KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. AA
Umur: 56 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Labuhan Haji, Aceh Selatan
CM : 1-01-72-39
Tanggal Masuk : 4 September 2014
Tanggal Pemeriksaan : 5 September 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas
Keluhan Tambaha: Cepat lelah, batuk
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RSUZA dengan keluhan sesak napas dan cepat lelah yang
sudah dirasakan 6 bulan ini dan memberat sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan ini dirasakan pada saat beraktivitas seperti berjalan
ke kamar mandi, dan sesak nafas berkurang ketika pasien istirahat. Pasien
mengeluh sering terbangun dua tiga jam setelah tidur di malam hari
karena sesak dan batuk. Rasa ini membaik ketika pasien duduk beberapa
menit. Pasien lebih nyaman tidur menggunakan dua sampai tiga buah
bantal. Sesak napas tidak dipengaruhi oleh cuaca atau paparan debu.
Batuk yang dirasakan pasien tidak berdahak dan terkadang pasien
mengeluh nyeri dada ketika batuk namun nyeri dadanya tidak menjalar.
Tidak ada mual dan muntah. Pasien tidak nafsu makan sejak 1 minggu
terakhir. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pasien menderita darah tinggi yang mulai diketahui 6 bulan yang lalu dan
pernah dirawat di rumah sakit umum daerah aceh selatan karena stroke
iskemik 6 bulan yang lalu. Riwayat penyakit diabetes tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien pernah mengalami stroke.
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien tidak pernah menjaga pola makan. Pasien juga mengaku tidak pernah
berolahraga. Pasien merokok 2-3 bungkus perhari. Kebiasaan merokok sudah
dimulai saat usia 20 tahun. saat ini pasien telah berhenti merokok sejak
mengalami stroke.
Riwayat Penggunaan Obat
Pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan yang di dapatkannya saat pasien
dirawat di rumah sakit daerah. Namun pasien lupa nama obatnya. Pasien ada
mengkonsumsi obat herbal untuk meringankan penyakitnya. Pasien tidak
pernah mengontrol kembali penyakitnya
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum
: Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 24 x/menit
Temperatur : 36.6 0C (aksila)
Status General
Kulit
Warna :
Turgor :
Ikterus :
Anemia:
Sianosis
Sawo matang
cepat kembali
(-)
(-)
: (-)
Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Tersebar rata, Sukar dicabut, Berwarna putih.
Mata : Cekung (-), Refleks cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-),
Conj.palpebra inf pucat (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Mulut
Bibir
: (-), R - 2 cmH2O
Axilla
Pembesaran KGB (-)
Thorax
Thoraks Depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak: Normochest, pergerakan simetris
Tipe Pernafasan : Abdominal Thoracal
Retraksi
: (-)
Palpasi
Perkusi
: Sonor (+)
Auskultasi: Ves (+), Rh kering (+) di di lapangan paru bagian depan atas dan bagian belakang tengah di
sebelah kiri, Wh (-)
Jantung
Inspeksi: Ictus Cordis terlihat di ICS V Linea Axilaris Anterior
Sinistra
Palpasi: Ictus Cordis teraba di ICS V Linea Axilaris Anterior Sinistra
Perkusi: Batas jantung atas : di ICS II linea parasternal sinistra
Batas jantung kanan : di Linea Parasternalis Dekstra
Batas jantung kiri
Abdomen
Inspeksi : simetris, Distensi (-)
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-)
Hepar/ Lien/ Renal tidak dapat diraba
Perkusi : Timpani (+), Shifting dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik (+)
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : pucat dan edema tidak ditemukan
Laboratorium 4
september 2014
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Hitung Jenis Leukosit
