
beresiko tinggi

URETRITIS GONORE
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi pada pria antara
2-8 hari, dan gejala sering
muncul sebelum 2 minggu
Spontaneous, profuse, cloudy,
purulent sekre dari meatus
uretra
inflamasi di anterior uretra sakit
saat
berkemih,
kemerahan, dan pembengkakan
Pada hubungan sesama jenis
dapat
ditemukan
proctitis
( keluar sekret dari rektal)

146. A. Ulkus mole


KEYWORDS :
Pria usia 35 tahun mengeluh terdapat
luka sejak 5 hari yang lalu di gland
penis yang sangat nyeri.
Dasar ulkus yang kotor, bergaung, nyeri.
DIAGNOSIS ?

ULKUS
GENITAL
Sifilis stadium 1
Herpes
Ulkus mole

genitalis
Etiologi Treponema Pallidum HSV 2
Bentuk Durum: keras, bersih, Ulkus dangkal
ulkus
merah, tidak
berkelompok di
bergaung, tidak
atas dasar
nyeri, indurasi
eritem
Gejala SI: ulkus durum
Nyeri
Klinis
SII: roseola, papul,
Riwayat
pustule, kondiloma
rekurensi (+)
lata
SIII: guma
S kongenital
Lab
-Pemeriksaan
ELISA
langsung
PCR
-STS (serologic Test
Kultur
Sifilis) ada yang
nontreponemal yaitu
VDRL, RPR,
Wasserman dan
treponemal: TPI, FTAAbs, TPHA
Terapi SI: penicillin G
Asiklovir

Hemofilus ducrey
Mole: lunak,
kotor, bergaung,
tidak teratur
Nyeri

Pewarnaan
gram: terlihat
gram ngetif
coccobasil
school of fish
pattern
PCR
Kultur
Sulfonamid 2-4

147. B. Mikroskop lapangan


gelap

KEYWORDS :
Pria 28 tahun datang dengan keluhan luka
di kemaluan.
Riwayat berganti-ganti pasangan (+).
PF = ulkus soliter diameter 2 cm, tidak
menggaung, dasar bersih
DIAGNOSIS ?

SIFILIS
Etiologi : T.Pallidum ( spiral)
Masa inkubasi : 10-90 hari ( 3 minggu).
Gejala Klinis :
Primerulkus soliter,bulat atau lonjong,
dasar bersih,dengan indurasi,tidak ada rasa
nyeri. Kelenjar getah bening membesar,
umumnya bilateral, kenyal,tidak ada nyeri,
dan tidak disertai eritema. Tidak ada gejala
sistemik.1-5 miggu.
Sekunder (2mgg- 6 bulan) berbagai ruam
pada kulit, selaput lendir dan organ tubuh,
Dapat disertai demam, malaise.

Sifilis laten(-) klinis, pem


serologis reaktif.
Sifilis lanjut :
Tertier ( gumma)benigna
Neurosifilis : asimtomatis
simtomatis
Sifilis kardiovaskuler.
Lab : Lapangan gelap(dark
field).
Mikroskop fluoresensi.
Penentuan antibodi
( serum)
VDRL & TPHA

148. D. pubis, perianal, paha, ketiak


KEYWORDS :
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan
terdapat bintil-bintil kemerahan berisi air
di sekitar kemaluannya.
Pasien adalah seorang PSK. Pasien pernah
menemukan sendiri kutu di pubis.
SARAN ?

Pedikulosis
Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit


Pediculus / Phthirus
1. Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan
pedikulosis capitis.
2. Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan
pedikulosis corporis.
3. Phthirus pubis yang menyebabkan pedikulosis
pubis.
Siklus hidupnya : telur larva nimfa
dewasa.
telur (nits) diletakkan
disepanjang rambut dan

P.pubis : - papula kecil ,krustasi , gatal.


bercak biru keabuan
maculae caerulae
jam menetap hari- bulan.
bercak tsbt bulat, tepi
tidak rata,
315 mm, diaskopi
tidak hilang.
Letaknya tersebar di sisi
dalam paha,

149. A. Skizofrenia
KEYWORDS :
Pria berusia 30 tahun, datang diantar saudaranya ke RS anda dengan
keluhan marah marah, membanting-banting barang dirumahnya dan selalu
mencurigai setiap orang yang datang ke rumahnya GADUH GELISAH
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 4 bulan belakangan ini. Pasien juga
mengatakan sering mendengar suara suara Halusinasi
Diakui saudaranya pasien sebelumnya tidak menunjukan gejala apapun
atau disebut "normal".
Namun memang dulu 1 tahun sebelumnya pasien pernah mengalami
rendah diri karena di PHK dan istrinya meninggalkan dia
DIAGNOSIS ?

Diagnosis berdasarkan PPDGJ III


Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang
jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejalagejala itu kurang tajam atau kurang jelas)
(a)
Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang
asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar
sehingga orang lain atau umum mengetahuinya

(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya


dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya
tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar;
(tentang dirinya: secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus);
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang
tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat

(c) Halusinasi auditorik


Suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara),atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu
yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas
manusia biasa ( misanya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan makhuk asing dari
dunia lain)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus


selalu ada secara jelas:
e)Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tifak relevan, atau neologisme;
g)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea,
negetivisme, mutisme, dan stupor;
h)gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan
sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;`

Adanya gejala- gejala khas tersebut diatas telat


berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
Harus ada suatu perubah yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa
aspek
perilaku
pribadi
(personal
behaviour),
bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara
sosial.

150. E. Delusion of Control


KEYWORDS :
Laki-laki berusia 42 tahun dibawa ke IGD RS karena mengamuk dan berlaku kasar
kepada anak perempuannya dan tenang setelah diberikan injeksi haloperidol. Pasien
meracau tidak jelas.
Ia bercerita bahwa ia diutus oleh Nyi Roro Kidul untuk merebut kekuasaan
dari anak perempuannya dengan demikian ia dapat bersanding sejajar
dengan Nyi Roro Kidul dan mendapat kekuatannya.
Menurut pengakuan istrinya, pasien mulai berlaku aneh sejak dua bulan yang lalu,
ketika ia di-PHK.
Ia sering mendengar suara-suara yang menurutnya adalah suara Nyi Roro Kidul dan
menjadi sering termenung dan tidak merawat diri. Oleh dokter IGD ia didiagnosis
Skizofrenia.
GEJALA ?

Jenis Pikiran/Waham
(a)
- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran
yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar
oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain
atau umum
mengetahuinya

(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya


dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya
tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar;
(tentang dirinya: secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus);
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang
tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat

151. E. Episode depresi berat dengan gejala


psikotik
KEYWORDS :
Perempuan 27 tahun mengeluh sering mendengar tangisan bayi setiap
waktu Halusinasi
Keluhan ini dialami sejak bayinya meninggal dalam persalinan 1
bulan yang lalu.
Menurut suaminya, pasien saat ini menjadi sangat kurus karena tidak mau
makan, tidak mau merawat diri, selalu murung.
Pasien merasa bayinya meninggal karena kesalahannya dan ia
bertanggung jawab atas semua ini. Pasien pun memiliki keinginan
untuk bunuh diri. Depresi Berat
DIAGNOSIS ?

Depresi
Gejala utama:
1. afek depresif,
2. hilang minat
& kegembiraan,
3. mudah lelah &
menurunnya
aktivitas.

Gejala lainnya:
konsentrasi menurun,
Harga diri&kepercayaan
diri berkurang,
Rasa bersalah& tidak
berguna yang tidak
beralasan,
merasa masa depan
suram & pesimistis,
gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau
bunuh diri,
Tidur terganggu,
perubahan nafsu makan
(naik atau turun).

Episode depresif ringan: 2 gejala


utama + 2 gejala lain > 2 minggu
Episode depresif sedang: 2 gejala
utama + 3 gejala lain, >2 minggu.
Episode depresif berat: 3 gejala
utama + 4 gejala lain > 2 minggu.
Jika gejala amat berat & awitannya
cepat, diagnosis boleh ditegakkan
meski kurang dari 2 minggu.
Episode depresif berat dengan
gejala psikotik: episode depresif
berat + waham, halusinasi, atau
stupor depresif.

152. A. Intoksikasi Opioid


KEYWORDS :
Laki-laki 24 tahun, dibawa ke IGD dengan
penurunan kesadaran.
PF = TD 70/30 mmHg, HR 60 kali/menit, RR
10 kali/menit, T 35oC. Ditemukan pinpoint
pupil, penurunan bising usus, kulit kering
DIAGNOSIS ?

Zat

Intoksikasi

Withdrawal

Alkohol

Cadel, inkoordinasi, unsteady gait,


nistagmus, gangguan
memori/perhatian, stupor/koma

Hiperaktivitas otonom, tremor,


insomnia, mual/muntah, halusinasi,
agitasi, ansietas, kejang

Heroin

Euforia, analgesia, ngantuk, mual,


muntah, napas pendek, konstipasi,
midriasis, gangguan jiwa

midriasis, mengantuk/koma, cadel,


gangguan perhatian/memor

Kanabis/ganja /marijuana

Injeksi konjungtiva, peningkatan nafsu


makan, mulut kering, takikardia

Kokain

Taki/bradikardia, dilatasi pupil,


peningkatan/penurunan TD,
perspirasi/menggigil, mual/muntah,
turun BB, agitasi/retardasi psikomotor,
kelemahan otot. Depresi napas, nyeri
dada, aritmia, bingung, kejang, distonia,
koma

Disforik mood, fatigue, mimpi buruk,


insomnia/hipersomnia, peningkatan
nafsu makan, agitasi/retardasi
psikomotor

Amfetamin

Taki/bradikardia, dilatasi pupil,


peningkatan/penurunan TD,
perspirasi/menggigil, mual/muntah,
turun BB, agitasi/retardasi psikomotor,
kelemahan otot. Depresi napas, nyeri
dada, aritmia

Disforik mood, fatigue, mimpi buruk,


insomnia/hipersomnia, peningkatan
nafsu makan, agitasi/retardasi
psikomotor

Benzodiazepin

Cadel, inkoordinasi, gangguan berjalan,


nistagmus, gangguan
perhatian/memori, stupor/koma.

Hiperaktivitas otonom, tremor,


insomnia, mual/muntah, halusinasi
visual/taktil/auditorik, agitasi
psikomotor, ansietas, bangkitan grand
mal.

153. A. Sadism
KEYWORDS :
Laki-laki mengalami keluhan ketidakpuasan
saat berhubungan seksual.
Pasien merasa puas bila melakukan kekerasan
saat melakukan hubungan seksual dengan
istrinya, seperti memukul istrinya dengan sabuk
GANGGUAN YANG DIALAMI PASIEN ?

GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL


Fetihisme
Transvesti
sme
Fetihisme

Pedofilia

Mengandalkan pada beberapa benda


mati sebagai rangsangan untuk
membangkitkan keinginan seksual dan
memerikan kepuasan seksual.

Pria lebih menyukai untuk mengenakan


pakaian wanita, atau pada kasus yang
lebih jarang, wanita lebih menyukai
mengenakan pakaian pria.

Kecenderungan untuk melakukan


aktivitas seksual dengan anak kecil.

Eksihibisio
nism

Seseorang (biasanya laki-laki) memamerkan


alat kelaminnya kepada orang lain yang
sama sekali tidak menduga hal ini akan
terjadi .

Voyeurisme

Seseorang akan terangsang jika melihat


orang lain yang menanggalkan pakaiannya,
telanjang atau sedang melakukan hubungan
seksual.

Masokisme
dan
Sadisme

Masokisme : kenikmatan seksual yang


diperoleh jika penderita secara fisik dilukai,
diancam atau dianiaya.
Sadisme : kenikmatan seksual yang
diperoleh penderita jika dia menyebabkan
penderitaan fisik maupun psikis pada mitra
seksualnya.

154. E. Panic disorder


KEYWORDS :
Wanita usia 27 tahun, datang dengan keluhan tiba-tiba
mengalami ketakutan hebat 1 jam yang lalu. Keluhan
lainnya ialah berdebar-debar dan berkeringat dingin.
Keluhan dirasakan saat pasien sedang beristirahat,
tidak sedang dalam keadaan emosi. Kejadian ini telah
terjadi beberapa kali dan menghilang dengan
sendirinya
DIAGNOSIS ?

Panic Disorder
Panic disorder is characterized by the
spontaneous, unexpected occurrence of panic
attacks, that is, discrete periods of intense fear
that can vary from several attacks during 1
day to only a few attacks during a year
Often accompanied by agoraphobia, the fear
of being alone in public places (such as
supermarket) which a rapid exit would be
difficult in the course of a panic attack

DSM-IV TR Criteria for Panic Attack


A discrete period of intense
fear or discomfort, in which 4 or
more of the following symptoms
developed abruptly & reached a
peak within 10 minutes:
Palpitations, pounding heart
/accelerated heart rate
Sweating
Trembling or shaking

Sensations of shortness breath or smothering


Feeling of choking
Chest pain or discomfort
nausea or abdominal distress
Feeling dizzy, unsteady, lightheaded or faint
Derealization (feelings of unreality) or
depersonalization ( being detached from one
self)
Fear of loosing control or going crazy
Fear of dying
Paresthesias (numbness or tingling
sensations)
Chills or hot flushes

