Anda di halaman 1dari 15

GIZI BAYI

AMANDA J. E. R. JOHANNIS
1407010014

BAYI

TUMBUH KEMBANG OPTIMAL

KEBUTUHAN GIZI TERCUKUPI

SYARAT: untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di


dalam Global Strategy For Infant And Young Child
Feeding, WHO/UNICEF
-Beri ASI 30 menit setelah bayi lahir
-Beri ASI ekslusif selama 6 bulan
-Beri MP-ASI sejak bayi berusia 6 26 bulan
-Lanjut beri ASI sampai anak berusia 24 bulan atau
lebih (WHO, 2003)

PERIODE KRITIS =
MENGGANGGU TUMBUH
KEMBANG BAYI DAN ANAK,
SAAT INI ATAU DI MASA
SELANJUTNYA

BAYI

TERCAPAINYA PERIODE EMAS

0 11 bulan = periode emas

KEBUTUHAN GIZI TIDAK TERCUKUPI

TIDAK TERCAPAINYA
PERIODE EMAS

KEBUTUHAN BAYI
KARBOHIDRAT
-60-70% energi dipasok oleh
karbohidrat.
-Sebaiknya laktosa, bukan
sukrosa, karena laktosa
bermanfaat untuk saluran
pencernaan bayi.
-Pembentukan flora yang
bersifat asam dalam usus
besar
sehingga penyerapan kalsium
meningkat dan penyerapan
fenol dapat dikurangi.
Pada ASI dan sebagian susu
formula, laktosa menjadi
sumber karbohidrat utama.
-40-50% karbohidrat dari
laktosa

PROTEIN
-Asupan asam amino
kurang, pertumbuhan
jaringan dan organ,
berat dan tinggi badan,
serta lingkar kepala akan
terpengaruh.
-Kebutuhan protein
berdasakan BB = 2,2
g/kg/hari pada usia <6
bulan dan 2 g/kg/hari pada
usia 6-12 bulan.
-Asupan protein berlebihan
dapat menyebabkan
intoksikasi protein, yang
menampilkan gejala seperti
letargi, hiperammonemia,
dehidrasi, dan diare.

LEMAK
-Bayi membutuhkan lemak yang
tinggi dibandingkan usia yang lebih
tua, sebab lemak digunakan
sebagai penyuplai energi.
-Lebih dari 54% suplai energi
berasal dari lemak. Energi dari
lemak terutama dibutuhkan oleh
bayi dalam keadaan sakit atau
dalam tahap penyembuhan.
- Air Susu Ibu memasok sekitar 4050% energi sebagai lemak (34g/100cc). Lemak minimal harus
menyediakan 30% energi, yang
dibutuhkan bukan saja untuk
mencukupi kebutuhan energi,
tetapi juga untuk memudahkan
penyerapan asam lemak esensial,
vitamin yang larut dalam lemak,
kalsium serta mineral lainnya, dan
juga untuk menyeimbangkan diet
agar zat gizi lain tidak terpakai
sebagai sumber energi.

KEBUTUHAN GIZI BAYI

Untuk menjamin kecukupan gizi dan kesehatan bayi yang layak dibutuhkan keseimbangan
antara gizi dan sejumlah besar zat gizi.
Asi merupakan makanan paling lengkap dan juga merupakan suatu campuran yang paling
seimbang dari zat gizi yang dibutuhkan, apabila kebutuhan bayi akan energy telah tercukupi
oleh ASI otomatis semua kebutuhan gizi lainnya akan terpenuhi, kecuali pada bayi dengan
kondisi yang khusus seperti berat badan lahir rendah. (Durjati S. Boedihardjo, 1994)
Asi tidak hanya merupakan sumber gizi utama tapi juga akan merupakan penyebab utama
terjadinya kurang gizi dan kematian bayi jika lalai menggunakannya, karena itu penyapihan
yang terlalu awal atau terlalu cepat akan berbahaya. Asi yang tidak mendapat makanan
tambahan makanan lain, sesudah empat sampai enam bulan, akan tidak cukup mengandung
protein maupun kalori (Alan Berg, 1986).
Biasanya kebutuhan gizi bayi akan terpenuhi oleh ASI dan makanan tambahan yang cocok
yang dapat merupakan kombinasi berbagai makanan yang dimakan anak-anak yang lebih tua
maupun orang dewasa.