14.2
10,5
160
39
13 -17 gr/dl
4.1-10.5 x 103/ul
150 - 400 x 103/ul
40 - 55 %
Eosinofil
Basofil
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
MCV
MCH
MCHC
Waktu perdarahan
Waktu pembekuan
Kimia Klinik
Protein Total
Albumin
Globulin
Kreatinin darah
Ureum darah
As. Urat darah
Total kolesterol
HDL
LDL
Trigliserida
HBA1C
Glukosa Darah Puasa
0
0
82
12
6
68
25
36
2
6
1-3%
0-1%
50 - 70 %
25 - 40 %
2-8%
76 96 fl
27 32 pg
32- 36 g/dl
1 7 detik
5 15 detik
6,3
2,9
3,4
1,5
71
12,6
169
19
103
110
7,3
122
Natrium
142
Kalium
4.3
Chlorida
Urinalisis
Berat Jenis
PH
Leukosit
Nitrit
Protein
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Blood
Sedimen Urine
Leukosit
Eritrosit
Epitel
Hyalin Cash
111
110. meq/l
1,010
5,0
Negatif
Negatif
Positf
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
(1,0103 1,030)
(5-9)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
(negatif)
6-8
0-1
2-4
(+)
(0-5 /LPB)
(0-2 / LBP)
(0-2 /LPK)
(negatif)
Elektrokardiografi (7 September
2014)
DIAGNOSIS SEMENTARA
1. Advanced Heart Failure
2. Fresh Trombus
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Bed rest semi fowler
Diet jantung 3 1900 kkal/hari
Kurangi asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur, dan kurangi konsumsi lemak
Medikamentosa
Inj. Arixtra 2,5 cc/hari (Fondaparinux; antikoagulan)
Ascardia 1 x 80 mg (Aspirin; Antiplatelet)
Plavix 1 x 75 mg (Clopidogrel; Antiplatelet)
Canderin 1 x 8 mg (Candesartan cilexetil; Angiotensin Reseptor Bloker)
Beta one 1 x 2,5 mg (Bisoprolol; B-Bloker)
Farsix 1x 40 mg (Furosemide; Diuretik)
Spirola 1 x 25 mg (Spironolakton; Diuretik hemat kalium)
Stator 1 x 20 mg (Atorvastatin; Statin)
Nichodryl 3 x CI (Diphenhydramine)
PLANNING
PCI
Kardiologi nuklir: Single Photon Emission Computed Tomography dan
Positron Emission Tomography
Terapi sel punca
Transplantasi Jantung
PROGNOSIS
Quo ad Vitam: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
DISKUSI
Anamnesa
keluhan sesak napas
dan cepat lelah yang
sudah dirasakan 6
bulan.
Pembahasan
Dispnea disebabkan oleh peningkatan kerja
pernafasan akibat kongesti vaskular paru
yang mengurangi kelenturan paru.
Meningkatnya aliran udara juga
menimbulkan dispnea. Seperti juga
spektrum kongesti paru yang berkisar dari
kongesti vena paru sampai edema
interstisial dan akhirnya menjadi edema
alveolar, maka dispnea juga berkembang
progresif.
Anamnesa
Pembahasan
Anamnesa
Pembahasan
Anamnesa
Pembahasan
Anamnesa
Pasien tidak pernah
menjaga pola makan.
Pasien juga mengaku
tidak pernah
berolahraga.
Pembahasan
Kekurangan aktifitas fisik merupakan faktor
resiko PJK. Olah raga aerobik yang teratur
berperan penting dalam mencegah
penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penelitian selama 13 tahun menunjukan
siapan saja yang teratur berolah raga aktif
atau aktif secara fisik menunjukan survival
yang lebih baik dibanding yang tidak ada
sama sekali. Olah raga dapat mengontrol
kolesterol darah, diabetes dan obesitas,
juga mengontrol tekanan darah.
Anamnesa
Pasien merokok 2-3
bungkus perhari.
Kebiasaan merokok
sudah dimulai saat usia
20 tahun. saat ini pasien
telah berhenti merokok
sejak mengalami stroke.
Pembahasan
Kandungan nikotin ini lebih tinggi dalam
darah ketika diisap. Nikotin dapat
meningkatkan denyut jantung dan
teknanan darah, menyempitkan pembuluh
darah, merusak jaringan paru akibat
gangguan biokimia dan neurotransmitter
yang kompleks.
Hipoksia timbul karena hemoglobin lebih
mudah berikatan dengan CO yang bersifat
radikal bebas. Radikal bebas ini akan
merusak endotel pembuluh darah,
meningkatkan agregasi trombosit yang
menyebabkan trombosis.