155 A. Klaustrofobia
Keywords :
Seorang perempuan,36 tahun
Sesak napas saat naik lift. Gejala disertai rasa
cemas, berdebar, dan mulut kering. Keluhan
dirasakan semakin bertambah setelah adiknya
meninggal 3 tahun yang lalu karena asma.
Pemeriksaan fisik : dalam batas normal.
Diagnosis : Klaustrofobia

Tipe Fobia
Fobia Spesifik
Hewan
Lingkungan
Situasional (naik
pesawat, masuk
lift)
Klaustrofobia =
Takut terhadap
ruangan yang
tertutup

Fobia Sosial
= gangguan
cemas sosial
Takut berhadapan
dengan banyak
orang, berbicara
depan publik,
kontak sosial
secara umum
Takut
dipermalukan /
dihina

Agoraphobia
Ketakutan akan
ruangan terbuka,
adanya kesulitan
untuk menyingkir
ke tempat aman
Takut keluar
sendiri,
bersosialisasi,
berbelanja,
melancong dan
berada dalam
ruangan yang
tertutup

156 B. Insomnia Primer


Keywords :
Laki-laki, 32 tahun
Mengeluh tidak bisa tidur. Sulit memulai tidur dan
sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit
untuk kembali tertidur. Keluhan dirasakan karena
pasien memiliki pikiran bahwa dirinya adalah
orang yang gagal. Tidak ada yang menyukainya.
Diagnosisnya? Insomnia Primer

Primer

kesulitan untuk memulai atau


mempertahankan tidur, atau
tidur yang tidak menyegarkan,
selama sekurangnya 1 bulan.
TIDAK ADA PENYAKIT
KOMORBID

Sekund
er

ADA PENYAKIT KOMORBID


Ada kelainan organik
Insomnia pada GCM & depresi
termasuk insomnia sekunder

INSOMNI
A

157 B. Autisme Pada Anak


Keywords :
Seorang anak laki-laki 3 tahun, keluhan suka
berteriak-teriak bila permintaannya tidak
dituruti. Sampai usia 2 tahun 8 bulan, anak ini
tidak dapat berbicara, sering melakukan
kegiatan berulang-ulang, dan selalu bermain
sendiri.
Diagnosis ?

158 Amnesia Retrograde


Keywords :
Seorang anak laki-laki 2 tahun, jatuh dari
atap. Pasien tidak ingat apa apa
mengenai kejadian jatuhnya. Setelah 3
hari dirawat, pasien baru dapat
mengingat kejadian saat ia jatuh.
Diagnosis yang tepat pada kasus adalah..

Transiet global amnesia : hilangnya fungsi


memori sementara setelah suatu kejadiaan
tertentu ( co: kecelakaan ). Biasanya
derajat hilang memori bersifat ringan.
Kriteria :
Tidak ada gangguan fungsi kognitif
Tidak ada tanda-tanda defisit neurologis
Serangan hilang dalam jangka waktu 24 jam

159 D. 12-24 jam sebelum pemeriksaan


Keywords :
Ditemukan mayat pria dalam posisi
terlentang di semak-semak. Lebam jenazah
merah keunguan di bagian punggung yang
tidak hilang dengan penekanan. Tubuh
jenazah sudah kaku seluruhnya.
Waktu perkiraan kematian adalah?

Tanatologi
Algor Mortis
Penurunan suhu
1-2 derajat
hingga suhu
tubuh sama
dengan suhu
lingkungan

Livor Mortis

Rigor Mortis

Pembusukan

Bercak merah
kebiruan atau
ungu (livide)
pada lokasi
terendah mayat
yang merupakan
tumpukan
eritrosit akibat
grafitasi
Mulai: 20-30 stlh
kematian
Puncak: 8-12
jam stlh
kematian
Menetap: >12
jam

Kaku pada otot


kecil seperti otot
wajah dan jarijari
Mulai kaku: 6
jam stlh
kematian
Puncak: 12-24
jam stlh
kematian
Mulai
menghilang: 1230 jam stlh
kematian
Menghilang
sepenuhnya:
>30 jam

Proses degradasi
jaringan karena
autolysis protein
dan aktifnya
bakteri
pembusukkan
Diawali dengan
warna kehijauan
di perut kanan
bawah
Terjadi 24-36
jam stlh
kematian

160 D. Kelopak Mata


Salah satu tanda kematian adalah
rigor mortis. Rigor mortis pertama
kali dapat terjadi pada...

Tanatologi
Rigor Mortis
Definisi : kekakuan yang terjadi pada otot (dimulai pada otot
kecil/wajah otot besar) yang terjadi setelah period relaksasi
primer
Kekakuan mulai tampak pada 6 jam awal yang akan mencapai
puncaknya (kaku sepenuhnya) pada 12-24 jam, setelah 24 jam
maka kekakuan akan mulai menurun dan hilang pada 30 jam
setelah kematian hal ini karena protein pada otot telah terurai
hingga putus tendonnya
Kekakuan dimulai dari wajah leher lengan dada, perut
dan tungkai. Lalu akan menghilang sesuai dengan urutan

161 Visum Definitif


Keywords :
Tn. S, 34 tahun, datang bersama polisi ke IGD dengan keluhan
luka memar pada tangan kanannya. Dua jam yang lalu pasien
baru saja menjadi korban perampokan. Dokter lalu memeriksa
pasien dan mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis.
Setelah itu dokter mempersilahkan pasien pulang karena
pasien tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
Pihak kepolisian meminta untuk dibuatkan surat keterangan.
Surat keterangan apa yang dapat dibuat oleh dokter tersebut?

VISUM ET REPERTUM KORBAN HIDUP


Visum definitif
Visum yang dibuat seketika karena korban tidak memerlukan
tindakan khusus atau perawatan.
Visum sementara
visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban memerlukan
tindakan khusus atau perawatan. Dokter membuat visum tentang
apa yang dijumpai pada waktu pasien datang, untuk keperluan
penyidik, kemudian memberikan perawatan.
Visum lanjutan
Visum yang dibuat setelah akhir masa perawatan dari korban yang
sebelumnya telah dibuat visum sementara.

VISUM ET REPERTUM PSIKIATRIK


VeR yang dibuat untuk mengevaluasi kondisi kejiwaan
tersangka.
Dasar pembuatan : pasal 44 (1) KUHP : Barang siapa
melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan
kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau
terganggu karena penyakit, tidak dipidana.
VISUM ET REPERTUM JENAZAH
VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal.

162 A. Tetap memeriksa


pasien

Keywords :
Perempuan 25 tahun, diperkosa 5 hari yang
lalu.
Pasien datang meminta surat visum dengan
inisiatif sendiri, namun pasien belum
melaporkan kejadian ini kepada polisi.
Apakah tindakan yang akan anda lakukan?

Syarat Pembuatan VeR


Ada permintaan tertulis dari penyidik yang bersifat
definitif.
Ada persetujuan tertulis dari pihak keluarga/ahli waris
korban (etika kedokteran)
Penyidik: Pejabat kepolisian RI serendah-rendahnya
Kepala Kepolisian Sektor berpangkat serendahrendahnya IPDA; Polisi Militer (minimal Kapten);
Pejabat sipil (Hakim, Jaksa).

Tindakan yang dokter seharusnya


lakukan periksa pasien seperti
biasa setelah itu sarankan pasien
untuk lapor ke pihak berwajib

163 A. Penggantian pengikatan oksigen dengan CO oleh hemoglobin

Keywords :
Seorang laki-laki 35 tahun, tidak sadarkan diri di
garasi rumahnya. Saat ditemukan, pasien berada
didalam mobil yang dihidupkan dengan kaca jendela
tertutup rapat. Dari hasil pemeriksaan pasien sudah
tidak ditemukan tanda kehidupan dan dinyatakan
meninggal.
Apakah mekanisme yang menjadi dasar kematian
pasien?

Diagnosis : Intoksikasi CO2


Treatment :
Hyperbaric
Oxygen
Treatment
pemberian
oksigen
100%

164 E.Mengumpulkan data post mortem


Keywords :
Kecelakaan pesawat terbang di Kalimantan, seluruh
penumpang pesawat tewas. Komando operasi
evakuasi sudah tiba di tempat dan mengamankan
lokasi serta membuat dokumentasi tempat
kejadian.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan menurut
tahapan DVI (Disaster Victim Identification) adalah?

Prinsip dasar:

DVI

5 Langkah DVI saat TIBA di lokasi:

165 B. Irigasi dan ear


toilette

Keywords :
Anak 15 tahun , telinga terasa penuh setelah
berenang.
Pemeriksaan Fisik : Nyeri tarik tragus (-), sekret (-).
Pemeriksaan garpu tala didapatkan kesan tuli
konduktif. Pemeriksaan otoskopi membran timpani
tidak dapat dilihat.
Diagnosis : Serumen Prop
Tatalaksana yang tepat?

Serumen : Gabungan dari hasil produksi kelenjar yang secara


fisiologis menghasilkan sekret, yakni kelenjar sebasea dan
kelenjar seruminosa serta deskuamasi epitel kulit dan partikel
debu.
Tata Laksana :
Serumen lunak : Bersihkan dengan pelilit kapas Irigasi
Serumen keras : pengait / kuret
Serumen prop: Tetes telinga karbogliserin 10% selama 3 hari.
Serumen akan melunak dan selanjutnya dapat dilakukan
irigasi.

166 D. H2O2 3% dan


antibiotik

Keywords :
Seorang anak perempuan 5 tahun, keluhan keluar
cairan dari telinga kiri. Keluhan didahului nyeri telinga
dan demam yang semakin berat.
Pemeriksaan fisik diperoleh suhu 37.8OC. Pada
otoskopi tampak perforasi membran timpani disertai
sekret kental berwarna kehijauan.
Diagnosis ? OMA Stadium Perforasi
Penatalaksanaan yang paling tepat?

5 stadium OMA
stadium

Ciri khas

Th/

1. oklusi

Telinga penuh, tidak sakit, MT


tertarik, refleks cahaya (-)

Dekongestan Hcl
efedrin

2. hiperemis

Demam ringan, sakit telinga,


terasa penuh, MT intak,
hiperemis

Dekongestan, anti
nyeri, antibiotik
sesuai indikasi

3. supurasi

Telinga sangat nyeri, penuh,


MT intak, hiperemis

Antibiotik, analgetik,
miringotomi

4. perforasi

Keluar sekret, MT tidak intak,


nyeri berkurang, demam
turun

Cuci telinga H2O2


3%, antibiotika
adekuat

5. resolusi

Membran berangsur normal,


sekret negatif

167 E. Pewarnaan KOH 10%


Keywords :
Seorang anak laki-laki 15 tahun mengeluhkan
telinga terasa gatal dan penurunan pendengaran
sejak 2 minggu lalu setelah telinga kemasukan air
saat berenang.
Pemeriksaan fisik : ditemukan external canal
eritema dan ditemukan lesi berwarna putih
Diagnosis ? Otomikosis
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis?

OTOMIKOSIS
Definisi
Infeksi jamur pada liang
telinga.

Faktor Predisposisi

Etiologi
- Aspergillus (80%)
- Candida albicans
- Pityrosporum
- Phycomycetes
- Rhizopus
- Actinomyces
- Penicillum

Diagnosis
Anamnesis : gatal pada liang
telinga, rasa penuh pada telinga,
otorea, tidak berespon pada
antibiotik
Pemfis : elemen jamur (misella),
edema&eritema pada liang telinga,
debris keputihan,kelabu,atau
kehitaman
pemeriksaan penunjang : KOH
(+), kultur jamur

DM, imunokompromise

492

TATA LAKSANA
1. Pembersihan dan debridement
liang telinga
2. Obat tetes telinga
-. Asam asetat 2% dalam
alkohol
-. Larutan povidon iodin 5%
-. Kombinasi antibiotik dan steroid
3. Antifungan nonspesifik :
timerosal atau gentian ungu

4. Antifungal spesifik :
nistatin, klotrimazol,
ketokonazol
5. Antifungal oral ( jika
tidak dapat dengan
terapi topikal).
Itrakonazol diberikan
untuk infeksi Aspergillus
493

168 C. Kedua telinga Rinne


(+)

Keywords :
Pria 62 tahun, keluhan penurunan
pendengaran perlahan dan semakin
memberat. Pasien memiliki riwayat hipertensi
selama 12 tahun. Dari pemeriksaaan fisik dan
penunjang pasien didiagnosis SNHL.
Pada pemeriksaan garputala, hasil yang akan
diperoleh adalah?

169 C. Presbiskusis
Keywords :
Laki-laki 68 tahun, keluhan pendengaran kedua
telinga menurun dan orang di sekitarnya mengatakan
sering kesal karena pasien tidak paham yang mereka
katakan.
Pemeriksaan didapatkan membran timpani telinga
kanan dan kiri intak, Webber tidak ada lateralisasi,
Rinne negatif, Schwabach memendek.
Diagnosis ?

DEFINISI
Presbikusis (presbiakusis) adalah gangguan
pendengaran saraf pada usia lanjut, disebabkan oleh
proses penuaan (degeneratif) organ pendengaran
khususnya telinga dalam, umumnya mengenai kedua
sisi telinga.

PREVALENSI
Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,
diperkirakan 30-45 % pada usia >65 tahun
Survei Kesehatan Indera Pendengaran tahun 1994
-1996

di 7 Propinsi prevalensi presbikusis sebesar

2.6 %
Lebih sering terjadi pada pria.

ETIOLOGI
Berubahnya seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses degeneratif
Terpapar bising dalam waktu lama
Perubahan darah di telinga, disebabkan enyakit jantung, tekanan darah,
gangguan lain yang disebabkan oleh diabetes dan atau masalah sistem
peredaran darah.
Efek samping dari pengobatan
Usia berhubungan dengan gangguan pendengaran cenderung menurun
Genetik

170 B. Rhinitis Vasomotor


Keywords :
Perempuan 30 tahun , keluhan pilek, bersin-bersin,
hidung tersumbat yang diikuti sakit kepala sejak 3
hari lalu. Jika pasien berbaring ke kanan, hidung
kanan tersumbat, begitupula sebaliknya. Pilek mulamula encer tapi setelah beberapa hari menjadi kental.
Pemeriksaan fisik didapatkan cairan kental, konka
hiperemi, edema. Tidak ada riwayat alergi.
Diagnosis?

Rinitis vasomotor adalah suatu inflamasi pada mukosa hidung yang bukan merupakan
proses alergi, non infeksius dan menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinorea.
Etiologinya dipercaya sebagai akibat ketidakseimbangan saraf otonom pada mukosa
hidung sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di hidung.
Rinitis vasomotor sering ditemukan pada usia awitan > 20 tahun dan terbanyak
diderita oleh perempuan.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya rinitis vasomotor antara lain
Perubahan temperatur ruangan
Parfum
Aroma masakan
Kelembaban udara
Aroma masakan yang terlalu kuat
Asap rokok
Debu
Polusi udara
Stress fisik dan psikis

RHINITIS ALERGI
Mulai serangan

Belasan tahun

Riwayat terpapar
alergen

RHINITIS VASOMOTOR
Dekade ke 3-4

(+)

(-)

Etiologi

Reaksi Ag-Ab terhadap


rangsangan spesifik

Reaksi neurovaskular terhadap


beberapa rangsangan mekanik
atau kimia , juga psikologis

Gatal dan bersin

Menonjol

Tidak menonjol

Gatal di mata

Sering dijumpai

Tes kulit

Positif

negatif

Sekret hidung

Peningkatan eosinofil

Eosinofil tidak meningkat

Eosinofil darah

Tidak meningkat

IgE darah

Tidak meningkat

Neurektomi n.
vidianus

Tidak membantu

membantu

171 C. Polip Nasi


Keywords :
Pria 30 tahun, keluhan pilek sejak 3 hari lalu. Pasien
merasa hidung tersumbat dan merasa ada sesuatu di
dalam hidung.
Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan rinoskopi anterior tampak benjolan
dengan permukaan licin, mengkilap, tidak ada nyeri
tekan, mudah digerakkan.
Diagnosis? Polip Nasi

Polip hidung (polip nasi atau nasal polyp) merupakan


pertumbuhan jinak dari lapisan mukosa hidung.
Pertumbuhan jaringan mukosa yang berlebihan pada polip
hidung terjadi akibat adanya peradangan yang berkepanjangan
baik itu karena infeksi ataupun reaksi alergi, akibatnya mukosa
hidung menjadi bengkak dan merah.
Kebanyakan polip berwarna putih, keabu-abuan, mengkilat,
lunak

172 C. Faringitis Kronis


Keywords :
Seorang perempuan, 22 tahun, keluhan rasa
mengganjal di tenggorokan yang dialami sejak 3
bulan yang lalu. Keluhan disertai banyak lendir,
rasa kering dan tercekik di leher. Lendir terasa
kental terutama pada pagi hari. Pada pemeriksaan
faringoskopi ditemukan penebalan lateral band dan
hipertrofi granula. Apakah diagnosis yang paling
tepat?

Faringitis Kronik
Hiperplasia jaringan
Faringitis
Kronik Hiperplastik
limfatik dinding
faring
posterior
perubahan pada mukosa
dinding posterior faring

besar, bergranular, tidak


rata
Tata Laksana:
Larutan nitras atau
kauter listrik
Terapi suportif : antitusif,
ekspektoran, obat
kumur/tablet hisap

Faringitis Kronik
Atrofi

Sering timbul dengan


rinitis atrofi
Pemeriksaan cermin:
Mukosa faring tertutup
lendir kental, bila diangkat
tampak mukosa kering,
licin, halus
Tata Laksana:
Tata laksana rinitis atrofi+
obat kumur

506

173 C. EBV
Keywords:
Seorang wanita, 45 tahun, sering mimisan 1 tahun yang
lalu, dirasakan hilang timbul. Keluhan disertai dengan
hidung tersumbat dan penurunan BB. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan pembesaran KGB leher sebelah kanan
2x3x3 cm. Pada cavum nasi, ditemukan massa rapuh, putih
kemerahan setinggi concha media yang memenuhi cavum
nasi kanan. Terdapat pula adanya parese N III, IV, V.
Diagnosis ? Ca Nasopharyng
Etiologi tersering kasus ini adalah?

Ca Nasopharyng
Tanda dan Gejala
Gejala Hidung --> sering pilek, mimisan ( spistakis Gj. Telinga telinga sering
berdengun
Gejala mata & saraf --> pandangan mata kabur, terdapat benjolan di bawah telinga kanan,
kiri, telinga sering tersasa berdenging.
Gejala penyebaran / leher --> terdapat benjolan di area leher. Biasanya di bawah telinga.
Penyebab
1. Virus Epstein-Barr
2. Bahan kimia/ dan tembakau
3. Diet
Ikan asin, sayuran yg diawetkan,
Makanan yg difermentasi,
Nitrosamin & nitro-precursors
Tunisian preserved spice meat and stewing base
4. Kebiasaan memasak --> Asap & gas rumah tangga
5. Kegiatan Keagamaan --> kemenyan, dupa
6. Pekerjaan --> pekerjaanyang sering terpapar dengan gas & bahan kimia industri, Peleburan

174 C. Abses Peritonsiler


Keywords:
Laki-laki 23 tahun, nyeri menelan, demam, dan mulut
sulit dibuka.
Pemeriksaan fisik : palatum mole tampak
membengkak, menonjol ke depan, dan teraba
fluktuasi. Selain itu ditemukan trismus 3 cm, uvula
bengkak dan terdorong ke kiri, tonsil bengkak dan
hiperemis.
Diagnosis?

Abses Peritonsilar
Definisi

Terkumpulnya pus di ruang


antara tonsil dan kapsulnya.
Biasanya merupakan
komplikasi dari tonsilitis
akut atau perluasan infeksi
mukus weber (kel.ludah) di
superior tonsil.

Etiologi

Mikroba aerob:
Streptococcus pyogenes,
Streptococcus aureus,
Haemofilus influenza

Mikroba anaerob:

Diagnosis
Gejala Klinis

Rasa nyeri terlokalisir


Demam tinggi, (sampai
40C)
Lemah dan mual
Odinofagi
Mulut berbau (foetor ex ore),
muntah (regurgitasi) sampai
nyeri alih ke telinga (otalgi).
Trismus bila infeksi meluas
mengenai otot-otot pterigoid.
Penderita mengalami kesulitan
berbicara, suara menjadi
seperti suara hidung,
membesar seperti mengulum
kentang panas (hot potatos
voice

Pemeriksaan secara
klinis seringkali
Pemeriksaan
Penunjang
sukar dilakukan
karena adanya
trismus.
Uvula bengkak
dan terdorong
Lab darah
leukositosis
Pemeriksaan
radiologi :
Foto rontgen polos,
ultrasonografi dan
tomografi komputer

512

175 D. Pulpitis Irreversibel


Keywords :
Seorang pria, 48 tahun, nyeri berdenyut terus
menerus pada gigi rahang atas kanan
belakang disertai nyeri kepala. Extra oral tidak
ada kelainan. Intra oral ditemukan gigi 1.2
karies profunda, vital, perkusi dan tekanan
nyeri.
Diagnosis?

PULPITIS
Suatu radang yang terjadi
pada jaringan pulpa gigi
dengan gambaran klinik yang
akut.
Merupakan penyakit lanjut
karena
didahului
oleh
terjadinya karies.
Respon pulpa menyebabkan
respon inflamasi reversible
atau
irreversible
yang
nantinya
akan
berlanjut
menjadi nekrotik pulpa.
Pulpitis atau inflamasi pulpa
dapat
akut
atau
kronis,
sebagian atau seluruhnya.

176 A. Melaporkan hal tersebut ke dinas


kesehatan
Keywords :
Seorang laki-laki, 30 tahun, demam sejak tiga hari
yang lalu. Demam tinggi dan terus menerus.
Pemeriksaan fisik menunjukkan test rumple leed (+).
Saat pemeriksaan epidemiologis terhadap 100
rumah di lingkungan pasien tersebut terdapat satu
buah rumah yang bak mandinya terdapat jentik.
Tindakan yang paling tepat untuk dilakukan ?

Contoh format laporan


pemberitahuan
tersangka
DBD/DD/DBD/DSS

177 B. Puskesmas Keliling


Keywords :
Puskesmas B merupakan puskesmas di pedesaan
yang berjarak 20 km dari rumah sakit serta dipimpin
oleh seorang dokter. Letak puskesmas B mudah
dijangkau dengan kendaraan bermotor.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
dinas kesehatan setempat merencanakan menambah
sarana pelayanan di puskesmas tersebut.
Apakah sarana yang sebaiknya ditambahkan?

Syarat Puskesmas Keliling

178. D. 8
PersyaratanPosyandu
1. Disesuaikan dengann kemampuan petugas.
2. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat
100 orang balita yang terdiri dari 120 kepala
keluarga. Sedangkan posyandu yang ideal melayani
100 balita/700 kepala keluarga.
3. Jarak antara kelompok rumah, kepala keluarga
dalam suatu tempat tidak terlalu jauh.
Jumlah Balita di Desa S = 800 8 Posyandu

179. B. ibu yang memiliki


balita
Sasaran
Sasaran pelayanan posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan usia subur (PUS)
5. Orang tua (bayi dan balita)

Sasaran Primer yaitu sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti
yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut.
Sasaran sekunder yaitu individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer.
Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran.
Sasaran tersier yaitu para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan).

180. C. Peer Group


Discussion

Metode pendidikan individual (perorangan)


Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, membina seseorang
yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi,
karena setiap orang mempunyai masalah kesehatan yang berbeda-beda.
Bentuk metodenya adalah bimbingan dan penyuluhan. A,B,D,E
2. Metode pendidikan kelompok
Untuk memilih metode ini harus mengingat besarnya kelompok sasaran,
tingkat pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok besar (apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang), metode
yang baik untuk kelompok besar ini antara lain dengan ceramah dan seminar.
b. Kelompok kecil (apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang), metode
yang cocok untuk kelompok kecil C

181. A. Protective isolation


Strict isolation/ Protective Isolationis used for diseases spread through the air and in some cases by
contactPatients must be placed in isolation to prevent the spread of infectious diseases.Those who are kept in
strict isolation are often kept in a special room at the facility designed for that purpose. Such rooms are equipped
with a special lavatoryand caregiving equipment, and a sink and waste disposal are provided for workers upon
leaving the area.
Contact isolationis used to prevent the spread of diseases that can be spread through contact with open
wounds. Health care workers making contact with a patient on contact isolation are required to weargloves, and
in some cases, agown.
Respiratory isolationis used for diseases that are spread through particles that areexhaled.Those having
contact with or exposure to such a patient are required to wear a mask.
Reverse isolationis a method to prevent a patient in a compromised health situation from being contaminated
by other people or objects. It often involves the use of laminar air flow and mechanical barriers (to avoid physical
contact with others) to isolate the patient from any harmful pathogens present in the external environment.
High isolationis used to prevent the spread of unusually highly contagious, or high consequence, infectious
diseases (e.g., smallpox, Ebola virus). It stipulates mandatory use of: (1) gloves (or double gloves if appropriate),
(2) protective eyewear (goggles or face shield), (3) a waterproof gown (or total body Tyvek suite, if appropriate),
and (4) arespirator (at least FFP2 or N95 NIOSH equivalent),notsimply a surgical mask.Sometimesnegative
pressure roomsorpowered air-purifying respirators (PAPRs) are also used.

182. D. Tingkat
Pengetahuan

183. B. Fungsi Keluarga


Sedang

Family APGAR

Adaptation- the ability of a family to use and


share inherent resources which can be either
intra- or extra-familial
Partnership- the sharing of decision making
which measures the satisfaction of solving
problems through communicating
Growth- pertains to both physical and emotional
aspects and measures the satisfaction of the
freedom to change
Affection- emotions that are shared with and
between family members which measures the
satisfaction with the intimacy and emotional
interaction that exist in the family
Resolve- refers to how time, money, and space
are shared; this measures the satisfaction with
the commitment made by members of the family

Family APGAR

There are 4 basic situations wherein the Family APGAR


is needed:
When the family is directly involved in caring for the
patient.
When treating a new patient in order to get
information to serve as general view of family function
When treating a patient whose family is in crisis.
When a patients behavior makes you suspect a
psychosocial problem possibly due to family
dysfunction.