ASI
ASI merupakan makanan yang sempurna untuk bayi dan tidak ada produk pengganti ASI yang
kualitasnya menyamai ASI (AlanBerg, 1986). Keuntungan dari pemberian ASI pada bayi adalah:
mudah dicerna dan diserap, selalu bersih dan segar, aman. ASI menyempurnakan pertumbuhan
bayi, sehingga menjadi sehat dan cerdas. ASI memberikan perlindungan terhadap berbagai
penyakit terutama infeksi, memperindah kulit, gigi dan bentuk rahang. ASI selalu tersedia dengan
suhu yang tepat. Bayi yang mendapat ASI jarang mengalami diare, tidak akan mengalami
sembelit, jarang terkena alergi, mempunyai hubungan yang erat dengan ibunya.
Pemberian ASI yang baik adalah selama 6 bulan atau biasa disebut ASI ekslusif. Memulai
memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum berusia 6 bulan sering mengundang
terjadinya penyakit infeksi saluran pencernaan makanan. Selain itu juga mempunyai status
morbiditas dan mortalitas yang jauh lebih rendah disbanding bayi yang mendapat ASI ditambah
dengan susu formula.
Produksi ASI dalam sehari untuk bayi 0-6 bualn adalah 850 milliliter (155,5 liter) atau sama
dengan 600 kalori dan untuk bayi 7-12 bulan 500 milliliter (91,5 liter) atau sama dengan 385
kalori.

PASI (PENGGANTI ASI)


Keadaan yang tidak memungkinkan untuk memberikan ASI pada bayinya walupun produksinya
cukup seperti:
- Ibu memiliki penyakit.
- Bayi dilahirkan dengan kelainan metabolik bawaan.
- Ibu sedang dirawat dan dipisahkan dari bayinya.
- Ibu bekerja dan tempatnya jauh dari tempat tinggalnya (Solihin, 1990).
Pada beberapa susu formula sumber karbohidratnya adalah laktosa yaitu jenis gula yang sama
dengan ASI sedang sumber proteinnya kasein yang berasal dari susu sapi lebih banyak
kandungan lemak tak jenuhnya atau lebih rendah kolesterol daripada lemak dalam ASI.
Pemberian susu formula harus sesuai standar. Terlalu kental akan mengakibatkan bayi gemuk
dengan segala permasalahan pada kesehatannya, terlalu encer menyebabkan bayi dapat
menderita defisiensi protein-kalori.

MAKANAN TAMBAHAN
Menurut Solihin Pudjiadi (1990) makanan tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Memenuhi kecukupan gizi.
2. Memenuhi pola menu seimbangm juga memperhatikan selera,
3. Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak.
4. Memperhatikan sanitasi.
Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, dan mulai bentuk bubuk dan ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat (Dina Agoes,
2001).
Tujuan memberikan makanan pelengkap adalah:
1. Melengkapi zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI/PASI.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai rasa dan tekstur.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
4. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengundang kadar energy tinggi (Penuntun Diit Anak, 1992)

KERANGKA KONSEP

PEMANTAUNAN PERTUMBUHAN
BAYI

Pemantauan berat badan bayi yang dilakukan secara teratur memainkan peranan yang
penting dalam menjamin status kesehatan dan gizi yang optimal, serta mencegah
kelambatan dan kegagalan pertumbuhan. Hasil pengukuran berat badan dicatat dengan
membubuhkan titik (atau diplot) pada road-to-health chart atau Kartu Menuju Sehat (KMS).
Posisi berat anak yang sesungguhnya pada grafik tersebut tidak begitu penting karena yang
lebih penting adalah apakah garis yang menghubungkan titik-titik berat badan itu mengikuti
arah kurva pada grafik pertumbuhan. Data hasil KMS ini harus digunakan oleh petugas
kesehatan bersama-sama dengan ibu untuk menguatkan perilaku yang dapat diadopsi guna
mengoreksi keterlambatan atau kegagalan tumbuh kembang. Data ini harus dikaitkan dengan
usia anak dan berfokus pada konsumsi makanan yang aman dan tepat dengan jumlah yang
memadai, pencegahan dan penanganan infeksi, serta perawatan anak yang benar.
Situasi berikut ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut:
- Kegagalan pertumbuhan selama periode 1 bulan pada anak yang berusia kurang dari 6 bulan.
- Pada anak yang berusia 6-11 bulan: keterlambatan atau kegagalan tumbuh kembang dalam 3
bulan.

KURVA
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
BAYI

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai