Reskiyani Muhlis
111 2015 1083
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.R
Agama
: Islam
Umur
Alamat
: 52 tahun
: Jl. AP.Pettarani II Lr.6
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku
: Makassar
Status
: Menikah
Pekerjaan
Tanggal masuk
: IRT
: 8 September 2016
ANAMNESA
Keluhan Utama
Nyeri Kepala
Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala dialami sejak 3 hari yang lalu dan memberat sejak tadi
pagi. Nyeri kepala dirasakan seperti terikat, nyeri kepala menjalar sampai ke leher, tegang dirasakan
pada leher serta nyeri dirasakan memberat jika bergerak. Pasien mengalami mual dan muntah
dengan frekuensi 1x tidak menyemprot berisi sisa makanan. Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Pasien mengalami demam sejak kemarin. Kejang (-). Selain itu pasien merasakan kram pada sisi tubuh
sebelah kanan dan terdapat lidah dan sudut bibir cenderung miring ke kanan.
HASIL PEMERIKSAAN
Status Praesens
Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
Gizi
: cukup
Tanda vital
:
Tekanan darah
: 160/100 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernapasan
: 26x/menit
Suhu
: 37,5C
HASIL PEMERIKSAAN
Kepala
Bentuk normal
Konjungtiva tidak anemiss, sklera tidak ikterik
Pupil isokor, 2.5 mm ODS, refleks cahaya langsung (+/+), reflex
cahaya tak langsung (+/+)
Bibir sianosis (-)
Leher
Pembesaran KGB (-)
Trakea teraba di tengah
HASIL PEMERIKSAAN
Thoraks
Paru
Inspeksi
HASIL PEMERIKSAAN
Jantung
Inspeksi
gallop (-)
HASIL PEMERIKSAAN
Abdomen
Inspeksi
: bentuk flat
HASIL PEMERIKSAAN
Status Psychius
Cara berpikir dan tingkah laku : baik
Kecerdasan, perasaan hati dan ingatan : baik
Status Neurologicus
Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)
Kepala : bentuk normal, simetriis, nyeri tekan (-)
Leher
Kanan
Kiri
Olfaktorius (I)
Subjektif
Normal
Normal
Optikus (II)
Normal
Normal
Normal
Normal
Melihat warna
(+)
(+)
Kanan
Kiri
Okulomotorius (III)
Normal
Normal
Sela mata
(+)
inferior
(+)
(+)
(+)
(+)
Strabismus
(-)
(-)
Nystagmus
(-)
(-)
Exophtalmus
(-)
(-)
(+)
(+)
Melihat kembar
2.5 mm
2.5 mm
Pupil besarnya
(-)
(-)
Midriasis
(-)
(-)
Ptosis
(+)
(+)
Troklearis (IV)
Kanan
Kiri
Membuka mulut
(+)
(+)
Mengunyah
(+)
(+)
Menggigit
(+)
(+)
(+)
(+)
Sensibilitas muka
(+)
(+)
(+)
(+)
(Taktil, Nyeri)
Abdusens (VI)
Fasialis (VII)
Mengerutkan dahi
(+)
(+)
Lagophtalmus
(-)
(-)
Memperlihatkan gigi
(-)
(-)
Sudut bibir
(+)
(-)
(+)
(+)
Kanan
Kiri
Vestibulokoklearis (VIII)
(+)
(+)
Tes Scwabach
Normal
Normal
Tes Rinne
(+)
(+)
Tes Weber
(+)
(+)
(-)
(-)
Glossofaringeus (IX)
(+)
(+)
Refleks muntah
(+)
(+)
Vagus (X)
Bicara
Normal
Menelan
Normal
Arcus Pharynx
Normal
Uvula
Normal
Kanan
Kiri
Assesorius (XI)
Mengangkat bahu
(+)
(+)
Memalingkan kepala
(+)
(+)
Hipoglossus (XII)
Pergerakan lidah
Atrof
(-)
Kiri
Refleks fsiologis
Normal
Biseps
Normal
Normal
menuru normal
Triceps
Normal
Normal
Pergerakan
Brachioradialis
Normal
Normal
Kekuatan
normal
Tonus
Sensibilitas
Normal
Refleks patologis
Tromner
(-)
(-)
Taktil
(+)
(+)
Hoffman
(-)
(-)
Nyeri
(+)
(+)
Leri
(-)
(-)
Motorik
Bentuk/Massa
Otot
Kanan
Kiri
Normal
Kanan
Kiri
Pemeriksaan
Kanan
Kiri
Motorik
Refleks patologis
Normal
Normal
Babinski
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Bentuk/Massa
Otot
menurun
Normal
Pergerakan
Schaefer
(-)
(-)
Kekuatan
Normal
Normal
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Gonda
(-)
(-)
Tonus
Sensibilitas
Taktil
(+)
(+)
Nyeri
(+)
(+)
Refleks fsiologis
Patella
Normal
Normal
Achilles
Normal
Normal
Pemeriksaan tambahan
Tes Patrick
(-)
(-)
(-)
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : (darah rutin)
Leukosit
RBC
MCV
: 103,3 um3
RESUME
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala dialami sejak 3 hari yang lalu dan
memberat sejak tadi pagi. Nyeri kepala dirasakan seperti terikat, nyeri kepala
menjalar sampai ke leher, tegang dirasakan pada leher serta nyeri dirasakan
memberat jika bergerak. Pasien mengalami mual dan muntah dengan frekuensi 1x
tidak menyemprot berisi sisa makanan. Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Pasien mengalami demam sejak kemarin. Selain itu pasien merasakan kram pada sisi
tubuh sebelah kanan dan terdapat lidah dan sudut bibir cenderung miring ke kanan
Pada pemeriksaan fsik didapatkan keadaan umum sakit sedang, compos mentis
GCS E4M6V5. Tekanan darah 160/100 mmHg. Pada pemeriksaan nervus cranialis
didapatkan hemiparese pada N.VII dextra dan N.XII dextra. Serta pada pemeriksaan
motorik didapatkan pergerakan serta kekuatan otot pada ektremitas inferior dan
superior dextra mengalami penurunan.
Hari/Tgl
Kamis, 08/09/2016
kepala TD:
Tension
type
160/100mmHG
menjalar sampai
headache + HT gr
GCS E4M6V5,
ke leher, mual pupil bulat isocort II
muntah
Nyeri
(+),
Amplodipin 10 mg (1-00)
Neurobion
(1amp/24jam/IM)
Iranitidin
(1amp/12jam/IV)
demam (+)
PDAK 3x1
Paracetamol ta 500mg
3x1 (KP)
Ceftriaxone
1gr/12jam/IV
Jumat. 09/09/2016
Nyeri
kepala TD:
demam
(-). E4M6V5,
140/80 Tension
GCS headache
pupil Hipertensi gr II
mual
type
=
Amplodipin 10 mg (1-00)
Neurobion
(1amp/24jam/IM)
Iranitidin
(1amp/12jam/IV)
PDAK 3x1
Ceftriaxone
Hari/Tgl
Sabtu, 10/09/2016
Keluhan -
TD : 130/80
mmHg, GCS
E4M6V5, pupil
bundar isocort.
Slight hemiparese
N.VII dextra +
N.XII dextra
Slight hemiparese
dextra susp. NHS
Tension type
headache +
Hipertensi gr II
Amplodipin 10 mg (1-00)
Neurobion
(1amp/24jam/IM)
Iranitidin
(1amp/12jam/IV)
PDAK 3x1
Ceftriaxone
1gr/12jam/IV
DIAGNOSA
Skor Hasanuddin
TD
Waktu serangan
Sakit kepala
7,5
Kesadaran menurun
Muntah
Diagnosis topis
Diagnosis etiologi
PENATALAKSANAAN
Terapi :
IVD RL 28tpm
Neurobion
1amp/24jam/IM
Ranitidin
1amp/12 jam/IV
Ceftriaxon
1gr/12jam/IV
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad sanam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
DISKUSI
Pada kasus ini didapatkan pasien mengalami sudut bibir cenderung deviasi
ke kanan ini dinamakan hemiparese N.VII jenis sentral. Otot otot bagian atas
wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu terdapat perbedaan antara
gejala kelumpuhan saraf VII jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral,
sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh yang
lumpuh ialah bagian bawah dari wajah
DISKUSI
Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat
persarafan dari korteks motorik kontralateral sedangkan yang mengurus wajah
bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral).
Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari N.VII (lesi pada
traktur piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkan kelumpuhan pada
otot otot wajah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya tidak
DISKUSI
Pada kasus ini juga didapatkan lidah deviasi ke kanan, dicurigai N.XII
mengalami gangguan. Saraf XII mengandung serabut somato-motorikyang
menginervasi otot ekstrinsik dan otot intrinsik lidah. Fungsi otot ekstrinsik lidah
ialah menggerakkan lidah dan otot intrinsik mengubah ubah bentuk lidah. Inti
saraf ini menerima serabut dari korteks traktus piramidalis dari satu sisi, yaitu
sisi kontralateral. Dengan demekian sering terkena pada gangguan peredaran
darah di otak (strok) misalnya di korteks dan kapsula interna.
DISKUSI
Adapun pada pasien dikatakan susp.NHS karena pada pasien ini idak
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa CT-scan untuk melihta lesi, diagnoosis
ditegakkan berdasarkan penggunaan skor hasanuddin yaitu :
Skor Hasanuddin
TD
1
Waktu serangan
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Muntah
1
7,5
0
0
DISKUSI
Pada pasien ini di diagnosis sekunder dengan tension type headache karena
pasien datang ke UGD dengan nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 3 hari,
nyeri kepala dirasakan seperti terikat, lokasi kepala bilateral menjalar sampai ke
leher, Serta pasien mengalami muntah.
DEFENISI
Stroke adalah suatu penyakit defsit neurologis
akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah
otak
dengan
gejala-gejala
yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab
lain selain vaskuler.
Stroke dapat dibagi menjadi 2 jenis :
-Non Hemoragik Stroke
-Hemoragik Stroke
EPIDEMOLOGI
Stroke adalah penyebab utama kecacatan
dan penyebab keempat kematian di Amerika
Serikat.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa 8292% dari stroke di Amerika Serikat adalah
iskemik.
Resiko stroke meningkat dengan usia,
terutama pada pasien yang lebih tua dari 64
tahun.
Pria lebih beresiko disbanding wanita.
FAKTOR RESIKO
NONMODIFIABLE
MODIFIABLE
Usia
Hipertensi
Diabtes mellitus
Ras
Penyakit jantung
Seks
Etnik
Hiperkolesterolemia
Life style
Obesitas
Penggunaan kontrasepsi / hormone
pascamenopouse.
EMBOLI
Stroke emboli terjadi karena
adanya gumpalan dari jantung
atau lapisan lemak yang lepas.
Sehingga, terjadi penyumbatan
pembuluh darah yang
mengakibatkan darah tidak
bisa mengaliri oksigen dan
nutrisi ke otak
KLASIFIKASI
Transient Ischemic Attack (TIA)
Reversible Ischemic Neurological Defcit (RIND)
Prolong reversible Ischemic Neurological Defcit (RIND)
Stroke progresif
Completed Stroke
GEJALA KLINIS
Defsit neurologik secara mendadak/subakut
PENATALAKSANAAN
Mempertahankan fungsi jaringan (5B)
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan
sesuai gejala.
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik
220 mmHg, diastlik 120 mmHg
Terapi Khusus Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian antiplatelet seperti
aspirin dan antikoagulan
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Strok Hemoragik
Ensefalopati toksik/metabolik
Ensefalitis
Lesi struktural intracranial
(hematoma subdural,
hematoma epidural, tumor
otak)
Trauma kepala
Ensefalopati hipertensif
Migren hemiplegik
Abses otak
Sklerosis multiple.
PROGNOSIS
prognosis setelah stroke iskemik akut sangat bervariasi pada pasien individu,
tergantung pada tingkat keparahan stroke dan pada komplikasi kondisi, usia,
dan pasca stroke premorbid pasien.