Family APGAR
Scoring:
8-10 points = highly functional family
4-7 points = moderately
dysfunctional family
0-3 points = severely dysfunctional
family

184. C. Extended Family


Keluarga Inti(Nuclear Family): keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
Keluarga Besar(Extended Family): keluarga inti
ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
Reconstituted family (blended family)
keluarga yang didalamnya terdapat anggota
yang tidak memiliki hubungan darah

185. D. Pelayanan
terkoordinasi?
Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya

disebabkan
dimensi fisik tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psikososial) dari pasien, keluarga dan komunitasnya.
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh/komprehensif yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit
dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga
tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja

186. A. Planning

1. Planning
Planning adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam sebuah
organisasi. Perencanaan merupakan proses yang penting dari segala bentuk fungsi
Manajemen, karena tanpa adanya perencanaan semua fungsi-fungsi lainnya tidak
akan dapat berjalan.

2. Organizing

Pengorganisasian ( Organizing ) adalah fungsi kedua dalam Manajemen. Organizing


adalah proses kegiatan dalam menyusun struktur organisasi sesuai dengan tujuantujuan, sumber-sumber dan lingkungannya. Dengan demikian, hasil dari
pengorganisasian itu berupa struktur organisasi.
3. Actuating

Actuating ( Pelaksanaan ) adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua


perencanaan dan tujuan perusahaan bisa terwujud dengan baik dan seperti yang
diharapkan. Jadi, pelaksanaan merupakan suatu upaya yang menggerakkan orangorang untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran yang besar
demi mengabulkan seluruh cita-cita perusahaan dengan dan secara efektif.
4. Controlling
Pengawasan ( Controlling ) adalah proses pengamatan, penentuan standar yang
akan diwujudkan, menilai kinerja pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil

187. B. Beneficence
Seorang laki-laki datang ke puskesmas dengan
keluhan pusing. Pasien membawa surat rujukan
dari klinik pengobatan, disitu dituliskan tekanan
darah pasien 180/100 mmHg. Saat ini pasien
mengeluhkan lemas dan jantung berdebar-debar,
dokter meminta perawat untuk membawa pasien
berbaring ke tempat tidur dan memasang infus
agar jika terjadi sesuatu bisa segera memasukan
obat.

Beneficen
ce
JADI BAIK! demi
kebaikan pasien.
berlaku apabila
kondisi pasien
dalam kondisi
yang wajar
penanganan yang
dilakukan akan
membawa
kebaikan >
keburukan.

Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa


pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang )
Menjamin nilai pokok harkat dan martabat
manusia
Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya
sejauh menguntungkan dokter
Mengusahakan agar kebaikan/ manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan keburukannya
Paternalism bertanggung jawab/ berkasih sayang
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Pembatasan goal-based
Memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/
prefensi pasien minimalisasi akibat buruk
Menghargai hak hak pasien secara keseluruhan
Tidak menarik honorarium di luar kepantasan
Memaksimalisasi kepuasan tertinggi secara
keseluruhan
Mengembangkan profesi secara terus menerus
Memberikan obat berkhasiat namun murah
Menerapkan Golden Rule Principle

NonMalficenc
e

Tidak mencelakakan

Tidak memperburuk keadaan


pasien

KASUS GAWAT DARURAT


LIFE SAVING!

Pasien dalam keadaan amat berbahaya


(darurat)
Dokter sanggup mencegah
bahaya/kehilangan tersebut
Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada
kerugian
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien ( tidak melakukan
euthanasia)
Tidak menghina/mencaci maki /
memanfaatkan pasien
Tidak memandang pasien hanya sebagai
objek
Mengobati pasien secara proporsional
Mencegah pasien dari bahaya
Menghindari misrepresentasi dari pasien
Tidak membahayakan kehidupan pasien
karena kelalaian
Memberikan semangat hidup
Melindungi pasien dari serangan
Tidak melakukan white collar crime dalam
bidang kesehatan/ kerumah-sakitan yang
merugikan pihak pasien / keluarganya.

Autonom
y
Menghormati hak pasien
kekuatan yang dimiliki pasien
untuk memutuskan suatu
prosedur medis.
Syarat: Pasien DEWASA &
KOMPETEN!
Dewasa
wanita >21 tahun / laki-laki
belum 21 tahun tapi sudah
menikah
Kompeten
18 tahun
telah/pernah menikah
Sadar (Compos mentis)
Tidak cacat mental

Menghargai hak menentukan nasib


sendiri, menghargai martabat pasien
Tidak mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan (pada kondisi elektif)
Berterus terang
Menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Melaksanakan informed consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten
mengambil keputusan sendiri
Tidak mengintervensi dan kompeten
mengambil keputusan sendiri
Mencegah pihak lain mengintervensi
pasien dalam membuat keputusan,
termasuk keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu keputusan yang akan
diambil pasien pada kasus non emergensi
Tidak berbohong kepada pasien meskipun
demi kebaikan pasien
Menjaga hubungan (kontrak)

188. A. Dokter tidak membaca rekam medis


pasien terlebih dahulu

Kelalaian
lebih
berintikan
ketidaksengajaan,
kurang
teliti,
kurang hati-hati, acuh tak acuh,
sembrono,
tak
peduli
terhadap
kepentingan orang lain, namun
akibat
yang
timbul
memang
bukanlah menjadi tujuannya.

189. E. Lakukan saja tindakan trepanasi tanpa


menunggu persetujuan
Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari
pasien (informed consent). Hal itu telah diatur sebagai hak
pasien dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan pasal 53 ayat
2 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medis.6,7 Dalam keadaan gawat darurat
di mana harus segera dilakukan tindakan medis pada pasien
yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien, tidak perlu
persetujuan dari siapapun (pasal 11 Peraturan Menteri
Kesehatan No.585/1989). Dalam hal persetujuan tersbut dapat
diperoleh dalam bentuk tertulis, maka lembar persetujuan
tersebut harus disimpan dalam berkas rekam medis.

190. C. Meminta pihak administrasi RS membuat


salinan
Adapun mengenai isi rekam medis diatur lebih khusus dalamPasal
12 ayat (2)danayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis(Permenkes
269/2008). Pasal ini mengatakan bahwa isi rekam medis merupakan
milik pasien yang dibuat dalam bentuk ringkasan rekam medis.

Lebih
lanjut,
dalamPasal
12
ayat
(4)
Permenkes
269/2008dijelaskan bahwa ringkasan rekam medis dapat diberikan,
dicatat, atau dicopy olehpasien atau orang yang diberi kuasa atau
atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yangberhak
untuk itu

191. B. Melakukan tindakan medis tanpa


melakukan informed consent
Tipe-tipe Malpraktik Pidana
1.
Malpraktek
pidana
karena
kesengajaan
(intensional)
Misalnya pada kasus-kasus melakukan aborsi tanpa indikasi medis, euthanasia,
membocorkan rahasia kedokteran, tidak melakukan pertolongan pada kasus gawat
padahal diketahui bahwa tidak ada orang lain yang bisa menolong, serta
memberikan surat keterangan dokter yang tidak benar.
2.
Malpraktek
pidana
karena
kecerobohan
(recklessness)
Misalnya melakukan tindakan yang tidak lege artis atau tidak sesuai dengan
standar profesi serta melakukan tindakan tanpa disertai persetujuan tindakan
medis.
3.
Malpraktek
pidana
karena
kealpaan
(negligence)
Misalnya terjadi cacat atau kematian pada pasien sebagai akibat tindakan dokter
yang kurang hati-hati atau alpa dengan tertinggalnya alat operasi yang didalam
rongga tubuh pasien.

