Legalitas Badan Usaha Transportasi Roda Empat (Taksi) Berbasis
Legalitas Badan Usaha Transportasi Roda Empat (Taksi) Berbasis
Oleh
RAFIF NABIL ARMADA
8111412108
ANINDA EMI WIJAYANTI
8111412100
BADAN USAHA
Badan usaha
berbadan hukum
(PT dan Koperasi)
tidak berbadan
hukum
(P.Perseorangan, firma
dan CV)
Identifikasi masalah
1. masalah legalitas uber taksi dan
Grab Car.
2. Cara mengatasi persoalan
legalitas uber
Perbandingan Tarif
Pembahasan (1)
Dilihat secara perkembangan teknologi, aplikasi
Uber dan Grab sebagai penyedia layanan aplikasi
yang memudahkan masyarakat dan menawarkan
tarif yang murah memang patut diapresiasi. Akan
tetapi secara legalitas Uber dan Grab khusus yang
Grab Car patut di pertanyakan. Kehadiranya di
Indonesia seharusnya kedua perusahaan ini
mengurus izin operasional sebagaimana yang
diatur didalam peraturan yang telah ada di
Indonesia, yaitu UU No.22 Tahun 2009, PP No.74
Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Perhubungan
No.35 Tahun 2003.
Pembahasan(2)
Dilihat dari secara legalitas, Uber dan Grab sebagai
penyedia layanan aplikasi tidak mau bertindak sebagai
operator perusahaan taksi dan menyerahkan
operasionalnya kepada mitranya yaitu Koperasi para
pengemudi. Dilihat dari namanya yang menggunakan kata
Uber Taksi dan Grab Car yang mengaku sebagai angkutan
sewa tapi beroperasi seperti taksi.Pelanggaran yang
dilakukan Uber dan Grab Car yaitu plat armadanya adalah
plat hitam, kemudian, tidak ada tulisan taksi di armadanya
sebagaimana pasal 29 ayat 3 KM No.35 Tahun 2003,
kemudian izin wilayah operasional yang harus diajukan
kepada pemerintah daerah yang berkaitan dengan wilayah
operasional sebagaimana diatur dalam pasal 152 ayat 3 UU
No.22 Tahun 2009, baru belakangan izinya diurus.
wilayah kota;
b. gubernur untuk taksi yang wilayah operasinya
melampaui wilayah
kota atau wilayah kabupaten
Pembahasan (3)
Dalam tulisan ini kami tidak mengaitkanya
dengan ojek berbasis aplikasi seperti Gojek dan
Grab Bike, karena yang namanya ojek baik ojek
konvensional maupun ojek berbasis aplikasi itu
tidak diatur didalam UU. Sebenarnya secara
fungsi ojek bisa dikatakan sebagai angkutan
diluar trayek. Sedangkan angkutan taksi itu ada
aturan yang mengatur. Uber Taksi dan Grab Car
selama ini beroperasi tidak mengikuti aturan
yang ada, makanya kementrian perhubungan
mengatakan bahwa Uber Taksi itu Ilegal.
Pembahasan(4)
Ada 2 cara agar Uber taksi dan Grab car bila ingin dikatakan sebagai
transportasi yang legal Yaitu
1. Uber taksi dan Grab Car mengikuti prosedur dan rule yang ada
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh UULAJ 22/2009, PP No.74 Tahun
2014 dan KM No.35 Tahun 2003. Intinya Uber Taksi dan Grab Car harus
mengurus perizinan sebagaimana perusahaan taksi resmi lainya.
2. Bilamana Uber taksi dan Grab Taksi belum mengurus perizinan,
seharusnya pemerintah menghentikan operasional uber taksi dan Grab
Car. Caranya ada 2 cara, yaitu:
a) Melakukan pemberitahuan kepada perwakilan uber taksi dan Grab taksi
yang ada di Indonesia.
b) Jika tidak, pemerintah melakukan penindakan dengan menahan mobil
uber taksi dan Grab Car dan yang paling penting kementrian
perhubungan dengan bekerja sama dengan kemenkoinfo melakukan
pemblokiran terhadap aplikasi Grab Car dan Uber Taksi. Tentu diantara
sesame pemangku kepentingan harus berkoordinasi dengan baik, agar
tidak terjadi miss komunikasi.
Terimakasih