Merokok juga dapat menyebabkan reaksi
perdangan pada saluran pernafasan yang
akan merngsang makrofag sehingga terjadi
inflamasi berulang dan dapat berlanjut
menjadi aterosklerosis.
Anamnesa
Inj. Arixtra 2,5 cc/hari
(Fondaparinux;
antikoagulan)
Pembahasan
Bila tidak ada kontraindikasi, pada
penderita gagal jantung berat dengan EF <
30% dapat diberikan antikoagulan untuk
mencegah cardui-embolic.
Antikoagulan diberikan untuk mencehag
generasi thrombin dan aktivitasnya.
Kombinasi antikoagulan dan antiplatelet
sangat efektif dalam mengurangi serangan
jantung akibat trombosis.
Anamnesa
Ascardia 1 x 80 mg
(Aspirin; Antiplatelet)
dan Plavix 1 x 75 mg
(Clopidogrel;
Antiplatelet).
Pembahasan
Peran agregasi platelet sangat besar pada
propagasi trombus. Pemberian harus
dilakukan secepatnya untuk mnegurangi
resiko komlikasi iskemia akut dan
aterotrombosis. Aspirin merupakan
prototype dari kelas obat-obat
penghambatan metabolism prostaglandin.
Aspirin menghambat sintesis thromboxane
A2 melalui asetilasi irreversible pada enzim
cyclooxygenase. Prostaglandin
thromboxane A2 merupakan produk
arakhidonat yang menyebabkan plateletplatelet darah mengubah bentuk dan
beragregasi.
Penilainaan resiko terjadinya stroke emboli
pada pasien ini adalah:
- CHADS2VAS2 SCORE= 5 yaitu 6,7% dalam
1 tahun.
Penilaian resiko perdarahan pada pasien
Anamnesa
Canderin 1 x 8 mg
(Candesartan cilexetil;
Angiotensin Reseptor
Bloker)
Pembahasan
Menghambat vasokonstriksi dengan cara
menghambat sintesis atau menghambat
kerja angiotensin II, sehingga menyebabkan
vasodilatasi yang berimbang dan
menurunkan after-load. Penurunan kadar
angiotensin jaringan juga menurunkan
aktivitas simpatis, dan menurunkan
remodeling jangka panjang dari jantung
dan pembuluh darah.
Anamnesa
Farsix 1x 40 mg
(Furosemide; Diuretik)
dan Spirola 1 x 25 mg
(Spironolakton; Diuretik
hemat kalium)
Pembahasan
Merupakan diuretik kuat. Cara kerja pada
gagal jantung adalah denganmenurunkan
retensi garam dan air sehingga mengurangi
beban awal jantung (preload). Efek kerja
dari furosemid lebih cepat (30 menit
setelah pemberian, masa kerja 4-6 jam)
Penambahan suatu diuretika hemat-kalium,
dalam hal ini adalah spironolakton, dapat
menurunkan ekskresi kalium secara
bermakna. Spironolakton juga terbukti
dapat menurunkan kesakitan dan kematian
pada pasien dengan gagal jantung yang
parah yang juga mendapatkan penghambat
ACE dan terapi standar lain, termasuk dosis
penuh loop diuretic.
Anamnesa
Stator 1 x 20 mg
(Atorvastatin; Statin)
Nichodryl 3 x CI
(Diphenhydramine dan
Ammonium Choride)
Pembahasan
Statin adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar kolesterol dengan cara
menghambat enzim HMG-CoA reductase
yang memainkan peran penting dalam
produksi kolesterol di hati. Penghambat
reduktase meningkatkan jumlah reseptor
Low Density Lipoprotein (LDL) dengan
afinitas tinggi sehingga mengurangi
simpanan LDL plasma. Terjadi pula
penurunan trigliserida plasma yang sedikit
dan peningkatan kadar kolesterol HDL.
Merupakan obat batuk yang mengandung:
Diphenhydramine HCl yang mempunyai
sifat sebagai antihistamin dan bekerja
menghambat efek histamin pada pembuluh
darah bronkus dan bermacam-macam otot
polos, serta menghambat peninggian
permeabilitas kapiler. Ammonium Chloride
yang mempunyai sifat sebagai ekspektoran
TERIMA KASIH