192. B. Tidak, karena tidak ada dampaknya


Kelalaian lebih berintikan ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati-hati,
acuh tak acuh, sembrono, tak peduli terhadap kepentingan orang lain,
namun akibat yang timbul memang bukanlah menjadi tujuannya.
Perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum (malpraktek) haruslah
memenuhi beberapa syarat seperti :
Harus ada perbuatan (baik berbuat naupun tidak berbuat)
Perbuatan tersebut melanggar hukum (baik tertulis maupuntidak tertulis)
Ada kerugian
Ada hubungan sebab akibat (hukum kausal) antara perbuatan yang
melanggar hukum dengan kerugian yang diderita.
Adanya kesalahan (schuld)

193. D. Mengatakan kepada pasien bahwa ia dapat


menceritakan apa yang dipikirkannya

Untuk
menggali
keterangan
dari perlu dibangun
hubungan
saling percaya yang dilandasi keterbukaan,
kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan,
maupun kepentingan masing-masing.
Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien
akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap
sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis
penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat
bagi pasien.

194. C. Menunjukkan evaluasi


Dokter : Masa sih pak, kalau diminum teratur
tekanan darah bapak tidak akan setinggi ini.
Disini dokter mengambil kesimpulan/asumsi
terhadap temuan yang didapatnya dari pasien
SimpatiProses dimana seorang merasa
tertarik kepada pihak lain. Melalui proses
simpati orang merasa dirinya seolah-olah
berada dalam keadaan orang lain

Empati adalah apa yang terjadi pada kita dan


ketika kita meninggalkan tubuh kita sendiri dan
menemukan diri kita baik sejenak atau untuk
jangka waktu lebih lama dalam pikiran yang lain
Kami mengamati realitas melalui matanya,
merasakan emosinya, berbagi dalam rasa
sakitnya.
Refleksi perasaan Mengungkapkan perasaan pasien
yg teramati oleh dokter dari intonasi suara, raut wajah,
bahasa tubuh pasien maupun hal-hal yg tersirat
Evaluasi suatu proses untuk menyediakan informasi
tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan
suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat
yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan
harapan-harapan yang ingin diperoleh.

6 Tingkat Empati

195. A. Denial

Denial The first reaction is denial. In this stage individuals believe the diagnosis is somehow mistaken,
and cling to a false, preferable reality.
Anger When the individual recognizes that denial cannot continue, it becomes frustrated, especially at
proximate individuals. Certain psychological responses of a person undergoing this phase would be: "Why
me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"; "Why would this happen?".
Bargaining The third stage involves the hope that the individual can avoid a cause of grief. Usually, the
negotiation for an extended life is made in exchange for a reformed lifestyle. People facing less serious
trauma can bargain or seek compromise.
Depression "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon, so what's the point?"; "I
miss my loved one, why go on?"
During the fourth stage, the individual becomes saddened by the mathematical probability of death. In this
state, the individual may become silent, refuse visitors and spend much of the time mournful and sullen.
Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."; "Nothing is
impossible."
In this last stage, individuals embrace mortality or inevitable future, or that of a loved one, or other tragic
event. People dying may precede the survivors in this state, which typically comes with a calm,
retrospective view for the individual, and a stable condition of emotions.

196. C. Uji Anova

Penelitian hubungan antara orang


yang tidak merokok, perokok ringan,
sedang, berat dan prevalensi
penyakit ISPA
Prevalensi penyakit ISPA Numerik
Jumlah variabel independen >2
Uji yang digunakan ANOVA

197. A. Unpaired T-test

Hubungan penggunaan kontrasepsi


hormonal dengan kadar lipid
Kadar Lipid Numerik
Jumlah variabel independen =2
(menggunakan kontrasepsi? Ya dan tidak)
Uji yang digunakan Unpaired T-test
Unpaired karena variabel tidak berpasangan

198. Penelitian deskriptif

Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif. Hasil pekerjaan penelitian
deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai
faktorwho(siapa),where(dimana), danwhen(kapan). Yaitu, merupakan
langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dengan
menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kepan terjadinya
masalah itu.
Penelitian Analitik
Metode penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor
resiko/faktor penyebab/determinan dan faktor efek, antarfaktor resiko,
maupun antar faktor efek.
Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, hal yang perlu dilakukan sebagai
pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu
luaran /output/ penyakit, adalah diuji kebenarannya dengan percobaan
atau eksperimen.

199. B. Ordinal
Acategoricalvariable, also called anominalvariable, is for mutual exclusive, but not ordered, categories. For
example, your study might compare five different genotypes. You can code the five genotypes with numbers if you
want, but the order is arbitrary and any calculations (for example, computing an average) would be meaningless.
Aordinalvariable, is one where the order matters but not the difference between values. For example, you might
ask patients to express the amount of pain they are feeling on a scale of 1 to 10. A score of 7 means more pain that
a score of 5, and that is more than a score of 3. But the difference between the 7 and the 5 may not be the same as
that between 5 and 3. The values simply express an order. Another example would be movie ratings, from * to *****.
Ainterval/range variable is a measurement where the difference between two values is meaningful. The difference
between a temperature of 100 degrees and 90 degrees is the same difference as between 90 degrees and 80
degrees.
Aratiovariable, has all the properties of an interval variable, and also has a clear definition of 0.0. When the
variable equals 0.0, there is none of that variable. Variables like height, weight, enzyme activity are ratio variables.
Temperature, expressed in F or C, is not a ratio variable. A temperature of 0.0 on either of those scales does not
mean 'no heat'. However, temperature in Kelvin is a ratio variable, as 0.0 Kelvin really does mean 'no heat'. Another
counter example is pH. It is not a ratio variable, as pH=0 just means 1 molar of H+. and the definition of molar is
fairly arbitrary. A pH of 0.0 does not mean 'no acidity' (quite the opposite!). When working with ratio variables, but
not interval variables, you can look at the ratio of two measurements. A weight of 4 grams is twice a weight of 2
grams, because weight is a ratio variable. A temperature of 100 degrees C is not twice as hot as 50 degrees C,
because temperature C is not a ratio variable. A pH of 3 is not twice as acidic as a pH of 6, because pH is not a ratio
variable.

200. B. (25/30)x100
Total kematian akibat penyakit
tertentu (kanker paru)dalam satu
tahun 25
Total kasus kanker paru dalam satu
tahun 30

Anda mungkin juga menyukai